Down Syndrome • Suatu kelainan genetic dibawa sejak bayi lahir, terjadi ketika saat masa embrio yang disebabkan kesalahan dalam pembelahan sel yang disebut “nondisjunction” embrio yang biasanya menghasilkan dua Salinan krimosom 21, pada kelainan down syndrome menghasilkan 3 kromosom 21 akibatnya bayi memiliki 47 kromosom, bukan 46 kromosom. Jenis Down Syndrome • Mosaicism Dimana kombinasi sel beberapa mengandung 46 kromosom biasa dan beberapa mengandung 47, jenis ini hanya menyumbangkan 1% dari jenis down syndrome yang ada, dan mereka memiliki lebih sedikit karakteristik down syndrome • Translocation Dimana jumlah total kromosom 47. jenis ini menyumbang 4% dari kasus down syndrome yang ada. Mereka memiliki karakteristik down syndrome yang lebih banyak Ciri-ciri down syndrome • Gangguan pendengaran • Gangguan komunikasi, bicara dan Bahasa • Lemah otot • Profil muka yang datar • Bentuk mata yang keatas • Bentuk kuping yang abnormal • Satu garis horizontal pada telapak tangan • Kelenturan yang berlebihan pada persendian • Jari kelingking hanya ada satu sendi • Lipatan pada lam ujung mata • Jarak yang berlebihan antara jempol kaki dan telunjuk • Lidah besar yang tidak sebanding dengan mulutnya Faktor resiko • Usia ibu saat hamil (semakin tinggi usia ibu pada saat kehamilan, semakin tinggi probabilitas mempunyai anak down syndrome) • Genetik turunan orang tua • Pernah melahirkan bayi down syndrome sebelumnya • Kekurangan asam folat • Faktor lingkungan (paparan bahan kimia dan zat asing yang ibu terima) Anak down syndrome memiliki potensi yang besar, karena yang memiliki kelainan hanyalah kromosomnya, bukan otaknya ataupun bagian badan yang lainnya. Meskipun sikap dan perkembangannya lamban, namun bila ditangani sejak dini, maka potensinya dapat dimaksimalkan mendekati anak normal. Diagnosa dan Penanganan down syndrome • Diagnosis dalam kandungan bisa dilakukan dengan analisis kromosom dengan cara pengambilan CVS pada kehamilan 10- 12 minggu atau amniosentesis pada kehamilan 14-16 minggu • Penanganan dengan cara stimulasi dini pertumbuhan dan perkembangan anak Defek Tuba Neuralis • salah satu kelainan kongenital pada sistem saraf pusat yang diakibatkan oleh kegagalan tuba neural untuk menutup. Jenis dari neural tube defect yang tersering adalah anensefali dan spina bifida. • Defek ini terjadi karena adanya kegagalan penutupan tuba neural saat embriogenesis. Penyebab kegagalan penutupan tuba ini dipengaruhi oleh faktor genetik dan faktor lingkungan. Jenis Neural tube defect • NTD tertutup (spina bifida, meningomielokel, meningokel, ensepalokel) • NTD terbuka (anencepali Patofisiologi neural tube defect • berhubungan dengan kegagalan plat tuba untuk menyatu dan menutup. Oleh karena itu, perlu untuk memahami embriogenesis dari plat neural. • Embriogenesis: Penutupan tuba terjadi melalui rangkaian tahapan yang disebut sebagai neurulasi. Neurulasi primer dimulai dari bagian tengah (mid- region) dari plat neural pada minggu ketiga dan keempat kehamilan. Hasil akhir dari neurulasi primer ini adalah terbentuknya tuba neural yang berperan dalam proses perkembangan otak dan korda spinalis. DIAGNOSIS NEURAL TUBE DEFECT Diagnosis dapat ditegakkan melalui pemeriksaan prenatal saat usia kehamilan 16–18 minggu. Diagnosis pasca kelahiran ditegakkan dengan melihat presentasi klinis. • Anamnesis Anamnesis lebih diarahkan untuk mencari faktor risiko ibu seperti riwayat genetik, asupan asam folat dan vitamin B12, Riwayat DM, obesitas, dan penggunaan antikonvulsan Tata laksana utama neural tube defect • Pembedahan dapat dilakukan saat bayi masih di dalam kandungan atau setelah bayi lahir. • Tata laksana medikamentosa hanya digunakan untuk menangani gejala n • Pembedahan prenatal merupakan salah satu alternatif tata laksana neural tube defect. Pada kasus NTD yang terbuka, adanya kontak langsung antara korda spinalis dan cairan amnion serta trauma mekanik antara korda spinalis dan lingkungan intrauterin akan meningkatkan kerusakan pada saraf. Hal inilah yang menyebabkan perlunya pembedahan intrauterin pada janin eurogenik pada saluran pencernaan atau saluran kemih. • Pencegahan dapat dilakukan dengan pemberian asam folat Spina Bifida (NTD tertutup) • cacat lahir yang terjadi akibat terganggunya pembentukan tabung saraf selama bayi dalam kandungan. Hal ini menyebabkan munculny • Sistem saraf berkembang dari piringan sel di sepanjang punggung embrio. Dalam satu bulan pertama kehamilan, ujung-ujung piringan ini melengkung, menutup, dan membentuk tabung saraf. Seiring waktu, tabung saraf ini akan berkembang menjadi otak dan sistem saraf di tulang belakang.a celah pada ruas tulang belakang. Jenis Spina Bifida • Spina bifida okulta Spina bifida okulta adalah jenis spina bifida paling ringan karena celah yang muncul pada ruas tulang belakang berukuran kecil. Spina bifida ini umumnya tidak memengaruhi kerja saraf sehingga kemunculannya jarang disadari oleh penderitanya. • Meningokel Meningokel adalah spina bifida dengan celah pada ruas tulang belakang yang lebih besar. Pada kondisi ini, selaput pelindung saraf tulang belakang mencuat keluar dari celah tersebut, sehingga membentuk kantung pada punggung bayi. • Kantung yang keluar melalui celah ruas tulang belakang biasanya berisi cairan sumsum tulang belakang tanpa serabut saraf, sehingga penderitanya bisa tidak merasakan keluhan tertentu. • Mielomeningokel Mielomeningokel adalah jenis spina bifida paling berat. Pada kondisi ini, kantung yang keluar dari celah tulang belakang berisi cairan dan sebagian saraf tulang belakang. Keluhan dan gejala yang muncul akan bergantung lokasi dan tingkat kerusakan saraf tulang belakang. Jika saraf tulang belakang yang mengatur fungsi berkemih mengalami kerusakan mungkin akan muncul gangguan berkemih. Pada kasus yang lebih parah bisa terjadi kelemahan total atau paralisis dari tungkai yang disertai dengan gangguan berkemih. Jenis Spina bifida Gejala Spina Bifida • Gejala spina bifida berbeda-beda, tergantung jenisnya. Spina bifida okulta jarang menimbulkan gejala karena tidak melibatkan saraf tulang belakang. Tanda dari spina bifida okulta adalah terlihat sejumput rambut di punggung bayi baru lahir, atau ada lekukan (lesung) kecil di punggung bawah bayi baru lahir. • Berbeda dengan spina bifida okulta, kemunculan meningokel dan mielomeningokel ditandai dengan adanya kantung yang mencuat di punggung bayi. Pada meningokel, kantung ini memiliki lapisan kulit tipis. Pada mieomeningokel, kantung ini bisa muncul tanpa lapisan kulit sehingga cairan dan serabut saraf di dalamnya dapat langsung terlihat. Faktor resiko spina bifida • Mengalami kekurangan asam folat. Asam folat adalah vitamin yang sangat penting untuk perkembangan janin. • Memiliki riwayat keluarga dengan spina bifida. • Memiliki riwayat mengonsumsi obat-obatan anti- kejang, seperti asam valporat • Ibu yang menderita DM dan obesitas • Mengalami hipertermia pada minggu-minggu awal kehamilan. Diagnosis saat hamil • Tes darah Dokter dapat memeriksa kadar AFP (alfa-fetoprotein) yang terkandung dalam darah ibu hamil. AFP adalah suatu protein yang diproduksi oleh janin. Kadar AFP yang tinggi dalam darah ibu hamil bisa menandakan janin berpotensi mengalami kecacatan tabung saraf, seperti spina bifida. • USG (ultrasonografi) Pemindaian visual pada janin melalui USG dapat membantu mendeteksi spina bifida. Melalui tes ini, dokter dapat melihat kelainan struktur di tubuh