Anda di halaman 1dari 35

07

Analisis
Perencanaan
Wilayah
Muhammad Fahmi Rizaldy, ST.
2120051009
ANALISIS PERENCANAAN WILAYAH
Wilayah (region) dalam pengertian ini adalah suatu area
geografis yang memiliki ciri tertentu dan merupakan
media bagi segala sesuatu untuk berlokasi dan berinteraksi

Pada negara-negara dengan karakteristik tersebut,


pembangunan wilayah menjadi salah satu alternatif
pelaksanaan pembangunan. Dengan membagi-bagi
wilayah nasional ke dalam region-region tertentu,
pelaksanaan pembangunan bisa lebih fokus. Pada
dasamya, karakteristik region yang berbeda-beda
memungkinkan bahwa perkembangan yang terjadi di tiap
region juga akan berbeda sehingga kemungkinan
terjadinya ketidakrataan antar region menjadi besar
Pembangunan Wilayah Harus
menurut Nugroho & Dahuri (2004)

01 02 03 04
Berkeinginan Media Bagi Pasar Konsep Pembangunan Mengupayakan

Untuk memberikan Agar berjalan efisien, Harus berdasarkan Pembangunan sistem


perlindungan sosial beragan dan kajian ilimiah dan kelembagaan sebagai
kerangka penyempurnaan
dan ekonomi bekelanjutan memiliki dasaran
pembangunan
Secara umum, setelah selesai bab ini membahas penerapan perencanaan daerah, khususnya
perencanaan yang berorientasi geografis dan perencanaan daerah yang berorientasi tujuan.
Serta secara khusu dibagi menjadi beberapa tujuan.

Wilayah Layanan Konsep Pembagian Partisipatif

menerapkan analisis menerapkan analisis


perencanaan regional yang menerapkan analisis
perencanaan regional yang
didasarkan pada wilayah didasarkan atas konsep perencanaan regional
layanan pembagian melalui cara partisipatif

Daya Dukung Daya Saing Berorientasi Tujuan


Wilayah
menerapkan analisis menunjukkan
perencanaan regional yang menunjukkan perencanaan
regional yang berorientasi perencanaan regional
didasarkan atas konsep
pada daya saing yang berorientasi
daya dukung wilayah
tujuan
Analisis yang
Berorientasi Geografis

A. ANALISIS WILAYAH
LAYANAN
Perencanaan wilayah pada dasarnya adalah perencanaan ekonomi yang memberikan ruang kepada analisis lokasi dan spasial. Salah
satu model sederhana yang menjelaskan permintaan secara spasial digambarkan melalui kurva permintaan ruang yang biasa
disebut sebagai model Von Thunen
model Von Thunen
Model ini merupakan turunan dari kurva permintaan- hubungan antara permintaan komoditas dan harga-yang dimodifikasi dengan
memasukkan aspek jarak. Model ini berangkat dari asumsi-asumsi:
● 1. hanya ada satu komoditas
● 2. populasi dan kepadatan menyebar merata
● 3. pendapatan seragam
● 4. fisik wilayah homogen sehingga setiap individu bebas bergerak ke mana saja
● 5. hanya ada satu jenis alat transportasi. Diumpamakan, pada awalnya hanya beroperasi sebuah perusahaan.
Kurva Von Thunen
● 1. Terbentuknya kurva permintaan (AR=D) menggambarkan jumlah
barang yang diinginkan oleh konsumen yang ada di wilayah sekitar
perusahaan. Berdasarkan kurva tersebut, terlihat bahwa semakin dekat
jarak konsumen dengan perusahaan, semakin besar permintaannya.
Kondisi tersebut menggambarkan bahwa biaya transportasi yang
ditanggung oleh konsumen semakin kecil.
● 2. Wilayah pasar akan berbentuk lingkaran (konsetris) dengan jarak
terjauh sepanjang OR.
● 3. Wilayah pasar yang terbentuk dapat dibagi dalam dua area, yaitu
threshold dan range. Threshold (lingkaran dengan jari-jari sepanjang
OT) merupakana wilayah pasar yang akan membuat produsen
setidaknya akan mendapatkan i tingkat keuntungan normal untuk
menutupi biaya operasional. Range adalah wilayah pasar, tempat
konsumen berhadapan dengan biaya transportasi yang tinggi untuk
memperoleh komoditas.
Faktor lain yang perlu dipertimbangkan

Sruktur biaya produksi perusahaan. Struktur biaya perusahaan akan tergambarkan pada kurva
biaya rata-rata AC (yang dalam ilmu ekonomi dapat digunakan sebagai ukuran efisiensi
perusahaan). Jika harga yang terbentuk lebih besar dibandingkun biaya rata-rata (AC) perusahaan,
perusahaan tersebut akan mendapatkan profit. Begitu juga sebaliknya. Perusahaan hanya
mendapatkan keuntungan normal apabila harga yang terbentuk sama dengan biaya rata-rata
perusahaan.
Pada Gambar 7.2
● (a), perusahaan hanya akan mendapatkan keuntungan normal dari aktivitas usahanya (karena
pada saat itu perusahaan hanya mendapatkan harga sama dengan AC atau dengan kata lain
perusahaan hanya akan mendapatkan titik pulang impas/break even poin). Implikasinya,
produsen hanya mampu beroperasi dalam wilayah ambang penerimaan isyarat sejauh OT.
Lebih dari itu (dalam cakupan), ia mengalami kerugian. Sebaliknya, perusahaan akan
mendapatkan profit jika harga yang ditawarkan lebih tinggi dibandingkan biaya produksi
rata-rata
● (b) karena harga yang ditawarkan lebih tinggi dibandingkan biaya rata-rata perusahaan. Oleh
karena itu, produsen dapat memperluas operasi dalam wilayah cakupan hingga sejauh OT'.
Jika perusahaan beroperasi lebih jauh dari titik T', produsen akan mengalami kerugian.
Terbentuknya Pasar
● 1. Cakupan dalam (inner range), yaitu wilayah yang pengertiannya sama dengan
ukuran wilayah pasar. Pada posisi sepanjang cakupan dalam, produsen menempatkan
biaya rata-rata, penerimaan rata-rata, dan harga pada tingkat yang sama.
● 2. Terbentuknya cakupan luar ideal (ideal outer range) dengan besaran kurang lebih
sama dengan batas terluar cakupan. Cakupan luar ideal edalah jarak maksimum yang
harus dihadapi oleh konsumen untuk membeli suatu produk pada biaya rata-rata
minimal. Dengan kata lain, cakupan luar ideal merupakan lokasi-lokasi di mana
besaran biaya transportasi signifikan tinggi sehingga permintaan terhadap suatu
produk menjadi sama dengan nol atau cakupan pada saat biaya rata-ratanya sama
dengan nol
● 3. Cakupan luar nyata (real outer range), yaiti wilayah yang berbentuk heksagonal
dengan batas sebelah dalam berimpit dengan cakupan dalam. Terbentuknya cakupan
luar nyata merupakan konsekuensi dari mekanisme kompetisi di antara monopoli
sedemikian rupa sehingga mencerminkan wilayah pasar aktual bagi seorang
produsen.
Nugroho & Dahuri (2004) mengidentifikasi empat faktor
yang perlu diperhatikan dalam menciptakan struktur wilayah pasar yang
optimal.
Nugroho & Dahuri (2004) mengidentifikasi empat faktor yang perlu diperhatikan
dalam menciptakan struktur wilayah pasar yang optimal.

Permintaan total secara


Skala Ekonomi spasial
terkait dengan struktur biaya Semakin tinggi permintaan jenis ini,
umumnya lebih banyak produsen akan
aktivitas kegiatan ekonomi tertarik sehingga wilayah pasar masing-
masing produsen menyempit.

Faktor jumlah
Biaya penduduk
transportasi kenaikan tingkat konsumsi, dan
memiliki pengaruh terhadap kenaikan penghasilan dalam jangka
wilayan pasar tampak ambigu panjang dapar saja memicu
bertambahnya produsen sekaligus
mempersempit wilayah pasar.
B. Analisa Daya Dukung

Segala aktivitas manusia akan selaiu terkait dengan ruang.


Kebutuhan akan ruang berkaitan dengan penyediaan lahan.
Menurut teori klasik, lahan memiliki persediaan yang tetap. Ini
ditunjukkan oleh kurva penawaran lahan yang berbentuk
vertikal. Perkembangan penduduk akan terkait dengan
kebutuharn akan lahan.
Analisa Daya Dukung
● Analisis daya dukung (carrying capacity ratio/CCR) merupakan suatu alat perencanaan pembangunan yang memberikan
gambaran mengenai hubungan antara penduduk, penggunaan lahan, dan lingkungan (Riyadi & Bratakusumah. 2005). Daya
dukung adalah alat untuk analisis penggunaan tanah dan data populasi yang sistematis. Dengun cara ini, kelangsungan hidup
wilayah dalam kaitan dengan rasio populasi/tanahnya ditentukan
Dari pengertian tersebut, dapat diketahui bahwa paling tidak ada dua variabel
pokok yang harus diketahui secara pasti untuk melakukan analisis daya dukung:

1. potensi lahan yang


tersedia, termasuk 2. jumlah penduduk.
luas lahan
Manfaat
manfaat analisis daya dukung lahan bagi perencanaan pengembangan wilayah seperti berikut ini.
● 1. Mengetahui apakah suatu perkembangan aktivitas-aktivitas kegiatan yang dibutuhkan oleh penduduk dengan melihat
pertumbuhan penduduk di wilayah tersebut.
● 2. Memberikan informasi kepada para perencana atau pihak lain dalam rangka mengembangkan potensi dan aktivitas lain
yang mungkin bisa dilakukan di wilayah tersebut, terutama daya dukung lahan sudah mulai berkurang atau tidak seimbang
dengan jumlah penduduk yang ada.
● 3. Merupakan alat untuk menyosialisasikan dan mengembangkan tingkat kesadaran berbagai pihak mengenai pentingnya
menjaga kelestarian lingkungan melalui sistem pemanfaatan lahan yang sesuai dengan peruntukannya,
Skema Analisis Daya
Dukung
Berdasarkan gambar tersebut, terlihat bahwa menganalisis
daya dukung akan didasari pada dua hal utama, yaitu analisis
kebutuhan penduduk terhadap berbagai hal yang dapar
meningkatkan kesejahteraannya dan analisis ketersediaan
dari lahan untuk memenuhi kebutuhan yang diharapkan oleh
penduduk. Analisis daya dukung rasio lebih besar dari satu,
berarti kebutuhan penduduk sudah terpenuhi.
Menghitung kemampuan daya dukung lahan
untuk di suatu wilayah berdasarkan skema
sebelumnya.

Nilai CCR normal biasanya


berjumlah 1
Analisa yang Berorintasi
Tujuan

Salah satu perencanaan yang spesifik adalah metode perencanaan wilayah yang didasarkan pada tujuan
(planning by objectives). Metode ini pada awalnya dikembangkan di Jerman dengan nama
Zielorientierte Projektplanning (ZOPP). Meskipun pada awalnya metode ini dikembangkan untuk
perencanaan proyek, kemudian dikembangkan untuk perencanaan pembangunan regional. Prinsip
utama dari metode ZOPP adalah metode ini memfokuskan musyawarah (pariicipatory planning)
sebagai prinsip utama dari perencanaan yang akan dilakukan. Karena fokusnya pada perencanaan
partisipatif, segala tindakan yang dilakukan dalam pelaksanaan pembangunan melalui metode
ZOPP harus didasarkan pada kesepakatan yang ada di masyarakat.
Analisa yang Berorintasi Tujuan

Analisa Analisa Daya


Partisipatif Analissa Tujuan Saing
Analisa Partisipatif
Analisis partisipatif merupakan alat analisis pertama yang digunakan dalam metode ZOPP. Pada tahap awal analisis ini,
diupayakan mengutahui terlebih dahulu siapa saja kelompok-kelompok yang menjadi target pembargunan yang akan dilaksanakan
(target groups). Misalnya, institusi/lembuga-lembaga mana yang akan terlibat, baik lembaga pemerintah maupun institusi
masyarakat. Pada dasarmya, tahap awal dari kegiatan ini berupaya mengidentifikasi dan mengenal lebih dekat stakeholder y
Dalam proses perencanaan pembangunan wilayah/daerah, berbagai orang dan kelompok masyarakat dipastikan akan terlibat,
baik secara langsung maupun tidak langsung. Oleh karenu itu, perspektif yang bertentangan dan berbeda dalam perericanaan dan
pelaksanaan pembangunan akan muncul. Kelompok-kelompok masyarakat yang terlibat akan memiliki kepentingan dan harapan
serta kekhawatiran yang berbeda.ang terlibat dalam pembangurnan tersebut.
Analisis partisipatif
ditujukan untuk menghimpun semua kepentingan yang
mungkin berbeda-beda. Hal ini dilakukan agar:
1. diperoleh gambaran mengenai keseluruhan pranata dan
kelompok musyarakat yang dimungkinkan Ikut
borperan atau terpongaruh oleh dampak pembangunan
di daerah tersebut;
2. 2. diketahui kopentingan-kepentingan dari pihak-pihak
tersebut, sehingga dapat dirumuskan dalam prioritas-
prioritas pembangunan;
3. 3. diketahui kekhawatiran dan konflik yang mungkin
terjadi, berikut potensi dan kelemahan yang dimiliki
olelh setiap kelompok; 4
4. . diketahui berbagai konsekuensi dan implikasi yang
perlu dipertimbangkan dalam perencanaan sehingga
memudahkan pengambilan langkah yang harus
ditempuh.
Ciri-ciri Pembangunan

Ciri-ciri pembangunan yang didasarkan pada prinsip yang berbasiskan masyarakat sebagai
berikut. Dalam
1. proses pembangunan, masyarakat membuat dan mengimplementasikan keputusan
mengenai apa yang ingin dicapai dari pembangunan.
2. Pembangunan didasarkan pada inisiatif dari masyarakat. Biasanya itu akan terkait dengan
proses kepemimpinan,
3. Masyarakat dapat menggunakan sumber daya yang berasal dari internal atau eksternal
wilayah untuk mencapai perubahan yang dimaksud.
4. Partisipasi dari masyarakat dalam komunitas mutlak diperlukan (diasumsikan ada sistem
yang demokrasi).
5. Pembangunan itu merupakan proses yang komprehensif.
6. Perubahan pada masyarakat merupakan sesuatu yang penting sebagai dasar pencapaian
tujuan yang diharapkan.
Analisis
Tujuan
Analisis tujuan merupakan suatu teknik untuk meneliti tujuan-tujuan yang diharapkan
dapat dicapai sebagai akibat dari pemecahan masalah yang telah disebutkan dalam analisis
masalah. Hasil dari analisis tujuan dituangkan dalam bentuk pohon tujuan (objectives
tree). Dalam pohon tujuan, dituangkan pernyataan-pernyataan positif sebagai kebalikan
dari pernyataan-pernyatnan dalam pohon masalah, Pernyataan yang ada dalam pohon
tujuan menggambarkan hal-hal yang ingin dicapai/diperbaiki berdasarkan kondisi yang
teridentifikasi dalain pohon masalah (hasil analisis masalah).
Manfaat Analisis Tujuan
1. memungkinkan kita mengidentifikasi kegiatan utama sebagai
prioritas yang dapat dilakukan untuk memecahkan masalah yang
ada;
2. sebagai bahan dasar untuk menentukan arah kebijakan melalui
penentune program-program kegiatun yang teridentifikasi;
memungkinkan kita untuk melihat beberapa alternatif pemecahan
berdasarkan masalah yang teridentifikasi;
3. memungkinkan kita untuk melihat hubungan antara tindakan
yang akan dilakuken dan hasil yang mungkin dicapai;
4. memungkinkan kita untuk mellhat pola hubungan/keterkaitan
satu program
5. kegiatan dengan program lainnya, termasuk hubungan sebab
akibatnya;
6. memungkinkan kita untuk menentukan tujuan secara umum dari
program pembangunan yang akan dilaksanakan.
Langkah-Langkah Pembuatan Analisis Tujuan

1. Lihatlah analisis masalah, kemudian ubah semua pernyataan


negatif menjadi permyataan positif.
2. Rumuskan semua pernyataan masalah menjadi hubungan antara
tindakan dan hasil (sebab akibat) yang bersifat positif.
3. Periksa semua tujuan dan hubungan antara tindakan dan hasil
tersebut. Sempurnakan apabila ada hubungan yang tidak logis
atau bila masih ada variabel antara (hubungannya terlalu jauh).
4. Periksa dan analisis kembali pohon tujuan secara keseluruhan
demi kesempurnaan analisis.
Matriks Permasalahan
Analisis Daya
Saing
Untuk mencapai tujuan pembangunan
daerah yaitu kesejahteraan yang lebih baik.
Daerah-daerah yang ada di suatu negara
harus berlomba-lomba mendapatkan
investasi yang bisa digunakan sebagai
modal bagi pembangunan. Oleh sebab itu,
daya saing daerah menjadi salah satu faktor
penentu dalam proses perencanaan
pembangunan di tingkat regional.
Diamond Model Daya Saing Negara oleh Michael Porter
Metodologi yang dikembangkan dalam daya saing menggunakan Three Factor Models
oleh Huggins

Input Output Outcome


meliputi tiga hal, kepadatan bisnis di suatu menggambarkan produktivitas You can replace the image
daerah (perusahaan per kapita), bisnis berbasis dari aktivitas perekonomian
pengetahuan sebagai bisnis secara keseluruhan on the screen with your
secara keseluruhan (diukur
(rasio bisnis berbasis pengetahuan terhadap own reminder
total bisnis), dan partisipasi ekonomi secara dengan variabel PDB per
keseluruhan (tingkat kegiatan ekonomi). kapita).
Variabel pada konsep daya
saing

Standar Subjects

Lingkungan Bisnis Pendidikan

Infrastuktur
Infrastuktur Fisik
Sosmed

Pemerintah
Konsep Daya
Saing Di
Eropa
Piramida Daya Saing
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai