Anda di halaman 1dari 8

MATERI 2

APLIKASI TEORI BAHASA

DALAM PENGAJARAN
CPMK: MAHASISWA DAPAT MENJELASKAN
CARA MENGAPLIKASIKAN TEORI BELAJAR
DALAM PROSES PEMBELAJARAN
Aplikasi Teori Behaviorisme

Contoh pembelajaran dalam aplikasi dari teori behavior antara lain :


1. Mengamati dan mengkaji respons yang diberikan siswa.
2. Jika ada siswa yang bertanya guru harus bisa menjawab dan
menjelaskannya hingga siswa bener-benar mengerti, dan bila ada siswa
yang kurang mengerti atau kurang aktif guru perlu memberikan
pertanyaan-pertanyaan untuk memaksa siswa aktif di kelas.
3. Memberikan penguatan/ reinforcement (mungkin penguatan positif
ataupun penguatan negatif), ataupun hukuman yang bersifat mendidik.
4. Jika di dalam kelas atau di dalam pelajaran itu siswa ada yang kurang
memperhatikan atau mengabaikan pelajaran guru, guru bisa memberikan
hukuman agar siswa jera dan tidak berani mengulanginya lagi juga lebih
memperhatikan guru saat guru mengajar.
Aplikasi Teori Nativisme

Menganalisis dari pendapat teori nativisme ini, anak yang dilahirkan dengan
bawaan yang baik akan mempunyai bakat yang baik juga begitu juga
sebaliknya. Faktor bawaan sangat dominan dalam menentukan keberhasilan
belajar atau pendidikan,. Faktor-faktor yang lainnya seperti lingkungan tidak
berpengaruh sama sekali dan hal itu juga tidak bisa diubah oleh kekuatan
pendidikan. Pendidikan yang diselenggarakan merupakan suatu usaha yang
tidak berdaya menurut teori tersebut, karena anak akan menentukan
keberhasilan dengan sendirinya bukan melalui sebuah usaha pendidikan.
Walaupun dalam pendidikan tersebut diterapkan dengan keras maupun secara
lembut, anak akan tetap kembali kesifat atau bakat dari bawaannya. Begitu
juga dengan faktor lingkungan, sebab lingkungan itu tidak akan berdaya
mempengaruhi perkembangan anak.
Aplikasi Teori Kognitivisme

Dalam proses pengaplikasian teori kognitivisme ada beberapa


beberapa tahapan yang harus dilakukan oleh guru, yakni:
a. Guru hendaknya yakin bahwa setiap siswa memiliki perhatian terhadap apa
yang dipelajari. Karena itu untuk menarik perhatian siswa, guru dapat
melakukan tindakan dengan memberikan tanda tertentu misalnya tepuk
tangan atau menghentakkan papan tulis, berkeliling ruangan atau berbicara
dengan irama, memulai pelajaran dengan mengajukan pertanyaan yang
membangkitkan minat siswa terhadap topik yang dibicarakan.
b. Membantu siswa membedakan informasi yang penting dengan informasi
yang tidak penting untuk memusatkan perhatian misalnya dengan
menuliskan tujuan pembelajaran, waktu menjelaskan berhenti sejenak dan
mengulangi lagi atau meminta siswa mengulangi apa yang dijelaskan.
a.

c. Membantu siswa menghubungkan informasi yang baru dengan apa yang diketahui
misalnya dengan mengulangi hal-hal yang diketahui siswa untuk mengingat kembali dan
menghubungkan dengan informasi baru, menggunakan diagram atau garis untuk
menunnjukkan hubungan informasi baru dengan informasi yang dimiliki.
d. Sajikan pelajaran secara tersusun dan jelas misalnya menjelaskan tujuan
pembelajaran, membuat ikhtisar atau rangkuman,
e. Utamakan pembelajaran bermakna bukan ingatan misalnya dengan mengajarkan
perbendaharaan kata-kata baru dan mengaitkannya dengan kata-kata yang sudah dimiliki.
Aplikasi Teori Konstruktivisme

Dalam proese pembelajar setiap peserta didik telah mempunyai prakonsep


berdasarkan pengalaman yang telah di peroleh sebelumnya. Untuk itu, guru perlu
mencermati prakonsep ini dalam menanamkan konsep-konsep baru. Apabila
prakonsep ini tidak diperhatikan, kemungkinan akan terjadi miskonsepsi atau
konsep yang salah. Apabila peserta didik mempunyai miskonsepsi yang tidak
dikoreksi atau dibiarkan, maka akan menyulitkan peserta didik untuk belajar
sesuatu secara benar.
Dalam menerapkan teori kontruktivisme dalam belajar dapat digunakan
model pembelajaran yang melibatkan beberapa tahap, yaitu:
a. Pengenalan
Tahap pengenalan merupakan pemberian hal-hal yang konkrit dan mudah,
dengan memberikan contoh-contoh sederhana yang terdapat dalam kehidupan
sehari-hari. Pada tahap ini, guru perlu mencermati melalui penilaian prakonsep
atau kompetensi awal yang dimiliki peserta didik untuk maju ke tahap berikutnya.
b. Tahap pembelajaran kompetensi merupakan tahap di mana peserta didik mulai
beranjak dari mengenali kompetensi baru ke menguasai kompetensi dasar. Hasil
penilaian dari pembelajaran kompetensi akan menunjukkan apakah peserta didik
perlu diberi tahapan pemulihan.
c. tahap pemuliahan yaitu tahap di mana peserta didik memulihkan prakonsep
menjadi suatu konsep/kompetensi secara benar. Bila peserta didik telah menguasai
kompetensi secara benar, guru dapat menilai sejauh mana minat, potensi, dan
kebutuhan dalam penguasaan kompetensi dasar. Apabila peserta didik cukup
berminat dan kompetensi dasar telah dikuasai secara tuntas, tahap pemulihan dapat
dilewati dan maju ke tahap berikutnya yaitu tahap pendalaman
d. . Apabila tahap pendalaman telah dilaksanakan, tedapat otomatisasi berpikir dan
bertindak sebagai perwujudan kompetensi. Selanjutnya, dapat diberikan tahap
pengayaan agar peserta didik memperoleh variasi pengalaman belajar. Berbagai
latihan dapat digunakan untuk mendalami atau memperkaya kompetensinya.

Anda mungkin juga menyukai