Anda di halaman 1dari 10

KEJAHATAN DALAM PERDAGANGAN

SECARA ELEKTRONIK
(E-COMMERCE)

TEGAR BAGAS PRIMATURA


A219129
S1 ilmu hukum /Semester 3
PENDAHULUAN
Latar • electronic commerce refers to the use of computer

Belakang networks to facilitate transactions involving the


production, distribution, sale, and delivery of goods and
services in the market.” (Howard E Abrams, dan Richard L.
Masalah Doenberg)

• E-commerce telah mengubah wajah dunia bisnis dari pola


perdagangan tradisional ke bentuk yang lebih modern.

• Menurut data Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia


(YLKI) tahun 2019, sektor perbankan masih memimpin
kasus kebocoran data, dengan banyaknya pengaduan
kasus pencurian data, yaitu sebanyak 106 kasus, diikuti
dengan pinjaman daring 96 kasus, sementara sektor
asuransi menempati peringkat terakhir, yaitu ke sepuluh
dengan 21 kasus.
RUMUSAN MASALAH

• Bagaimanakah kebijakan
hukum dalam menjamin
keamanan bertransaksi di
dunia maya?

• Bagaimanakah
perlindungan penjual dan
pembeli yang bertransaksi
di dunia maya?
KERANGKA
TEORITIS

Teori Kebijakan Teori Perlindungan


Hukum Pidana Konsumen

Keamanan Perlindungan
Bertransaksi Penjual dan Pembeli
• penerapan E-commerce di Indonesia diatur oleh Kebijakan-kebijakan yang
beberapa kementerian yaitu : Kementerian dikeluarkan Pemerintah untuk
Komunikasi dan Informatika (Kominfo), Kementerian mengatasi permasalahan atau
Perdagangan (Kemendag) dan Kementerian Keuangan kendala e-commerce di Indonesia
(Kemenkeu) di bawah koordinasi Menko
Perekonomian. Global Web Index mencatat Indonesia memiliki
tingkat pengguna e-commerce tertinggi di
• Kementerian Komunikasi dan Informatika dunia. Laporan yang dirilis We Are Social ini
1. UU No. 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan menyebutkan 96% pengguna internet pernah
mencari produk atau layanan untuk dibeli
Transaksi Elektronik secara online.
2. PP No. 82 Tahun 2012 tentang Penyelenggaraan
Sistem dan Transaksi Elektronik Adapun kunjungan pada toko retail online atau
situs terkait dilakukan 91% dari total pengguna
3. RPP Tanda Tangan Digital internet. Para pengguna internet juga
melakukan pembayaran produk atau layanan
• Kementerian Perdagangan online sebesar 90%. Secara berurutan, mereka
melakukan pembayaran online melalui ponsel
1. UU No. 7 Tahun 2014 tentang Perdagangan serta laptop atau komputer sebesar 79% dan
2. RPP tentang Perdagangan Elektronik (e- 29%
.
commerce) Tingkat penggunaan yang tinggi ternyata tidak
berbanding lurus dengan nilai pasar e-
• Kementerian Keuangan commerce di Indonesia. Sebab, nilai pasar di
dalam negeri masih terbilang rendah
dibandingkan rata-rata dunia. Rata-rata tiap
1. SE-62/PJ/2013 tentang Penegasan Ketentuan pengguna internet di Indonesia menghabiskan
US$ 89 dolar untuk berbelanja di e-commerce.
Perpajakan atas Transaksi e-commerce Angka itu masih di bawah rata-rata pengguna
internet dunia sebesar US$ 634.
FAKTA-FAKTA MENGENAI
KEJAHATAN DALAM
PERDAGANGAN SECARA
ELEKTRONIK
• Kejahatan merupakan potret realitas konkrit dari perkembangan kehidupan masyarakat, yang secara langsung
maupun tidak langsung telah atau sedang menggugat kondisi masyarakat.

• Penipuan online
Ciri-ciri kejahatan ini adalah harga produk yang banyak diminati sangat rendah, penjual tidak menyediakan nomor
telepon, tidak ada respon terhadap pertanyaan melalui e-mail, menjanjikan produk yang sedang tidak tersedia.
Risiko terburuk adalah pemenang lelang yang telah mengirimkan cek atau uang atau membayar via credit card tidak
memperoleh produk, atau memperoleh produk yang tidak sesuai dengan yang diinginkan atau diiklankan.
• Penipuan pemasaran berjenjang online
Mempunyai ciri-ciri dengan mencari keuntungan dari merekrut anggota dan menjual produk secara fiktif.
Risikonya adalah ternyata sebanyak 98% investor gagal atau rugi.
• Penipuan kartu kredit
Cirinya adalah terjadi biaya misterius pada tagihan kartu kredit untuk produk atau layanan internet yang tidak pernah
dipesan oleh pemilik kartu kredit. Risikonya adalah korban bisa perlu waktu yang lama untuk melunasinya.
Indonesia menempati urutan tinggi dalam penyalahgunaan kartu kredit

• Cyber crime telah menjadi kejahatan serius yang bisa membahayakan individu, masyarakat, negara dan tatanan
kehidupan global, karena pelaku-pelaku cyber crime secara umum adalah orang-orang yang mempunyai keunggulan
kemampuan keilmuan dan teknologi.

• Korban dari kejahatan ruang maya (cyber crime) semakin hari semakin beragam.
KEBIJAKAN HUKUM

• pendekatan regulasi,
• pendekatan teknologi (techno prevention),
• pendekatan budaya/ kultural,
• pendekatan moral/ edukatif, dan
• pendekatan global (kerjasama internasional).
PERLINDUNGAN PENJUAL DAN
PEMBELI YANG BERTRANSAKSI
DI DUNIA MAYA
Permasalahan E-commerce di Indonesia

1. Permasalahan yang bersifat substantif, yaitu:

a. Keaslian data massage dan tanda tangan elektronik.

b. Keabsahan (validity). Keabsahan suatu kontrak tergantung pada pemenuhan


syarat-syarat kontrak.

c. Kerahasiaan (confidentiality/ privacy).

d. Keamanan (security).

e. Ketersediaan (availability).

2. Permasalahan yang bersifat prosedural, yakni pengakuan dan daya mengikat


putusan hakim dari negara lain untuk diberlakukan dan dilaksanakan di negara
lawan, sekalipun hal ini memakai instrumen-instrumen internasional.
PERLINDUNGAN PENJUAL DAN PEMBELI YANG BERTRANSAKSI DI DUNIA MAYA

• Hak dan kewajiban pelaku usaha


• Pendaftaran usaha online
• Metode penyelesaian sengketa
• Penegakan hukum terhadap pelaku
penipuan online
• Pelaksanaan etika bisnis
PENUTUP

Kebijakan hukum dalam menjamin keamanan bertransaksi di dunia maya merupakan


upaya yang holistik dan komprehensif. Kebijakan tersebut dilakukan melalui pendekatan
regulasi, dengan pendekatan teknologi (techno prevention), pendekatan budaya/
kultural, pendekatan moral/ edukatif, dan pendekatan global (kerjasama internasional).
Perlindungan penjual dan pembeli yang bertransaksi di dunia maya dilakukan dengan
pelaksanaan hak dan kewajiban sebagai pelaku usaha serta konsumen sebagaimana
yang diatur dalam peraturan perundang-undangan dan bersandarkan pada etika bisnis.

Edukasi terhadap para netter baik sebagai pelaku usaha dan konsumen perlu dilakukan.
Pelaksanaan e-commerce wajib dilandasi dengan prinsip itikad baik (good faith).
Pemerintah hendaknya segera mendata dan mengawasi pelaku usaha yang
memasarkan produknya di internet. Konsumen hendaknya menggunakan prinsip kehati-
hatian dalam memilih produk yang akan dibeli.

Anda mungkin juga menyukai