Anda di halaman 1dari 54

Ijtihad

Rohmawati
22.20.007
Ushul Fiqh
Sumber - Sumber Hukum

1 Al-Qur'an

2 Hadist

3 IJTIHAD
JENIS SUMBER HUKUM SYARA'
berdasarkan Bentuknya

NaqliNAQLI
Naqli 'AQLI

Naqli
NASH / TEKS
Naqli
IJTIHAD / AKAL

N Na Na Na Na Na Na
Maslaha
Istihsa
Na Na
Al-Qur'an Ijma'
Sunnah Qiyas h 'Urf dll
Istishhab
aq qli qli qli qli qli qli qli qli
Mursalahn

li
CONTENTS

1 Pengertian IJTIHAD 6 Bentuk IJTIHAD

2 Awal mula ijtihad ada 7 FATWA

3 Syarat - syarat menjadi MUJTAHID 8 Syarat Mufti

4 Tingkatan MUJTAHID 9
5 Dasar Hukum IJTIHAD 10
01
Pengertian IJTIHAD
Apa itu Ijtihad?
‫ اختهدن‬- ‫جتَ ِه ُد‬
ْ ‫ يَـ‬- ‫اِجْتَ َه َد‬

‫خهد‬

Secara bahasa ijtihad adalah :


Usaha sungguh-sungguh yang dilakukan para ahli agama untuk mencapai suatu putusan (simpulan) hukum sy
ara mengenai kasus yang penyelesaiannya belum tertera dalam Alquran dan Sunah; 2 pendapat; tafsiran;
Secara istilah makna ijtihad memiliki beragam definisi dan penjelasan.
Menurut Para Ahli
Mengerahkan nya seorang Mujtahid pada
Imam Al - Ghazali -> segala kemampuan dan upayanya untuk
menguraikan hukum syariat

Pengerahan upaya untuk menangkap


Imam Al - Ghazali ->
hukum - hukum syariat
Pengertian Ijtihad secara Umum

Usaha dan upaya


+
Mujtahid
+
Mengerahkan kemampuan
+
Menguraikan hukum syariat
02
Darimana Ajaran Ijtihad ini?
Mu’adz bin Jabal
Mu’adz bin Jabal
Mu’adz bin Jabal
Mu’adz bin Jabal
Mu’adz bin Jabal
Mu’adz bin Jabal
Rasulullah S.A.W bersabda kepada Mu'adz :
"Segala puji bagi Allah yang telah memberi petunjuk
kepada Rasulullah terhadap jalan yang di Ridhoi-
Nya"

Mu’adz bin Jabal


03
Syarat - Syarat Menjadi Mujtahid
Syarat menjadi Seorang Mujtahid

1. Memahami kandungan Al-Qur'an dan Hadist


2. Memahami bahasa Arab dengan seluk beluk ilmu nya
dan segala kelengkapan nya
3. Memahami ilmu usul fiqih dan kaidah - kaidah fiqih se
cara mendalam
4. Memahami persoalan ijma
5. Memahami kecerdasan dan Akhlakul Karimah
04
Tingkatan Mujtahid
05
Dasar Hukum Ijtihad
Dasar Hukum Ijtihad

Q.S An -Nisa : 105


Dasar Hukum Ijtihad
Bentuk Ijtihad

1. IJMA' 2. Qiyas
Menurut bahasa artinya se Menurut bahasa artinya
pakat, setuju atau sependa mengukur,
pat membandingkan
06
Fatwa
Apa itu Fatwa?
Fatwa (Arab:‫ فـتوى‬, fatwā) adalah sebuah istilah mengenai pendapat atau tafsiran pada suatu masalah
yang berkaitan dengan hukum Islam. Fatwa sendiri dalam bahasa Arab artinya adalah "nasihat", "pet
uah", "jawaban" atau "pendapat". Adapun yang dimaksud adalah sebuah keputusan atau nasihat res
mi yang diambil oleh sebuah lembaga atau perorangan yang diakui otoritasnya, disampaikan oleh se
orang mufti atau ulama, sebagai tanggapan atau jawaban terhadap pertanyaan yang diajukan oleh pe
minta fatwa (mustafti) yang tidak mempunyai keterikatan. Dengan demikian peminta fatwa tidak harus
mengikuti isi atau hukum fatwa yang diberikan kepadanya.

Penggunaannya dalam kehidupan beragama di Indonesia, fatwa dikeluarkan oleh Majelis Ulama Indo
nesia sebagai suatu keputusan tentang persoalan ijtihadiyah yang terjadi di Indonesia guna dijadikan
pegangan pelaksanaan ibadah umat Islam di Indonesia.

Kata fatwa ini masih berkerabat dengan kata petuah dalam bahasa Indonesia.


Bagaimana pandangan para Ulama tentang fatwa?
Secara hakikat, fatwa menurut pandangan Ibnu Taimiyah pada dasarnya tid
ak terkait kepada sesuatu apapun (fatwa tidak mengenal sistem paket/spons
or) kecuali hanya mendasarkan diri pada dalil-dalil nash syari’ah (al-Qur’an
dan al-Hadist) serta aqidah-aqidah yang umum (ushul fiqih dan qawaidul fiq
h). Pada umumnya ulama salaf tidak berlebihan dalam mengeluarkan fatwa,
akan tetapi demi kehati-hatian ulama salaf seringkali menyatakan bahwa me
reka tidak tahu tentang permasalahan yang terjadi. Hal ini merupakan ungka
pan dari seorang ulama salaf terhadap sesuatu yang memang mereka belu
m paham dan
belum mengetahui secara pasti. (Ensiklopedi Islam, 1994:117)
Bagaimana pandangan para Ulama tentang fatwa?

Dalam kaitannya dengan hal ini, Imam Abu Hanifah juga berpendapat bahw
a orang_x0002_orang yang tidak mempunyai pendirian yang kuat, sedangk
an mereka suka memberikan fatwa keagamaan, orang tersebut oleh Abu Ha
nifah digambarkan seperti orang mufti yang bodoh dan main main (memper
mainkan) hukum syari’ah, sebagaimana mereka mempermainkan nilai-nilai
dan kepentingan ummat Islam yang semestinya harus dijunjung tinggi tetapi
justru mereka merendahkannya. Dan merekapun tidak mampu mempertaha
nkan dalam kebebasan berpendapat dan bertindak.
Bagaimana pandangan para Ulama tentang fatwa?

Sedangkan menurut Abdullah bin Mas’ud (ahli hadit dan tafsir al-Qur’an) sa
mpai bersumpah diri secara tegas dengan mengagetkan bahwa sesungguh
nya orang yang suka memberikan atau mengeluarkan fatwa tentang segala
sesuatu yang ditanyakan oleh orang lain, padahal ia sendiri sebetulnya belu
m memahami secara jelas masalah itu, maka orang tersebut termasuk kate
gori orang gila. Sekalipun mereka sampai bersumpah tentang dirinya menga
nggap mampu, namun sumpahnya dianggap palsu.
Bagaimana pandangan para Ulama tentang fatwa?

Menurut pengematan Dr. Yusuf Al Qardlawi bahwa sebagai orang ahli fatwa
masa sekarang ini pada umumnya bertindak gila, sebab sekarang kita meng
etahui secara persis bahwa hampir semua masalah yang ditanyakan, jawab
annya kurang mantap, bahkan sering membingungkan ummat. Seringkali m
enambah keresahan pada masyarakat, padahal yang masyarakat kehendaki
adalah solusi hukum yang jelas dan tegas sesuai nilai-nila yang ada dalam a
l-Qur’an dan as-Sunnah.
07
Kedudukan Fatwa menurut Islam
Fatwa menempati kedudukan penting dalam hukum Islam, karena fatwa merupakan pendapat y
ang dikemukakan oleh ahli hukum Islam (fuqaha) tentang kedudukan hukum suatu masalah bar
u yang muncul di kalangan masyarakat. Ketika muncul suatu masalah baru yang belum ada kete
ntuan hukumnya secara eksplisit (tegas), baik dalam al-Qur’an, as_x0002_Sunnah dan ijma’ ma
upun pendapat-pendapat fuqaha terdahulu, maka fatwa merupakan salah satu institusi normatif
yang berkompeten menjawab atau menetapkan kedudukan hukum masalah tersebut. Karena ke
dudukannya yang dianggap dapat menetapkan hukum atas suatu kasus atau masalah tertentu,
maka para sarjana Barat ahli hukum Islam mengkategorikan fatwa sebagai jurisprudensi Islam.
Korelasi Fatwa dan Ijtihad

Berbicara tentang fatwa, tidak terlepas dari bahasan dan keberadaan ijtihâd dengan segala pera
ngkatnya yang ada. Hal ini disebabkan karena fatwa diberikan untuk kepentingan masyarakat u
mum, setelah memenuhi syarat-syarat yang terkait dengan fatwa. Fatwa dikeluarkan oleh para u
lama/ahli hukum Islam yang mampu mengangkat permasalahan tentang keagamaan maupun te
ntang non keagamaan (seperti kedokteran, dan penemuan-penemuan baru di bidang ilmu peng
etahuan dan teknologi, dan sebagainya).
Perbedaan Fatwa dan Ijtihad
Fatwa Ijtihad
lebih spesifik masih luas
bersifat kasuistik bersifat terikat
dinamis karena responsif statis karena butuh waktu dan rumusan hukum yang betul - betul
08
Kedudukan Fatwa menurut hukum positif Indonesia
Berdasarkan sumber hukum yang berlaku dalam sistem hukum nasional, yakni dalam sistem hu
kum nasional secara formal terdapat lima sumber hukum, adapun sumber hukum tersebut seba
gai berrikuti: undang-undang, kebiasaan, putusan hakim (yurisprudensi), traktat, serta doktrin (p
endapat pakar pakar/ahlihukum). Kemudian untuk dapat mengetahui tata urutan peraturanperu
ndang-undangan yang berlaku di Indonesia, maka bisa dilihat dalam undang - undang no 10 tah
un 2004 tentang peraturan perundang-undangan, tepatnya dalam pasal 7 sebagai berikut: Unda
ng-Undang Dasar 1945, undang-undang/peraturan pemerintah pengganti undang - undang, per
aturan pemerintah, peraturan presiden, peraturan daerah, yang meliputi: peraturan daerah provi
nsi, peraturan daerah, kabupaten / kota, peraturan desa. Sumber hukum positif dalam sistem hu
kum nasional di atas dan dalam tata urutan peraturan perundang-undangan,sebagaimana telah
disebutkan dalam Undang-Undang No 10 Tahun 2004 tentang peraturan perundang - undangan,
tidak menyebutkan fatwa sebagai bagian dari dasar hukum di negara ini, sehingga fatwa tidak d
apat dijadikan sebagai landasan hukum.
09
Syarat - Syarat Mufti
Syarat umum MUFTI

• Baligh,
• Muslim,
• Sehat pikiran, dan
• Cerdas.
Syarat khusus MUFTI

• Menguasi kandungan Alquran beserta ilmu-ilmunya yang mencakup ayat-ay


at hukum, asbabun nuzul, nasakh-mansukh, takwil-tanzil, makiyah–madaniy
ah, dan sebagainya,
• Menguasai berbagai hadis Nabi SAW dengan seluk-beluk asbabul wurud, p
eriwayatan, ilmu mustalah, dan sebagainya,
• Mahir berbahasa Arab berikut dengan kaidah-kaidah dan pengetahuan tenta
ng literatur bahasa, yaitu ilmu nahwu-sharaf, balaghah, mantiq, bayan, ma'a
ni, adab, fiqhul lughah, dan sebagainya.
• Memahami dan menguasai ilmu ushul fikih beserta qawaid fiqhiyyahnya.
Syarat lengkap MUFTI

• Berwawasan luas,
• Mengetahui seluk-beluk khilafiyah, serta
• Punya kompetensi untuk berijtihad dalam masalah yang belum ada pemec
ahannya dari segi hukum.
09
Mungkinkah terjadi Ijma'
10
Dalil Ijma'
Dalil Ijma' pertama

Q.S Al - Baqarah : 143


‫اس‬َّ ‫ن‬ ‫ٱل‬ ‫ى‬َ ‫ل‬‫ع‬َ ‫ء‬ ‫ٓا‬ ‫د‬
َ َ ‫ه‬‫ش‬ُ ۟
‫وا‬ ُ ‫ن‬ ‫و‬‫ك‬ُ َ ‫ت‬ِّ ‫ل‬ ‫ا‬ً ‫ط‬ ‫س‬
َ ‫و‬ ً ‫ة‬‫م‬َّ ُ ‫أ‬ ‫م‬
ْ ُ
‫ك‬ َ ٰ
‫ن‬ ْ
‫ل‬ ‫ع‬
َ ‫ج‬
َ ‫ك‬
َ ِ ‫ل‬‫ذ‬َ ٰ ‫ و َك‬...
ِ َ َ َ
Artinya :
Dan demikian (pula) Kami telah menjadikan kamu (umat I
slam), umat yang adil dan pilihan agar kamu menjadi sak
si atas (perbuatan) manusia dan agar Rasul (Muhamma
d) menjadi saksi atas (perbuatan) kamu. ..
Dalil Ijma' kedua

Dari Umar bin Al-Khattab, Rasulullah bersabda:

“Siapa saja yang ingin mendapatkan pertengahan Surga,


maka ikutilah Jamaah (ummat Islam). Karena syaithan it
u lebih suka bersama orang yang sendiri, dan dia lebih ja
uh ketika bersama dua orang.”
Thanks
Name

Anda mungkin juga menyukai