janin. Misalnya, jeda ruas tulang belakang yang terlalu lebar atau ada benjolan pada tulang belakang. • Amniosentesis Amniosentesis adalah prosedur pengambilan sampel cairan ketuban. Pada tes ini, akan dinilai kadar AFP. Kadar AFP yang tinggi menandakan adanya robekan pada kulit sekitar kantung bayi. Hal ini bisa menjadi tanda spina bifida atau cacat lahir lainnya. Penanganan • Pengobatan spina bifida bertujuan untuk meminimalisasi risiko komplikasi dan meningkatkan kualitas hidup penderitanya. • Dilakukan dengan cara operasi Anencephaly (NTD terbuka) • kondisi cacat lahir serius yang menyebabkan bayi terlahir tanpa sebagian otak dan tengkoraknya. Kegagalan Perkembangan Tabung saraf pada Anenchepaly • Tabung saraf sendiri merupakan lapisan sel yang nantinya akan berkembang menjadi otak, tengkorak, sumsum tulang belakang bayi, dan jaringan lain yang menyertainya. • Tabung saraf biasanya terbentuk pada awal kehamilan dan menutup pada hari ke-28 setelah pembuahan. • Penutupan tabung saraf yang tidak berjalan dengan baik ini mengakibatkan otak dan sumsum tulang belakang bayi yang sedang berkembang jadi terpapar oleh cairan ketuban yang mengelilingi di dalam rahim. • Paparan cairan ketuban ini kemudian menyebabkan jaringan sistem saraf terurai dan hancur. Anensefali atau anencephaly adalah kondisi yang disebabkan oleh kelainan tabung saraf sehingga juga digolongkan ke dalam cacat tabung saraf. Faktor resiko • penyebab utama belum di ketahui • Perubahan gen atau kromosom • Kekurangan asam folat • Lingkungan (terpapar bahan kimia) • Pengunaan obat-obatan yang berbahaya bagi ibu hamil Diagnosa sebelum hamil • Tes darah. Kadar protein alfa-fetoprotein hati yang tinggi bisa menunjukkan adanya anencephaly. • Amniosentesis. Cairan ketuban akan diperiksa untuk mencari tahu kemungkinan adanya perkembangan tidak normal. • USG. Gelombang suara frekuensi tinggi dari USG bisa membantu menunjukkan tanda-tanda fisik anensefali. • MRI fetal. Pemeriksaan MRI fetal akan menunjukkan gambar yang lebih rinci ketimbang USG mengenai kondisi janin di dalam kandungan. pengobatan • belum ditemukan obat atau pengobatan untuk bayi dengan anencephaly • ampir semua bayi yang lahir dengan anencephaly akan meninggal tak lama setelah kelahiran. • Bayi yang selamat akan diberikan perawatan suportif. Bayi akan dijaga tetap hangat dalam inkubator dan area otaknya yang rentan akan dilindungi. Mikrosefali • suatu keadaan ketika ukuran kepala kurang dari 2 SD di bawah rata-rata usia dan jenis kelamin. Hal ini mencerminkan pertumbuhan otak bayi yang kurang. Pada anak yang memiliki lingkar kepala jauh di bawah kelas 3 SD cenderung tergolong mikrosefali primer. Faktor resiko dibagi menjadi primer dan sekunder. • Mikrosefali primer meliputi kondisi otak kecil karena tidak pernah terbentuk baik karena genetik atau kelainan kromosom. • Faktor sekunder adalah faktor genetic, fungsi otot, hormonal, serta faktor ekstrinsik lainnya seperti lingkungan, nutrisi, derajat aktivitas fisik serta kesehatan dan penyakit. diagnosis • ditegakkan berdasarkan gejala klinis dan gambaran radiologi. • Lingkar kepala lebih dari 2 standar deviasi di bawah rata-rata dianggap mikrosefali; • keliling lebih dari 3 standar deviasi di bawah rata- rata diklasifikasikan sebagai mikrosefali berat, yang harus segera mempertimbangkan neuroimaging (MRI atau CT-scan Penanganan • Belum ada penanganan yang spesifik dan efektif untuk mikrosefali ini. • pemantauan perkembangan otak merupakan salah satu fokus utama yang dapat kita lakukan. • Karena tujuan pengobatan bukan untuk menyembuhkan tetapi untuk mengoptimalkan fungsi otak pengidap, serta meningkatkan kualitas hidup pengidapnya. Terimakasih jangan lupa di hapalkan