1. Lisnawati Sully
Industri
2. E. Puspianti
3. Intan Amalia R
4. Rizal Abdul
KEWIRAUSAHAAN
Dr. Herlina S.Pd, M.Pd
PEMBAHASAN
1. Analisis Industri
2. Pengertian Industri
Industri ataupun sektor industri telah dikenal luas oleh masyarakat. Tetapi pada dasarnya pengelompokkan industri tidaklah
sesederhana seperti yang dibayangkan. Masalah pengelompokkan industri semakin rumit ketika kita berhadapan dengan
banyak perusahaan yang mempunyai sekian banyak ragam lini bisnis. Salahsatu system klasifikasi industri yang telah di
kenal dan digunakan secara luas adalah sistem Standard industrial Classification (SIC) yang didasarkanpada data sensus dan
klasifikasian perusahaan berdasarkan produk dasar yang dihasilkan.
3. Pentingnya Analisis Industri
Membantu investor untuk mengidentifikasi peluang-peluang investasi dalam industri yang mempunyai karakteristik resiko
dan return yang menguntungkan bagi investor. Beberapapenelitian yang terkait dengan analisis industri telah
didokumentasikan oleh Rellydan Brown (1997) dan menghasilkan kesimpulan-kesimpulan seperti berikut ini:
1. Studimengenaikinerjatahunanindustri, menunjukanbahwaindustriyang berbedamempunyaitingkat return yang
berbedapula.
2. Tingkat return masing- masingindustriberbedadisetiaptahunnya.
3. Tingkat return perusahaan-perusahandisuatuindustriyang sama, terlihatcukupberagam.
4. Tingkat resikoberbagaiindustrijugaberagam.
5. Tingkat resikosuatuindustrirelatifstabilsepanjangwaktu.
Analisispentinguntukdilakukanbaikuntukmeminimalkanrisikoataupununtukmengidentifikasiindustriyang
mempunyaiprospek yang menguntungkan.
4.Klasifikasi Industri Di Indonesia
PERTANIAN Aneka Industri
Pertanian, Perkebunan, 01 04 Mesin dan Alat Berat, Otomotif
Peternakan, Perikanan, Kehutanan dan komponen, Textile dan
Garmen,
KEUANGAN
Bank, lembaga pembiayaan, Perusahaan 08
efek, Reksadana, Asuransi
8. PRAKIRAAN ANALISIS
INPUT-OUTPUT
Analisis input-output dalah suatu cara alternatif untuk mengetahui gambaran prospek
penjualan suatu industri dimasa yang akan datang, dengan cara mengidentifikasi pemasok
(supplier) dan konsumen dari suatu industri. Kita dapat mengestimasi permintaan
konsumen dimasa datang, serta kemampuan pemasok untuk menyediakan barang dan
jasa yang diperlukan dalam suatu industri.
9. PRAKIRAAN PENJUALAN HUBUNGAN INDUSTRI EKONOMI
Limafaktor menurut Porter (1985) yang menentukan intensitas persaingan dalam suatu industri,
kelima faktor tersebut adalah:
• Ancaman adanya permainan baru
• Dayatawar (bargaining power) pembeli
• Persaingan diantara pemain yang ada
• Ancaman adanya barang atau jasa subsitusi
• Dayatawar (bargaining power) pemasok
• Persaingan antara perusahaan yang ada dalam industri Persaingan akan semakin meningkat jika
terdapat banyak perusahaan yang ukurannya relatif sama bersaing dalam industri tersebut.
Disamping itu juga dipengaruhi oleh pertumbuhan industri dan biaya tetap, serta hambatan untuk
keluar dari industri tersebut. Ancaman Pemain Baru Bargaining Power Bargaining Power ancaman
barang subtitusi Pemain baru potensial Pesaing industri pemasok pembeli Barang subtitusi
11. ESTIMASI EARNING MULTIPLIER
INDUSTRI
Teknik untuk melakukan estimasi earning multiplier industri ada dua, yaitu analisis makro dan
analisis mikro.
Problem
• Dalam analisis makro, investor mempelajari hubungan antara earning multiplier industri dengan
earning multiplier pasar.
• Dalam analisis mikro, estimasi earning multiplier industri dilakukan dengan cara mengamati
variabel-variabel yang mempengaruhi earning multiplier industri.
• Estimasiearning multiplier industri denganan alisis mikro dilakukan dengan cara mengestimasi
tiga variable yang menentukan earning multiplier industri (dividend-payout ratio, tingkat
return yang disyaratkan dan tingkat pertumbuhan earning dan deviden yang diharapkan) dan
membandingkan ketiga variable tersebut dangan PE pasar