Anda di halaman 1dari 28

Pengantar Konsep

Rencana Detail Tata Ruang (R


DTR)
Jakarta, 15 September 2020

http://www.free-powerpoint-templates-design.com
TIMELINE
Latar Belakang

1 Dasar Hukum RDTR, Urgensi RDTR

Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)


2 Definisi RDTR, meliputi pengertian, fungsi dan manfaat.

Ruang Lingkup RDTR


3 Ruang Lingkup dan Proses Penyusunan RDTR

Identifikasi Persoalan dalam Pelaksanaan RDTR

4 Identifikasi Persoalan dalam Pelaksanaan RDTR


Latar Belakang
Dasar Hukum dan Urgensi RDTR

Urgensi Penyusunan RDTR


UU No 26 Tahun 2007
Rencana Rinci Tata Ruang Era Revolusi Industri 4.0
Kabupaten/Kota disusun sebagai
perangkat operasional
rencana umum tata ruang.

Era Digital dan World Champion


PP No 15 Tahun 2010
pasal 59
Setiap RTRW Kabupaten/Kota harus menetapkan
BWP kabupaten/kota yang perlu disusun RDTR- Online Singgle Submission (OSS)
nyaBagian dari wilayah yang akan disusun RDTR
tsb
merupakan kawasan perkotaan atau kawasan
strategis kabupaten/kota.
Permen ATR/BPN No 16 Tata Ruang Berperan dalam Penentu
Tahun 2018 Lokasi Investasi sekaligus Sebagai
Alat Izin Lokasi yang berpengaruh
Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang terhadap Pemanfaatan Ruang dan
dan Peraturan Zonasi Kabupaten/Kota
Pengendalian Pemanfaatan Ruang
Latar Belakang
Dasar Hukum dan Urgensi RDTR
Latar Belakang
Dasar Hukum dan Urgensi RDTR
Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)
RENCANA DETAIL TATA RUANG ANALISIS PERATURAN ZONASI (PZ)
(RDTR)
Definisi Rencana yang digambarkan secara terperinci tentang PZ disusun untuk setiap zona peruntukan yang
tata ruang kabupaten/kota yang dilengkapi dengan ditetapkan dalam rencana rinci tata ruang dan
peraturan zonasi kabupaten/kota. bersifat mengikat/regulatory.

RDTR berperan sebagai penjabaran dari RTRW Dalam sistem regulatory, seluruh kawasan
Kabupaten/Kota yang menjadi rujukan bagi perkotaan terbagi habis ke dalam zona
penyusunan rencana teknis sektor dan pelaksanaan peruntukan ruang. Pada setiap zona peruntukan
pengendalian pemanfaatan ruang. akan berlaku satu aturan dasar tertentu yang
mengatur perpetakan, kegiatan, intensitas ruang
RDTR disusun dengan ketelitian skala 1:5.000. dan tata bangunan.

Fungsi 1. Sebagai dasar penerbitan perizinan pemanfaatan 1. Peraturan zonasi merupakan salah satu
ruang (Pasal 3). perangkat pengendalian pemanfaatan ruang

2. Sebagai acuan bagi Pemerintah Daerah 2. Peraturan zonasi disusun sebagai pedoman
pembangungan sesuai dengan ketentuan pengendalian pemanfaatan ruang (pasal 36
peraturan perundang-undangan (Pasal 15). ayat 2)

3. Peraturan zonasi yang melengkapi rencana


rinci tata ruang kabupaten/kota, menjadi salah
satu dasar dalam pengendalian pemanfaatan
ruang sehingga pemanfaatan ruang dapat
dilakukan sesuai dengan rencana umum tata
ruang dan rencana rinci tata ruang.
Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)
RENCANA DETAIL TATA RUANG
(RDTR)
Manfaat
Manfaat peraturan RDTR adalah:

a) Meminimalkan penggunaan lahan yang tidak sesuai

b) Meningkatkan pelayanan terhadap fasiitas yang bersifat publik

c) Menjaga keseimbangan kehidupan masyarakat

d) Mendorong pengembangan ekonomi

e) Meningkatkan investasi melalui kemudahan perizinan pemanfaatan ruang

Kelebihan dari peraturan zonasi adalah Certain (pasti), predictable, legitimate, accountable.
Ruang Lingkup RDTR

Kedudukan Rencana Rinci dalam Sistem


RDTR Kabupaten/Kota disusun apabila : Penataan Ruang

1. RTRW Kabupaten/Kota dinilai belum efektif sebagai

acuan dalam pelaksanaan pemanfaatan ruang dan

pengendalaian pemanfaatan ruang karena tingkat

ketelitian petanya belum mencapai 1:5.000;

2. RTRW Kabupaten/Kota sudah mengamanatkan bagian

dari wilayahnya yang perlu disusun RDTR-nya


Ruang Lingkup Rencana Detail Tata Ruang

Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)


Kabupaten /Kota disusun apabila :

1. RTRW Kabupaten/Kota dinilai belum efektif


sebagai acuan dalam pelaksanaan
pemanfaatan ruang dan
2. pengendalaian pemanfaatan ruang karena
tingkat ketelitian petanya belum mencapai
1:5.000;
3. RTRW Kabupaten/Kota sudah mengamanatkan
bagian dari wilayahnya yang perlu disusun
RDTR -nya
TIM PENYUSUN RDTR
Tim penyusun RDTR kabupaten/kota beranggotakan:
• Pemerintah daerah kabupaten/kota, khususnya dalam lingkup Tim Koordinasi Penataan Ruang Daerah
(TKPRD) Kabupaten/Kota;
• Tim ahli yang diketuai oleh profesional perencana wilayah dan kota yang bersertifikat, memiliki
pengalaman di bidang perencanaan wilayah minimal 10 tahun dan pernah menyusun RDTR, dengan
anggota profesional pada bidang keahlian yang paling kurang terdiri atas:
 arsitek (rancang kota);
 pertanahan;
 geografi/geodesi;
 geologi/kebencanaan;
 teknik sipil (infrastruktur/prasarana/transportasi);
 teknik lingkungan; dan
 hukum.
Selain itu dapat dilengkapi dengan bidang keahlian lainnya sesuai dengan kebutuhan perencanaan
WAKTU PENETAPAN DAN MASA BERLAKU RDTR

Berdasarkan PP 15/2010, RDTR harus ditetapkan paling lama 36 (tiga puluh enam) bulan sejak penetapan
RTRW Wilayah/Kabupaten

RDTR berlaku dalam jangka waktu 20 (dua puluh) tahun dan ditinjau kembali setiap 5 (lima) tahun.
Peninjauan kembali RDTR dapat dilakukan lebih dari 1 (satu) kali dalam 5 (lima) tahun apabila terjadi
perubahan lingkungan strategis berupa bencana alam skala besar dan perubahan batas wilayah daerah
Wilayah Perencanaan RDTR

Your Picture Here Your Picture Here Your Picture Here

01 02 03
Wilayah Administratif Kawasan Fungsional Bagian dari Wilayah yang
Memiliki Ciri Kekotaan
Berupa seperti kecamatan Berupa bagian wilayah
kota/sub wilayah yang Dapat berupa kawasan
direncanakan RTRW perkotaan
Wilayah Perencanaan RDTR

Your Picture Here Your Picture Here

04 05
Kawasan Strategis memiliki Ciri Kawasan Perdesaan yang
Kawasan Perkotaan Direncanakan menjadi Kawasan
Perkotaan
Gabungan antara kawasan Kawasan perdesaan yang akan
fungsional dan kawasan perkotaan didorong pembangunannya menjadi
pusat kegiatan baru
Muatan RDTR
Masa Berlaku RDTR yaitu 20 (dua puluh) tahun dan ditinjau kembali setiap 5 (lima) tahun. Peninjauan kembali RDTR dapat di
lakukan lebih dari 1 (satu) kali dalam 5 (lima) tahun, jika terjadi perubahan lingkungan strategis bencana alam skala besar da
n adanya perubahan batas daerah wilayah.

Permen ATR/BPN No 16 Tahun 2018

Tujuan Penataan Rencana Struktur Rencana Pola Penetapan Sub Ketentuan


BWP Ruang Ruang BWP Prioritas Pemanfaatan
Ruang

(RTRW skala 1:1.000.000; RTRWP skala 1:250.000; RTRW Kabupaten skala 1:100.000;
RTRW Kota skala 1:10.000; RDTR skala 1:5000)
Ruang Lingkup Peraturan Zonasi
Peraturan zonasi merupakan pedoman dan perngkat pengendalian pemanfaatan ruang

Penyusunan peraturan zonasi dilatarbelakangi oleh Tujuan Utama


kondisi Rencana Umum Tata Ruang yang dianggap Penyusunan PZ
belum operasional sehingga sulit dijadikan rujukan
untuk pengendalian pembangunan dan pemanfaat-
an ruang. 1. Menjamin bahwa pembangunan
yang akan dilakasnakan dapat
mencapai standar kualitas lokal
Peraturan zonasi (Zoning Regulation) yang minimum (health, safety and
merupa-kan perangkat pengendalian welfare)
pembangunan pada skala blok dan lazim yang 2. Melindungi atau menjamin
digunakan di negara maju yang menganut agar pembangunan baru tidak
meng -ganggu penghuni atau
regulatory system sangat potensial untuk pemanfata-an ruang yang telah
melengkapi rencana rinci tata ruang (terutama ada.
RDTR Kota) agar lebih operasional untuk rujukan 3. Memelihara nilai properti
pengendalian pembangunan. Hal ini sejalan pula 4. Memelihara/memantapkan
dengan UU No. 26/2007 dan PP No.15/2010 yang lingku-ngan dan melestarikan
kualitas
mengamanatkan penyusunan Peraturan 5. Menyediakan aturan yang
Zonasi. seragam di setiap zona
Muatan Peraturan Zonasi
Peraturan Zonasi (PZ) merupakan ketentuan yang mengatur tentang persyaratan pemanfaatan ruang dan ketentuan
pengendaliannya, dan disusun untuk setiap blok/zona peruntukan yang penetapan zonanya dalam rencana detail tata
ruang.

Aturan Dasar Teknik Peraturan Zoasi

1. Ketentuan kegiatan dan pengguna- 1. Transfer Development Right


an lahan; 2. Bonus Zoning
2. Ketentuan intensitas pemanfaatan 3. Conditional Uses.
ruang;
3. Ketentuan tata bangunan;
4. Ketentuan prasarana dan sarana
minimal;
5. Ketentuan khusus;
6. Standar teknis; dan
7. Ketentuan pelaksanaan.
Tahapan Penyusunan Zonasi
Proses Penyusunan RDTR

Proses Penyusunan RDTR Tim Penyusun RDTR

Tim ahli yang diketuai oleh profesional


1. Tahap persiapan; perencana wilayah dan kota yang
2. Tahap pengumpulan data dan informasi; bersertifikat, pengalaman di bidang
minimal 10 tahun dan pernah menyusun
3. Tahap pengolahan dan analisis data;
RDTR,
4. Tahap perumusan konsep RDTR; dan dan beranggotakan
5. Tahap penyusunan dan pembahasan
Raperda tentang RDTR • arsitek (rancang kota);
• pertanahan;
• geografi/geodsi
• geologi/kebencanaan;
• teknik sipil
(infrastruktur/prasarana/transportasi)
• teknik lingkungan; dan
• hukum.
Proses Penyusunan RDTR dan PZ
Kedudukan RDTR dalam Sistem Perencanaan Tata Ruang dan Sistem
Perencanaan Pembangunan Nasional
Kedudukan RDTR dalam Hierarki Rencana Tata Ruang
Hubungan Antara Produk Rencana
Kriteria Penyusunan RDTR
dan Wilayah Perencanaannya
Kedudukan RDTR dalam Hierarki Rencana Pembangunan
dan Rencana Tata Ruang
Persoalan Dalam Penyusunan RDTR
1 Persoalan Penyusunan
2 Persoalan Sumber Daya
RDTR Manusia dalam Menyusun
RDTR

1. Pengolahan peta 1:5.000 Persoalan Sumber Daya Manusia dalam Menyusun


2. Konsistensi vertikal dari RTRW kabupaten RDTR diantaranya meliputi:
3. Survey penggunaan lahan dan kajian dampak 1. SDM Planologi/PWK sangat minim dan sering tidak
4. Basis data perizinan pada tempatnya
5. Perencanaan pada kawasan
. yang sudah 2. Beragamnya kualitas SDM. Bidang Penatan Ruang
terbangun 3. Mutasi sangat tinggi
6. Perencanaan pada kawasan yang belum 4. Jarang menemukan konsultan yang spesialisasinya
terbangun khusus penyusunan RDTR
7. data spasial utilitas/jaringan prasarana sektoral 5. Pemerintah daerah kurang memperhatikan potensi
8. Standar dan kriteria penataan ruang pariwisata dan pengaturannya dalam RTR.
9. Standar sektoral
10. RDTR belum terintegrasi dengan Pertanahan
11. Wajah kota-kota di Indonesia tidak berkarakter,
semrawut, pemandangan terbaik kota
(ke arah pantai) dipenuhi dengan ruko.
Persoalan Dalam Penyusunan RDTR
3 Persoalan Kelembagaan 4 Persoalan Sistem Aplikasi dan
dalam Menyusun RDTR Tatalaksana dalam Menyusun
RDTR

Persoalan Kelembagaan dalam Menyusun RDTR Persoalan Sistem Aplikasi dan Tatalaksana dalam
diantaranya meliputi: Menyusun RDTR diantaranya meliputi:
1. Koordinasi lintas sektor dan lintas wilayah yang terus
didorong penguatannya. 1. Beberapa variabel penyusunan rencana tata ruang
2. Lembaga Penelitian masih didominasi yang masih belum bersifat spasial, biasanya masih
.
bergerak di bidang lingkungan hidup, jarang yang . yaitu PDRB, dan Populasi
beralamatkan administrasi,
bergerak di penataan ruang. 2. Belum ada Sistem Aplikasi Penyusun RDTR yang fully
3. Lembaga Penelitian tersebar tanpa koordinasi. spatial (GIS).
3. Belum ada Integrasi Agraria dan tata Ruang di Level
Sistem.
Persoalan Dalam Penyusunan Peraturan Zonasi
1 Persoalan Pemanfaatan
2 Persoalan Sumber Daya
Ruang Berbasis RDTR Manusia dalam Pemanfaatan
Ruang Berbasis RDTR

Persoalan Produk Pemanfaatan Ruang Berbasis Persoalan Sumber Daya Manusia dalam Pemanfaatan
RDTR diantaranya meliputi: Ruang Berbasis RDTR diantaranya meliputi:
1. Standar Pemanfaatan Ruang belum ada. 1. SDM ekonomi pembangunan, rumpun arsitek, dan
2. Pedoman Rencana Terpadu dan Program pertanahan masih minim dan sering salah tempat
Investasi Infrastruktur Jangka
. Menengah 2. Mutasi sangat tinggi .
(RPI2JM) belum ditetapkan. 3. keuntungan kekayaan komoditas, posisi, dan jumlah
3. Sinkronisasi Program melalui RPI2JM belum penduduk belum menjadikan Indonesia tuan rumah
dilakukan di tingkat kab/kota sebagai bahan di negeri sendiri
musrenbang.
4. Rencana Konsolidasi Lahan (khususnya untuk
menata kawasan yang sudah padat/terbangun),
belum dilakukan di tingkat kabupaten/kota.
Persoalan Dalam Penyusunan Peraturan Zonasi
3 Persoalan Kelembagaan 4 Persoalan Sistem Aplikasi dan
dalam Pemanfaatan Ruang Tatalaksana dalam Pemanfaatan
Berbasis RDTR Ruang Berbasis RDTR

Persoalan Kelembagaan dalam Pemanfaatan Ruang Persoalan Sistem Aplikasi dan Tatalaksana dalam
Berbasis RDTR diantaranya meliputi: Pemanfaatan Ruang Berbasis RDTR diantaranya meliputi:
1. Kelembagaan sinkronisasi Program penataan ruang 1. Sistem Pemantauan Implementasi RTR berdasarkan
2. Kelembagaan Konsolidasi Lahan Dokumen teknis RPI2JM belum ada.
. .
3. Keuntungan kekayaan komoditas, posisi, dan jumlah 2. Sistem Land Readjustment/Konsolidasi Lahan belum
penduduk belum menjadikan Indonesia tuan rumah di ada.
negeri sendiri.
TERIMAKASIH

http://www.free-powerpoint-templates-design.com

Anda mungkin juga menyukai