Anda di halaman 1dari 9

NAMA: ISMAIL

NIM: 201121025
PRODI: DIV SARJANA TERAPAN KEPERAWATAN + PROFESI NERS
FARMAKOLOGI
DOSEN: apt Hadi Kurniawan, S. Farm, Msc
A. Farmakokinetika

• Hampir semua obat yang diminum perempuan menyusui terdeteksi didalam ASI , untungnya konsentrasi obat di ASI
umumnya rendah. Konsentrasi obat dalam darah ibu adalah faktor utama yang berperan pada proses transfer obat ke ASI
selain dari faktor-faktor fisiko-kimia obat. Volume darah/cairan tubuh dan curah jantung yang meningkat pada kehamilan
akan kembali normal setelah 1 bulan melahirkan. Karena itu pemberian obat secara kronik mungkin memerlukan
penyesuaian dosis.

• Obat yang larut dalam lemak, yang non-polar dan yang tidak terion akan mudah melewati membran sel alveoli dan kapiler
susu. Obat yang ukurannya kecil (< 200 Dalton) akan mudah melewati pori membran epitel susu. Obat yang terikat dengan
protein plasma tidak dapat melewati membran, hanya obat yang tidak terikat yang dapat melewatinya.
Farmakokinetika Bayi

A. Farmakokinetika
Absorbsi, distribusi, metabolisme dan ekskresi pada bayi berbeda nyata dengan orang dewasa. Kecepatan absorpsi
lewat saluran cerna lebih rendah, misalnya absorpsi fenobarbital, fenitoin, asetaminofen dan Distribusi obat juga akan
berbeda karena rendahnya protein plasma, volume cairan tubuh yang lebih besar dari orang dewasa. Metabolisme obat
juga rendah karena aktivitas enzim yang rendah . Ekskresi lewat renal pada awal kehidupan masih rendah dan akan
meningkat dalam beberapa bulan.

B. Farmakodinamika
Mekanisme kerja obat pada ibu menyusui dapat dikatakan tidak berbeda. Sedangkan farmakodinamik obat pada bayi
masih sangat terbatas dipelajari. Kemungkinan sensitivitas reseptor pada bayi lebih rendah, sebagai contoh, dari hasil
penelitian bahwa sensitivitas d-tubokurarin meningkat pada bayi.
TATALAKSANA PELAYANAN FARMASI UNTUK IBU
HAMIL DAN MENYUSUI

PENGKAJIAN / PENILAIAN PERESEPAN (PEDOMAN TELAAH ULANG REGIMEN OBAT (DRUG REGIMEN
REVIEW))

Tujuan :
Memastikan bahwa rejimen obat diberikan sesuai dengan indikasi kliniknya, mencegah atau
meminimalkan efek yang merugikan akibat penggunaan obat dan mengevaluasi kepatuhan pasien
dalam mengikuti rejimen pengobatan.

Kriteria ibu hamil/menyusui yang mendapat prioritas untuk dilakukan telaah ulang rejimen obat :
• Mendapat 5 macam obat atau lebih, atau 12 dosis atau lebih dalam sehari
• Mendapat obat dengan rejimen yang kompleks, dan atau obat yang berisiko tinggi untuk
mengalami efek samping yang serius
• Menderita tiga penyakit atau lebih
• Mengalami gangguan kognitif, atau tinggal sendiri
• Tidak patuh dalam mengikuti rejimen pengobatan
• Akan pulang dari perawatan di rumah sakit
• Berobat pada banyak dokter
• Mengalami efek samping yang serius, alergi.
Tatalaksana telah ulang rejimen obat :

• Apoteker yang melakukan kegiatan ini harus memiliki pengetahuan tentang prinsip-prinsip farmakoterapi ibu
hamil dan menyusui dan ketrampilan yang memadai
• Melakukan pengambilan riwayat penggunaan obat ibu hamil / menyusui.

• Berdasarkan data/informasi pada (b), selanjutnya mengidentifikasi adanya masalah-masalah yang berkaitan
dengan penggunaan obat.
• Memberikan masukan/saran kepada tenaga kesehatan lain mengenai penyelesaian masalah yang
teridentifikasi.
• Mendokumentasikan kegiatan pemantauan penggunaan obat pada formulir yang dibuat khusus.

PEDOMAN PEMANTAUAN PENGGUNAAN OBAT

Tujuan :
Mengoptimalkan efek terapi obat dan mencegah atau meminimalkan efek merugikan akibat penggunaan obat.

Tatalaksana pemantauan penggunaan obat :


 Apoteker yang melakukan kegiatan ini harus memiliki pengetahuan tentang patofisiologi, terutama pada ibu
hamil dan menyusui, prinsipprinsip farmakoterapi, cara menafsirkan hasil pemeriksaan fisik, uji laboratorium dan
diagnostik yang berkaitan dengan penggunaan obat, dan ketrampilan berkomunikasi yang memadai.
 Mengumpulkan data ibu hamil/menyusui, yang meliputi :
 Deskripsi (nama, umur, jenis kelamin, berat badan, tinggi badan, nama ruang rawat/poliklinik, nomor
registrasi)
 Riwayat penyakit terdahulu
 Riwayat penggunaan obat (termasuk riwayat alergi, penggunaan obat non resep)
 Data hasil pemeriksaan fisik, uji laboratorium dan diagnostik
 Masalah medis yang diderita
 Data obat-obat yang sedang digunakan

Data /informasi dapat diperoleh melalui :


• wawancara dengan ibu hamil / menyusui atau
• catatan medis
• kartu indeks (kardeks)
• komunikasi dengan tenaga kesehatan lain (dokter, perawat)

 Berdasarkan data/informasi pada (b), selanjutnya mengidentifikasi adanya masalah-masalah yang


berkaitan dengan penggunaan obat.
 Memberikan masukan/saran kepada tenaga kesehatan lain mengenai penyelesaian masalah yang
teridentifikasi.
 Mendokumentasikan kegiatan pemantauan penggunaan obat pada formulir yang dibuat khusus.
Obat Yang Digunakan Pada Masa Kehamilan:
 Pertimbangkan perawatan pada masa kehamilan.
 Obat hanya diresepkan pada wanita hamil bila manfaat yang
diperolah ibu diharapkan lebih besar dibandingkan risiko pada
janin.
 Sedapat mungkin segala jenis obat dihindari pemakaiannya selama
trimester pertama kehamilan.
 Apabila diperlukan, lebih baik obat-obatan yang telah dipakai
secara luas pada kehamilan dan biasanya tampak aman diberikan
daripada obat baru atau obat yang belum pernah dicoba secara
klinis.
Obat Yang Digunakan Pada Wanita Menyusui :
 Penggunaan obat yang tidak diperlukan harus dihindari. Jika
pengobatan memang diperlukan, perbandingan manfaat/risiko harus
dipertimbangkan pada ibu maupun bayinya.
 Obat yang diberi ijin untuk digunakan pada bayi umumnya tidak
membahayakan.
 Neonatus (dan khususnya bayi yang lahir prematur) mempunyai
risiko lebih besar terhadap paparan obat melalui ASI. Hal ini
disebabkan oleh fungsi ginjal dan hati yang belum berkembang,
sehingga berisiko terjadi penimbunan obat.
 Harus dipilih rute pemberian dan pembagian obat yang
menghasilkan jumlah kadar obat terkecil yang sampai pada bayi.
 Hindari atau hentikan sementara menyusui.
PEMBERIAN INFORMASI DAN EDUKASI

Informasi yang diberikan secara umum adalah untuk menghindari segala jenis obat, alkohol, rokok,
dan obat penenang. Yang harus ditekankan dalam pemberian penyuluhan tentang penggunaan obat
pada wanita hamil adalah manfat pengobatan pada wanita hamil harus lebih besar daripada risiko
jika tidak diberikan pengobatan. Contohnya adalah pada wanita hamil yang menderita epilepsi, lebih
berbahaya apabila tidak diberikan pengobatan karena risiko terjadi kejang pada ibu dan janin lebih
berbahaya dibandingkan dengan potensi kelainan janin sebagai akibat pemberian obat.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai