Anda di halaman 1dari 55

PENERAPAN FUNGSI LINIER

Prasetyo Hartanto, S.E.,M.M.


4. PENERAPAN FUNGSI LINEAR

Fungsi linier adalah suatu fungsi yang sangat


sering digunakan oleh para ahli ekonomi dan
bisnis dalam menganalisa dan memecahkan
masalah-masalah ekonomi.
Hal ini dikarenakan bahwa
masalah kebanyakan ekonomi dan bisnis
disederhanakan dapat
atau diterjemahkan ke
dalam model yang berbentuk linier.
4. PENERAPAN FUNGSI
LINEAR
Beberapa penerapan fungsi linier dalam
bidang ekonomi dan bisnis adalah:
 Fungsi permintaan, fungsi penawaran
dan keseimbangan pasar 1 dan 2 macam
produk
 Keseimbangan
Pengaruh Pasar.
Pajak dan Subsidi
 Pengaruh
Terhadap Pajak Subsidi
dan Kesejahteraan Terhadap
 Pengaruh batas minimum dan
terhadap kesejahteraan
maksimum
 Pengaruh produksi terhadap
kuota
kesejahteraan
4. PENERAPAN FUNGSI
LINEAR
(sambungan) :
 Pengaruh tarif dan kuota terhadap
kesejahteraan
impor
 Analisis p
 Fungsi belanja komsumsi dan tabungan
 Fungsi belanja investasi
 Fungsi belanja pemerintah
 Fungsi belanja ekspor impor
 Fungsi belanja keseluruhan
 Keseimbangan pasar produk
4. PENERAPAN FUNGSI
LINEAR FS PERMINTAAN
Fungsi permintaan menunjukkan hubungan antara jumlah produk
yang diminta oleh konsumen dengan harga produk.
Di dalam teori ekonomi dijelaskan bahwa jika harga naik maka
jumlah barang yang diminta turun, demikian juga sebaliknya bahwa
jika harga turun maka jumlah barang yang diminta naik.
Sehingga grafik fungsi permintaan mempunyai slope negatif (miring
ke kiri)
Notasi fungsi permintaan akan barang x adalah:
Qx = f (Px)
Qx = a – b Px
Atau
Px =a/b – 1/b Qx
dimana: Qx = Jumlah produk x yang diminta
Px = Harga produk x
a dan b = parameter
4. PENERAPAN FUNGSI LINEAR
FS PERMINTAAN

 Bentuk umum fungsi


permintaan
P
Qa a

bP atau b
Kurva Permintaan
a 1
P  b  bQ
0 a Q
4. PENERAPAN FUNGSI
LINEAR FS PERMINTAAN
12

10

8
Qd = a - bPx
6
P

0
0 5 10 15 20
Q
4. PENERAPAN FUNGSI
LINEAR
Fungsi penawaranFS PENAWARAN
menunjukkan hubungan antara jumlah produk
yang ditawarkan oleh produsen untuk dijual dengan harga produk.
Di dalam teori ekonomi dijelaskan bahwa jika harga naik maka
jumlah barang yang ditawarkan bertambah, demikian juga
sebaliknya bahwa jika harga turun maka jumlah barang yang
ditawarkan turun, sehingga grafik fungsi permintaan mempunyai
slope positif (miring ke kanan)
Notasi fungsi penawaran akan barang x adalah:
Qx = f (Px)
Qx = -a + b Px
Atau
Px = a/b + 1/b Qx
dimana: Qx = Jumlah produk x yang ditawarkan
Px = Harga produk x
a dan b = parameter
Contoh:
Fungsi pernawaran P = 3 + 0,5Q
Fungsi Penawaran
P
Q  a 
bP
a 1
P  atau
 Q Kurva Penawaran

a
b
 b0 Q
b a
4. PENERAPAN FUNGSI
LINEAR FS PENAWARAN
P
12

10

6
P
4

0
0 1 2 3 4 5 6
4. PENERAPAN FUNGSI LINEAR
KESEIMBANGAN PASAR
Pasar suatu macam barang dikatakan berada
dalam keseimbangan (equilibrium) apabila
jumlah barang yang diminta di pasar tersebut
sama dengan jumlah barang yang ditawarkan.
Secara matematik dan grafik ditunjukan oleh
kesamaan:
Qd = Qs
atau Pd = Ps
yaitu perpotongan kurva permintaan dengan
kurva penawaran.
4. PENERAPAN FUNGSI
LINEAR KESEIMBANGAN
PASAR
Y-Values
12

10

6
Y-Values
4

0
0 2 4 6 8 10 12
4. PENERAPAN FUNGSI LINEAR
KESEIMBANGAN PASAR
Qd  P
Qs
Qs

Pe
E

Qd
0 Qe Q
Contoh Kasus 1 :
Diketahui : Fungsi Permintaan ; Q = 15 – P
Fungsi Penawaran ; Q = - 6 + 2P
Ditanyakan : Pe dan Qe ?...

Jawab : keseimbangan pasar; Qd = Qs

P
15 15 – P = - 6 + 2P
21 = 3P, P=7
Q
Q = 15 – P
s
E = 15
7 –7= 8
3 Jadi, Pe = 7
Qd
Qe = 8
0 8 1
Q
5
4. PENERAPAN FUNGSI LINEAR
KESEIMBANGAN PASAR 2
PRODUK
Di pasar terkadang permintaan suatu barang dipengaruhi
oleh permintaan barang. Ini bisa terjadi pada dua macam
produk atau lebih yang berhubungan secara substitusi
(produk pengganti) atau secara komplementer (produk
pelengkap).
Produk substitusi misalnya: beras dengan gandum, minyak
tanah dengan gas elpiji, dan lain-lain.
Sedangkan produk komplementer misalnya: teh
dengan gula, semen dengan pasir, dan lain sebagainya.
4. PENERAPAN FUNGSI LINEAR
KESEIMBANGAN PASAR 2
PRODUK
Dalam pembahasan ini dibatasi interaksi dua macam produk
saja. Secara matematis fungsi permintaan dan fungsi
penawaran produk yang berinteraksi mempunyai dua
variabel bebas.
Kedua variabel bebas yang mempengaruhi jumlah jumlah
yang diminta dan jumlah yang ditawarkan adalah :
(1) harga produk itu sendiri, dan
(2) harga produk lain yang saling berhubungan.
4. PENERAPAN FUNGSI LINEAR
KESEIMBANGAN PASAR 2 PRODUK
Notasi fungsi permintaan menjadi:
Qdx = ao – a1Px +
a2Py Qdy = bo + b1Px -
b2Py

Sedangkan fungsi penawarannya:


Qsx = -mo + m1Px + m2Py
Qsy = -no + n1Px + n2Py
4. PENERAPAN FUNGSI LINEAR
KESEIMBANGAN PASAR 2
PRODUK
Dimana:

Qdx = Jumlah yang diminta dari produk X


Qdy = Jumlah yang diminta dari produk Y
Qsx = Jumlah yang ditawarkan dari produk X
Qsy = Jumlah yang ditawarkan dari produk
Y Px = Harga produk X
Py = Harga produk Y
a0, b0, m0, dan n0 adalah konstanta.

Syarat keseimbangan pasar dicapai jika:


Qsx = Qdx dan Qsy = Qdy
4. PENERAPAN FUNGSI LINEAR
KESEIMBANGAN PASAR 2
Contoh : PRODUK
Diketahui fungsi permintaan dan fungsi
penawaran dari dua macam produk yang
mempunyai hubungan substitusi sebagai berikut:
Qdx = 5- 2Px + Py
Qdy = 6 + Px - Py
Dan
Qsx = -5 + 4Px -
Py Qsy = -4 - Px +
3Py
Carilah harga dan
jumlah
PENGARUH PAJAK DAN SUBSIDI PADA
KESEIMBANGAN PASAR
Adanya pajak yang dikenakan
pemerintah atas penjualan suatu
barang akan menyebabkan
produsen menaikkan harga jual barang
tersebut sebesar tarif pajak per unit (t),
sehingga fungsi penawarannya akan berubah
yang pada akhirnya keseimbangan pasar akan
berubah pula.
Fungsi penawaran setelah pajak menjadi:
Ps = f(Q) + t atau
Qs = f(P - t)
SUBSIDI
Adanya subsidi yang diberikan pemerintah atas
penjualan suatu barang akan menyebabkan
produsen menurunkan harga jual barang tersebut
sebesar subsidi per unit (s), sehingga fungsi
penawarannya akan berubah yang pada akhirnya
keseimbangan pasar akan berubah pula.
Fungsi penawaran setelah subsidi menjadi:
Ps = f(Q) - s atau
Qs = f(P + s)
4. PENERAPAN FUNGSI LINEAR
PENGARUH PAJAK-SPESIFIK TERHADAP
KESEIMBANGAN PASAR
 Pengaruh Pajak.
Pajak yang dikenakan atas
barang
penjualan menyebabkan
suatu harga jual barang
tersebut naik. Sebab setelah dikenakan
produsen
pajak, akan berusaha mengalihkan
(sebagian) beban pajak tersebut kepada
konsumen.
 Pengenaan pajak sebesar t atas setiap
unit
barang yang dijual menyebabkan
kurva
penawaran bergeser ke atas, dengan
penggal
yang lebih tinggi pada sumbu harga.
Jika
sebelum pajak persamaan penawarannya P = a
 Contoh Kasus 2 :
Diketahui : permintaan; P = 15 – Q
penawaran; P = 3 + 0,5 Q
pajak; t = 3 per unit.
Ditanyakan : berapa P dan Q keseimbangan sebelum dan sesudah
pajak ?...
Penyelesaian :
Dimisalkan sebelum pajak, Pe = 7 dan Qe = 8 . Sesudah pajak, harga
jual yang ditawarkan oleh produsen menjadi lebih tinggi, persamaan
penawarannya berubah dan kurvanya bergeser keatas.

Penawaran sebelum pajak : P = 3 + 0,5 Q


Penawaran sesudah : P = 3 + 0,5 Q + 3 = 6 + 0,5 Q
pajak
Sedangkan permintaan tetap : P = 15 – Q
Keseimbangan Pasar : 15 – Q = 6 +0,5Q  - 1,5Q = - 9
Q=6
P = 15 – Q

= 15 – 6 = 9
Jadi, sesudah pajak ; P’e = 9 dan Q’e = 6
Jadi, Kurvanya adalah sebagai berikut :

P
15
Q's (sesudah pajak)

E Qs (sebelum pajak)
9
' E
7
6
3 Qd

0 6 8 15 Q
Beban Pajak
 Beban pajak yang ditanggung konsumen (tk)
 Rumus : tk = P’e – P
 Dalam contoh kasus diatas, tk = 9 – 7 = 2

 Beban pajak yang ditanggung produsen (tp)


 Besarnya bagian dari beban pajak yang ditanggung oleh
produsen (tp) adalah selisih antara besarnya pajak per unit
barang (t) dan bagian pajak yang menjadi tanggungan
konsumen (tk).
 Rumus : tp = t – tk
 Dalam contoh kasus 2, tp = 3 – 2 = 1

 Jumlah pajak yang diterima oleh pemerintah (T)


 Rumus : T = Q’e X t
 Dalam contoh kasus 2, T = 6 X 3 = 18
PENGARUH PAJAK-PROPORSIONAL TERHADAP
KESEIMBANGAN PASAR
 Pajak Proporsional ialah pajak yang besarnya diterapkan
berdasarkan persentase tertentu dari harga jual; bukan diterapkan
secara spesifik (misalnya 3 rupiah) per unit barang. Meskipun
pengaruhnya serupa dengan pengaruh pajak spesifik, menaikan
harga keseimbangan dan mengurangi jumlah keseimbangan,
namun analisisnya sedikit berbeda.
 Jika persamaan penawaran semula P = a + bQ (atau Q = -a/b + 1/b P)
maka, dengan dikenakannya pajak proporsional sebesar t% dari
harga jual, persamaan penawaran yang baru akan menjadi :
P = a + bQ + tP t : pajak proporsional dalam
P – tP = a + bQ %
(l – t)P = a + bQ

a b
P  l  t  l  t Q atau Q   a  l  t P
b

b
 Contoh Kasus 3 :
Diketahui : permintaan; P = 15 – Q
penawaran; P = 3 + 0,5 Q t = 25%
Ditanyakan : berapa P dan Q keseimbangan sebelum dan
sesudah pajak ?...
Penyelesaian :
Sebelum pajak, Pe = 7 dan Qe = 8 , sesudah pajak,
persamaan
penawarannya akan berubah, sementara permintaannya tetap
P = 15 – Q atau Q = 15 – P .
Penawaran sesudah pajak, dengan t = 25% = 0,25 :
P = 3 + 0,5 Q + 0,25
P = 3 + 0,75 Q

Keseimbangan Pasar : Pd = Ps
15 - Q = 3 +0,75Q
-1,75Q = -12
Q = 6,6
Jadi, sesudah pajak : P’e = 8,4 dan Q’e = 6,6
Pajak yang diterima oleh pemerintah dari setiap unit barang
adalah :
t x P’e = 0,25 x 8,4 = 2,1
Kurvanya adalah :

P Q 's

E
8,4 ' Qs
E
7

Qd

0 6,6 8 Q
 Besarnya pajak yang ditanggung oleh konsumen untuk setiap barang yang
dibeli adalah tk = P’e – Pe = 8,4 – 7 = 1,4
 Sedangkan yang ditanggung produsen adalah : tp = t – tk = 2,1 – 1,4 = 0,7
 Jumlah pajak yang diterima oleh pemerintah adalah :
T = Q’e x t = 6,6 x 2,1 = 13,86.
PENGARUH SUBSIDI TERHADAP KESEIMBANGAN PASAR
 Subsidi merupakan kebalikan atau lawan dari pajak, oleh karena
itu ia sering juga disebut pajak negatif. Seiring dengan itu,
pengaruhnya terhadap keseimbangan pasar berbalikan dengan
pengaruh pajak, sehingga kita dapat menganalisisnya seperti
ketika menganalisis pengaruh pajak. Subsidi dapat bersifat spesifik
dan dapat juga bersifat proporsional.
 Pengaruh Subsidi. Subsidi yang diberikan atas produksi/penjualan
sesuatu barang menyebabkan harga jual barang tersebut menjadi
lebih rendah. Dengan adanya subsidi, produsen merasa ongkos
produksinya menjadi lebih kecil sehingga ia bersedia menjual lebih
murah.
 Dengan subsidi sebesar s, kurva penawaran bergeser sejajar
kebawah, dengan penggal yang lebih kecil (lebih rendah) pada
sumbu harga.
Jika sebelum subsidi persamaan penawarannya P = a + bQ, maka
sesudah subsidi akan menjadi P’ = a + bQ – s = (a – s) + bQ.
 Contoh Kasus 4 :
Diketahui : permintaan; P = 15 – Q
penawaran; P = 3 + 0,5 Q
subsidi; s = 1,5 per unit. Ditanyakan :
berapa P dan Q
keseimbangan sebelum dan sesudah subsidi ?...
Penyelesaian :
Tanpa subsid, Pe = 7 dan Qe = 8 . Dengan subsidi, harga jual yang ditawarkan
oleh produsen menjadi lebih rendah, persamaan penawaran berubah dan
kurvanya bergeser turun.
Penawaran tanpa subsidi : P = 3 + 0,5 Q
Penawaran dengan subsidi : P = 3 + 0,5 Q – 1,5
P = 1,5 + 0,5 Q

Maka, keseimbangan pasar : Q =Q =Q
-3d + 2Ps
Permintaan tetap 15 – :PP==-315+ –2PQ Q =1815=– 3P,
P P=
Q = 15 – P 6
 15 - 6 = 9

Jadi dengan adanya subsidi : P’e = 6 Q’e = 9


dan
 Jadi kurvanya sebagai berikut :

P
15
Qs (tanpa subsidi)

E Q's (dengan

7 E subsidi)

6 '
3 Qd
1,5
0 15 Q
89
Bagian Subsidi yang
Dinikmati
 Bagian subsidi yang dinikmati konsumen. Besarnya bagian
dari subsidi yang diterima, secara tidak langsung, oleh
konsumen (sk) adalah selisih antara harga keseimbangan tanpa
subsidi (Pe ) dan harga keseimbangan dengan subsidi (P’e )
 Dalam contoh kasus diatas, sk = 7 – 6 = 1.
 Bagian subsidi yang dinikmati produsen.
 Dalam contoh kasus diatas, sp = 1,5 – 1 = 0,5.
 Jumlah subsidi yang dibayarkan oleh pemerintah. Besarnya
jumlah subsidi yang diberikan oleh pemerintah (S) dapat dihitung
dengan mengalikan jumlah barang yang terjual sesudah subsidi
(Q’e) dengan besarnya subsidi per unit barang (s).
 Dalam contoh kasus diatas, S = 9 x 1,5 = 13,5.
KESEIMBANGAN PASAR KASUS DUA MACAM BARANG

 Bentuk Umum : Qdx  f Px ,


Py 
Qdx : jumlah permintaan akan X
Qdy : jumlah permintaan akan Y
Qdy  g Py ,
 
Px : harga X per unit
Py : harga Y per unit
Px
 Contoh Kasus 5 :
Diketahui : permintaan akan X; Qdx = 10 – 4Px + 2Py
penawarannya; Qsx = -6 + 6Px
permintaan akan Y; Qdy = 9 – 3 Py + 4 Px
penawarannya; Qsx = -3 + 7 Py
Ditanyakan : Pe dan Qe untuk masing-masing barang
tersebut ?...
Penyelesaian :
1)Keseimbangan pasar barang X
= Qsx
Qdx
10 – 4Px + 2Py = -6 + 6Px
10Px – 2Py = 16

2)Keseimbangan pasar barang Y


= Qsy
Qdy
9 – 3Py + 4Px = -3 + 7 Py
4Px – 10 Py = - 12
3. Dari 1 ) dan 2 )

10Px 2Py
1 10Px 2Py 16
16
4Px10Py   10Px 25Py 
12 2,5 30 23 P y  4 6 
Py  2

Py = 2 , masukkan ke 1) atau 2), diperoleh Px = 2


Masukkan kedalam persamaan semula, sehingga didapat nilai Qxe =
6, dan nilai Qye = 11.:
4. PENERAPAN FUNGSI LINEAR
ANALISIS PULANG POKOK
 Pulang Pokok (Break Even); Apabila
penerimaan total dari hasil penjualan produk
sama dengan biaya total yang dikeluarkan
perusahaan.
TR = TC
TR = P.Q dan
TC = FC + VQ
Dimana;
4. PENERAPAN FUNGSI
LINEAR
FUNGSI BELANJA KOMSUMSI DAN TABUNGAN
 Fungsi Konsumsi;
C = a + bYd
Dimana;
C = Konsumsi
Yd = Pendapatan Yg dapat dibelanjakan
a = Konsumsi dasar tertentu yg tidak tergantung
pada pendapatan
b = Kecenderungan konsumsi marginal (MPC)
 Fungsi Tabungan;
S = -a + (1-b)Yd
Dimana;
S = Tabungan
a = Pendapatan Yg dapat dibelanjakan
Yd = Pendapatan Yg dapat dibelanjakan
(1-b) = Kecenderungan konsumsi marginal (MPC)
4. PENERAPAN FUNGSI LINEAR
FUNGSI BELANJA INVESTASI
 Fungsi belanja investasi menunjukan hubungan
antara :
jumlah belanja investasi oleh investor dan
beberapa variabel ekonomi dalam perekonomian
yang mempengaruhinya pada suatu periode
waktu tertentu.
Variabel-variabel :
1. Tingkat bunga
2. Pendapatan riil
3. Pajak bisnis/perusahaan
4. Laba yang diharapkan dan keyakinan bisnis
5. Pemanfaatan kapasitas (capacity utilization)
4. PENERAPAN FUNGSI
LINEAR
FUNGSI BELANJA INVESTASI

Model matematika Fungsi belanja investasi :


I=f(Y, r, Tb, PR, CU)
Dimana :
I = jumlah belanja investasi
Y= pendapatan riil (variabel paling utama mempengaruhi
variabel belanja)
r = tingkat bunga pasar
Tb= pajak bisnis
PR= profil yang diharapkan dan keyakinan bisnis
CU= pemanfaatan kapasitas
4. PENERAPAN FUNGSI LINEAR
FUNGSI BELANJA INVESTASI
• Fungsi investasi dengan 1 var bebas pendapatan :
sebagai Variabel penentu utama I=f(Y)
• bentuk persamaan liniaer :
I = I0 + I1y (persamaan belanja investasi)
I= belanja investasi oleh investor
Y= pendapatan riil
I0 = belanja investasi autonomos
I1 = kecenderungan berinvestasi
marginal ( c1+i1 <0 )

• Fungsi investasi
dengan 1 var bebas
tingkat bunga :
I
=
f
(
4. PENERAPAN FUNGSI
LINEAR
FUNGSI BELANJA INVESTASI
4. PENERAPAN FUNGSI
LINEAR
FUNGSI BELANJA INVESTASI
4. PENERAPAN FUNGSI
LINEAR
FUNGSI BELANJA INVESTASI
4. PENERAPAN FUNGSI
LINEAR
FUNGSI BELANJA INVESTASI
Latihan 1 :
Misalkan telah diketahui fungsi belanja investasi dari suatu perekonomian
I = 30 + 0,2Y
a. Berapa besar belanja investasi autonomous
b. Berapa nilai investasi total apabila tingkat pendapat 50
c. Gambar kan fungsi belanja investasi dalam satu diagram !

Latihan 2 :
Fungsi belanja investasi dari suatu perekonomian adalah I = 3000 – 100r,
dimana I adalah nilai belanja investasi dalam miliar rupiah dan r adalah
tingkat bunga pasar dalam presentase
d. Berapa besar belanja investasi jika tingkat bunga (r) yang berlaku di
pasar 15% ?
e. Berapa besar belanja investasi, jika bunga (r) yang berlaku di pasar
10%?
c. Gambarkan fungsi belanja investasi dalam satu diagram!
4. PENERAPAN FUNGSI LINEAR
FUNGSI BELANJA PEMERINTAH :
FUNGSI BELANJA PEMERINTAH : hubungan jumlah
belanja pemerintah dengan kebijakan yang diputuskan
oleh pemerintah
VARIABEL BELANJA PEMERINTAH : VARIABEL
EKSOGEN
G = f(Y, Kebijakan) (mat : fungsi konstanta)
G : jumlah belanja pemerintah
Y : pendapatan riil dalam perekonomian
Kebijakan : keputusan yang dibuat oleh
pemerintah dan disetujui oleh Legistatif
G = G0 (mat : persamaan
linear)
G : belanja pemerintah
G0 : belanja pemerintah otonom
4. PENERAPAN FUNGSI
LINEAR
FUNGSI BELANJA PEMERINTAH :
4. PENERAPAN FUNGSI
LINEAR
FUNGSI BELANJA PEMERINTAH :
4. PENERAPAN FUNGSI
LINEAR
FUNGSI BELANJA EKSPOR DAN IMPOR
FUNGSI BELANJA EKSPOR : hubungan jumlah belanja
ekspor (oleh eksportir) dengan tingkat pendatan riil atau
PDB luar negeri (GDP or real time) dan tingkat
pertukaran mata uang (currency exchange rate) dalam
perekonomian pada suatu periode waktu tertentu.
Bentuk Fungsional : X = f(Y*, R)
X : jumlah belanja ekspor
Y* : tingkat pendapatan riil luar negeri
R : tingkat pertukaran mata uang
4. PENERAPAN FUNGSI LINEAR
FUNGSI BELANJA EKSPOR DAN IMPOR
(Fungsi belanja ekspor terhadap tingkat pertukaran mata
uang)
Bentuk Persamaan Linier : X = X0 – x1R
X : jumlah belanja ekspor
Y* : tingkat pendapatan riil luar negeri
R : tingkat pertukaran mata uang
X0 : faktor yang mempengaruhi
belanja ekspor
X1 : koofisien yang sesuai dengan
tingkat pertukaran mata uang
4. PENERAPAN FUNGSI LINEAR
FUNGSI BELANJA EKSPOR DAN IMPOR
(Fungsi belanja ekspor terhadap tingkat pendapatan riil
domestik PDB)
Bentuk Fungsi Konstanta : X = X0
X : jumlah belanja ekspor
X0: belanja ekspor otonom
Tingkat belanja ekspor : Variabel Eksogen sehingga
tidak ada hub. Dengan tingkat pendapatan riil.
4. PENERAPAN FUNGSI
LINEAR
FUNGSI BELANJA EKSPOR DAN IMPOR
FUNGSI BELANJA IMPOR : hubungan jumlah belanja
impor (oleh eksportir) dengan tingkat pendatan riil
domestik dan tingkat pertukaran mata uang (currency
exchange rate) dalam perekonomian pada suatu periode
waktu tertentu.
Bentuk Fungsional : M = f(Y, R)
M : jumlah belanja impor
Y* : tingkat pendapatan riil domestik
R : tingkat pertukaran mata uang

M berbanding lurus dengan Y dan


juga R
4. PENERAPAN FUNGSI LINEAR
FUNGSI BELANJA EKSPOR DAN IMPOR
(Fungsi belanja impor terhadap pendapatan)
Bentuk Persamaan Linier : M = M0 – m1Y
M : belanja impor
Y : tingkat pendapatan riil domestik
R : tingkat pertukaran mata uang
M0 : faktor yang mempengaruhi
belanja impor
m1 : kecenderungan marginal untuk
mengimpor

Fungsi belanja impor terhadap tingkat pertukaran mata


uang dianggap konstan
4. PENERAPAN FUNGSI LINEAR
FUNGSI BELANJA KESELURUHAN (AGGREGATE)
Fungsi belanja keseluruhan adalah fungsi yang menunjukan
antara nilai belanja keseluruhan (aggregate expenditure) dan
nilai dari semua komponen belanja yang dilakukan oleh para
pelaku ekonomi dalam perekonomian.
1. Belanja komsumsi
2. Belanja investasi
3. Belanja pemerintah
4. Belanja ekspor impor
AE = C + I + G + (X-M)
Sehingga :

AE = f(Y, Tp,r,W,D,CR,CC,TB,PR,CU,G,Y*,R)
AE= Belanja keseluruhan CR=kredit
konsumen Y=Tingkat pendapatan (variabel yang plg berpengaruh)
CC=keyakinan konsumen
Tp=pajak perseorangan TB=pajak bisnis/perusahaan
r=tingkat bunga pasar PR=profit yang diharapkan
W=kekayaan konsumen investor CU=pemanfaatan
D=Hutang konsumen kapasitas G=belanja pemerintah
Y*=pendapatan riil atau R=tingkat pertukaran mata uang
4. PENERAPAN FUNGSI LINEAR
FUNGSI BELANJA KESELURUHAN (AGGREGATE)
fungsi belanja keseluruhan dengan 1 var
bebas AE=f(Y)
Persamaan linier : AE=AE +(c +i -m )Y0 1 1 1

AE0 =jumlah dari semua komponen belanja otonom


C1=kecenderungan marginal untuk komsumsi
I1= kecenderungan marginal untuk investasi
m1=kecendurungan marginal untuk impor
0<(c1+i1-m1)<1
5. Fungsi NonLinier

Anda mungkin juga menyukai