Anda di halaman 1dari 35

TEORI-TEORI

PSIKOLOGI SOSIAL
• PENDEKATAN PSIKOANALISA
DAN BIOLOGI
• PENDEKATAN BEHAVIORISME/
BELAJAR
• PENDEKATAN KOGNITIF
PENDEKATAN PSIKOANALISA DAN
BIOLOGI
PANDANGAN PSIKOANALISA
Sigmund Freud  penemu teori psikoanalisa.
Dasar perilaku adalah insting/naluri (inborn
motive) yang berada di alam ketidaksadaran;
terdiri insting eros (naluri kehidupan-seksual) dan
insting tanatos (naluri kematian-agresi).
Tidak semua insting tercetus menjadi perilaku
karena bertentangan dengan norma (spt seks dan
agresi)
Tiga komponen kepribadian, yaitu:
Id  mau memenuhi kesenangan sendiri
(pleasure principle)
Ego  berorientasi pada kenyataan (reality
principle)
Super Ego  berpatokan pada standar norma
(moral principle)
Id selalu menuntut agar hasratnya dipenuhi,
tetapi Ego melihat realitasnya dulu sebelum
memenuhi permintaan Id dan akan
mempertimbangkan pendapat Super Ego.
Struktur ketidaksadaran kepribadian
Tokoh lain yang termasuk pendekatan
psikoanalisa
1. Carl Gustave Jung
Menekankan psikoanalisa ketikdasadaran kolektif dan ketidaksadaran pribadi
yang masing-masing menyimpan pengalaman pada masa sebelum dilahirkan
(tabu, mitos, tahayul, pengalaman di masa bayi) yang berpengaruh pada Ego
yang menjadi inti kesadaran saat ini.
Dalam berhubungan dengan lingkungan sosial dipengaruhi tipe kepribadian
introvert, ekstrovert dan ambivalent.
2. Erik Erikson
Ego adalah yang terpenting, bukan ketidaksadaran. Ego harus mengerti
realitas. Manusia adalah makhluk rasional yang dikendalikan Ego, bukan oleh
konflik antara Id, Ego dan Super Ego.
Lebih berorientasi pada aspek sosial daripada seksual
3. Karen Horney
Psikologi wanita tidak sama dengan psikologi pria. Peran
feminin pada wanita sebagaimana terjadi pada pria terjadi
karena proses sosialisasi pada masa kanak-kanak. Perlakuan
berbeda membuat mereka menjadi maskulin atau feminin.

4. Alfred Adler
Yang terpenting menentukan perilaku adalah tujuan hidup
untuk mendapatkan pengakuan dari lingkungan. Dicapai
melalui kompensasi (menutupi kelemahan dengan suatu hal
lain).
Organ inferiority (misal cacat, pendek)  inferiority feeling.
Menyebabkan perasaan rendah diri, diatasi dengan
kompensasi.
6. William Schutz
Mengembangkan tipe-tipe kepribadian berdasarkan
pengalaman masa kanak-kanak
Ada 3 tipe kepribadian dalam hubungan antar pribadi:
(1) tipe kontrol : mengatur vs diatur
(2) tipe inklusi : melibatkan/mengajak vs dilibatkan/diajar
(3) tipe afeksi: memberi kasih sayang/perhatian vs diberi kasih
sayang/diperhatikan
PANDANGAN BIOLOGIS
• Manusia dilahirkan dengan karakteristik biologis
yang berperan menentukan perilaku
• Etologi  perilaku sosial pada spesies sudah
terprogram secara biologik sebagai hasil evolusi dan
hasil proses survival . Misal imprinting pada unggas
(Konrad Lorenz, Niko Tienberger)
• Sosiobiologi  perilaku adaptif adalah untuk
kelangsungan gen-gen. Perilaku yang dipertahankan
atau dikembangkan adalah yang dapat meneruskan
gen-gen, bukan survival individual. Contoh: perilaku
altruisme (menolong) --- EO Wilson
• Adanya faktor genetik yang menentukan
perilaku. Agresivitas bisa karena faktor
genetik. Orang dengan kromosom XXY lebih
besar kemungkinan menjadi penjahat.
• Juga faktor hormonal, otak.
Ketidakseimbangan hormon dan kerusakan
otak  perilaku agresi.
• Kritik = hanya sedikit perilaku bawaan/
naluriah dalam perilaku, faktor sosial lebih
besar pengaruhnya.
PENDEKATAN BEHAVIORISME

• Pendekatan belajar/environmentalis
• Tokohnya: Ivan Pavlov, J. B. Watson, C. Hull, BF.
Skinner, N. Miller & J. Dollar, A. Bandura
• Manusia bereaksi terhadap lingkungan, karena
manusia belajar dari lingkungan (JB Watson)
• Paradigma Stimulus – Respon (S-R)
Teori belajar sosial
1. Teori kondisioning klasik (classical conditioning)
Eksperimen Pavlov pada anjing. Anjing biasanya mengeluarkan
air liur jika diberi daging. Pavlov membunyikan bel sebelum
memberikan daging pada anjing. Lama kelamaan air sudah
mengeluarkan air liur karena mendengar bel saja.
Daging (stimulus tak terkondisi)  air liur (respon tak terkondisi)
Bel (stimulus terkondisi)  air liur (respon terkondisi)

Anjing terbiasa (terkondisi) untuk bereaksi secara tertentu


(mengeluarkan air liur) pada suatu stimulus tertentu (bunyi bel).
Perilaku sosial dikembangkan manusia berdasarkan proses
kondisioning klasik ini, proses pembiasaan, asosiasi.

# Anak yang dibesarkan dalam lingkungan ramah akan


menjadi anak ramah, sedang dalam lingkungan yang
selalu ditakuti akan menjadi anak penakut # -- pembiasaan

# Kita sering mengasosiasikan Polisi dengan pungli


(negatif), karena biasanya kalau urusan dengan polisi
diminta uang pungli # -- mungkin saja ia polisi baik, namun
kita sudah terbiasa mengasosiasikan dengan pungli.
2. Teori belajar operant
BF Skinner  perilaku manusia dikendalikan
oleh faktor luar (lingkungan, rangsang,
stimulus).
Positive reinforcement  perilaku
ditumbuhkan/dikembangkan – hadiah, pujian,
sanjungan dsbnya
Negative reinforcement  perilaku akan
dihambat – hukuman, kritik, dimarahi dsbnya.
#Berikan contoh perilaku sehari-hari#
Membedakan antara stimulus yang langsung
menimbulkan respon ( stimulus
pembangkitan) dengan stimulus sbg tanda
akan hadirnya stimulus pembangkit (stimulus
diskriminan).
• Banyak uang membuat orang senang (uang
sebagai stimulus pembangkitan)
• Mendung (stimulus diskriminan) datangnya
hujan, sehingga orang siap-siap bawa
payung.
3. Teori belajar observasional dari Albert Bandura
• Menekankan pentingnya faktor kesadaran
(kognitif).
• Sumber penyebab perilaku bukan hanya faktor
eksternal (lingkungan), tetapi juga internal (kognitif)
- Eksperiman bobo doll  belajar tanpa mencoba
(no trial learning),
# anak nonton film 1: orang dewasa berperilaku
agresif terhadap boneka bobo;
# anak nonton film 2: perlakuan terhadap orang
dewasa pelaku agresi boneka bobo (ada yang
dihukum dan diberi hadiah)
# anak dibiarkan bersama boneka bobo 
meniru/tidak meniru pelaku.
Kelompok 1 – nonton film 1 – film 2 ( pelaku diberi
hadiah)  anak meniru pelaku
Kelompok 2 – nonton film 1 – film 2 (pelaku diberi
hukuman)  anak tidak meniru pelaku
Kelompok 3 – nonton film 1 – tidak nonton film 2 
anak meniru pelaku

• Tidak melakukan sesuatu bukan berarti tidak


mempelajari sesuatu
• Proses belajar tidak hanya tergantung pada faktor
lingkungan, tetapi juga faktor kognitif
• Belajar dari pengamatan terhadap model
Pandangan ekologik
Brofenbrenner  perilaku dipengaruhi oleh faktor-faktor dari luar,
yang tersusun dalam lingkaran berlapis.
1. Lingkaran pertama (mikro sistem) – paling dekat dengan pribadi
anak  keluarga, sekolah, guru, teman sebaya, tetangga dsbnya
2. Lingkaran kedua (meso sistem) – interaksi antara faktor2 dalam
lingkaran pertama.
3. Lingkaran ketiga (exo-sistem) – lebih luar tidak langsung
menyentuh tapi pengaruhnya masih besar  keluarga besar,
media massa, penegak hukum dsbnya
4. Lingkaran terluar (makro sistem) – ideologi negara, pemerintah,
hukum, adat, tradisi, sistem budaya dsbnya.
PENDEKATAN KOGNITIF
• Pendekatan ini berorientasi pada proses-proses sentral (kesadaran
ataupun proses kognisi)
• Pendekatan ini muncul dari kritik terhadap psikoanalisa, bio-sosial
dan behavioristik yang dinilai terlalu deterministik (perilaku semata-
mata disebabkan faktor tunggal)
• Perilaku dianggap sebagai hasil interaksi antara faktor yang terdapat
dalam diri sendiri dengan faktor di luar. Jadi manusia dan lingkungan
sebagai kesatuan yang tak terpisahkan  PAHAM INTERAKSIONISME
• Proses interaksi terjadi di KESADARAN / KOGNISI
• KOGNISI adalah bagian dari jiwa manusia yang mengolah informasi,
pengetahuan, pengalaman, dorongan, perasaan, dan sebagainya baik
yang datang dari luar maupun dari dalam diri sendiri sehingga terjadi
simpulan-simpulan yang selanjutnya menghasilkan perilaku
• Perilaku manusia
tergantung pada
caranya mengamati
situasi sosial, yang
melibatkan proses
persepsi sosial.
• Pengaruh psikologi
GESTALT  suatu hal
dipahami sebagai
keseluruhan
Prinsip-prinsip Gestalt
Teori yang termasuk PENDEKATAN KOGNITIF
1. Teori Konsistensi Kognitif
2. Teori Insentif
3. Teori Lapangan
1. Teori konsistensi kognitif
Proposisi: kognisi (pengetahuan/kesadaran) yang
tidak konsisten dengan kognisi lain menimbulkan
keadaan psikologik yang tidak menyenangkan dan
keadaan ini mendorong orang untuk
bertingkahlaku agar tercapai konsistensi
antarkognisi yang menimbulkan rasa senang
/nyaman.
# orang kaya raya makan di warung tegal
# ada wanita hamil tapi tidak bersuami
Teori disonansi kognitif  Leon Festinger
Antara elemen-elemen kognitif mungkin terjadi
hubungan yang tidak pas, sehingga
menimbulkan disonansi kognitif.
Elemen kognitif  hal-hal yang diketahui
seseorang ttg dirinya sendiri, tingkahlakunya
dan lingkungannya.
Kognisi  setiap pengetahuan, pendapat,
keyakinan atau perasaan sso ttg diri &
lingkungan
Hubungan antar elemen kognitif
1) Hubungan tidak relevan: tdk saling berkaitan
dan tidak saling mempengaruhi
2) Hubungan relevan: hubungan antara elemen
kognitif yang saling berkaitan dan saling
mempengaruhi, terdiri dari
a) Hubungan disonan: terjadi inkonsistensi
/penyangkalan hubungan antar elemen kognitif
b) Hubungan konsonan: terjadi hubungan
relevan /konsisten antar elemen kognitif
DISONAN  KONSONAN
KETIKA TERJADI DISONANSI
Pengurangan disonansi
#Beli mobil baru diejek teman karena dinilai
jelek #
- merubah elemen perilaku: menjual mobil
- merubah elemen kognitif : mesinnya bagus
- menambah elemen kognitif baru: mencari
dukungan orang lain bahwa mobil baik
2. Teori Insentif
• Perilaku ditentukan oleh insentif yang
tersedia, berdasarkan keuntungan dan
kerugian yang diperoleh dari setiap perilaku.
• Pertimbangan analisis insentif  apakah
insentif yang dikaitkan dengan perilaku
bersifat positif atau negatif.
Teori-teori insentif:
1. Teori Pilihan Rasional (rational decision making theory)
 orang memperhitungkan untung – rugi berbagai
tindakan dan secara rasional mengambil pilihan yang
paling baik, yang memberikan keuntungan sebesar
mungkin dan kerugian sekecil mungkin.
2. Teori Pertukaran Sosial (social exchange theory) 
interaksi interpersonal sebagai rangkaian keputusan
rasional. Perilaku seseorang terhadap orang lain
didasarkan pertimbangan untung rugi setiap pihak
3. Teori Pemuasan Kebutuhan individu memiliki
kebutuhan/ motif tertentu dan berperilaku sedemikian
rupa untuk memuaskan kebutuhannya.
3. Teori Lapangan (Kurt Lewin)
Teori ini menjelaskan apa yang terjadi dalam jiwa
seseorang sehingga terjadi persepsi dan perilaku
yang bersifat menyeluruh.
B = f (P,E)
Perilaku (Behavior) merupakan fungsi keadaan diri
pribadi (Personality) dan lingkungan (Environment)
Faktor-faktor baik dari dalam maupun luar diri
pribadi terwakili atau terpetakan dalam Lapangan
Kesadaran (Life Space) seseorang.
Lapangan Kesadaran digambarkan Lewin sebagai
lapangan yang terbagi-bagi dalam berbagai wilayah
(region). Tiap wilayah mewakili sesuatu dari diri sendiri
(aku, tubuhku) dan dari luar (orangtua, rumah,
teman,makanan dsbnya). Semakin banyak pengalaman
seseorang semakin majemuk/kompleks keadaan
lapangan psikologiknya.
Wilayah-wilayah memiliki makna saat tertentu. Ketika
perut lapar, makanan memiliki makna (valensi) positif,
sehingga akan menarik enerji ke wilayahnya sehingga
orang akan bergerak / berperilaku (disebut lokomosi) ke
arah wilayah itu, yaitu makan.
Sebaliknya, ketika lapar, wilayah lain seperti belajar, justru
memiliki valensi negatif yang menolak enerji, sehingga
orang menjadi malas belajar di saat lapar.
Adakalahnya terjadi pertentangan antar wilayah karena
pada saat bersamaan memiliki valensi yang kuat, sehingga
menimbulkan konflik dalam diri individu sebagai berikut:
• Konflik approach-approach (mendekat-mendekat) 
konflik dua perilaku dengan valensi positif. Misal: pilihan
nonton film vs nonton konser
• Konflik avoidance-avoidance (menjauh-menjauh) 
konflik dua perilaku dengan valensi negatif. Misal: pilihan
ke perpustakaan vs mengerjakan PR bagi mhsw pemalas
• Konflik approach-avoidance (mendekat- menjauh) 
konflik dua perilaku dengan valensi positif dan negatif.
Pilihan: ingin beli baju bagus di online, tetapi harganya
mahal.
SUMBER PUSTAKA
Sarwono, S.W. 1995. Teori-Teori Psikologi Sosial
(saduran). Jakarta: Rajawali Pers
Sarwono, S.W.1999. Psikologi Sosial, Individu
dan Teori-Teori Psikologi Sosial. Jakarta: Balai
Pustaka

Anda mungkin juga menyukai