Anda di halaman 1dari 18

Kelompo

2 MUHA M M
AD R
A
IY
D

MUHAMM H AZZAHRA
A
IKHSAN
D U SS OLIHIN

SYARA
UTRI
MUNISA P
AH
SITI SALM
DIRA
AYU WAN
Table of Contents

KAIDAH EJAAN
YANG BENAR
 
Kaidah dan Ejaan

adalah patokan sebagai


pedoman dalam bertindak
sedangkan Ejaan adalah
kumpulan peraturan penulisan
huruf, kata serta penggunaan
tanda baca. Jadi, kaidah ejaan
adalah patokan atau pedoman
dalam penulisan huruf
1. Penulisan Huruf Kapital
• Hurufkapital
Huruf kapital disebut jugalah huruf besar.

• Penggunaan dan penulisan dalam huruf kapital


• Penggunaan dan penulisan huruf kapital diantaranya :
• a. Awal kalimat
• Penggunaan huruf kapital pada awal kalimat
• b. Nama Orang
• Penggunaan huruf kapital pada nama orang
• c. Nama – nama Hari
• Penggunaan huruf kapital pada nama – nama hari ( Senin –
Minggu )
• d. Nama – nama Bulan
Penggunaan huruf kapital pada nama – nama bulan dalam setahun
yang mana terdapat 12 bulan ( Januari – Desember
2. Huruf Miring

• Huruf miring dipakai untuk menuliskan judul


buku, nama majalah, atau nama surat kabar
yang dikutip dalam tulisan, termasuk dalam
daftar pustaka.
• Huruf miring dipakai untuk menegaskan atau
mengkhususkan huruf, bagian kata, kata, atau
kelompok kata dalam kalimat.
Huruf miring dipakai untuk menuliskan kata atau
ungkapan dalam bahasa daerah atau bahasa
asing.
3. Penulisan Kata Turunan

Kata turunan adalah suatu kata yang mendapat imbuhan


• Penggunaan dan Penulisan dalam kata turunan
adalah sebagai berikut.a. Prefiks (awalan)
a. Prefiks (awalan
b. Infiks (sisipan)
c. Sufiks (akhiran)
d. Konfiks (awalan-akhiran)
4. Penulisan gabungan Kata
Gabungan kata berarti terdiri dari sejumlah kata yang digabungkan
dan membentuk makna baru. Sedangkan berdasarkan pengertian
gabungan kata ialah penyusunan dari kata berbeda umumnya dua
kata sesuai dengan kaidah Pedoman Umum Ejaan Bahasa
Indonesia (PUBEI).Berdasarkan penyusunan gabungan kata sesuai
PUBEI, gabungan kata bisa ditulis terpisah ataupun bersambung.
Selain itu, ada juga penulisan gabungan kata yang harus diberi
tanda hubung agar tak menimbulkan salah persepsi. Dari gabungan
kata itulah nantinya akan membentuk suatu makna baru.
berikut ini cara penulisan gabungan kata

1. Gabungan kata yang lazim disebut kata majemuk serta


istilah khusus penulisannya perlu dipisah.
2. Gabungan kata yang menimbulkan salah pengertian atau
persepsi ditulis dengan menambahkan tanda hubung (-) di
antara unsur katanya.
3. Gabungan kata yang penulisannya terpisah maka tetap
ditulis terpisah jika mendapatkan awalan ataupun akhiran.
4. Gabungan kata yang mendapat awalan dan akhiran
sekaligus atau dua-duanya maka ditulis bersambung atau
serangkai tanpa tanda hubung.
5. Gabungan kata yang sudah padu atau benar maka ditulis
serangkai.
5. Penulisan Partikel

Terdapat lima partikel dalam bahasa Indonesia, yaitu lah,


kah, tah, per, dan pun.
1. Partikel lah, kah, dan tah ditulis serangkai dengan kata
yang mendahuluinya.
2. Partikel per yang berarti ‘tiap-tiap,’ ‘demi,’ ‘dan “ mulai ”
ditulis terpisah dari bagian kalimat yang mendahului dan
mengikutinya. Namun, partikel per pada bilangan
pecahan ditulis serangkai dengan kata yang
mengikutinya.
3. Partikel pun yang sudah dianggap padu benar ditulis
serangkai dengan kata yang mendahuluinya. Sedangkan
partikel pun yang ditulis setelah kata benda, kata sifat,
kata kerja, dan kata bilangan, dituliskan terpisah.
6. Penulisan Singkatan

Penulisan singkatan dan akronim adalah dua hal yang


sering ditemui dalam tatanan bahasa Indonesia. Kedua
hal ini terlihat mirip dan sama, tetapi sejatinya memiliki
makna yang berbeda.
Menurut Kamus Besar Bahas Indonesia (KBBI), singkatan
berarti hasil menyingkat / memendekkan huruf atau
gabungan huruf. Biasanya untuk menyingkat nama orang,
jabatan, sapaan, gelar, nama lembaga maupun satuan
ukuran.Secara sederhana, singkatan dapat dikatakan
sebagai hasil dari kependekan atau ringkasan huruf
maupun gabungan huruf yang dalam pelafalannya dibaca
per huruf.
7. Penulisan Akronim

Akronim adalah kependekan dari gabungan


huruf, suku kata, atau bagian lain yang ditulis dan
dilafalkan sebagai kata wajar. Akronim biasanya
dipakai untuk menyingkat nama atau kumpulan
huruf agar lebih mudah diingat.Akronim juga
sering digunakan dalam bahasa sehari-hari dan
pergaulan, sebab akronim mempunyai fungsi
sebagai media humor dan semboyan. Akronim
sebagai media humor biasanya digunakan untuk
mempererat hubungan sosial.
Cara Penulisan Singkatan Menurut PUEBI :
Hal ini digolongkan berdasarkan penulisan untuk nama orang,
jabatan, nama organisasi, ditulis dengan huruf kapital, dan
diikuti tanda titik atau tidak.
1. Singkatan ditulis menggunakan huruf kapital diikuti dengan
titik di setiap huruf singkatannyaSingkatan nama orang,
gelar, sapaan, jabatan atau pangkat ditulis menggunakan
hururf kapital/besar diikuti dengan tanda titik pada setiap
unsur singkatan/huruf itu.
2. Singkatan ditulis menggunakan huruf kapital tanpa disertai
titik setelahnyaSingkatan yang terdiri dari huruf awal setiap
kata nama lembaga pemerintah dan ketatanegaraan,
lembaga pendidikan, badan atau organisasi serta nama
dokumen resmi ditulis dengan huruf kapital tanpa diikuti
tanda titik
3. Singkatan ditulis menggunakan tiga huruf kecil dan diikuti
tanda titikPenulisan singkatan yang terdiri dari tiga huruf atau
lebih harus diikuti dengan tanda titik di belakangnya.

4. sebagainyaPemakaian singkatan untuk surat menyuratKata-


kata yang lazim dipakai dalam surat menyurat dapat ditulis
dengan singkatan, asalkan masing-masing unsurnya ditulis
menggunakan huruf kecil dan diikuti tanda titik disetiap
unsurnya.
5. Penulisan singkatan untuk lambang kimia dan satuan
ukuranKata yang mempresentasikan lambang kimia, satuan
ukuran, takaran, timbangan dan mata uang dapat disingkat
tanpa diikuti tanda titik.
Cara Penulisan Akronim Menurut PUEBI
1. Menulis akronim menggunakan huruf kapital tanpa
tanda titikAkronim yang menrupakan nama diri,
lembaga atau komunitas ditulis menggunakan huruf
besar tanpa diikuti tanda titik setelahnya.
2. Menulis akronim menggunakan huruf kapital di awal
kataAkronim ditulis menggunakan huruf kapital di
awal kata
3. Menulis akronim dengan huruf kecilAkronim yang
bukan nama diri berupa gabungan huruf awal dan
suku kata atau gabungan suku kata, ditulis
menggunakan huruf kecil.
8. Penulisan angka dan lapang bilangan

Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI) memberikan


beberapa pedoman terkait dengan penulisan angka.
Pertama, bilangan dalam teks yang dapat dinyatakan dengan
satu atau dua kata ditulis dengan huruf, kecuali jika dipakai
secara berurutan seperti dalam perincian.

PUEBI menganjurkan,
agar menghindari bentuk penulisan berikut :
1. 50 siswa teladan mendapat beasiswa dari pemerintah
daerah.
2. 3 pemenang sayembara itu diundang ke Jakarta.
Ketiga, apabila bilangan pada awal kalimat tidak dapat dinyatakan
dengan satu atau dua kata, susunan kalimatnya diubah.
Contoh:
1. Panitia mengundang 250 orang peserta.
2. Di lemari itu tersimpan 25 naskah kuno.
PUEBI menganjurkan, agar menghindari bentuk penulisan berikut :
3. 250 orang peserta diundang panitia.
4. 25 naskah kuno tersimpan di lemari ituKeempat, angka yang
menunjukkan bilangan besar dapat ditulis sebagian dengan huruf
supaya lebih mudah dibaca.
Keempat, angka yang menunjukkan bilangan besar dapat ditulis
sebagian dengan huruf supaya lebih mudah dibaca.
Contoh
5. Dia mendapatkan bantuan 250 juta rupiah untuk mengembangkan
usahanya.
6. Perusahaan itu baru saja mendapat pinjaman 550 miliar rupiah.
Kelima, penulisan bilangan utuh dengan huruf, dilakukan dengan
contoh sebagai sebagai berikut.
1. dua belas (12)
2. Tiga puluh (30)
3. Lima ribu (5.000)
Keenam, penulisan bilangan pecahan dengan huruf, dilakukan
dengan contoh sebagai sebagai berikut.
4. setengah atau seperdua (1/2)
5. seperenam belas (1/16)
6. Tiga perempat (3/4)
Sekian,
TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai