Anda di halaman 1dari 11

REVIEW ARTIKEL :

ANALISIS PENGUNGKAPAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY


BERDASARKAN GLOBAL REPORTING INITIATIVES (GRI)
Penulis : Nuraini Sari
Publisher : BINUS University
Dosen Pengampu : Neneng Hasanah S.E.,M.Ak.

Disusun Oleh :
 
Adilah Pratiwi (181011202375)
Amelia Aristi (181011201782)
Clarisa Aulia Kusnadi (181011201405)
Purwandari Martina (181011201442)
Riswanti (181011200807)
Vonny Rachmadhani (181011201826)
Yolanda Febriyanti (181011201415)
.

PROGRAM STUDI S1 AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS PAMULANG
2021
FENOMENA PENELITIAN
Di Indonesia konsep Corporate Social Responsibility (CSR) ini diatur dalam
UndangUndang Republik Indonesia Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan
Terbatas. Menurut Undang Undang Republik Indonesia Nomor 40 Tahun 2007
tentang Perseroan Terbatas, tanggung jawab sosial dan lingkungan (CSR)
adalah komitmen perseroan untuk berperan serta dalam pembangunan
ekonomi berkelanjutan yang berguna untuk meningkatkan kualitas kehidupan
dan lingkungan yang bermanfaat, baik bagi perseroan sendiri, komunitas
setempat, maupun masyarakat pada umumnya.

Hasil survei suprapto (2005), sebelum diberlakukannya regulasi CSR tahun


2007 dalam Sukami (2010) terhadap 375 perusahaan di Jakarta menunjukkan
bahwa 166 atau 44,27% perusahaan menyatakan tidak melakukan CSR dan
209 atau 55,75% perusahaan melakukan CSR.
RESEARCH GAP
• Menurut Bonilla - Priego (2014) menggunakan pengungkapan
standar GRI G3.1 sebagai dasar pengukurannya pada perusahaan
pelayaran besar di dunia di tahun 2011.

• Menurut Anggarani (2016) sudah menggunakan GRI G4 dalam


pedoman analisisnya pada perusahaan sektor indutri semen,
pertambangan, dan perbankan di tahun 2013 - 2014. Pada
penelitian ini menggunakan sektor pertambangan yang terdaftar
pada BEI pada periode 2014 - 2015. Hal ini mengingat bahwa
GRI.G4 baru diterbitkan pada Mei 2013 sehingga baru dapat dilihat
kepatuhannya pada tahun berikutnya. Hasil dari penelitian
diharapkan mampu memberikan gambaran luasnya pengungkapan
CSR pada perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia periode 2014 dan 2015. Hal ini dikarenakan sector
pertambangan merupakan salah satu sektor yang dalam usahanya
banyak mengeksplorasi alam.
PERTANYAAN RISET
1. Bagaimana tingkat pengungkapan corporate social
responsibility dalam laporan keberlanjutan yang diterbitkan
perusahaan tambang Batubara Bukit Asam (Persero) Tbk dan
Timah (Persero) Tbk. tahun 2012 dengan setiap indikator
kinerja dalam standar Global Reporting Initiative G3.1
2. Bagaimana pengungkapan dan pengaruh suplemen indikator
mining and metal (MM) dalam setiap indicator kinerja GRI
G3.1.
3. bagaimana tingkat pelaporan CSR perusahaan secara
keseluruhan
METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan metode Data yang digunakan adalah laporan
kualitatif dalam bentuk studi literatur tahunan perusahaan (annual report),
dengan tujuan untuk menganalisis laporan keberlanjutan perusahaan
penerapan standar GRI 3.1 Perusahaan (sustainability report) yang berdasarkan
Batubara Bukit Asam (Persero) Tbk, standar GRI 3.1. Peneltian menggunakan
dan Timah (Persero) Tbk dipilih sebagai data pendukung dari situs resmi
objek dan sampel penelitian karena perusahaan. Untuk menunjang penelitian
kemungkinan terdapat fakta menarik ini, penulis menggunakan standar
untuk dianalisis berdasarkan tujuan mengenai pelaporan CSR yakni standar
penelitian ini. Adapun kode Global Reporting Initiative G3.1. Data
perusahaan pada BEI untuk kedua yang didapatkan dari penelitan akan
perusahaan ini adalah PTBA (Batubara disajikan dalam bentuk tabel yang berisi
Bukit Asam) dan TINS (Timah). mengenai penentuan skala likert dalam
Data yang digunakan di dalam penerapan indeks Global Reporting
penelitian ini adalah data sekunder Initiative (disajikan dalam bentuk angka
dari perusahaan-perusahaan sektor 0-4), sehingga dapat diketahui
bahan tambang di BEI tahun 2012, perusahaan mana yang mengungkapkan
yaitu Perusahaan Batubara Bukit Asam pelaporan CSR secara jelas dan
(Persero) Tbk dan Timah (Persero) Tbk. menyeluruh.
DATA
Dalam pengungkapan indikator kinerja
ekonomi, Batubara Bukit Asam (Persero)
Tbk kurang menjelaskan mengenai rentang
rasio standar upah terendah dibandingkan
dengan upah minimum setempat pada
daerah operasi utama. Berdasarkan jenis
kelamin (EC5) hanya dijelaskan dengan
chart tanpa diberikan rincian atau
penjelasan lebih lanjut. Kemudian
Batubara Bukit Asam (Persero) Tbk juga
kurang menjelaskan definisi pemasok lokal
dan proporsi pengeluaran (EC6).

Dalam pengungkapan indikator kinerja


ekonomi, Timah (Persero) Tbk kurang
menjelaskan mengenai implikasi finansial
dan risiko lainnya akibat perubahan iklim
serta peluangnya bagi aktivitas organisasi
(EC2) dan skema pembayaran program
manfaat pasti secara jelas (EC3). Timah
(Persero) Tbk hanya menjelaskan bahwa
program manfaat pasti diatur oleh pihak
asuransi yang bekerja-sama dengan
perusahaan.
Indikator kinerja lingkungan adalah indikator terendah yang
diungkapkan oleh kedua perusahaan. Hal ini mungkin disebabkan
pada indikator ini terdapat paling banyak hal yang harus
diungkapkan perusahaan. Batubara Bukit Asam (Persero) Tbk dan
Timah (Persero) Tbk tidak menjelaskan mengenai dampak
signifikan yang diakibatkan oleh aktivitas, produk, dan jasa
organisasi pelapor terhadap keanekaragaman hayati di daerah
yang diproteksi (dilindungi) dan di daerah yang memiliki
keanekaragaman hayati bernilai tinggi di luar daerah yang
diproteksi (dilindungi) (EN12). Kedua perusahaan juga kurang
menjelaskan mengenai suplemen indikator (MM) yang ada dalam
indikator kinerja lingkungan ini.
Ada beberapa indikator yang tidak Untuk indikator tanggung jawab
dijelaskan oleh Timah (Persero) Tbk. produk, baik Batubara Bukit Asam
Hal tersebut di antaranya seperti (Persero) Tbk maupun Timah
operasi yang memiliki potensi (Persero) Tbk sudah mengungkap
signifikan atau dampak negatif aktual seluruh aspek walaupun
terhadap komunitas lokal (SO9). pengungkapan dan penjelasannya
Perusahaan juga tidak menjelaskan belum rinci. Kedua perusahaan
hal-hal yang dilakukan dalam mengungkapkan seluruh aspek
pencegahan dan implementasi mengenai produk mereka
mitigasi dalam operasi yang memiliki dikarenakan indikator ini
potensi signifikan atau dampak mencerminkan pengetahuan
negatif aktual terhadap komunitas perusahaan mengenai produk
lokal (SO10). mereka dan juga tanggung jawab
perusahaan mengenai produk yang
mereka produksi.
Timah (Persero) Tbk tidak melaporkan Pada Timah (Persero) Tbk
pelaksanaan mengenai program persentase pemasok dan rekanan
pendidikan, pelatihan, penyuluhan/
bimbingan, pencegahan, pengendalian
bisnis lainnya yang signifikan telah
risiko setempat untuk membantu para menjalani proses screening/filtering
karyawan, anggota keluarga, dan anggota atas aspek HAM (HR2). Batubara
masyarakat mengenai penyakit Bukit Asam (Persero) Tbk tidak
berat/berbahaya (LA8). Batubara Bukit melakukan pelatihan bagi karyawan
Asam (Persero) Tbk tidak menjelaskan mengenai kebijakan dan serta
mengenai masalah kesehatan dan
prosedur terkait dengan aspek HAM
keselamatan yang tercakup dalam
perjanjian resmi dengan serikat karyawan yang relevan dengan kegiatan
(LA9). Kedua perusahaan juga kurang organisasi, termasuk persentase
menjelaskan mengenai suplemen karyawan yang telah menjalani
indikator (MM) yang ada dalam indikator pelatihan selama tahun 2012 (HR3).
kinerja lingkungan ini.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil analisis, kedua perusahaan sudah mengungkapkan GRI 3.1
dengan baik. Batubara Bukit Asam (Persero) Tbk dan Timah (Persero) Tbk telah
mengungkapan setiap indikator kinerja dan pengungkapan rata-rata sudah
melebihi 75%. Akan tetapi, pengungkapan indikator beserta masing-masing
aspeknya masih belum rinci. Berdasarkan Tabel 14, diperoleh simpulan bahwa
indikator tanggung jawab produk (PR) merupakan indikator kinerja dengan
pengungkapan tertinggi yang dilakukan oleh setiap perusahaan. Hal ini
berkaitan dengan suplemen indikator (MM) pada indikator kinerja tanggung
jawab produk (PR) yang hanya berjumlah satu suplemen indikator sehingga
memudahkan perusahaan dalam mengungkapkan setiap aspek dalam
indikator PR. Di sisi lain kedua perusahaan mengungkapkan seluruh aspek
mengenai produk mereka (PR) karena indikator ini mencerminkan
pengetahuan perusahaan mengenai produk mereka dan juga tanggung jawab
perusahaan mengenai produk yang mereka produksi.
KESIMPULAN
Sebagai saran dari penelitian adalah Batubara Bukit Asam
(Persero) Tbk dan Timah (Persero) Tbk untuk lebih
mengungkapkan indikator kinerja lingkungan (EN) dan indikator
kinerja masyarakat (SO) yang berdasarkan standar GRI 3.1 di
dalam laporan keberlanjutan perusahaan beserta dengan
suplemen indikator (MM) di setiap indikator kinerja.

Anda mungkin juga menyukai