Anda di halaman 1dari 19

Pendekatan Konseling Berpusat pada

Konseli (CCT)
Abdul Khobir

1 Pendekatan Berpusat pada Konseli


Sejarah
 Carl Ransom Rogers lahir pada tanggal 8 Januari 1902 di Oak
Park, Illinios, Chicago.
 Rogers meninggal dunia pada tanggal 4 Pebruari 1987 karena
serangan jantung.
 Rogers adalah putra keempat dari enam bersaudara.
 Rogers dibesarkan dalam keluarga yang berkecukupan dan
menganut aliran protestan fundamentalis yang terkenal keras,
dan kaku dalam hal agama, moral dan etika.
 Rogers terkenal sebagai seorang tokoh psikologi humanis, aliran
fenomenologis-eksistensial, psikolog klinis dan terapis, ide – ide
dan konsep teorinya banyak didapatkan dalam pengalaman -
pengalaman terapeutiknya.
 Pada awal tahun 1940-an Carl mengembangkan CCT sebagai
suatu reaksi terhadap pendekatan psikoanalisis tradisional dan
direktif pada terapi individual.

2 Pendekatan Berpusat pada Konseli


Client Centered Teraphy (CCT)
 Client Centered Counseling adalah sebuah pendekatan
konseling yang berpusat pada klien dengan dasar pandangan
bahwa individu memiliki kemampuan dalam diri sendiri untuk
mengerti diri, menentukan hidup, dan menangani masalah –
masalah psikisnya agar klien mampu mengembangkan
aktualisasi diri

 Aktualisasi diri adalah proses menjadi diri sendiri dan


mengembangkan sifat-sifat dan potensi - potensi psikologis
yang unik.

3 Pendekatan Berpusat pada Konseli


Pandangan tentang Manusia
Manusia pada dasarnya baik dan penuh kepositifan
Manusia mempunyai kemampuan untuk membimbing,
mengatur, dan mengontrol dirinya sendiri.
Setiap individu pada dirinya terdapat motor penggerak,
yang ciri-cirinya:
- Terbuka pada pengalaman sendiri
- Hidup dengan menempuh jalan dalam kenyataan
-Percaya pada diri-sendiri
Setiap individu mempunyai kemampuan beradaptasi
dan menyesuaikan diri serta mempunyai dorongan
yang kuat untuk ke arah kedewasaan dan kemerdekaan.

4 Pendekatan Berpusat pada Konseli


Prinsip konseling berpusat pada klien

Menekankan pada dorongan dan kemampuan yang


terdapat dalam diri individu yang berekembang, untuk
hidup sehat dan menyesuaikan diri.
Menekankan pada unsur atau aspek emosional dan
tidak pada aspek intelektual.
Menekankan pada situasi yang langsung dihadapi
individu, dan tidak pada masa lampau.
Menekankan pada hubungan terapeutik sebagai
pengalaman dalam perkembangan individu yang
bersangkutan

5 Pendekatan Berpusat pada Konseli


Ide pokok dari teori Rogers
 Individu memiliki kemampuan dalam diri sendiri untuk
mengerti diri, menentukan hidup, dan menangani masalah –
masalah psikisnya asalkan konselor menciptakan kondisi
yang dapat mempermudah perkembangan individu untuk
aktualisasi diri.

 Menurut Rogers motivasi orang yang sehat adalah aktualisasi


diri. Jadi manusia yang sadar dan rasional tidak lagi dikontrol
oleh peristiwa kanak – kanak

 Rogers lebih melihat pada masa sekarang, dia berpendapat


bahwa masa lampau memang akan mempengaruhi cara
bagaimana seseorang memandang masa sekarang yang akan
mempengaruhi juga kepribadiannya.
Namun ia tetap berfokus pada apa yang terjadi sekarang
bukan apa yang terjadi pada waktu itu.
6 Pendekatan Berpusat pada Konseli
Lima sifat khas orang yang berfungsi sepenuhnya (fully
human being):

• Keterbukaan pada pengalaman


• Kehidupan Eksistensial
• Kepercayaan terhadap diri sendiri
• Perasaan Bebas
• Kreativitas

7 Pendekatan Berpusat pada Konseli


Mekanisme Pertahanan Diri

Pengingkaran : berusaha menghindari situasi yang


mengancam (orang cemas dapat nilai buruk akhirnya
tidak ikut ujian)
Distorsi perseptual : penafsiran kembali sebuah situasi
yg mengancam sehingga tidak lagi dirasakan mengancam
(dapat nilai jelek, menuduh dosennya tidak bisa
mengajar/mengatakan orang lain yang menyebabkan hal
itu terjadi)
Psikosis : jika pertahanan orang runtuh dan merasa
dirinya hancur berkeping – keping

8 Pendekatan Berpusat pada Konseli


Asumsi Masalah
incongruence atau incongruity adalah ketidakcocokan
antara real self dengan ideal self yang menghambat
aktualisasi diri.
Gejala:
Tidak mampu mempersepsi dirinya, orang lain, dan berbagai
peristiwa yang terjadi di lingkungannya secara objektif
Tidak terbuka terhadap semua pengalaman yang
mengancam konsep dirinya,
Tidak mampu menggunakan semua pengalaman
Tidak mampu mengembangkan dirinya ke arah aktualisasi
diri

9 Pendekatan Berpusat pada Konseli


Tujuan Konseling

Memberi kesempatan dan kebebasan kepada individu


untuk mengekspresikan perasaan-perasaannya,
berkembang dan terealisasi potensinya.
Membantu individu untuk sanggup berdiri-sendiri
dalam mengadakan integrasi dengan lingkungannya
dan bukan pada penyembuhan tingkah laku itu sendiri.
Membantu individu mengadakan perubahan.

10 Pendekatan Berpusat pada Konseli


Peran Konselor

Konselor tidak memimpin, mengatur atau menentukan


proses perkembangan konseling tetapi itu dilakukan
oleh klien sendiri.
Konselor merefleksikan perasaan-perasaan klien
sedangkan arah pembicaraan ditentukan oleh klien.
Konselor menerima individu dengan sepenuhnya
dalam keadaan atau kenyataan yang bagaimanapun.
Konselor memberi kebebasan kepada klien untuk
mengekspresikan perasaan sedalam-dalamnya dan
seluas-luasnya.

11 Pendekatan Berpusat pada Konseli


Syarat konselor yang baik menurut CCT:
Memiliki sensitivitas dalam hubungan insani
Memiliki sifat yang objektif
Menghormati kemuliaan orang lain
Memahami diri sendiri
Bebas dari prasangka dalam dirinya
Sanggup masuk dalam dunia klien (empati) secara
simpatik

12 Pendekatan Berpusat pada Konseli


Teknik Konseling
Acceptance (penerimaan)
Respect (rasa hormat)
Understanding (mengerti, memahami)
Reassurance (menentramkan hati, meyakinkan)
Encouragement (dorongan)
Limited questioning (pertanyaan terbatas)
Reflection (memantulkan pertanyaan dan perasaan)

13 Pendekatan Berpusat pada Konseli


Deskripsi Proses Konseling
Individu datang kepada konselor untuk minta bantuan
Penentuan situasi yang cocok untuk memberikan bantuan,
oleh konselor
Konselor menerima, mengenal, dan memperjelas perasaan
negatif klien
Konselor memberikan kebebasan klien untuk
mengemukakan masalahnya
Apabila perasaan negatif itu telah dinyatakan seluruhnya,
secara bernagsur-angsur timbul perasaan positif.
Konselor menerima, mengenal, dan memperjelas perasaan
positif klien

14 Pendekatan Berpusat pada Konseli


Lanjutan...
Pada diri klien timbul pemahaman diri (self)
Pemahaman yang jelas pada diri klien kemungkinan
menentukan kepuasan dan berbuat
Timbul inisiatif pada diri klien untuk melakukan
perbuatan yang positif
Adanya perkembangan lebih lanjut pada diri klien
tentang self
Timbul perkembangan tindakan positif dan integrative
pada diri klien
Klien secara berangsur-angsur merasa tidak
membutuhkan bantuan lagi.

15 Pendekatan Berpusat pada Konseli


Kelebihan dan Kelemahan

Kelemahan
Konseling berpusat pada klien dianggap terlalu sederhana
Terlalu menekankan aspek afektif, emosional, perasaan
sebagai penentu perilaku tetapi melupakan faktor intelektual,
kognitif, dan rasional.
Tujuan untuk setiap klien yaitu memaksimalkan diri, dirasa
terlalu luas dan umum sehingga sulit untuk menilai individu.
Meskipun terbukti bahwa CCT diakui cukup efektif, tapi
bukti-bukti tidak cukup sistematikdan lengkap terutama
yang berkaitan dengan klien yang kecil tanggungjawabnya.
Sulit bagi konselor untuk bersifat netral dalam situasi
hubungan interpersonal.

16 Pendekatan Berpusat pada Konseli


KELEBIHAN

Pemusatan pada klien dan bukan pada konselor


Identifikasi dan hubungan konseling sebagai wahana
utama dalam mengubah kepribadian.
Lebih menekankan pada sikap konselor daripada
teknik.
Penekanan emosi, perasaan, perasaan dan afektif
dalam konseling
Memberikan kemungkinan untuk melakukan
penelitian dan penemuan kuantitatif.

17 Pendekatan Berpusat pada Konseli


Contoh kasus
W adalah seorang siswa yang terlalu terobsesi menjadi
anak orang kaya padahal dia berasal dari keluarga yang
sangat sederhana.
Dia bersikap seolah-olah seperti anak orang kaya, bahkan
dia tega mengenalkan ibu kandungnya sebagai pembantu
pada teman-temannya. Setiap hari dia berusaha menutupi
semua kekurangannya dengan hal-hal yang tidak baik
seperti tidak membayar uang SPP untuk jalan-jalan,
kemudian sampai menjual kendaraan bermotor ayahnya
untuk membeli handphone mewah. Seringkali W merasa
cemas kalau teman-temanya tau siapa dia sebenarnya,
karena yang teman-temanya lihat bukan W yang
sebenarnya
18 Pendekatan Berpusat pada Konseli
Lanjutan...
Melalui pendekatan CCT, konselor memberi kesempatan
dan kebebasan kepada individu untuk mengekspresikan
perasaan-perasaannya, membantu individu untuk sanggup
berdiri-sendiri dalam mengadakan integrasi dengan
lingkungannya dan bukan pada penyembuhan tingkah
laku itu sendiri, membantu W mengadakan perubahan
agar W memiliki kepercayaan diri untuk melakukan
proses penilaian (dapat menilai sikap, persepsi, dan
perasaan baik terhadap dirinya, orang lain, atau peristiwa
tertentu secara tepat), dan akhirnya dia akan menemukan
bahwa sistem yang lama itu tidak perlu lagi.

19 Pendekatan Berpusat pada Konseli

Anda mungkin juga menyukai