Anda di halaman 1dari 24

VARIABLE COSTING

PERBANDINGAN ANTARA VARIABEL COSTING DAN


ABSORPTION COSTING

 Terdapat dua metode penentuan biaya produk yaitu metode


Variable Costing (VC) dan metode Absorption Costing (AC).
 Perbedaan di antara kedua metode penentuan biaya tersebut
adalah pada perlakukan terhadap biaya overhead pabrik tetap.
 Metode VC membedakan antara biaya produksi variabel
dengan biaya produksi tetap.
 Metode VC hanya membebankan biaya produksi variabel ke
produk yang meliputi biaya bahan baku, biaya tenaga kerja
langsung, dan biaya overhead pabrik variabel. Biaya overhead
tetap tidak dimasukkan sebagai biaya produk dan diperlakukan
sebagai biaya periodik.
VARIABLE COSTING
ADALAH :
 SUATU KONSEP PENENTUAN HARGA POKOK
YANG HANYA MEMASUKKAN BIAYA PRODUKSI
VARIABEL SEBAGAI ELEMEN HARGA POKOK
PRODUK,

 BIAYA PRODUKSI TETAP DIANGGAP SEBAGAI


BIAYA PERIODE (Period Cost) YANG LANGSUNG
DIBEBANKAN KEPADA RUGI LABA PERIODE
TERJADINYA DAN TIDAK DIPERLAKUKAN
SEBAGAI BIAYA PRODUKSI
Variable Costing versus Absorption
Costing
Absorption Costing (AC):
Kalkulasi biaya yang menentukan bahwa yang
termasuk biaya produksi adalah bahan langsung,
tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik
baik tetap maupun variabel.

. Variable Costing (VC):


Kalkulasi biaya yang menentukan bahwa yang
termasuk biaya produksi adalah bahan langsung,
tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik
variabel.Sedangkan BOP Tetap termasuk biaya
periodik.
PERBEDAAN HARGA POKOK
PRODUK

ELEMEN ABSORPTION VARIABLE


COSTING COSTING
BIAYA BAHAN BAKU  

BIAYA TENAGA  
KERJA
BIAYA OVERHEAD  
VARIABEL
BIAYA OVERHEAD 
TETAP
PENENTUAN HP PERSEDIAAN

Full (absorption) Costing Variable Costing


 Sebagian biaya  Biaya overhead
overhead pabrik tetap pabrik tetap
MASIH MELEKAT DIBEBANKAN pada
pada persediaan sampai Period Cost sehingga
produk laku terjual. TIDAK MELEKAT
pada persediaan
Contoh perhitungan
Oktober Nopember
 Persediaan awal 0 200
Produksi 2.000 2.000
Penjualan 1.800 2.200
Persediaan akhir 200 0
. Biaya-biaya :
Biaya produksi variabel/unit :
Bahan langsung Rp.100,- Rp.100,-
Tenaga kerja langsung 50,- 50,-
Overhead pabrik variabel 30,- 30,-
 Biaya produksi tetap/bulan 160.000 160.000
Adm&pemasaran variabel 20 20
Adm&pemasaran tetap/bulan 120.000 120.000
Harga jual/unit 500 500
Contoh perhitungan

. Harga pokok per unit


Variabel costing = Rp. 180
Absorption costing = Rp. 180 + Rp.80
= Rp. 260
Nilai persediaan :
Absorption costing= 200 unit xRp260= 52.000,-
Variable costing=200 unitxRp180 = 36.000,-
Selisih 16.000
Hubungan Produksi, Penjualan, dan Laba dalam Metode
Variabel Costing (VC) dan Absorption Costing (AC)

KETERANGAN LABA OPERASI

Unit Produksi < Unit Penjualan Metode AC < Metode VC

Unit Produksi > Unit Penjualan Metode AC > Metode VC

Unit Produksi = Unit Penjualan Metode AC = Metode VC


Laporan Rugi Laba(format tradisional)
 Absorption costing
 Oktober Nopember
 Pendapatan penjualan
1.800 X Rp.500 900.000
2.200 X 500 1.100.000
Harga pokok penjualan
1.800 x Rp. 260 468.000
2.200 x 260 572.000
LABA KOTOR 432.000 528.000
Adm&Pemasaran
(1.800xRp20)+120.000 = 156.000
(2.200xRp20)+120.000 164.000
LABA NETO 276.000 364.000
Laporan Rugi Laba
(format kontribusi/Variable costing)
 Pendapatan penjualan Oktober Nopember
1.800 X Rp.500 900.000
2.200 x 500 1.100.000
Biaya variabel
(1.800xRp180)+1.800x20= 360.000
(2.200xRp180)+2.200x20= 440.000
Margin kontribusi 540.000 660.000
Biaya tetap 280.000 280.000
LABA NETO 260.000 380.000
Perbedaan Laba
Pada bulan Oktober ternyata laba neto Absorption
Costing lebih besar daripada laba neto Variable
Costing sebesar Rp.16.000,-.Perbedaan ini timbul
karena adanya penangguhan BOP tetap pada
persediaan akhir sebesar (Rp.160.000 : 2.000) x 200
unit = Rp.16.000,-
Perbedaan Laba
Pada bulan Nopember ternyata laba neto Absorption
costing lebih rendah daripada Variable costing sebesar
Rp.16.000,-Hal ini terjadi adanya pengeluaran BOP
Tetap dalam persediaan awal.
Reconciliation Of Absorption and
Variable Costing Net Income (NI)
Oktober Nopember
Variable Costing-NI 260.000 380.000
Add:
Fixed-FOH Cost
(200 unitxRp.80) 16.000
Deduct:
Fixed-FOH Cost
(200 unitxRp.80) 16.000
Absorption Costing 276.000 364.000
Keunggulan Variable Costing
 Data yang diperlukan untuk keperluan CVP Analysis dapat
diambil langsung dari Laporan Rugi Laba yang disusun
dengan format kontribusi. Hal ini tidak dapat dilakukan
pada Laporan Rugi Laba format tradisional.
 Laba akan terarah pada Penjualan karena Laba yang
diperoleh tidak dipengaruhi oleh tingkat persediaan.
 Manajer selalu berasumsi bahwa yang dinamakan biaya
produksi hanyalah yang bersifat variabel saja, sehingga
akan menjadi masalah kalau diterapkan Absorption Costing
karena disamping ada biaya produksi variabel juga
dimasukkan unsur biaya tetap.
Keunggulan Variabel Costing
Data Variable Costing memudahkan estimasi
tingkat profitabilitas produk, konsumen dan
segmen bisnis lainnya.
Berdasarkan keunggulan2 Variable Costing
tersebut bukan berarti Absorption Costing jelek,
tetapi lebih mengarah pada tujuan penggunaannya.
Variable Costing digunakan untuk membantu
manajemen dalam melakukan analisis biaya,
sedangkan Absorption Costing memberikan
informasi keuangan bagi External Users.
METODE VARIABEL COSTING DAN EVALUASI
KINERJA MANAJER
 Evaluasi kinerja manajer sering dihubungkan dengan profitabilitas
unit-unit bisnis yang mereka kendalikan. Perubahan laba dari periode
ke periode dan perbandingan antara laba sesungguhnya dengan laba
dianggarkan sering digunakan sebagai sinyal kinerja manajerial.
Namun demikian, agar laba dapat menjadi sinyal yang tepat, laba
harus mencerminkan usaha manajerial yang dilakukan oleh manajer.
 Secara umum, jika kinerja laba mencerminkan kinerja manajerial,
manajer dapat berharap tiga hal berikut ini.
1. Jika terjadi peningkatan penjualan, hal-hal lain dianggap tetap, maka
laba akan meningkat.
2. Jika terjadi penurunan penjualan, hal-hal lain dianggap tetap, maka
laba akan menurun.
3. Jika tidak terjadi perubahan penjualan, hal-hal lain dianggap tetap,
maka laba juga tidak berubah
 Metode VC selalu mengikuti hubungan antara penjualan dan laba seperti di atas,
tetapi tidak demikian dengan metode AC. Sebagai ilustrasi, suatu divisi pada PT
Alam Hijau mempunyai data operasi sebagai berikut.

 Biaya produk per unit menurut metode VC adalah Rp20 untuk masing-masing
tahun. Jika volume diharapkan digunakan untuk menghitung tarif biaya overhead
tetap, biaya produk per unit menurut metode AC adalah Rp40 [Rp20 + (Rp400.000/
20.000 unit)] untuk tahun 2011, dan Rp60 [Rp20 + (Rp400.000 /10.000 unit)] untuk
tahun 2012.
 Berikut ini disajikan laporan laba rugi dengan metode VC dan metode AC.
 Laporan laba rugi dengan metode variable costing disajikan
sebagai berikut.
 Laporan laba rugi dengan metode AC disajikan sebagai
berikut.
 Informasi di atas menunjukkan bahwa volume penjualan
meningkat dari 10.000 unit menjadi 20.000 unit. Biaya tetap
total, biaya produksi per unit, dan harga jual per unit adalah
sama untuk masing-masing tahun.
 Jadi, perubahan yang terjadi adalah kenaikan volume penjualan
dua kali lipat dari tahun 2011 ke tahun 2012.
 Dalam metode VC, laba meningkat Rp200.000 (dari rugi
Rp100.000 pada tahun 2011 menjadi laba Rp100.000 pada
tahun 2012). Sebaliknya dalam metode AC, walaupun terjadi
kenaikan volume penjualan, laba menurun sebesar Rp200.000
(dari laba Rp200.000 pada tahun 2011 menjadi laba Rp0 pada
tahun 2012).
Segment
Segment Reporting
Reporting
Elcom, Inc.
Income Statement, 2019
Absorption-Costing Basis

Stereos Video Recorders Total

Sales $400,000 $290,000 $690,000


Less: Cost of goods sold 350,000 300,000 650,000
Gross margin $ 50,000 $ -10,000 $ 40,000
Less: Selling and
administrative exp. 30,000 20,000 50,000
Net income or loss $ 20,000 $ -30,000 $ -10,000
Elcom, Inc.
Income Statement, 2019
Variable-Costing Basis
Stereos Video Recorders Total

Sales $400,000 $290,000 $690,000


Less variable expenses:
Variable C of GS -300,000 -200,000 -500,000
Variable S & A -5,000 -10,000 -15,000
Contribution margin $ 95,000 $ 80,000 $175,000
Less direct fixed exp.:
Direct fixed overhead -30,000 -20,000 -50,000
Direct S & A -10,000 -5,000 -15,000
Segment margin $ 55,000 $ 55,000 $110,000
Less common fixed exp.:
Common fixed OH -100,000
Common S & A -20,000
Net income or loss $-10,000

Anda mungkin juga menyukai