Anda di halaman 1dari 24

Alat Bantu & Alat Ukur

Gaustama Putra ST, M.Sc


PENGERTIAN

A. Perancangan (desain/design) alat bantu (tools)


merupakan:
proses mendesain dan mengembangkan alat bantu,
metoda, dan teknik yang dibutuhkan untuk
meningkatkan efisiensi dan produktivitas
manufaktur, dengan volume produksi yang besar dan
kecepatan produksi tinggi
Desain alat bantu selalu berkembang karena tidak ada
satu alat yang mampu memenuhi seluruh proses
manufaktur.

Tujuan digunakannya alat bantu:


 Menurunkan biaya manufaktur
 Menjaga kualitas
 Meningkatkan produksi
Syarat desain alat bantu yang baik:
1. Sederhana, mudah dioperasikan
2. Menghasilkan part berkualitas tinggi secara
konsisten
3. Menaikkan laju produksi dengan alat/mesin
yang ada
4. Menurunkan biaya manufaktur
5. Sangat mudah, mencegah penggunaan/pemasangan
yang salah
6. Menggunakan material alat bantu yang menjamin
umur
7. Pemakaian yang cukup
8. Menjamin keamanan kerja operator
 Posisi desain alat bantu dalam proses manufaktur:
terletak di antara desain (produk) dan produksi
 Gagal atau sukses alat bantu sangat ditentukan
oleh perancangannya
 Desainer alat bantu harus memahami produk yang
akan dibuat dan proses pembuatannya.
Informasi yang diperlukan:
1. Gambar produk;
harus diperhatikan:
 Bentuk dan ukuran part
 Jenis dan kondisi material yang akan diproses
 Jenis pemesinan
 Derajat akurasi yang disyaratkan
 Jumlah yang akan diproduksi
 Permukaan clamping dan locator
2. Rencana produksi;
Harus diperhatikan:
– Tipe dan kapasitas mesin yang digunakan
– Tipe dan ukuran cutter
– Urutan operasi
– Proses pemesinan sebelumnya
3. Waktu dan biaya yang tersedia untuk mendesain
alat bantu
4. Diperlukan pengalaman dan kreativitas
Langkah pertama dalam mendesain alat bantu adalah
mencari alternatif solusi:
1.Apakah diperlukan alat bantu yang khusus/baru
2.Perlu mesin multi-spindel atau single-spindel
3.Single atau multi-purpose tool
4.Apakah penghematan yang diperoleh sepadan
dengan tambahan biaya tooling
Ruang lingkup tugas desainer:
1. Desain; perancangan alat bantu
2. Supervisi; pengawasan dan pembinaan bawahan
3. Pengadaan; menjamin tersedianya dan digunakannya
material alat bantu yang baik
4. Inspeksi; apakah alat bantu sesuai spesifikasi, apakah
produk sesuai spesifikasi, inspeksi periodik
Ketrampilan (skill) yang diperlukan:
1.Kemampuan membuat gambar teknik dan skets
2.Pemahaman metoda, alat bantu, dan teknik
manufaktur
3.Kreativitas perancangan
4.Pemahaman dasar-dasar metoda pembuatan alat
bantu
5.Pengetahuan matematik terutama trigonometri
B. ALAT UKUR
 Pengukuran merupakan suatu aktifitas dan atau
tindakan membandingkan suatu besaran yang belum
diketahui nilainya atau harganya terhadap besaran
lain yang sudah diketahui nilainya, misalnya dengan
besaran standart.
 Pekerjaan membandingkan tersebut adalah pekerjaan
pengukuran atau mengukur.
 Sedangkan pembandingnya disebut sebagai alat ukur
Pengetahuan yang harus dimiliki adalah:
• Bagaimana menetukan besaran yang akan diukur
• Bagaimana mengukurnya
• Mengetahui dengan apa besaran tersebut harus diukur

Besaran terdiri dari dua jenis:


