Anda di halaman 1dari 15

Proses kematian adat

bali
Kelompok 1
1. Salsabila Firdausi Agnisa
2. Kurnia Asih
3. Dewi Ayu Wulandari
4. Deni Restu Ahmad Fauzi
5. Farhan Abdurrohman
6. Rizki Setiawan
7. M apliyan
Ada tiga pendapat mengenai arti kata Ngaben. Ada
yang meyakini bahwa Ngaben berasal dari kata beya yang
artinya bekal. Lalu, ada juga yang mengartikan bahwa kata
itu berasal dari kata ngabu atau menjadi abu. Ada juga
yang berpendapat bahwa ngaben artinya penyucian dengan
menggunakan api.  Setidaknya itulah keyakinan menurut
agama Hindu.
Apa itu ngaben?
Upacara Ngaben dilakukan turun temurun sampai dengan saat ini.
Upacara ini bahkan dikenal  oleh orang-orang yang ada di luar Pulau Bali.
Ngaben ini cukup unik karena berbeda dengan perlakuan jenazah pada
umumnya. Biasanya jenazah yang sudah meninggal dunia mayatnya akan
langsung dikubur. Sebaliknya, jenazah yang ada di Bali akan diantarkan  ke
tempat peristirahatan terakhir dengan cara yang megah dan menggunakan
banyak iring-iringan.Bahkan tidak jarang orang-orang Bali yang kurang
mampu secara finansial melakukan Ngaben secara massal agar lebih
menghemat biaya. Namun bagi yang berada, prosesi upacara ini dilakukan
secepatnya. Tidak jarang jasadnya disimpan dulu di rumah untuk menunggu
hari baik dilakukan upacara
Tujuan Upacara Ngaben
Ngaben adalah proses pembakaran mayat atau kremasi untuk
penganut Hindu Bali. Ritual pembakaran mayat menjadi simbol untuk
menyucikan roh orang-orang yang sudah meninggal dunia.
Setidaknya ada tiga tujuan utama dari Upacara Ngaben khas Bali. Tujuan
utamanya yaitu mensucikan roh umat Hindu yang sudah meninggal dunia dan
mempercepat kembalinya jasad ke alam asalnya.Tujuan ini berdasarkan pada kitab
suci veda samhita atau isi dari yajurveda. Tersurat bahwa setiap orang Hindu yang
meninggal dunia wajib dijadikan lagi sebagai abu agar atma bisa mencapai
moksa/surga.Tujuan kedua yaitu mengembalikan Panca Maha Bhuta. Panca Maha
Bhuta sendiri merupakan unsur-unsur yang membentuk badan kasar manusia. Ini
karena masyarakat Hindu Bali meyakini bahwa badan manusia memang terdiri dari
badan kasar serta badan halus. Badan kasar hanyalah raga yang menjadi tempat
persinggahan para roh yang jika sudah meninggal maka roh harus segera kembali
pada sang pencipta
Sedangkan badan kasar itu juga terdiri dari unsur-unsur seperti unsur
pertiwi/unsur yang padat semacam tulang, daging dan kuku. Ada juga unsur apah
yaitu unsur yang berbentuk cair kemudian unsur bayu atau unsur udara serta unsur
panas. Unsur akasa/ether merupakan segala sesuatu yang memunculkan rongga pada
tubuh manusia lewat keberadaannya.Tujuan upacara ngaben lainnya yaitu sebagai
bentuk rasa ikhlas dari keluarga yang ditinggalkan oleh seseorang. Proses upacara
ngaben bisa dianggap sebagai bentuk keikhlasan untuk melepaskan anggota keluarga
yang sudah lebih dulu meninggalkan dunia. Dengan melakukan ritual ini, maka sudah
tidak ada lagi kesedihan dan air mata yang menghiasi wajah keluarga yang
ditinggalkan.
Sedangkan badan kasar itu juga terdiri dari unsur-unsur seperti unsur
pertiwi/unsur yang padat semacam tulang, daging dan kuku. Ada juga unsur apah
yaitu unsur yang berbentuk cair kemudian unsur bayu atau unsur udara serta unsur
panas. Unsur akasa/ether merupakan segala sesuatu yang memunculkan rongga pada
tubuh manusia lewat keberadaannya.Tujuan upacara ngaben lainnya yaitu sebagai
bentuk rasa ikhlas dari keluarga yang ditinggalkan oleh seseorang. Proses upacara
ngaben bisa dianggap sebagai bentuk keikhlasan untuk melepaskan anggota keluarga
yang sudah lebih dulu meninggalkan dunia. Dengan melakukan ritual ini, maka sudah
tidak ada lagi kesedihan dan air mata yang menghiasi wajah keluarga yang
ditinggalkan.
Jenis-jenis Ngaben

Dalam pelaksanaannya, upacara Ngaben mengandung berbagai jenis tata cara


tergantung pada kemampuan keluarga mendiang. Tentu juga dengan kebijakan adat
secara turun menurun. Umumnya pelaksanaan ini dibagi berdasarkan kasta karena
setiap upacara pasti membutuhkan biaya yang cukup besar. Jenis-Jenis Upacara
Ngaben antara lain:
1. Jenis Ngaben Sawa Wedana
2. Jenis Ngaben Asti Wedana
3. Jenis Swasta
4. Ngelungah
5. Warak Kruron
01
Jenis Ngaben Sawa Wedana

Upacara ini dilakukan dengan melibatkan jenazah yang


masih utuh dalam artian jenazah tidak dikubur lebih dulu
dan pelaksanaannya dilakukan antara 3 sampai dengan 7
hari setelah waktu meninggal. Dalam waktu khusus, ada
juga pelaksanaan ngaben sawa wedana yang dilakukan
satu bulan setelah jenazah meninggal.
02
Jenis Ngaben Asti Wedana

Ini adalah upacara yang melibatkan jenazah yang


pernah dikubur. Sebelum dilakukan, ada ritual
ngagah yang merupakan cara pengambilan tulang
belulang sisa dari jenazah.
03
Swasta

Tradisi yang satu ini dilakukan tanpa melibatkan jenazah.


Pelaksanannya pun terjadi karena hal yang tidak
memungkinkan seperti saat jenazah tak ditemukan karena
kecelakaan, meninggal di luar negeri dan sebagainya.
Untuk menggantikan jenazah,  akan digunakan kayu
cendana yang sudah dilukis dan diisi dengan aksara magis
04
Ngelungah

Upacara ini dilakukan untuk anak yang


giginya masih belum tanggal
05
Warak kruron

Ngaben ini dilakukan untuk jenazah bayi


yang keguguran.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai