bP atau b
Kurva Permintaan
a 1
P b bQ
0 a Q
4. PENERAPAN FUNGSI
LINEAR FS PERMINTAAN
12
10
8
Qd = a - bPx
6
P
0
0 5 10 15 20
Q
4. PENERAPAN FUNGSI
LINEAR
Fungsi penawaranFS PENAWARAN
menunjukkan hubungan antara jumlah produk
yang ditawarkan oleh produsen untuk dijual dengan harga produk.
Di dalam teori ekonomi dijelaskan bahwa jika harga naik maka
jumlah barang yang ditawarkan bertambah, demikian juga
sebaliknya bahwa jika harga turun maka jumlah barang yang
ditawarkan turun, sehingga grafik fungsi permintaan mempunyai
slope positif (miring ke kanan)
Notasi fungsi penawaran akan barang x adalah:
Qx = f (Px)
Qx = -a + b Px
Atau
Px = a/b + 1/b Qx
dimana: Qx = Jumlah produk x yang ditawarkan
Px = Harga produk x
a dan b = parameter
Contoh:
Fungsi pernawaran P = 3 + 0,5Q
Fungsi Penawaran
P
Q a
bP
a 1
P atau
Q Kurva Penawaran
a
b
b0 Q
b a
4. PENERAPAN FUNGSI
LINEAR FS PENAWARAN
P
12
10
6
P
4
0
0 1 2 3 4 5 6
4. PENERAPAN FUNGSI LINEAR
KESEIMBANGAN PASAR
Pasar suatu macam barang dikatakan berada
dalam keseimbangan (equilibrium) apabila
jumlah barang yang diminta di pasar tersebut
sama dengan jumlah barang yang ditawarkan.
Secara matematik dan grafik ditunjukan oleh
kesamaan:
Qd = Qs
atau Pd = Ps
yaitu perpotongan kurva permintaan dengan
kurva penawaran.
4. PENERAPAN FUNGSI
LINEAR KESEIMBANGAN
PASAR
Y-Values
12
10
6
Y-Values
4
0
0 2 4 6 8 10 12
4. PENERAPAN FUNGSI LINEAR
KESEIMBANGAN PASAR
Qd P
Qs
Qs
Pe
E
Qd
0 Qe Q
Contoh Kasus 1 :
Diketahui : Fungsi Permintaan ; Q = 15 – P
Fungsi Penawaran ; Q = - 6 + 2P
Ditanyakan : Pe dan Qe ?...
P
15 15 – P = - 6 + 2P
21 = 3P, P=7
Q
Q = 15 – P
s
E = 15
7 –7= 8
3 Jadi, Pe = 7
Qd
Qe = 8
0 8 1
Q
5
4. PENERAPAN FUNGSI LINEAR
KESEIMBANGAN PASAR 2
PRODUK
Di pasar terkadang permintaan suatu barang dipengaruhi
oleh permintaan barang. Ini bisa terjadi pada dua macam
produk atau lebih yang berhubungan secara substitusi
(produk pengganti) atau secara komplementer (produk
pelengkap).
Produk substitusi misalnya: beras dengan gandum, minyak
tanah dengan gas elpiji, dan lain-lain.
Sedangkan produk komplementer misalnya: teh
dengan gula, semen dengan pasir, dan lain sebagainya.
4. PENERAPAN FUNGSI LINEAR
KESEIMBANGAN PASAR 2
PRODUK
Dalam pembahasan ini dibatasi interaksi dua macam produk
saja. Secara matematis fungsi permintaan dan fungsi
penawaran produk yang berinteraksi mempunyai dua
variabel bebas.
Kedua variabel bebas yang mempengaruhi jumlah jumlah
yang diminta dan jumlah yang ditawarkan adalah :
(1) harga produk itu sendiri, dan
(2) harga produk lain yang saling berhubungan.
4. PENERAPAN FUNGSI LINEAR
KESEIMBANGAN PASAR 2 PRODUK
Notasi fungsi permintaan menjadi:
Qdx = ao – a1Px +
a2Py Qdy = bo + b1Px -
b2Py
= 15 – 6 = 9
Jadi, sesudah pajak ; P’e = 9 dan Q’e = 6
Jadi, Kurvanya adalah sebagai berikut :
P
15
Q's (sesudah pajak)
E Qs (sebelum pajak)
9
' E
7
6
3 Qd
0 6 8 15 Q
Beban Pajak
Beban pajak yang ditanggung konsumen (tk)
Rumus : tk = P’e – P
Dalam contoh kasus diatas, tk = 9 – 7 = 2
a b
P l t l t Q atau Q a l t P
b
b
Contoh Kasus 3 :
Diketahui : permintaan; P = 15 – Q
penawaran; P = 3 + 0,5 Q t = 25%
Ditanyakan : berapa P dan Q keseimbangan sebelum dan
sesudah pajak ?...
Penyelesaian :
Sebelum pajak, Pe = 7 dan Qe = 8 , sesudah pajak,
persamaan
penawarannya akan berubah, sementara permintaannya tetap
P = 15 – Q atau Q = 15 – P .
Penawaran sesudah pajak, dengan t = 25% = 0,25 :
P = 3 + 0,5 Q + 0,25
P = 3 + 0,75 Q
Keseimbangan Pasar : Pd = Ps
15 - Q = 3 +0,75Q
-1,75Q = -12
Q = 6,6
Jadi, sesudah pajak : P’e = 8,4 dan Q’e = 6,6
Pajak yang diterima oleh pemerintah dari setiap unit barang
adalah :
t x P’e = 0,25 x 8,4 = 2,1
Kurvanya adalah :
P Q 's
E
8,4 ' Qs
E
7
Qd
0 6,6 8 Q
Besarnya pajak yang ditanggung oleh konsumen untuk setiap barang yang
dibeli adalah tk = P’e – Pe = 8,4 – 7 = 1,4
Sedangkan yang ditanggung produsen adalah : tp = t – tk = 2,1 – 1,4 = 0,7
Jumlah pajak yang diterima oleh pemerintah adalah :
T = Q’e x t = 6,6 x 2,1 = 13,86.
PENGARUH SUBSIDI TERHADAP KESEIMBANGAN PASAR
Subsidi merupakan kebalikan atau lawan dari pajak, oleh karena
itu ia sering juga disebut pajak negatif. Seiring dengan itu,
pengaruhnya terhadap keseimbangan pasar berbalikan dengan
pengaruh pajak, sehingga kita dapat menganalisisnya seperti
ketika menganalisis pengaruh pajak. Subsidi dapat bersifat spesifik
dan dapat juga bersifat proporsional.
Pengaruh Subsidi. Subsidi yang diberikan atas produksi/penjualan
sesuatu barang menyebabkan harga jual barang tersebut menjadi
lebih rendah. Dengan adanya subsidi, produsen merasa ongkos
produksinya menjadi lebih kecil sehingga ia bersedia menjual lebih
murah.
Dengan subsidi sebesar s, kurva penawaran bergeser sejajar
kebawah, dengan penggal yang lebih kecil (lebih rendah) pada
sumbu harga.
Jika sebelum subsidi persamaan penawarannya P = a + bQ, maka
sesudah subsidi akan menjadi P’ = a + bQ – s = (a – s) + bQ.
Contoh Kasus 4 :
Diketahui : permintaan; P = 15 – Q
penawaran; P = 3 + 0,5 Q
subsidi; s = 1,5 per unit. Ditanyakan :
berapa P dan Q
keseimbangan sebelum dan sesudah subsidi ?...
Penyelesaian :
Tanpa subsid, Pe = 7 dan Qe = 8 . Dengan subsidi, harga jual yang ditawarkan
oleh produsen menjadi lebih rendah, persamaan penawaran berubah dan
kurvanya bergeser turun.
Penawaran tanpa subsidi : P = 3 + 0,5 Q
Penawaran dengan subsidi : P = 3 + 0,5 Q – 1,5
P = 1,5 + 0,5 Q
Maka, keseimbangan pasar : Q =Q =Q
-3d + 2Ps
Permintaan tetap 15 – :PP==-315+ –2PQ Q =1815=– 3P,
P P=
Q = 15 – P 6
15 - 6 = 9
P
15
Qs (tanpa subsidi)
E Q's (dengan
7 E subsidi)
6 '
3 Qd
1,5
0 15 Q
89
Bagian Subsidi yang
Dinikmati
Bagian subsidi yang dinikmati konsumen. Besarnya bagian
dari subsidi yang diterima, secara tidak langsung, oleh
konsumen (sk) adalah selisih antara harga keseimbangan tanpa
subsidi (Pe ) dan harga keseimbangan dengan subsidi (P’e )
Dalam contoh kasus diatas, sk = 7 – 6 = 1.
Bagian subsidi yang dinikmati produsen.
Dalam contoh kasus diatas, sp = 1,5 – 1 = 0,5.
Jumlah subsidi yang dibayarkan oleh pemerintah. Besarnya
jumlah subsidi yang diberikan oleh pemerintah (S) dapat dihitung
dengan mengalikan jumlah barang yang terjual sesudah subsidi
(Q’e) dengan besarnya subsidi per unit barang (s).
Dalam contoh kasus diatas, S = 9 x 1,5 = 13,5.
KESEIMBANGAN PASAR KASUS DUA MACAM BARANG
10Px 2Py
1 10Px 2Py 16
16
4Px10Py 10Px 25Py
12 2,5 30 23 P y 4 6
Py 2
• Fungsi investasi
dengan 1 var bebas
tingkat bunga :
I
=
f
(
4. PENERAPAN FUNGSI
LINEAR
FUNGSI BELANJA INVESTASI
4. PENERAPAN FUNGSI
LINEAR
FUNGSI BELANJA INVESTASI
4. PENERAPAN FUNGSI
LINEAR
FUNGSI BELANJA INVESTASI
4. PENERAPAN FUNGSI
LINEAR
FUNGSI BELANJA INVESTASI
Latihan 1 :
Misalkan telah diketahui fungsi belanja investasi dari suatu perekonomian
I = 30 + 0,2Y
a. Berapa besar belanja investasi autonomous
b. Berapa nilai investasi total apabila tingkat pendapat 50
c. Gambar kan fungsi belanja investasi dalam satu diagram !
Latihan 2 :
Fungsi belanja investasi dari suatu perekonomian adalah I = 3000 – 100r,
dimana I adalah nilai belanja investasi dalam miliar rupiah dan r adalah
tingkat bunga pasar dalam presentase
d. Berapa besar belanja investasi jika tingkat bunga (r) yang berlaku di
pasar 15% ?
e. Berapa besar belanja investasi, jika bunga (r) yang berlaku di pasar
10%?
c. Gambarkan fungsi belanja investasi dalam satu diagram!
4. PENERAPAN FUNGSI LINEAR
FUNGSI BELANJA PEMERINTAH :
FUNGSI BELANJA PEMERINTAH : hubungan jumlah
belanja pemerintah dengan kebijakan yang diputuskan
oleh pemerintah
VARIABEL BELANJA PEMERINTAH : VARIABEL
EKSOGEN
G = f(Y, Kebijakan) (mat : fungsi konstanta)
G : jumlah belanja pemerintah
Y : pendapatan riil dalam perekonomian
Kebijakan : keputusan yang dibuat oleh
pemerintah dan disetujui oleh Legistatif
G = G0 (mat : persamaan
linear)
G : belanja pemerintah
G0 : belanja pemerintah otonom
4. PENERAPAN FUNGSI
LINEAR
FUNGSI BELANJA PEMERINTAH :
4. PENERAPAN FUNGSI
LINEAR
FUNGSI BELANJA PEMERINTAH :
4. PENERAPAN FUNGSI
LINEAR
FUNGSI BELANJA EKSPOR DAN IMPOR
FUNGSI BELANJA EKSPOR : hubungan jumlah belanja
ekspor (oleh eksportir) dengan tingkat pendatan riil atau
PDB luar negeri (GDP or real time) dan tingkat
pertukaran mata uang (currency exchange rate) dalam
perekonomian pada suatu periode waktu tertentu.
Bentuk Fungsional : X = f(Y*, R)
X : jumlah belanja ekspor
Y* : tingkat pendapatan riil luar negeri
R : tingkat pertukaran mata uang
4. PENERAPAN FUNGSI LINEAR
FUNGSI BELANJA EKSPOR DAN IMPOR
(Fungsi belanja ekspor terhadap tingkat pertukaran mata
uang)
Bentuk Persamaan Linier : X = X0 – x1R
X : jumlah belanja ekspor
Y* : tingkat pendapatan riil luar negeri
R : tingkat pertukaran mata uang
X0 : faktor yang mempengaruhi
belanja ekspor
X1 : koofisien yang sesuai dengan
tingkat pertukaran mata uang
4. PENERAPAN FUNGSI LINEAR
FUNGSI BELANJA EKSPOR DAN IMPOR
(Fungsi belanja ekspor terhadap tingkat pendapatan riil
domestik PDB)
Bentuk Fungsi Konstanta : X = X0
X : jumlah belanja ekspor
X0: belanja ekspor otonom
Tingkat belanja ekspor : Variabel Eksogen sehingga
tidak ada hub. Dengan tingkat pendapatan riil.
4. PENERAPAN FUNGSI
LINEAR
FUNGSI BELANJA EKSPOR DAN IMPOR
FUNGSI BELANJA IMPOR : hubungan jumlah belanja
impor (oleh eksportir) dengan tingkat pendatan riil
domestik dan tingkat pertukaran mata uang (currency
exchange rate) dalam perekonomian pada suatu periode
waktu tertentu.
Bentuk Fungsional : M = f(Y, R)
M : jumlah belanja impor
Y* : tingkat pendapatan riil domestik
R : tingkat pertukaran mata uang
AE = f(Y, Tp,r,W,D,CR,CC,TB,PR,CU,G,Y*,R)
AE= Belanja keseluruhan CR=kredit
konsumen Y=Tingkat pendapatan (variabel yang plg berpengaruh)
CC=keyakinan konsumen
Tp=pajak perseorangan TB=pajak bisnis/perusahaan
r=tingkat bunga pasar PR=profit yang diharapkan
W=kekayaan konsumen investor CU=pemanfaatan
D=Hutang konsumen kapasitas G=belanja pemerintah
Y*=pendapatan riil atau R=tingkat pertukaran mata uang
4. PENERAPAN FUNGSI LINEAR
FUNGSI BELANJA KESELURUHAN (AGGREGATE)
fungsi belanja keseluruhan dengan 1 var
bebas AE=f(Y)
Persamaan linier : AE=AE +(c +i -m )Y0 1 1 1