Upaya
26 % 26 % sendiri
dan
41% dukung
an
Upaya Sendiri 15 % internas
ional
RAN-GRK/RAD-GRK
Total emisi GRK di Indonesia dari semua sektor posisi pada
tahun 2000 sebesar : 1,415,988 GgCO2e
Limbah/Emisi
Air
Kemasan
SUPPORTING
1.Standar 2. Lembaga Sertifikasi 3. Kerja sama 4. Pembiayaan 5. Sistem Informasi
6. Insentif 7. Pendidikan dan Pelatihan 8. R&D 9. Bantuan Teknis
Industrihijau dapat dicapai antara lain melalui:
1.Meningkatkan upaya-upaya pengelolaan
internal/housekeeping;
2.Meningkatkan proses pengawasan;
3.Daur ulang bahan/material;
4.Modifikasi peralatan yang ada;
5.Teknologi bersih;
6.Perubahan bahan baku;
7.Modifikasi produk; dan
8.Pemanfaatan produk samping
Meningkatkan profitabilitas (keuntungan) melalui
peningkatan efisiensi sehingga dapat mengurangi
biaya operasi, pengurangan biaya pengelolaan
limbah dan tambahan pendapatan dari produk hasil
samping
Meningkatkan imageperusahaan
Meningkatkan kinerja perusahaan
Mempermudah akses pendanaan
Flexsibelitas dalam regulasi
Terbukanya peluang pasar baru
Menjaga kelestarian fungsi lingkungan
Tantangan:
1.Dibutuhkan Penggantian/modifikasi mesin industri ⇨
untuk mengganti/modifikasi mesin dibutuhkan
investasi, sementara bunga komersial perbankkan
nasional tinggi(14%) serta tidak adanya industri
permesinan nasional;
2.Dibutuhkan penghargaan bagi kalangan industri yang
telah mewujudkan industri hijau, misal: pemberian
kompensansi dalam bentuk bantuan dana; bantuan
teknis dll untuk meningkatkan upaya perbaikan;
3.Perlu dirumuskan pola insentif bagi industri yang telah
menerapkan industri hijau.
Mengembangkan kerjasama internasional terkait
perumusan kebijakan dan pendanaan dalam
pembangunan dan pengembangan industri hijau;
Memperkuat kapasitas institutional untuk
mengembangkan industri hijau;
Membangun koordinasi antara pemerintah,
masyarakat dan sektor swasta;
Mempromosikan/ mensosialisasikan kebijakan dan
regulasi teknis yang berkaitan dengan industri hijau
(meliputi bahan baku, prosesproduksi, teknologi dan
produk yang ramah lingkungan).
Meningkatkan kemampuan SDM, transfer teknologi,
dan memperkuat R&D.
1.Penggunaan mesin ramah lingkungan melalui program
restrukturisasi permesinan untuk industri tekstil dan produk
tekstil, alas kaki, dan gula: program ini memberikan dampak
yang signifikan berupa penghematan penggunaan energi sampai
25%, peningkatan produktivitas sampai 17%, peningkatan
penyerapan tenaga kerja dan meningkatkan efektivitas giling
pada industri gula;
2.Penerapan produksi bersih dengan memberikan pelatihan kepada
pelaku industri dan aparatur, menyusun pedoman teknis
produksi bersih untuk beberapa komoditi industri dan bantuan
teknis kepada beberapa industri;
3.Kebijakan teknis, yaitu perlindungan terhadap lapisan ozon
melalui kontrol penggunaan Bahan Perusak Ozon (BPO ) secara
bertahap.(Peraturan Menteri Perindustrian No. 33 Tahun 2007:
larangan Memproduksi Bahan Perusak lapisan Ozon serta
Memproduksi yang menggunakan BPO;
4. Penyusunan Data Inventori Emisi CO2 equivalent di
700 perusahaan dari 8 sektor industri untuk
penetapan baseline emisi GRK;
5. Penyusunan Grand Strategi Konservasi Energi;
6. Implementasi Konservasi energi pada 35 perusahaan
industri baja dan 15 perusahaan industri pulp dan
kertas;
7. Penyusunan Pedoman Teknis Penurunan Emisi GRK
pada industri Semen;
8. Himbauan kepada sektor industri agar lebih
memanfaatkan mekanisme pembangunan bersih
(“clean development mechanism” atau CDM);
9. Pemberian penghargaan industri hijau :
•Tahun 2010 kepada 9 perusahaan industri
•Tahun 2011 kepada 10 perusahaan industri