Anda di halaman 1dari 19

PEMERINTAH DAERAH SUMATERA SELATAN

DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN


PROVINSI SUMATERA SELATAN
Undang –undang No. 17 Tahun 2007 tentang
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional
(RPJPN) periode 2005-2025. Visi dalam RAN -GRK
yaitu untuk “Mewujudkan Indonesia Asri dan Lestari .

 Peraturan Presiden No. 61 Tahun 2011 tentang


Rencana Aksi Nasional Penurunan Emisi Gas Rumah
Kaca .

 Peraturan Presiden RI No. 71 Tahun 2011 tentang


Penyelenggaraan Inventaris Gas Rumah Kaca Nasional.
 Dalam Pengelompokan Industri Besar di Provinsi Sumatera
Selatan, terdiri dari 5 Kelompok, yaitu :
1. Kertas dan Barang Cetakan
2. Pupuk, Kimia dan Barang dari Karet
3. Semen dan Galian Non Logam
4. Logam Dasar, Besi dan Baja
5. Alat Angkut, Mesin dan Peralatan

 Sedangkan Industri Aneka Dikelompokan menjadi 2


Kelompok, yaitu :
1. Industri Makanan, Minuman dan Tembak
2. Barang Kayu dan Hasil Hutan
Komitmen Presiden pada G-20
Menurunkan Emisi Gas Rumah Kaca Pada Tahun 2020

Upaya
26 % 26 % sendiri
dan
41% dukung
an
Upaya Sendiri 15 % internas
ional

RAN-GRK/RAD-GRK
Total emisi GRK di Indonesia dari semua sektor posisi pada
tahun 2000 sebesar : 1,415,988 GgCO2e

 Kontribusi GRK terdiri dari:


1.Kehutanan dan lahan gambut 58%
2.Energy 24%
3.Limbah 11%
4.Industry 2%
5.Pertanian 5%

Kontributor Emisi GRK Sektor Industri :


1.Semen
2.Logam dan Baja
3.Tekstil
4.Pulp dan Kertas
5.Petrokimia
6.Pupuk
7.Glass dan Keramik
8.Makanan dan minuman
TujuanPembangunan IndustriNasionalJangkaPanjang
(PerpresNo. 28 Tahun2008 tentangKebijakanIndustriNasional)

Membangun Industri dengan


Konsep Pembangunan Berkelanjutan

Ekonomi Lingkungan Sosial

Pembangunan industri yang Pembangunan industri yang


mampu menyerap tenaga mampu menjaga
Pembangunan industri yang
kerja, menghasilkan barang keseimbangan ekosistem,
dapat memberi manfaat pada
yg diperlukan masyarakat, memelihara sumberdaya
masyarakat, seperti ,
menghasilkan devisa melalui yang berkelanjutan,
peningkatan pendidikan,
ekspor, menghemat devisa menghindari eksploitasi
kesehatan dan keamanan
melalui pengurangan produk sumberdaya alam dan fungsi
impor pelestarian lingkungan
1. Definisi Industri Hijau
Industri Hijau adalah industri yang dalam proses
produksinya mengutamakan upaya efisiensi
dan efektivitas penggunaan sumber daya secara
berkelanutan sehingga mampu menyelaraskan
pembangunan industri dengan kelestarian fungsi
lingkungan hidup serta dapat memberi manfaat
bagi masyrakat.
(RUUPerindustrian)
Teknologi/
Business as Usual
Mesin

Bahan Produk Bekas


baku dan
Produk &
penolong Kemasannya
Proses
Supplier
Energi Produksi

Limbah/Emisi
Air

Kemasan

•Penerapan Reduce&Reuse •Eco-Product


•Ramah
Green •Pendayagunaan SDM •Eco-Packaging
Lingkungan
Industry berwawasan lingkungan •Rendah/ zero emission
•Hemat/
•Penerapan SOP •Diolah hingga memenuhi Eco
efisien &
•Penerapan tataletak BML Friendly
Efektif •Non B3
Eco pabrik yang efisien
•Renewable •Dapat dimanfaatkan
Friendly dan efektif
(jika tersedia) •Penerapan Recycle,Recovery
•Modifikasi peralatan

SUPPORTING
1.Standar 2. Lembaga Sertifikasi 3. Kerja sama 4. Pembiayaan 5. Sistem Informasi
6. Insentif 7. Pendidikan dan Pelatihan 8. R&D 9. Bantuan Teknis
 Industrihijau dapat dicapai antara lain melalui:
1.Meningkatkan upaya-upaya pengelolaan
internal/housekeeping;
2.Meningkatkan proses pengawasan;
3.Daur ulang bahan/material;
4.Modifikasi peralatan yang ada;
5.Teknologi bersih;
6.Perubahan bahan baku;
7.Modifikasi produk; dan
8.Pemanfaatan produk samping
 Meningkatkan profitabilitas (keuntungan) melalui
peningkatan efisiensi sehingga dapat mengurangi
biaya operasi, pengurangan biaya pengelolaan
limbah dan tambahan pendapatan dari produk hasil
samping
 Meningkatkan imageperusahaan
 Meningkatkan kinerja perusahaan
 Mempermudah akses pendanaan
 Flexsibelitas dalam regulasi
 Terbukanya peluang pasar baru
 Menjaga kelestarian fungsi lingkungan
 Tantangan:
1.Dibutuhkan Penggantian/modifikasi mesin industri ⇨
untuk mengganti/modifikasi mesin dibutuhkan
investasi, sementara bunga komersial perbankkan
nasional tinggi(14%) serta tidak adanya industri
permesinan nasional;
2.Dibutuhkan penghargaan bagi kalangan industri yang
telah mewujudkan industri hijau, misal: pemberian
kompensansi dalam bentuk bantuan dana; bantuan
teknis dll untuk meningkatkan upaya perbaikan;
3.Perlu dirumuskan pola insentif bagi industri yang telah
menerapkan industri hijau.
 Mengembangkan kerjasama internasional terkait
perumusan kebijakan dan pendanaan dalam
pembangunan dan pengembangan industri hijau;
 Memperkuat kapasitas institutional untuk
mengembangkan industri hijau;
 Membangun koordinasi antara pemerintah,
masyarakat dan sektor swasta;
 Mempromosikan/ mensosialisasikan kebijakan dan
regulasi teknis yang berkaitan dengan industri hijau
(meliputi bahan baku, prosesproduksi, teknologi dan
produk yang ramah lingkungan).
 Meningkatkan kemampuan SDM, transfer teknologi,
dan memperkuat R&D.
1.Penggunaan mesin ramah lingkungan melalui program
restrukturisasi permesinan untuk industri tekstil dan produk
tekstil, alas kaki, dan gula: program ini memberikan dampak
yang signifikan berupa penghematan penggunaan energi sampai
25%, peningkatan produktivitas sampai 17%, peningkatan
penyerapan tenaga kerja dan meningkatkan efektivitas giling
pada industri gula;
2.Penerapan produksi bersih dengan memberikan pelatihan kepada
pelaku industri dan aparatur, menyusun pedoman teknis
produksi bersih untuk beberapa komoditi industri dan bantuan
teknis kepada beberapa industri;
3.Kebijakan teknis, yaitu perlindungan terhadap lapisan ozon
melalui kontrol penggunaan Bahan Perusak Ozon (BPO ) secara
bertahap.(Peraturan Menteri Perindustrian No. 33 Tahun 2007:
larangan Memproduksi Bahan Perusak lapisan Ozon serta
Memproduksi yang menggunakan BPO;
4. Penyusunan Data Inventori Emisi CO2 equivalent di
700 perusahaan dari 8 sektor industri untuk
penetapan baseline emisi GRK;
5. Penyusunan Grand Strategi Konservasi Energi;
6. Implementasi Konservasi energi pada 35 perusahaan
industri baja dan 15 perusahaan industri pulp dan
kertas;
7. Penyusunan Pedoman Teknis Penurunan Emisi GRK
pada industri Semen;
8. Himbauan kepada sektor industri agar lebih
memanfaatkan mekanisme pembangunan bersih
(“clean development mechanism” atau CDM);
9. Pemberian penghargaan industri hijau :
•Tahun 2010 kepada 9 perusahaan industri
•Tahun 2011 kepada 10 perusahaan industri

10. Program Re-use air limbah hasil pengolahan pada


industri Penyamakan Kulit disentra industri Magetan

11. Program pengembangan biogas dari limbah industri


tahu.
1). Revisi UU tentang Perindustrian, salah satunya
adalah mengatur tentang perencanaan, pelaksanaan,
dan pengembangan industri hijau
2). Penyusunan rencana induk pengembangan industri
hijau
3). Penyusunan standar industri hijau
4). Penyusunan katalog bahan baku dan bahan penolong
ramah lingkungan
1)PenyusunanKebijakanInsentifuntukindustrihijau
2)PengembanganR&D clean technology
3)Bantuan teknis dan Pilot Project penerapan
produksi bersih pada industri
4)Penyusunan Baseline industri hijau (penggunaan
energi, air, bahan baku dan penolong, teknologi &
proses produksi, mesin, SDM daneco-product)
5)Pembentukan Lembaga Sertifikasi Industri Hijau.
Pengembangan Industri Hijau membutuhkan
dukungan dari semua pihak, yaitu pelaku
industri, pemerintah dan masyarakat.

Anda mungkin juga menyukai