Anda di halaman 1dari 20

Departemen Ilmu Ekonomi

Fakultas Ekonomi dan Manajemen


Institut Pertanian Bogor

Intervensi Pemerintah dalam Menghadapi Fluktuasi Ekonomi :

Kebijakan Fiskal

MK. Ekonomi Dasar (EKO102)


Departemen Ilmu Ekonomi-FEM-IPB
Topik
• Bagaimana kebijakan fiskal memengaruhi AD?
• Apa yang dimaksud dengan multiplier?
• Apa argumen kebijakan untuk stabilisasi ekonomi?
• Ringkasan

Department of Economics | Faculty of Economics and Management


☎ +62 251 8626602 ✉ ilmu_ekonomi@ipb.ac.id 🌐 http://ekonomi.fem.ipb.ac.id @dept.ieipb
Department of Economics | Faculty of Economics and Management
☎ +62 251 8626602 ✉ ilmu_ekonomi@ipb.ac.id 🌐 http://ekonomi.fem.ipb.ac.id @dept.ieipb
Kebijakan Fiskal dan Permintaan Agregat
• Kebijakan fiskal (APBN): pengaturan tingkat pengeluaran
pemerintah (G) dan penerimaan pajak (T) oleh pengambil
kebijakan untuk menggeser AD sehingga mencapai
pendapatan nasional yang diinginkan. P
• Kebijakan fiskal ekspansif
• Peningkatan G seperti adanya program padat karya K/L
dan atau penurunan T seperti pembebasan PPh 22 impor
saat pandemic covid 19
P1
• Menggeser AD ke kanan (dari AD1 ke AD2 Y meningkat).
• Kebijakan fiskal kontraktif
• Penurunan G seperti penurunan subsidi kesehatan dengan AD2
menaikkan iuran BPJS dan atau peningkatan T seperti AD1
AD3
penetapan PPN pada produk tanaman hias.
• Menggeser AD ke kiri (dari AD1 ke AD3 Y mengalami Y
penurunan). Y3 Y1 Y2
Department of Economics | Faculty of Economics and Management
☎ +62 251 8626602 ✉ ilmu_ekonomi@ipb.ac.id 🌐 http://ekonomi.fem.ipb.ac.id @dept.ieipb
Realisasi APBN Tahun 2018- Mei Tahun 2020

Sumber: BKF dan Kementerian Keuangan, 2020 (www.kemenkeu.go.id/apbnkita)


Pasal 46 UU APBN 2020
Pemerintah dalam melaksanakan APBN Tahun Anggaran 2020
mengupayakan pemenuhan sasaran pembangunan yang
berkualitas, yaitu dalam bentuk:
a) penurunan kemiskinan menjadi sebesar 8,5% - 9,0%;
b) tingkat pengangguran terbuka menjadi sebesar 4,8% - 5,0%;
c) penurunan Gini Ratio menjadi sebesar 0,375 - 0,380; dan
d) peningkatan Indeks Pembangunan Manusia mencapai 72,51
2.540.422.500.559 (Ribuan Rp)
Untuk penyederhanaan dalam Model
1/3 utk Dana Instansi Vertikal
& TP APBN sederhana yg dibahas, diasumsikan jika
Pendapatan Nasional naik maka akan
menurunkan kemiskinan, pengangguran,

856.945.321.424 (Ribuan Rp)


2020 Gini ratio dan meningkatkan IPM.
Yang dibahas hanya Pendapatan Nasional
(Y)
1/3 untuk Dana Transfer Ke Daerah & dana Desa (APBD, APBDes)
Stimulus Fiskal Indonesia

Sumber: BKF dan Kementerian Keuangan, 2020 (www.kemenkeu.go.id/apbnkita)


Sumber: BKF dan Kementerian Keuangan, 2020 (www.kemenkeu.go.id/apbnkita)
Perbandingan Stimulus Indonesia dibanding
Peer Countries
Efek Multiplier
• Efek multiplier: tambahan pergeseran Peningkatan G sebesar Rp20M akan
menggeser AD ke kanan sebesar Rp20M.
dalam AD sebagai dampak dari kebijakan P Peningkatan Y akan menyebabkan C
fiskal yang meningkatkan pendapatan dan meningkat dan menggeser AD ke kanan.
selanjutnya meningkatkan pengeluaran
untuk konsumsi. AD2 AD3
AD1
• Seberapa besar efek multiplier tersebut?
Tergantung pada seberapa besar konsumen P1
merespon peningkatan dalam
pendapatannya. Rp 20 M
• Marginal propensity to consume (MPC):
adalah fraksi dari pendapatan yang
digunakan oleh rumah tangga untuk Y1 Y2 Y3 Y
konsumsi.
Department of Economics | Faculty of Economics and Management
☎ +62 251 8626602 ✉ ilmu_ekonomi@ipb.ac.id 🌐 http://ekonomi.fem.ipb.ac.id @dept.ieipb
Formula Multiplier
Notasi: G: perubahan dalam G,
Y dan C: perubahan dalam Y dan C
Besarnya multiplier tergantung dari MPC.
Y = C + I + G + NX persamaan identitas
mis jika MPC = 0.5 multiplier = 2
Y = C + G I dan NX tidak berubah jika MPC = 0.75 multiplier = 4
jika MPC = 0.9 multiplier = 10
Y = MPC Y + G sebab C = MPC Y
Maka Y MPC
MPC yang
yang lebih
lebih besar
besar berarti
berarti
perubahan
perubahan dalam
dalam Y Y menyebabkan
menyebabkan
perubahan
perubahan C C yang
yang lebih
lebih besar,
besar,
yang
yang selanjutnya
selanjutnya menyebabkan
menyebabkan
The multiplier
perubahan
perubahan yang
yang lebih
lebih besar
besar dari
dari Y
Y
Department of Economics | Faculty of Economics and Management
☎ +62 251 8626602 ✉ ilmu_ekonomi@ipb.ac.id 🌐 http://ekonomi.fem.ipb.ac.id @dept.ieipb
Model Makro (Keyness) Sederhana
• AS (Aggregate Supply) = AD (Aggregate Demand)
• Y = C + I + G + (EX-IM)
• Misal: C= co + c1 (Y-T) dan EX-IM=0

• Y = co + c1 (Y-T) + I + G
Pdptn
APBN
1
Y  [c  I  G  c1T ]
1  c1 0

Multiplier
Pengganda: Sebuah Contoh Numerik
Putaran Kenaikan Diasumsikan suatu negara memiliki
Pengeluaran Pengeluaran Kumulatif Total propensity dibelanjakan marjinal
terhadap pendapatan nasional
1 1.000.000.000 1.000.000.000 sebesar 0.8.
Misal: pengeluaran untuk
2 800.000.000 1.800.000.000 pembangunan naik sebesar 1
Milyar. Pada awalnya pendapatan
nasional akan naik 1 milyar.
3 640.000.000 2.440.000.000
Selanjutnya,
4 512.000.000 2.952.000.000
Apakah putaran
5 409.600.000 3.361.600.000
pengeluaran akan berhenti
sd 20 putaran   5.000.000.000 sampai disini???
Efek Crowding-Out
• Kebijakan fiskal memiliki dampak lain pada AD yang bekerja dengan
berlawanan arah.
• Kebijakan fiskal ekspansif yang mendorong output Y, dapat
meningkatkan permintaan uang sehingga meningkatkan r dan akhirnya
dapat mengurangi investasi dan mengurangi peningkatan AD.
• Sehingga besarnya pergeseran AD akan lebih kecil daripada ekspansi
fiskal awal  menghapus dampak ekspansif dari peningkatan G.
• Istilah tersebut dikenal dengan crowding-out effect.

Department of Economics | Faculty of Economics and Management


☎ +62 251 8626602 ✉ ilmu_ekonomi@ipb.ac.id 🌐 http://ekonomi.fem.ipb.ac.id @dept.ieipb
Perubahan dalam Pajak
• Pemotongan pajak akan meningkatkan households’ take-home pay.
• Rumah tangga akan merespon dengan meningkatkan porsi pengeluaran
dari pendapatannya sehingga menggeser AD ke kanan.
• Besarnya pergeseran dipengaruhi oleh efek multiplier dan crowding-out.
• Faktor lain: apakah pemotongan pajak tersebut temporer atau
permanen.
• Pemotongan pajak secara permanen akan menyebabkan peningkatan
C yang lebih tinggi dan menggeser kurva AD lebih besar daripada
pemotongan pajak secara temporer.

Department of Economics | Faculty of Economics and Management


☎ +62 251 8626602 ✉ ilmu_ekonomi@ipb.ac.id 🌐 http://ekonomi.fem.ipb.ac.id @dept.ieipb 15
Kebijakan Fiskal dan Agregat Supply (AS)

• Dalam jangka pendek dampak kebijakan fiskal bekerja melalui AD.


• Tetapi kebijakan fiskal juga memengaruhi AS.
• Pemotongan tingkat pajak akan memberikan insentif bagi pekerja
untuk bekerja lebih banyak, sehingga akan meningkatkan jumlah
barang dan jasa dan menggeser AS ke kanan.
• Efek tersebut dipercaya besar dan disebut dengan “Supply-siders.”

Department of Economics | Faculty of Economics and Management


☎ +62 251 8626602 ✉ ilmu_ekonomi@ipb.ac.id 🌐 http://ekonomi.fem.ipb.ac.id @dept.ieipb 16
Kebijakan Fiskal dan Agregat Supply (AS)
• Pengeluaran Pemerintah akan memengaruhi AS.
• Misal:
• Pengeluaran pemerintah untuk pembangunan jalan
• Infrastruktur jalan yang lebih baik akan meningkatkan
produktivitas yang pada akhirnya akan meningkatkan produksi
barang dan jasa sehingga menggeser kurva AS ke kanan
• Dampak ini lebih relevan dalam jangka panjang karena butuh
waktu untuk membangun jalan baru dan menggunakan jalan
tersebut untuk aktivitas ekonomi.

Department of Economics | Faculty of Economics and Management


☎ +62 251 8626602 ✉ ilmu_ekonomi@ipb.ac.id 🌐 http://ekonomi.fem.ipb.ac.id @dept.ieipb 17
Kelemahan Kebijakan Fiskal
• Kebijakan fiskal bekerja dengan long lag:
• butuh waktu lama bagi lembaga perwakilan rakyat untuk
menyetujui perubahan dalam G dan T.
• Proses legislatif bisa dalam beberapa bulan atau tahun.
• Karena long lag, kritik terhadap kebijakan ini adalah bahwa kebijakan
fiskal dapat mengganggu stabilisasi ekonomi. Pada saat kebijakan
memengaruhi permintaan, kondisi ekonomi mungkin telah berubah.
• Argumen lain bahwa para pembuat kebijakan harus fokus pada tujuan
jangka panjang seperti pertumbuhan ekonomi dan inflasi yang rendah

Department of Economics | Faculty of Economics and Management


☎ +62 251 8626602 ✉ ilmu_ekonomi@ipb.ac.id 🌐 http://ekonomi.fem.ipb.ac.id @dept.ieipb 18
Ringkasan
1. Kebijakan fiskal ekspansif- peningkatan pengeluaran pemerintah
(misal belanja penanganan Covid, insentif Nakes, program padat
karya) atau pemotongan pajak- akan menggeser AD ke kanan.
Kebijakan fiskal kontraktif akan menggeser AD ke kiri.
2. Ketika pemerintah mengubah pengeluaran atau pajak, perubahan
permintaan agregat bisa lebih besar atau lebih kecil dari perubahan
kebijakan fiskal :
• Efek multiplier cenderung memperkuat dampak kebijakan fiskal terhadap AD.
• Efek crowding-out cenderung mengurangi dampak kebijakan fiskal terhadap
AD.

Department of Economics | Faculty of Economics and Management


☎ +62 251 8626602 ✉ ilmu_ekonomi@ipb.ac.id 🌐 http://ekonomi.fem.ipb.ac.id @dept.ieipb 19
Ringkasan
3. Policymakers perlu mempertimbangkan semua dampak dari
kebijakan yang dikeluarkan. Contoh:
• Ketika dilakukan kebijakan pemotongan pajak, dampak jangka pendek
memengaruhi AD dan kesempatan kerja, dan dampak jangka panjang
memengaruhi tabungan dan pertumbuhan ekonomi.

Department of Economics | Faculty of Economics and Management


☎ +62 251 8626602 ✉ ilmu_ekonomi@ipb.ac.id 🌐 http://ekonomi.fem.ipb.ac.id @dept.ieipb 20

Anda mungkin juga menyukai