Anda di halaman 1dari 15

Bahasa Indonesia

Kata Perangkai
Nama : Yandi Suryadi
Nim : 2155201136
Kelas : C1
Prodi : Teknik Informatika

Universitas Muhamadiyah Tangerang

09 November 2021
1. Daftar Isi

01. Pengertian Kata perangkai

02. Fungsi, makna dan contoh pemakaian kata perangkai " dari, pada,
daripada, kepada, dan, dengan, karena, agar " dalam kalimat Bahasa
Indonesia.
Pengertian kata perangkai
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), arti kata
perangkai adalah alat untuk merangkai. Arti lainnya dari
perangkai adalah orang atau perkakas yang merangkai.
Perangkai memiliki 2 arti. Perangkai berasal dari kata dasar
rangkai. Perangkai adalah sebuah homonim karena arti-artinya
memiliki ejaan dan pelafalan yang sama tetapi maknanya
berbeda. Perangkai memiliki arti dalam kelas nomina atau kata
benda sehingga perangkai dapat menyatakan nama dari
seseorang, tempat, atau semua benda dan segala yang
dibendakan.
Kata perangkai adalah sekelompok
kata yang berfungsi untuk merangkaikan
Fungsi Kata atau menghubungkan kata-kata atau
Perangkai bagian-bagian kalimat atau kalimat
satu dengan kalimat yang lain dan
sekaligus menentukan jenis hubungan.
pemakaian kata dari

1. Untuk menyatakan keterangan 3. Untuk menyatakan keterangan sebab.


tempat asal sesuatu. Contoh: Contoh:
• Paman baru datang dari Bandung. • Dari peristiwa G 30 S/PKI, lahirkah Kesaktian Pancasila.
• Dari Palembang saya naik travel. • Persoalan itu timbul dari peristiwa seminggu yang lalu.
• Boneka ini ternyata oleh-oleh dari • Dari kecerobohannya mengemudi, terjadilah musibah
India. kecelakaan itu.
• Tukang sulap itu dapat • Orang itu di –PHK dari ulahnya sendiri.
mengeluarkan api dari mulutnya
4. Untuk menyatakan bahwa sesuatu
2. Untuk menyatakan asal sesuatu merupakan anggota dari suatu kelompok.
dibuat. Contoh: Contoh:
• Sepatu itu dari kulit. • Seorang dari mereka telah ditangkap sebulan yang lalu.
• Baju itu terbuat dari kulit sapi. • Itu baru salah satu dari sekian kebaikan yang biasa
• Betulkah sepatu itu dari kulit rusa? mereka lakukan.
• Seniman itu membuat hiasan dari • Dari sekiran barang yang ada, hanya satu yang menarik.
barang-barang bekas. • Tiga orang dari kelompok perusuh itu ditangkap polisi.
5. Dipakai bersama-sama kata tergantung 7. Untuk menyatakan alasan. Dalam fungsinya
membentuk ungkapan tetap. Contoh: yang demikian, kata dari dapat bervariasi
dengan kata berdasarkan. Contoh:
• Berhasil atau tidaknya seorang siswa dalam belajarnya,
tergantung dari kerajinan siswa itu sendiri di dalam • Kesimpulan itu diambil dari pengamatan yang
belajar. dilakukan selama ini.
• Maju atau mudurnya suatu negara di masa mendatang, • Dari data yang berhasil ditemukan, orang itu
tergantung dari sikap generasi sekarang. memang bersalah.
• Berhasil tidaknya studi kita, tergantung dari kita sendiri. • Buku itu ditulis dari pengalamannya selama di luar
• Berkembang tidaknya indutri kecil, banyak tergantung negeri.
dari subsidi pemerintah.

6. Untuk menyatakan kekhususan atau


pembatasan suatu masalah atau hal.
Contoh:
• Dari sudyut pandang medis, penyakitnya sulit
disembuhkan.
• Dari pihak keluarga perempuan tidak ada masalah.
• Anak itu sedang sakit dilihat dari sinar matanya.
• Dari segi kemanusiaan, perbuatan orang itu sangat
terpuji.
1. Sebagai pengantar keterangan tempat
(pengganti di) untuk orang atau binatang.
Pemakaian Kata Contoh:

pada •

Buku catatan saya ada pada Ayu Putri.
Susuk umumnya hanya terdapat pada ayam jantan.
• Apakah barang-barang yang ada padanya sudah
dikirimkan?
• Sekarang surat itu ada pada orang tuanya.

2. Sebagai pengantar keterangan waktu.


Contoh:
• Pada hari libur banyak orang pergi ke pantai.
• Saya pernah berjumpa dengan dia pada suatu sore.
• Pada hari Minggu kami sekeluarga biasa pergi ke luar
kota.
• Kelelawar mampu terbang dengan leluasa pada
malam hari.
3. Bersama-sama dengan kata tertentu 4. Dipakai bersama-sama dengan
membentuk suatu ungkapan, dengan kata bergantung, yang artinya
arti menurut. sama dengan tergantung dari.
Contoh:
• Pada dasarnya saya tidak berkeberatan
• Semua itu bergantung pada kemauan
memberikan bantuan sebesar itu.
dan kemampaun kita sendiri.
• Pada hakikatnya setiap manusia
• Boleh atau tidaknya barang itu
mempunyai kodrat yang sama.
dibawa, bergantung pada yang punya
• Pada umumnya orang kurang menyadari
tujuan perbuatannya.
• Pada prinsipnya saya menyetujui usul itu.
Kata daripada merupakan kata depan majemuk yang
Pemakaian Kata berasal dari bentukan kata dari dan pada, yang menurut
EYD harus ditulis serangkai. Sebagai kata depan, kata
daripada daripada hanya mempunyai satu fungsi yaitu untuk
menyatakan suatu perbandingan. Contoh:

1. Ali lebih rajin daripada Harun. 2.


2. Hidup di desa lebih tenang daripada hidup di
kota besar. 3.
3. Daripada duduk melamun, lebih baik
membaca buku.
4. 4. Gedung itu lebih tinggi daripada rumah
saya.
Fungsi kata depan kepada dipakai untuk mengantar objek tak
langsung dalam suatu kalimat. Alasannya, di dalam kalimat bahasa
Indonesia, hanya objek penderita dan objek pelaku yang dapat
berhubungan langsung dengan predikatnya, sedang objek yang
Pemakaian Kata lainnya, objek penyerta dan objek berkata depan, tidak dapat
berhubungan langsung dengan predikatnya. Karena itu, untuk
kepada menyatakan adanya hubungan arti dan fungsi, kedua objek yang
terakhir itu harus dibantu dengan kata depan. Perhatikan beberapa
contoh pemakaiannya dalam kalimat. Contoh:

1. Buah tangan itu sudah diberikan kepada saya.


2. Anak itu sering mengadu kepada ibunya.
3. Saya sudah menulis surat kepada paman.
4. Marilah kita tanyakan masalah itu kepada Bapak
Dekan.
5. Hanya kepada mereka yang memerlukan, barang itu
akan diberikan.
6. Hadiah itu diberikan Bapak Dekan kepada juara
kelas.
Fungsi yang dimiliki kata dan dalam
kalimat yaitu untuk menyatakan penggabungan,

Kata penghubung dan dipakai untuk menyatakan


Pemakaian Kata dan hubungan penggabungan. Contoh:
a. Pimpinan dan karyawan bersama-sama berusaha
memajukan perusahaan.
b. Ayah dan ibu baru saja datang dari Jakarta.
c. Sandang dan pangan merupakan kebutuhan
primer manusia.
pemakaian kata dengan
a. Dipakai untuk menyatakan keterangan alat. c. Dipakai untuk menyatakan keterangan cara.
Contoh: Contoh:
- Ibu memotong kain dengan - Mereka mendaki gunung yang terjal itu dengan merayap.
gunting. - Ia membiayai studinya dengan berjualan Koran.
- Mereka datang dengan mobil. - Orang buta itu mempertahankan hidupnya dengan minta-
- Pemain kuda kepang itu mengupas minta
kelapa hanya dengan giginya
b. Dipakai untuk menyatakan keterangan d. Dipakai untuk menyatakan keselarasan dari
kualitatif. Contoh: dua hal atau lebih. Contoh:
- Anak itu memperhatikan pelajaran dengan - Pakaian anak itu serasi benar dengan warna kulitnya.
sungguh-sungguh. - Apa yang dikatan cocok benar dengan kenyataannya.
- Gunung itu meletus dengan dahsyatnya. - Harga barang itu sesuai dengan kemampuanku.
- Gadis itu menari dengan lemah gemulainya
Kata penghubung karena berfungsi untuk
menyatakan keterangan sebab dalam suatu
kalimat. Dalam pemakaiannya,

Jadi berdasarkan uraian di atas, pemakaian kata


Pemakaian Kata karena oleh sebagai gabungan dari kata penghubung karena
tidak tepat, karena untuk menyatakan adanya
hubungan sebab akibat, kata karena dapat sendiri.
Perhatikan kalimat berikut ini. Contoh:
- Karena hari hujan, Elisti tidak masuk kulia
- Sekarang mahasiswa semester tiga lebih rajin
belajar, karena akan menghadapi ujian.
- Buku itu mahal harganya, karena isinya sangat
baik.
Kata penghubung agar berfungsi sebagai
pengantar keterangan tujuan dari suatu perbautan
atau tindakan,

Perhatikan kalimat berikut ini. Contoh:


Pemakaian Kata agar - Amir belajar dengan rajin agar naik kelas
- Udin berolahraga setiap hari agar mempunyai
badan yang bagus
- Supri membaca buku agar mudah di hafal
1. Daftar Pustaka
1. Limas. EYD Plus. Jakarta : Lima Adi Sekawan, 2007.
Tarigan, Djago dan  Siti Sulisetyaningsih, Lilis. Analisis Kesalahan Berbahasa.
Jakarta : Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1996.
http://
mahmud09-kumpulanmakalah.blogspot.com/2013/02/pemakaian-kata-perangkai-
dari-pada.html

2. Arifin, E.Zaenal, dan S. Arman Tasai. 2015. Bahasa Indonesia. Jakarta:


Pustaka Mandiri.

3. Arifin, E Zaenal. 2012. Metode Penulisan Ilmiah. Tanggerang: Pustaka


Mandiri.

Anda mungkin juga menyukai