Anda di halaman 1dari 31

ANGGARAN PENDAPATAN DAN

BELANJA NEGARA (APBN)


Dr. Idaryani, SE, M.Si
Pengertian APBN
M Marsono yaitu “ Anggaran negara adalah
suatu rencana pekerjaan keuangan yang pada
satu pihak mengandung jumlah pengeluaran
yang setinggi-tingginya yang mungkin
diperlukan untuk membiayai kepentingan
negara pada suatu masa depan dan pada pihak
yang lain merupakan perkiraan pendapatan
(penerimaan) yang mungkin dapat diterima
dalam masa tersebut”.
Lanjutan

Suparmoko, Anggaran Negara
adalah  suatu daftar atau
pernyataan yang terperinci
tentang penerimaan dan
penglauaran negara yang
diharapkan dalam jangka waktu
satu tahun.
Lanjutan

Syamsi,  Anggaran Negara adalah


hasil perencanaan yang berkaitan
dengan bermacam-mavam
kegiatan secara terpadu yang
dinyatakan dalam satuan uang
dalam jangka waktu tertentu
Dari ketiga pengertian tersebut
dapat disimpulankan
bahwa anggaran negara adalah suatu
daftar yang memuat perencanaan
penerimaan dan pengeluaran negara,
perencanaan tersebut dibuat secara
terpadu dinyatakan dalam satuan
uang selama jangka waktu tertentu
biasanya satu tahun.
Periodisasi tahun anggaran
untuk Indonesia disusun
berdasarkan tahun kalender
yaitu mulai 1 Januari dan
ditutup pada tanggal 31
Desember pada tahun yang
bersangkutan.
APBN di negara kita disusun
berdasarkan landasan hukum yaitu pasal
23 UUD 1945 ayat (1) yang menjelaskan
bahwa “ Anggaran pendapatan dan
belanja negara sebagai wujud dari
pengelolaan keuangan negara ditetapkan
setiap tahun dengan undang-undang
dan dilaksanakan secara terbuka dan
bertanggung jawab untuk sebesar-
besarnya kemakmuran rakyat”.
Tahap-tahapan Penyusunan APBN

 Perencanaan
 Pengesahan RAPBN
menjadi APBN oleh DPR
 Pelaksanaan APBN
 Pengawasan
Perencanaan
Langkah awal penyusunan APBN dari
departemen-departemen atau lembaga –
lembaga negara untuk menyusun anggaran
tahun yang akan datang. Usulan tersebut
disusun dengan  bentuk daftar anggaran
rutin dalam bentuk Daftar Usulan Kegiatan
(DUK) dan anggaran pembangunan dalam
bentuk Daftar Usulan Proyek (DUP).
Pengesahan RAPBN menjadi APBN oleh
DPR

Presiden sebagai pemerintah


mengajukan RAPBN dalam
bentuk nota keuangan
kepada DPR. Kemudian
DPR membahas untuk
disetujui atau ditolak.
Pelaksanaan APBN
Pelaksanaan APBN dilakukan oleh
pemerintah sebagai pedoman dan program
kerja pemerintah  setiap pengeluaran
pemerintah harus berdasarkan Daftar Isian
Kegiatan atau Daftar Isian Proyek (DIK dan
DIP). Daftar Isian Kegiatan disahka oleh
Menteri Keuangan dan Daftar Isian Proyek
disahkan oleh Menteri Keuangan dengan
Ketua Bapenas.
Pengawasan

APBN dilaksanakan oleh


pemerintah menyangkut
penggunaan uang rakyat
sehingga perlu adanya
pengawasan untuk menjamin
tercapainya tujuan yang
dilaksanakan
instansi yang mengawasi pelaksanaan
APBN
 BPK (Badan Pemeriksa Keuangan)
 Direktur Jenderal Pengawasan Keuangan
Negara atas nama Menteri Keuangan disebut
juga pengawasan intern
 Pengawasan intern pada tiap departemen,
yaitu Irjen (Inspektorat Jenderal). Pengawasan
intern disebut pengawasan melekat (waskat).
 Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBN 
Fungsi APBN

 Fungsi Hukum Tata Negara


 Fungsi Teknis Pengurusan
 Fungsi Makro Ekonomi.
Fungsi Hukum Tata Negara

Fungsi hukum tata negara


menyangkut hubungan dan
fungsi-fungsi antara lembaga-
lembaga kenegaraan. Misalnya
lembaga eksekutif berfungsi
sebagai pelaksana APBN dan
lembaga legislatif  melegalisasi
APBN.
Fungsi Teknis Pengurusan

Anggaran mempunyai dasar


untuk menjalankan
kepengurusan yang tertib dan
menjadi landasan untuk
mempertanggungjawabkan
pelaksanaan dan
pengawasannya
Fungsi Makro Ekonomi.
Pelaksanaan Anggaran (APBN) akan
mempunyai dampak pada sendi-sendi
perekonomian misalnya meningkatnya
pendapatan masyarakat dan pendapatan
nasional, meningkatnya pertumbuhan
ekonomi, menekan laju inflasi dan
meningkatkan kesempatan kesempatan
kerja, mengurangi kemiskinan.
Secara Makro Ekonomi APBN Berfungsi

 Fungsi Alokasi
 Fungsi Distribusi
 Fungsi Stabilisasi
 Fungsi Pertumbuhan
Ekonomi
Fungsi Alokasi
Adalah fungsi pemerintah dalam
mengadakan alokasi terhadap sumber-
sumber dana untuk mengadakan barang-
barang kebutuhan perseorangan dan
sarana yang dibutuhkan untuk
kepentingan umum. Tujuannya diarahkan
untuk keseimbangan jumlah uang yang
beredar dengan barang kebutuhan
masyarakat.
Fungsi Distribusi
Adalah fungsi pemerintah untuk
menyeimbangkan, menyesuaikan
pembagian pendapatan dan
mensejahterakan masyarakat. Konsepnya
kas negara itu adalah uang rakyat yang
harus dinikmati oleh seluruh rakyat,
sehingga pembiayaan yang akan
disalurkan kembali harus digunakan untuk
kepentingan seluruh rakyat
Fungsi Stabilisasi

Adalah fungsi pemerintah


untuk meningkatkan
kesempatan kerja serta
stabilisasi harga barang-barang
kebutuhan masyarakat dan
menjamin selalu meningkatnya
pertumbuhan ekonomi.
Fungsi Pertumbuhan Ekonomi

Fungsi pemerintah dalam


mengatur anggaran  dapat
digunakan sebagai pendorong
kegiatan ekonomi yang
selanjutnya meningkatkan
pertumbuhan ekonomi. 
Tujuan APBN

Tujuan penyusunan APBN


adalah untuk mengatur
pendapatan dan pengeluaran
Negara agar sasaran
meningkatkan kesejahteraan
rakyat dapat tercapai
Secara spesifik tujuan dibuatnya APBN antara lain
adalah;
 Sebagai pedoman penerimaan negara terutama sektor

pajak untuk menghimpun dana sesuai dengan jumlah


yang telah ditentukan atau lebih.
 Sebagai pedoman untuk mendorong penerimaan

negara bukan pajak , misalnya minyak dan gas bumi


(migas) atau laba BUMN (Badan Usaha Milik Negara).
 Menjadi pedoman pengeluaran negara baik

pengeluaran rutin maupun pengeluaran


pembangunan sesuai dengan tujuan yang telah
ditentukan agar efektif dan efisien.
 Meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan

kesempatan kerja
Prinsip Dasar Pengelolaan Keuangan
Publik
 Transparansi
 Efisien
 Efektif
 Akuntabilitas
 Partisipatif
Transparansi
 yaitu adanya keterbukaan pemerintah
(birokrasi) di dalam proses pembuatan
kebijakan tentang keuangan daerah sehingga
publik dan DPRD dapat mengetahui, megkaji
dan memberikan masukan serta mengawasi 
pelaksanaan kebijakan publik yang berkaitan
dengan keuangan daerah atau APBD didalam
perumusan kebijakan pengelolaan keuangan
daerah masa yang akan datang.
Efisien

yaitu pengelolaan keuangan


daerah harus didasarkan bahwa
setiap pengeluaran keuangan
daerah harus diupayakan seefisien
mungkin guna menghasilakn out
put yang memadai
Efektif

yaitu dalam proses


pelaksanaan kebijakan
keuangan daerah (APBD)
pengelolaan anggaran harus
tepat sasaran
Akuntabilitas
yaitu pengelolaan keuangan daerah
dituntut pertanggungjawaban kepada
publik atau masyarakat umum.
Pertanggung jawaban publik dapat
dilakukan pemerintah daerah melalui
pertanggungjawaban secara institusional
kepada DPRD , dan DPRD menilai kinerja
Pemda dalam mengelola keuangan daerah
Partisipatif

yaitu dalam pengelolaan keuangan


daerah peran serta publik/
masyarakat secara langsung maupun
tidak langsung harus dapat dijamin
dalam bentuk masukan atau kritikan 
yang konstruktif  terhadap cara-cara
pengelolaan keuangan yang benar
Wassalam

Anda mungkin juga menyukai