• Besaran Pokok, yaitu besaran yang sesuai dengan
standar internasional, berdiri sendiri, dan dapat
dijadikan acuan.
• Besaran Turunan, yaitu besaran yang diperoleh dari
beberapa variabel dalam bentuk persamaan.
Sebuah alat ukur mempunyai 3 komponen utama
yaitu:
1.  Sensor
Bagian alat ukur yang menghubungkan alat ukur
dengan objek ukur.
Terdiri dari
• Sensor mekanik
• Sensor optik
• Sensor peneumatik
2.  Pengubah
Bagian alat ukur yang berfungsi mengubah sinyal
yang dirasakan oleh sensor menjadi besaran yang
terukur.
Terdiri dari:
• Pengubah mekanik
• Pengubah optomekanik
• Pengubah elektrik
• Pengubah opto elektrik
• Pengubah pneumatik
• Pengubah optik
3.  Penunjuk
Bagian alat ukur yang berfungsi menunjukkan
harga pengukuran.
Terdiri dari:
• Penunjuk berskala
 Skala linear
 Skala melingkar
• Penunjuk digital
 Digital mekanik
 Digital elektrik (LED)
Jenis-jenis alat ukur

Berdasarkan sifat aslinya, dibedakan atas:


1.    Alat Ukur Langsung
Dilengkapi dengan skala ukur yang lengkap,
sehingga hasil pengukuran dapat langsung
diperoleh.
Contohnya : jangka sorong, mikrometer.
2.    Alat Ukur Pembanding
Berfungsi untuk mengukur beda ukuran suatu produk
dengan ukuran dasar produk yang telah diperkirakan
terlebih dahulu dengan blok ukur.
Contohnya : dial indicator.
3.    Alat Ukur Standar
Hanya dilengkapi dengan satu skala nominal, tidak dapat
memberikan hasil pengukuran secara langsung, dan
digunakan untuk alat kalibrasi dari alat ukur lainnya.
Contohnya : blok ukur.
4.    Alat Ukur Kaliber Batas
Berfungsi untuk menunjukkan apakah dimensi suatu produk
berada di dalam atau diluar dari daerah toleransi produk
tersebut.
Contohnya : kaliber lubang dan kaliber poros.

5.    Alat Ukur Bantu


Berfungsi untuk membantu dalam proses pengukuran.
Sebenarnya alat ini tidak bisa mengukur objek, namun karena
peranannya yang sangat penting dalam pengukuran maka alat
ini dinamakan juga dengan alat ukur.
Contohnya : meja rata, stand magnetic, batang lurus.
Berdasarkan sifat turunannya, dibedakan atas:
1.    Alat Ukur Khas
Alat ukur yang dibuat khusus untuk mengukur geometri yang
khas, misalnya kekasaran permukaan, kebulatan, profil gigi
pada roda gigi. Alat ukur jenis ini dapat dilengkapi skala dan
dilengkapi alat pencatat atau penganalisis data.
Contohnya alat ukur roda gigi.

2.    Alat Ukur Koordinat


Alat ukur yang memiliki sensor yang dapat digerakkan dalam
ruang, digunakan untuk menentukan posisi
Contohnya alat ukur posisi.
Sifat dari alat ukur adalah:
1.    Rantai kalibrasi
Kemampuan alat ukur untuk bisa dilakukan tingkatan
pengkalibrasian.
Tingkatan tersebut adalah:
• Kalibrasi alat ukur kerja dengan alat ukur standar
kerja.
• Kalibrasi alat ukur standar kerja dengan alat ukur
standar.
• Kalibrasi alat ukur standar dengan alat ukur standar
nasional.
• Kalibrasi alat ukur standar nasional dengan alat ukur
standar internasional.
2.    Kepekaan
Kemampuan alat ukur untuk dapat merasakan
perbedaan yang relatif kecil dari harga pengukuran.
3.    Mampu baca
Kemampuan sistem penunjukan dari alat ukur untuk
memberikan harga pengukuran yang jelas dan berarti.
4.    Histerisis
Penyimpangan dari harga ukur yang terjadi sewaktu
dilakukan pengukuran secara kontinu dari dua arah
yang berlawanan.
5. Pergeseran
Yaitu terjadinya perubahan posisi pada penunjuk harga ukur sementara
sensor tidak memberikan / merasakan sinyal atau perbedaan.
6.    Kepasifan
Terjadi apabila sensor telah memberikan sinyal, namun penunjuk tidak
menunjukkan  perubahan pada harga ukur.

7.    Kestabilan nol


Kemampuan alat ukur untuk kembali ke posisi nol ketika sensor tidak
lagi bekerja.

8.    Pengambangan
Kondisi alat ukur dimana jarum penunjuk tidak menunjukkan harga ukur
yang konstan. Dengan kata lain, penunjuk selalu berubah posisi atau
bergerak.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai