Anda di halaman 1dari 10

Apa itu Agribisnis ?

Agribisnis berasal dari bahasa Inggris yaitu Agribusiness, merupakan


penggabungan kata agriculture (Pertanian) dan business (bisnis).

Menurut wikipedia, Agribisnis adalah kegiatan manusia yang memanfaatkan


sumber daya alam untuk pemenuhan kebutuhan hidupnya. Agribisnis juga dapat
diartikan sebagai suatu cara pandang bagi kegiatan ekonomi dalam bidang
pertanian. Agribisnis mempelajari strategi memperoleh keuntungan dengan
mengelola aspek budidaya, pasca panen, proses pengolahan hingga tahap
pemasaran. Secara luas, agribisnis berarti bisnis berbasis sumberdaya alam.

Objek agribisnis dapat berupa tumbuhan, hewan ataupun orgasme lainnya.


Kegiatan budidaya merupakan inti (core) agribisnis. Dalam perkembangan masa
kini agribisnis tidak hanya mencakup kepada industri makanan saja karena
pemanfaatan produk pertanian telah berkaitan erat dengan farmasi, teknologi
bahan, dan penyediaan energi.

Agribisnis dapat mencakup bisnis yang memproduksi benih dan bahan kimia
pertanian, pakan ternak, alat dan mesin pertanian , pemrosesan bahan
pertanian, produksi biofuel hingga wisata pertanian .
Agribisnis Menurut Beberapa Ahli

Menurut Davis and Goldberg (1957), agribisnis merupakan seluruh operasi


yang terkait dengan manufaktur dan distribusi suplai pertanian, aktivitas
produksi di pertanian, penyimpanan, proses dan distribusi komodi pertanian
serta segala sesuatu yang terbuat darinya.

Menurut Beierlein and Woolverton (1991), agribisnis termasuk tidak hanya


usaha pertanian di lahan tetapi juga SDM dan usaha yang menyediakan input
(benih, kimia, kredit), proses hasil pertanian (susu, biji-bijian, daging) ,
manufaktur produk pangan (es krim, roti, serealia), dan transportasi serta
penjualan produk pangan ke konsumen (restoran dan supermarket).

Menurut Downey dan Erickson (1992), agribisnis meliputi keseluruhan


kegiatan manajemen bisnis mulai dari perusahaan yang menghasilkan sarana
produksi bagi usaha tani, usaha proses produksi pertanian, serta perusahaan
yang menangani pengolahan, pengangkutan, penyebaran, penjualan secara
borongan maupun secara eceran kepada konsumen akhir.
Agribisnis Sebagai Suatu Sistem
Secara konsepsional sistem agribisnis dapat diartikan sebagai semua aktifitas, mulai dari
pengadaan dan penyaluran sarana produksi (input) sampai dengan pemasaran produk-produk
yang dihasilkan oleh usaha tani serta agroindustri, yang saling terkait satu sama lain.

Dengan demikian sistem agribisnis merupakan suatu sistem yang terdiri dari berbagai
subsistem yaitu :

a. Subsistem Agribisnis / Agroindustri Hulu

Meliputi pengadaan sarana produksi pertanian antara lain terdiri dari benih, bibit, makanan
ternak, pupuk , obat pemberantas hama dan penyakit, lembaga kredit, bahan bakar, alat-alat,
mesin, dan peralatan produksi pertanian. Pelaku-pelaku kegiatan pengadaan dan penyaluran
sarana produksi adalah perorangan, perusahaan swasta, pemerintah, koperasi. Betapa
pentingnya subsistem ini mengingat perlunya keterpaduan dari berbagai unsur itu guna
mewujudkan sukses agribisnis. Industri yang meyediakan sarana produksi pertanian disebut
juga sebagai agroindustri hulu (upstream).

 
Fungsi dan Contoh Subsistem Agribisnis Hulu :

• Menghasilkan dan menyediakan sarana produksi pertanian terbaik agar


mampu menghasilkan produk usahatani yang berkualitas.
• Memberikan pelayanan yang bermutu kepada usahatani.
• Memberikan bimbingan teknis produksi.
• Memberikan bimbingan manajemen dan hubungan sistem agribisnis.
• Memfasilitasi proses pembelajaran atau pelatihan bagi petani
• Menyaring dan mensintesis informasi agribisnis praktis untuk petani
• Mengembangkan kerjasama bisnis (kemitraan) untuk dapat memberikan
keuntungan bagi para pihak.

Sebagai contoh perusahaan dalam penyediaan pupuk yaitu PT Petrokimia


Gresik, PT Pupuk Kaltim, PT Kujang, PT Pusri, dan sebagainya. Sedangkan
perusahaan dalam penyediaan benih yaitu PT Arindro Utama Perkasa, PT
Sang Hyang Seri, PT Syngenta, dan lain-lain.  Sementara itu, perusahaan
penyediaan alat dan mesin produksi seperti PT Putra Andalan Jaya, dan
masih banyak yang lainnya.
b. Subsistem Budidaya / Usaha Tani

Usaha tani menghasilkan produk pertanian berupa bahan pangan, hasil


perkebunan, buah-buahan, bunga dan tanaman hias, hasil ternak, hewan dan ikan.
Pelaku kegiatan dalam subsistem ini adalah produsen yang terdiri dari petani,
peternak, pengusaha tambak, pengusaha tanaman hias dan lain-lain.
Keberhasilan usahatani tidak terlepas dari :

1) Syarat mutlak (syarat pokok pembangunan pertanian), yang terdiri dari :


*Pasaran untuk hasil-hasil usahatani
*Teknologi yang selalu berubah
*Tersedianya bahan-bahan produksi dan peralatan secara local
*Perangsang produksi bagi para petani
*Pengangkutan (transportasi)

2) Faktor pelancar pembangunan pertanian, yang terdiri dari :


*Pendidikan pembangunan
*Kredit produksi
*Kegiatan gotong royong oleh para petani
*Perbaikan dan perluasan tanah/lahan pertanian
*Perencanaan nasional untuk pembangunan pertanian
C.       Subsistem Agribisnis/agroindustri Hilir
( Pengolahan dan Pemasaran produk )

Dalam subsistem ini terdapat rangkaian kegiatan mulai dari


pengumpulan produk usaha tani, pengolahan, penyimpanan dan
distribusi. Sebagian dari produk yang dihasilkan dari usaha tani
didistribusikan langsung ke konsumen didalam atau di luar negeri.

Sebagian lainnya mengalami proses pengolahan lebih dahulu


kemudian didistribusikan ke konsumen. Pelaku kegiatan dalam
subsistem ini ialah pengumpul produk, pengolah, pedagang,
penyalur ke konsumen, pengalengan dan lain-lain. Industri yang
mengolah produk usahatani disebut agroindustri hilir
(downstream). Peranannya amat penting bila ditempatkan di
pedesaan karena dapat menjadi motor penggerak roda
perekonomian di pedesaan, dengan cara menyerap/mencipakan
lapangan kerja sehingga dapat meningkatkan pendapatan dan
kesejahteraan masyarakat pedesaan.
d.       Subsistem Jasa Layanan Pendukung Agribisnis
(Kelembagaan)

Subsistem jasa layanan pendukung agribisnis (kelembagaan) atau supporting


institution adalah semua jenis kegiatan yang berfungsi untuk mendukung dan
melayani serta mengembangkan kegiatan sub-sistem hulu, sub-sistem usaha tani,
dan sub-sistem hilir. Lembaga-lembaga yang terkait dalam kegiatan ini adalah
penyuluh, konsultan, keuangan, dan penelitian.

Berikut adalah penjelasan mengenai jasa dan layanan pendukung agribisnis

1. Lembaga Perkreditan

Untuk mengembangkan agribisnis perlu adanya dukungan modal dari


lembaga perkreditan. Kendala yang sering dialami dalam usaha agribisnis adalah
kurangnya modal atau investasi perbankan. Investasi ini sangat menentukan bagi
pengembangan agribisnis.
Dalam rangka mendukung pengembangan agribisnis dan agroindustri di
dalam negeri pembentukan bank khusus untuk pertanian sangat tepat. Bank
pertanian ini diharapkan dapat meningkatkan investasi di bidang pertanian
khususnya agribisnis dan agroindustri. Misalkan, Thailand memiliki Bank of
Agriculture, yaitu bank khusus untuk pertanian dan koperasi. Bank memaklumi
bahwa pertanian sangat tergantung pada kondisi alam sehingga dalam
memberikan kredit bank sudah memperhitungkan resiko dari kegiatan pertanian.
2. PENANAMAN MODAL

Lembaga yang menagani adalah Departemen terkait dengan


bidang usha masing-masing dan Badan Koordinasi Penanaman Modal
(BKPM). Prosedur penanaman modal telah disusun oleh masing-masing
Departemen terkait dan BKPM. Selai itu terdapat pula suatu daftar
bidang usaha yang tetutup bagi penanaman modal dan bidang usaha
yang dicadangkan bagi golongan ekonomi lemah.

3. KOMISI KERJA

Terbentuknya komisi kerja tetap Departemen Pertanian –Diperindag


di tingkat pusat yang melakukan penyerasian rencana pengembangan
agroindustri melalui identifikasi peluang usaha secara terpadu menurut
wilayah dan jenis komoditas. Di tingkat daerah, seluruh kanwil
Departemen Pertanian dan Diperindag bertugas sebagai unsur pembina
pelaksana pengembangan agribisnis di wilayah masing-masing di
bawah koordinasi Gubernur.
4. PENELITIAN

Di bidang penelitian dan pengembangan agribisnis, ditunjang oleh Badan Penelitian dan
Pengembangan yang terdapat di tiap Departemen, yaitu Departemen Pertanian Departemen Perdagangan
dan Perindustrian, Koperasi dan lembaga-lembaga non departemen, misalnya BPPT, LIPI, AP3I, serta lembaga
swasta lainnya. Selain itu terdapat kebijakan penunjang penelitian dan pengembangan yaitu disisihkannya 5
persen dari keuntungan BUMN setelah dipotong pajak, untuk biaya penelitian dan pengembangan, terutama
untuk mengembangkan agroindustri berskala kecil.

5. SUB SISTEM PEMASARAN

Sub sistem pemasaran, terdapat beberapa ketentuan antara lain: (a) pendaftaran eksportir dan
importir, (b) barang-barang yang dilarang ekspornya, (c) barang-barang yang diatur tataniaganya, (d)
barang-barang yang diawasi ekspornya, (e) barang-barang yang ditetapkan harga patokannya, (f) barang-
barang yang dilarang impornya, (g) negara-negara yang dilarang sebagai tujuan ekspor, (h) ketentuan
kontrak dan syarat- syarat penjualan, (g) standar produk, (j) surat keterangan mutu, (k) pengurusan
dokumen, (1) bea dan cukai dan (m) pengapalan/angkutan.

6. PERUSAHAAN INTI RAKYAT

Ditetapkannya pola Perusahaan Inti Rakyat (PIR) dalam pengembangan agribisnis. Dalam pola PIR
terdapat perusahaan inti yang membangun usaha dan fasilitas petani plasma, mengolah dan memasarkan
hasil produksi petani plasma. Petani plasma berkewajiban mengelola usahanya dengan sebaik-baiknya,
menjual hasil kepada perusahaan inti, dan membayar hutang yang telah dibebankan kepadanya.
e. kehutanan

Berdasarkan Undang-Undang Republik


Indonesia No 41 tahun 1999
tentang kehutanan, definisi
kehutanan adalah sistem pengurusan
yang bersangkut paut dengan hutan,
kawasan hutan, dan hasil hutan yang
diselenggarakan secara terpadu.
Prisipnya ialah segala kegiatan
pertanian yang dilakukan untuk
mempoduksi atau memanfaatkan
hasil hutan, baik yang tumbuh atau
hidup secara alami maupun yang
telah dibudidayakan.

Anda mungkin juga menyukai