Anda di halaman 1dari 28

PERATURAN PERUNDANGAN

BIDANG KESEHATAN KERJA


Evy Yulia Arini, SH.MKes
KONSEPSI DASAR PERATURAN K3

MGT
SDM

BAHAN
LINGKUNGAN KERJA

AMAN Prod’s
FAKTOR
PERALATAN TEMPAT KERJA SEHAT
PENYEBAB

SIFAT PEKERJAAN
PROSES PRODUKSI

CARA KERJA KECELAKAA


N

ANALISIS
1. Safety Hazard 1. Health Hazard
• Mechanic • Physic
• Electric • Chemical
• Kinetic • Biologic
• Substances  Flammable • Ergonomics
 Explosive Accidental • Psychosocial
 Combustible release
 Corrosive
2. Konsekuensi  Minor 2. Konsekuensi
• Accident  Injuries  Mayor • Terpapar  kontak  penyakit
 Fatal mendadak, menahun, kanker dan
 Assets  Damage dampak terhadap masyarakat umum
(Prolonged Reaction)
• Mendadak, dramatis, bencana
(Sudden Reaction) 3. Konsentrasi kepedulian
• Environment (bahan • Titik berat pd
. Konsentrasi kepedulian pencemar) bahaya
• Process • Titik berat pd
• Exposure tersembunyi
• Equipment, facilities, kerusakan asset,
• Work hours • Sepertinya kurang
tools fatality
Pendidikan urgent (laten)
• Working practices • Sepertinya urgen
• Karir jab. Sesuai • Prinsip pendekatan
• Guarding (bahaya mendadak)
pendidikan • Pengkajian
• Pengalaman • Prinsip pendekatan
kepaparan
• Karir lapangan + • Pengkajian resiko
• Utk
pelatihan • Utk memperkecil
memperkecil
resiko ts@utps-k3
K3
UU No.14/1969
UU No.13 /2003
P. 3, 9, 10

p. 86 p. 87
UU No.1/1970

UU No.1/1970 PP - SMK3

Tempat Kerja Tempat Kerja Perusahaan

PMP.No.7 Th 1964
a.l. : PM.02/Men/1980
PM.03/Men/1982. dll
LANDASAN HUKUM

1. Konvensi ILO No. 120 (UUNo. 3/1969 ) tentang Higiene dalam


perniagaan dan kantor-kantor
2. UU No. 13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan
3. UU No. 1 Tahun 1970 tentang keselamatan kerja
4. Kepres R.I No. 22 tahun 1993 tentang penyakit yang timbul
karena hubungan kerja
5. PMP No. 7 Tahun 1964 tentang syarat kesehatan, kebersihan,
serta penerangan dalam tempat kerja
6. Permen No. 01 tahun 1976 tentang kewajiban latihan Hyperkes
bagi Dokter Perusahaan
7. Permen No. 01 tahun 1979 tentang kewajiban latihan Hyperkes
bagi paramedis perusahaan
8. Permen No. 03 tahun 1985 tentang keselamatan dan kesehatan
kerja pemakaian Asbes
9. Permen No. 02 tahun 1980 tentang pemeriksaan kesehatan
tenaga kerja dalam penyelenggaraan keselamatan kerja
LANDASAN HUKUM

10. Permen No. 01 tahun 1981 tentang kewajiban melapor penyakit akibat
kerja
11. Permen No. 03 tahun 1982 tentang pelayanan kesehatan kerja
12. Permen No. 03 tahun 1986 tentang keselamatan dan kesehatan kerja di
tempat kerja yang mengelola pestisida
13. Kepmen No. 333 tahun 1989 tentang Diagnosis dan pelaporan penyakit
akibat kerja - Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor
KEP.79/MEN/2003 – Tidaj Berlaku
PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI R.I
NOMOR PER.25/MEN/XII/2008 TENTANG PEDOMAN DIAGNOSIS
DAN PENILAIAN CACAT KARENA KECELAKAAN DAN PENYAKIT
AKIBAT KERJ A
10. Permen No. 01 tahun 1998 tentang penyelenggaraan jaminan
pemeliharaan kesehatan dengan manfaat lebih baik
11. Kepmen No. 187/Men/1999 tentang Pengendalian Bahan Kimia
Berbahaya Di Tempat Kerja Dicabut ( Permenaker No. 13/Men/2011)
12. Kepmen No. 51/Men/1999 tentang Nilai Ambang Batas Faktor Fisika Di
Tempat Kerja Di Cabut ------ ( Permenaker No. 13/Men/2011 NAB Fisik
Dan Kimia Di Tempat Kerja)
LANDASAN HUKUM

18. KP.No.22 Tahun 1993 Penyakit yg timbul akibat hubungan kerja.

19. SE. Men No. 01 tahun 1979 tentang Pengadaan Kantin dan Ruang
Makan
20. SE. Men No. 01 tahun 1997 tentang Nilai Ambang Batas Faktor Kimia Di
Udara Lingkungan Kerja
21. SE. Dirjen Binawas No. 86 tahun 1989 tentang perusahaan catering yang
mengelola makanan bagi tenaga kerja
22. Kepts. Dirjen Binawas No. 157 tahun 1989 tentang Tata Cara dan Bentuk
Laporan Penyelenggaraan Pelayananan Kesehatan Kerja
23. Kepmenaker No.68/Men/2004 tentang P2HIV dan AIDS Di Tempat Kerja
24. Kepmenaker No. 15/Men/VIII/2008 tentang P3K Di Tempat Kerja
LANDASAN HUKUM

25. SK.Dirjend.Binawas No.53/DJPPK/VIII/2009 Petugas P3K


26. Permenaker No.8/Men/2008 tentang Alat Pelindung Diri
27. PP. No. 50 Tahun 2012 ttg Penerapan SMK3
28. PM.No. Per.20/Men/2012 - Perubahan PM.No.12/Men/2007 Ttg
Juknis Pendaftaran kepesertaan, Pembayaran Iuran, Pembayarn
Santunan dan Pelayanan Jamsostek
29. 30. KM.No.147/Men/1998 - Pemanfaatan PKK bg peserta JPKTK
UNDANG-UNDANG NO. 13 TAHUN 2003
tentang KETENAGAKERJAAN…..1

KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA


PASAL 86 :
(1) Setiap pekerja/buruh mempunyai hak untuk memperoleh
perlindungan atas :
Keselamatan dan kesehatan kerja
Moral dan kesusilaan
Perlakuan yang sesuai dengan harkat dan martabat
manusia serta nilai-nilai agama
(2) Untuk melindungi keselamatan pekerja/buruh guna
mewujudkan produktifitas kerja yang optimal
diselenggarakan upaya keselamatan dan kesehatan kerja.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dan
ayat (2) dilaksanakan sesuai dengan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
UNDANG-UNDANG NO. 13 TAHUN 2003
tentang KETENAGAKERJAAN….2

PASAL 87

(1) Setiap perusahaan wajib menerapkan


Sistim Manajemen Keselamatan dan
kesehatan kerja (SMK-3) yang
terintegrasi dengan sistim manajemen
perusahaan.

(2) Pengaturan SMK-3 diatur dengan


Peraturan Pemerintah
UNDANG-UNDANG NO. 13 TAHUN 2003
tentang KETENAGAKERJAAN….3

PASAL 68-75 : PEKRJA ANAK.


Pengusaha dilarang mempekerjakan anak
• Kep.Menakertrans No.Kep.235/Men/2003, tentang Jenis-
jenis Pekerjaan yang Membahayakan Kesehatan,
Keselamatan, atau Moral Anak
• Kep.Menakertrans No.Kep. 115/Men/VII/2004, tentang
Perlindungan Bagi Anak yang Melakukan Pekerjaan Untuk
Mengembangkqn Bakat dan Minat.
• UU. No.23 tahun 2002 , tentang Perlindungan Anak
• Kep.Pres. No.87 Th.2002 ,tentang RAN Penghapusan
Eksploitasi Seksual Komersial Anak (ESKA) dan
Kep.Pres.No.88 Th.2002,tentang RAN Penghapusan
Perdagangan (Trafficking) Perempuan dan anak
UNDANG-UNDANG NO. 13 TAHUN 2003
tentang KETENAGAKERJAAN….4

PASAL 76 – 83 tentang PEREMPUAN

• KERJA MALAM WANITA


• ISTIRAHAT HAID
• ISTIRAHAT HAMIL DAN
MELAHIRKAN DAN GUGUR
KANDUNG
• KESEMPATAN MENYUSUI
No.1 Tahun 1970------BAB III------50%
Kesh.Kerja
1. PPPK
2. APD
3. Mencegah/Mengendalikan----debu,suhu,kelembaban,suara, uap,
gas,dll
4. PAK
5. Penerangan
6. Iklim Kerja
7. Kebersihan,kesehatan,ketertiban
8. Ergonomi.
9. Ps.8 : Pemeriksaan Kesehatan Tk
10. Ps.2 : Ruang Lingkup
11. PS.5 : Pengawasan
12. Ps.9 : Pembinaan oleh pengurus
13. Ps.11 : Melaporkan Kecelakaan
14. Ps.12 : Kewajiban dan Hak TK
15. Ps.14 : Kewajiban Pengurus.
PERMENAKER NO.03/MEN/1982

PELAYANAN
KESEHATAN KERJA
ATAU POLIKLINIK
PERUSHAAN
PERMENAKER NO.02/MEN/1980

PEMERIKSAAN KESEHATAN
TENAGA KERJA DALAM
PENYELENGGARAAN
KESELAMATAN KERJA
PERMENAKER NO.01/MEN/1976 tentang
KEWAJIBAN LATIHAN HIPERKES BAGI
DOKTER PERUSAHAAN

• Perusahaan berkewajiban mengirimkan setiap


dokter perusahaannya untuk mendapatkan
latihan dalam bidang Higiene Perusahaan,
Kesehatan dan Keselamatan Kerja.

• Dokter perusahaan adalah setiap dokter yang


ditunjuk atau bekerja di perusahaan yang
bertugas dan atau bertanggungjawab atas
higiene perusahaan, kesehatan dan
keselamatan kerja.
PERMENAKERTRANS NO.01/MEN/1981 tantang
KEWAJIBAN MELAPOR PENYAKIT AKIBAT KERJA

• Penyakit Akibat Kerja: Setiap penyakit yang disebabkan oleh pekerjaan


atau lingkungan kerja.

• Apabila dalam pemeriksaan kesehatan tenaga kerja berkala dan khusus


ditemukan penyakit akibat kerja harus dilaporkan ke Disnakertrans

• Pelaporan harus dilakukan paling lama 2 X 24 jam sesudah didiagnosa

• Perusahaan wajib melakukan upaya preventif untuk mencegah penyakit akibat


kerja agar tidak terulang

• Apabila terdapat keraguan terhadap hasil pemeriksaan oleh Dokter, pengurus


dapat meminta bantuan Disnakertrans untuk menegakkan diagnosa.

• Pengurus wajib menyediakan alat pelindung diri secara Cuma-Cuma


KEP.PRES. NO. 22 TAHUN 1993 tantang
PENYAKIT YG TIMBUL
AKIBAT HUB KERJA

• Penyakit yang timbul akibat hubungan kerja adalah :


penyakit yang diakibatkan oleh pekerjaan atau lingkungan
kerja.
• Setiap tenaga kerja yang menderita penyakit yang timbul
karena hubungan kerja berhak mendapat jaminan
kecelakaan kerja pada saat masih dalam hubungan kerja
maupun setelah hubungan kerja berakhir.
• Hak jaminan kecelakaan kerja yang hubungan kerjanya
sudah berakhir, apabila hasil diagnosis dokter menyatakan
penyakit tersebut diakibatkan oleh pekerjaan selama
tenaga kerja dalam hubungan kerja
• Hak jaminan kecelakaan kerja ini berlaku paling lama 3
(tiga) tahun sejak hubungan kerja berakhir.
PERMENAKER N0.25/MEN/XII/2008 tantang
PEDOMAN DIAGNOSIS DAN PENILAIAN CACAT KERANA
KECELAKAAN DAN PENYAKIT AKIBAT KERJA

Peraturan ini mengatur tentang cara melakukan diagnosis terhadap


kecelakaan dan penyakit akibat kerja meliputi berbagai bidang seperti :
• Penyakit Kulit
• Neurologi
• Penyakit Dalam
• Penyakit Endoktrin Akibat kerja
• Penyakit Otot dan Kerangka Akibat Kerja
• Psikiatri
• Telinga, Hidung dan Tenggorokan
• Orthopedi
• Paru
• Mata
• Dalam pembahasannya dimulai dari batasan, diagnosis, parameter
kompensasi atau penilaian cacat.
PERMENAKER NO.03/MEN/1998 tentang
TATA CARA PELAPORAN DAN PEMERIKSAAN
KECELAKAAN…1

• Kecelakaan : Suatu kejadian yang tidak dikehendaki dan tidak diduga


semula yang dapat menimbulkan korban manusia dan atau harta benda
• Kejadian berbahaya : suatu kejadian yang potensial menyebabkan
kecelakaan kerja atau penyakit akibat kerja kecuali kebakaran, peledakan dan
bahaya pembuangan limbah

TATA CARA PELAPORAN KECELAKAAN


• Pengurus atau pengusaha wajib melaporkan tiap kecelakaan yang terjadi di
tempat kerja.
• (Kecelakaan kerja yang dimaksud terdiri dari Kecelakaan kerja, Kebakaran
atau peledakan atau bahaya pembuangan limbah, kejadian berbahaya lainnya
• Melaporkan kecelakaan kerja berlaku bagi yang sudah mengikutsertakan
tenaga kerjanya kedalam program Jamsostek maupun yang belum.
• Pelaporan kecelakaan harus dilakukan dalam waktu tidak lebih dari 2 x 24 jam
ke Disnakertrans
• Pelaporan dilakukan secara lisan sebelum dilaporkan secara tertulis.
• Bagi peserta jamsostek tata cara melaporkan diatur dalam
Permenaker.No.05/Men/1993
• Bagi perusahaan yang belum menjadi peserta Jamsostek tata cara melaporkan
diatur dalam Permenaker. No. 04/Men/1993
PERMENAKER NO.03/MEN/1998 tentang
TATA CARA PELAPORAN DAN PEMERIKSAAN
KECELAKAAN…2

PEMERIKSAAN KECELAKAAN

• Setelah mendapatkan laporan Disnakertrans melalui


pegawai pengawas melakukan pemeriksaan dan
pengkajian kecelakaan
• Pemeriksaan dan pengkajian dilakukan terhadap setiap
kejadian kecelakaan

• Disnakertrans Pusat menyusun analisis laporan kekerapan


dan keparahan kecelakaan tingkat nasional
PERATURAN MENTERI PERBURUHAN N0.7 TAHUN 1964 tentang
SYARAT KESEHATAN, KEBERSIHAN SERTA
PENERANGAN DALAM TEMPAT KERJA..1

PENGERTIAN

• Tempat Kerja : Setiap tempat kerja terbuka atau tertutup yang diduga
akan digunakan untuk melakukan pekerjaan baik tetap maupun
sementara

• Tidak termasuk tempat kerja :


– Kapal, kapal terbang, kereta api dan alat pengangkutan lainnya
yang digunakan untuk pengangkutan umum
– Rumah Sakit, sanatoria, apothek dan obyek pemeliharaan atau
perawatan dibawah pengawasan Departemen Kesehatan.
– Tempat kerja dan bangunan dibawah pengawasan Departemen
Angkatan Darat, Departemen Angkatan Laut, Departemen
Angkatan Udara, dan Kepolisian.

• Bangunan Perusahaan : gedung, gedung tambahan, halaman beserta


jalan jalan, jembatan atau bangunan lainnya yang menbjadi bagian dari
perusahaan dan terletak dalam batas halaman perusahaan
SYARAT-SYARAT BANGUNAN

• Diatur syarat-syarat untuk jalan, halaman, lantai, atap,


dinding, tangga, cubic space untuk suatu bangunan
• Persyaratan untuk kakus (KM/WC), meliputi konstruksi,
penempatan, penerangan dll.
• Penyediaan tempat mandi, cuci muka/tangan, tempat
pakaian dan peesyaratannya.
• Syarat-syarat untuk dapur atau ruang makan termasuk
petugas yang melayani di dapur atau ruang makan.
• Penyediaan tempat duduk bagi tenaga kerja yang
melakukan pekerjaan dengan berdiri secara terus menerus
dan penyediaan tempat istirahat yang memadai untuk
tenaga kerja wanita.
PERATURAN MENTERI PERBURUHAN N0.7 TAHUN 1964 tentang
SYARAT KESEHATAN, KEBERSIHAN SERTA
PENERANGAN DALAM TEMPAT KERJA..2

• Pengaturan jarak antar gedung sedemikian rupa agar tidak


mengganggu masuknya cahaya siang ke tempat kerja.
• Setiap tempat kerja harus mendapat penerangan yang
cukup untuk melakukan pekerjaan.
JENDELA/ VENTILASI
• Syarat untuk jendela atau ventilasi di tempat kerja

PENERANGAN DI TEMPAT KERJA


• Syarat-syarat penerangan ditempat kerja baik penerangan
alamiah maupun buatan, dan standart intensitas
penerangan ditempat kerja sesuai dengan jenis dan sifat
pekerjaannya.
PER.MENAKER NO. 13/MEN/2011 tentang
NILAI AMBANG BATAS FAKTOR FISIK&KIMIA DITEMPAT
KERJA

PENGERTIAN
• Penjelasan mengenai pengertian-pengertian tenaga kerja,
tempat, kerja, nilai ambang batas, faktor fisika, kebisingan,
getaran, radiasi dll.
NAB FAKTOR FISIK

• Dalam pasal ini diatur menganai nilai ambang batas untuk


faktor fisik meliputi kebisingan, getaran, radiasi dan iklim
kerja yang secara lebih detail ada dalam lampiran
peraturan ini..
• Pengusaha atau pengurus harus melaksanakan peraturan
ini.
• SE.Menakertrans No.01/Men/1978 tidak berlaku lagi.
PERATURAN PEMERINTAH NO.7 TAHUN 1973 tentang
PENGAWASAN ATAS PEREDARAN PENYIMPANAN
DAN PENGGUNAAN PESTISIDA

PENGERTIAN
• Dalam Pasal ini dijelaskan pengertian mengenai Pestisida, Peredaran,
penyimpanan, penggunaan, dll.

PERIJINAN
• Setiap orang atau badan hukum dilarang menggunakan pestisida yang
tidak didaftar dan atau memperoleh ijin Menteri pertanian
• Segala yang berkaitan dengan ijin diatur oleh Menteri pertanian

KETENTUAN PIDANA
• Pelanggaran terhadap ketentuan ini dipidana sesuai dengan Undang-
Undang No.11 Tahun 1962.

• Penyesuaian terhadap orang atau badan hukum yang sudah berjalan


sebelum peraturan ini ada.
KEWENAKAN DISNAKERTRANS
• Menangani masalah yang berkaitan dengan keselamatan dan
kesehatan kerja
PERATURAN LAIN

SE.No.01/Men/1979 -Pengadaan kantin/ruang makan


– TK 50-200===Ruang makan
– Tk > 200==== Kantin

SE.Dirjend.Binawas No.SE.86/BW/1989 - Perusahaan catering yg mengelola


makan bagi tenaga kerja.

SE.Dirjend.Binawas No.SE.07/BW/1997 - Pengujian Hepatitis B dalam


pemeriksaan kesehatan tenaga kerja.

10 Prinsip Kaidah ILO tentang HIV/AIDS diDunia Kerja


Pengakuan HIV/AIDS sebagai persoalan dunia kerja.
Non Diskriminasi
Kesetaraan Gender
Kesehatan Lingkungan
Dialog Sosial
Larangan screening dalam proses rekruitmen
Kerahasiaan
Kelanjutan status hubungan kerja
Pencegahan
Kepedulian dan dukungan

Kep.Menakertras Kep. No. 68/Men/2004 , tentang Pencegahan dan


Penanggulangan HIV/AIDS di Tempat Kerja
UPAYA MENGURANGI POTENSI MASALAH

• Bantu untuk mengungkap HIV dalam keluarga


• Mendorong untuk melaporkan diri ke fasilitas kesehatan
• Memasukkan pelayanan PMTCT ke dalam sistim pelayanan kesehatan dg
melibatkan LSM
• Mempersiapkan fasilitas dan petugas kesehatan
• Mempersiapkan ketersediaan obat dan pengganti ASI
• Kebijakan ODHA tetap bekerja
• Cegah untuk tidak menjadi orphan dengan mendorong partner untuk tes HIV
dan mendapatkan pengobatan jikapositif
• Libatkan masyarakat : dukungan ---- pendanaan
• Leadership

Anda mungkin juga menyukai