Anda di halaman 1dari 12

KONSEP FRAKTUR EKSTREMITAS ATAS

Disusun Oleh Kelompok 7:


Putra Jaya Alamsyah 1914201036
Apeliani Dwi Gita 1914201019
Emilya Kontesa 2014201015
A. Definisi Fraktur

Banyak sekali batasan yang dikemukakan oleh para ahli tentang fraktur.
Fraktur menurut Smeltzer (2002) adalah terputusnya kontinuitas tulang dan
ditentukan sesuai jenis dan luasnya. Demikian pula menurut Sjamsuhidayat
(2005), fraktur atau patah tulang adalah terputusnya kontinuitas jaringan
tulang dan atau tulang rawan yang umumnya disebabkan oleh rudapaksa.
Sementara Doenges (2000) memberikan batasan, fraktur adalah pemisahan atau
patahanya tulang. Fraktur adalah patah tulang, biasanya disebabkan oleh trauma
atau tenaga fisik (Price, 1995). Sedangkan fraktur menurut Reeves (2001), adalah
setiap retak atau patah pada tulang yang utuh.
Berdasarkan batasan di atas dapat disimpulkan bahwa, fraktur adalah
terputusnya kontinuitas tulang, retak atau patahnya tulang tulang yang utuh,
yang biasanya disebabkan oleh trauma atau tenaga fisik yang ditentukan jenis
dan luasnya trauma.
B. Klasifikasi Fraktur Ekstremitas
Atas

1. Fraktur Kolum Humeri


Fraktur humerus proksimal dapat terjadi pada kolum anatomikum maupun
kolum sirurgikum humeri. Kolum anatomikum humeri terletak tepat di bawah kaput
humeri. Kolum sirurgikum humeri terletak di bawah tuberkulum.
2. Fraktur Batang
Humerus Fraktur barang humerus paling sering disebabkan oleh (1) trauma
langsung yang mengakibatkan fraktur transversal, oblik, atau kominutif, atau (2)
gaya memutar tak langsung yang menghasilkan fraktur spiral. Saraf dan pembuluh
darah brakhialis dapat mengalami cedera pada fraktur ini. Lumpuh pergelangan
tangan merupakan petunjuk adanya cedera saraf radialis.
4. Fraktur pada Siku
Fraktur humerus distal akibat kecelakaan kendaraan bermotor, jatuh dengan
siku menumpu (dengan posisi ekstensi atau fleksi), atau hantaman langsung.
Fraktur ini dapat mengakibatkan kerusakan saraf akibat cedera pada saraf
medianus, radialis, atau ulnaris.
5. Fraktur Pergelangan Tangan
Fraktur radius distal (fraktur Colles) merupakan fraktur yang sering terjadi dan biasanya terjadi
akibat jatuh pada tangan dorsifleksi terbuka. Fraktur ini sering terjadi pada anak-anak dan wanita tua
dengan tulang osteoporosis dan jaringan tulang lemah yang tak mampu menahan energy akibat jatuh.
6. Fraktur Tangan
Trauma tangan sering memerlukan pembedahan rekonstruksi ekstensif. Tujuan penenganan
adalah selalu mengemblikan fungsi maksimal tangan. Untuk fraktur tanpa pergeseran falang
distal (tulang jari), jari dibebat selama 3 sampai 4 minggu untuk mengurangi nyeri dan melindungi
ujung jari dari trauma lebih lanjut.
7. Fraktur klavikula
Fraktur klavikula adalah putusnya hubungan tulang. Klavikula yang disebabkan oleh suatu trauma
langsung dan tidak langsung pada posisi lengan terputar/tertarik keluar (outstretched hand), dimana
trauma dilanjutkan dari pergelangan tangan sampai klavikula.
8. Fraktur skapula
Fraktur scapula adalah putusnya hubungan tulang belikat (skapula) yang disebabkan oleh suatu
trauma langsung pada badan atau leher skapula.
C. Etiology

Fraktur disebabkan oleh pukulan langsung, gaya meremuk, gerakan punter mendadak, dan

bahkan kontraksi otot ekstrem (Smeltzer, 2002). Umumnya fraktur disebbkan oleh trauma di

mana terdapat tekanan yang berlebihan pada tulang. Fraktur cenderung terjadi pada laki-laki,

biasanya fraktur terjadi pada umur di bawah 45 tahun dan sering berhubungan dengan olahraga,

pekerjaan, atau luka yang disebabkan oleh kecelakaan kendaran bermotor. Sedangkan pada orang

tua, perempuan lebih sering mengalami fraktur daripada laki-laki yang berhubungan dengan

meningkatnya insiden osteoporosis yang terkait dengan perubahan hormone pada

menopause
D. Patofisiologi

Fraktur kaput radii sering terjadi akibat jatuh dan tangan menyangga dengan siku

ekstensi. Bila terkumpul banyak darah dalam sendi siku (hemarthosis) harus diaspirasi

untuk mengurangi nyeri dan memungkinkan gerakan awal. Bila fraktur mengalami

pergeseran dilakukan pembedahan dengan eksisi kaput radii bila perlu. Paska operasi

lengan dimobilisasi dengan bebat gips posterior dan sling. Fraktur pada batang radius dan

ulna (pada batang lengan bawah) biasanya terjadi pada anak-anak. Baik radius maupun

ulna keduanya dapat mengalami patah. Pada setiap ketinggian, biasanya akan mengalami

pergeseran bila kedua tulang patah.


E. Manifestasi Klinik dan
Pemeriksaan Diagnostik

1. Manifestasi Klinik

a. Nyeri hebat pada daerah fraktur dan f. Kehilangan sensasi pada daerah
nyeri bertambah bila ditekan/diraba. distal karena terjadi jepitan syarat
b. Tidak mampu menggerakkan oleh fragmen tulang.
lengan/tangan.
g. Krepitasi jika digerakkan.
c. Spasme otot.
h. Perdarahan.
d. Perubahan bentuk/posisi berlebihan bila
i. Syok
dibandingkan pada keadaan normal.

e. Ada/tidak adanya luka pada daerah j. Keterbatasan mobilisasi.

fraktur.
2. Pemeriksaan Diagnostik

a. Foto rontgen pada daerah yang dicurigai fraktur.

b. Pemeriksaan lainnya yang juga merupakan persiapan operasi antara lain :

1) Darah lengkap

2) Golongan darah

3) Masa pembekuan dan perdarahan.

4) EKG

5) Kimia darah.
F. Penatalaksanaan Medis
Rekognisi

Reduksi

Debridemen

Rehabilitasi

Perlu
dilakukan
mobilisasi
G. Komplikasi Fraktur Ekstremitas
Atas

1. Komplikasi awal setelah fraktur adalah syok. Bisa berakibat fatal


dalam beberapa jam setelah cedera.

2. Sindroma kompartemen. Masalah yang terjadi saat perfusi jaringan


dalam otot kurang dari yang dibutuhkan untuk kehidupan jaringan.

3. Tromboemboli

4. Infeksi.
H. Asuhan Keperawatan

1. Pengkajian
a. Pengumpulan Data
1) Anamnesa
2) Pemeriksaan Fisik
3) Pemeriksaan Diagnostik
b. Analisa Data
2. Diagnosa Keperawatan
Merupakan pernyataan yang menjelaskan status kesehatan baik akyual
maupun potensial. Perawat memakai proses keperawatan dalam
mengidentifikasi dan mengsintesa data klinis dan menentukan
intervensi keperawatan untuk mengurangi, menghilangkan, atau
mencegah masalah kesehatan klien yang menjadi tanggung jawab.
TERIMAKASIH..

Anda mungkin juga menyukai