Kognisi Sosial
Kognisi Sosial
TATO
PREMAN
JAHAT
Pengaruh Skema terhadap Kognisi Sosial
Skema menimbulkan efek yang kuat pada tiga proses dasar
kognisi: perhatian (attention), pengodean (encoding) dan
mengingat kembali (retrieval)
•Attention: informasi yang konsisten dengan skema lebih
diperhatikan dan lebih mungkin masuk ke kesadaran.
Informasi yang tidak cocok diabaikan kecuali sangat ekstrem.
•Encoding: informasi yang menjadi fokus perhatian lebih
mungkin disimpan dalam ingatan jangka panjang, dikodekan.
•Retrieval: orang lebih banyak mengingat dan menggunakan
informasi yang konsisten dengan skema. Namun bisa saja
orang mengingat dengan kuat informasi yang tidak konsisten
dengan skema.
Skema:
• Mendistorsi pada pemahaman kita tentang
dunia sosial prasangka, stereotip
• Skema sering sulit diubah bahkan ketika
menghadapi informasi yang kontradiktif
efek bertahan (perseverance effect)
• Skema memberi efek pemenuhan harapan diri
(self fulfilling prophecy) atau sifat pemastian
diri (self-confirming nature).
ARTIS - NARKOBA
“ Saya tidak heran lagi, artis itu memang identik dengan narkoba”
Heuristik dan Pemrosesan
Otomatis
Dilema Kognisi Sosial
Kapasitas kita untuk mengolah informasi
(termasuk informasi sosial) terbatas, namun
kehidupan sehari-hari kita dibanjiri oleh sejumlah
besar informasi dan kita dituntut untuk berurusan
dengan seluruh informasi tersebut secara efektif
dan efisien. Heuristik dan pemrosesan
otomatis merupakan mekanisme yang biasa
kita lakukan menghadapi banjir informasi
tersebut
Jalan Pintas Mental
(Heuristic)
•Dalam proses kognitif,
manusia seringkali
menggunakan jalan pintas
mental (heuristic) untuk
sampai pada suatu
kesimpulan atau atribusi.
Motivasinya adalah alasan
efisiensi untuk mempercepat
proses dan menghemat
enerji.
•Heuristic terkait dengan
kejenuhan informasi
(information overload)
• Heuristic
representativeness
(heuristik keterwakilan):
sebuah strategi untuk
membuat penilaian
berdasarkan pada sejauh
mana stimuli atau peristiwa
memiliki kemiripan dengan
stimuli atau kategori yang
lain.
Semakin mirip seseorang
dengan ciri-ciri khas orang-
orang dari suatu kelompok,
semakin mungkin ia
merupakan bagian dari
kelompok tersebut.
• Availability heuristics (heuristik
ketersediaan): strategi untuk membuat
keputusan berdasarkan seberapa mudah suatu
informasi spesifik dapat dimunculkan dalam
pikiran kita.
Semakin mudah suatu informasi masuk ke
pikiran, semakin besar pengaruhnya pada
penilaian/ keputusan yang dibuat. Heuristik ini
dapat mengarahkan kita melebih-lebihkan
kemungkinan munculnya peristiwa yang
dramatis namun jarang terjadi, karena
peristiwa tersebut mudah masuk ke pikiran kita.
• Lebih banyak orang takut
naik pesawat drpd mobil
(karena pemberitaan
kecelakaan pesawat yg
dramatis), pdhl
kemungkinan kecelakaan
mobil 100 x lebih tinggi
daripada pesawat.
• Pasca tragedi WTC New
York 11/9, keyakinan
tentang Islam identik
dengan teroris semakin
meningkat.
Pemrosesan Otomatis
Dapat terjadi setelah pengalaman berulang dng tugas
tertentu ataupun pemaparan berulang tentang jenis
informasi tertentu. Pada akhirnya orang mencapai suatu
tahap melakukan tugas ataupun memproses informasi
secara otomatis dan tidak disadari.
*Misal: dalam aktivitas sehari-hari kita mengendarai
motor, pergi ke kantor, mengetik dan lainnya.
Pemrosesan terkontrol Pemrosesan otomatis,
menghemat banyak usaha.
*Ketika orang telah memiliki skema ttg kelompok sosial
tertentu (etnis, profesi, agama dsbnya), orang memiliki
cara singkat menilai orang anggota kelompok tersebut.
Kemudahan dan efisiensi berpikir diikuti oleh
kemungkinan hilangnya akurasi berpikir stereotipik
SUMBER2 KESALAHAN
KOGNISI SOSIAL
• Bias Negatif:
kecenderungan untuk memberikan perhatian
lebih besar pada informasi negatif
Dalam perspektif evolusi: informasi negatif merefleksikan hal-
hal di lingkungan yang mungkin mengancam keselamatan/
kesejahteraan kita, sehingga sangatlah penting bagi kita untuk
sensitif terhadap stimulus berupa informasi negatif; kita lebih
cepat dan akurat mendeteksi ekspresi wajah negatif daripada
positif.
Penelitian neurologis: tanggapan otak terhadap stimulus negatif
lebih cepat daripada stimulus netral dan positif.
AHOK-AL MAIDAH
• Bias Optimistik:
Predisposisi kita untuk
mengharapkan agar segala sesuatu
berjalan dengan baik.
Penelitian2: kebanyakan orang percaya
bahwa mereka memiliki kemungkinan yang
lebih besar dari orang lain untuk mengalami
peristiwa positif dan kemungkinan lebih
kecil untuk mengalami peristiwa negatif.