Anda di halaman 1dari 13

Pengendalian vektor

Meykko widyriski 171400006


Pengendalian vector terpadu
Peraturan Menteri Kesehatan No.374 tahun 2010

Suatu pendekatan yang menggunakan kombinasi beberapa metode


pengendalian vektor yang dilakukan berdasarkan azas keamanan,
rasionalitas dan efektifitas pelaksanaannya serta dengan
mempertimbangkan kelestarian keberhasilannya. Mengingat
keberadaan vektor dipengaruhi oleh lingkungan fisik, biologis dan sosial
budaya, maka pengendaliannya tidak hanya menjadi tanggung jawab
sektor kesehatan saja tetapi memerlukan kerjasama lintas sektor dan
program.
vektor
 Vektor  Anthropoda yang dapat memindahkan/menularkan suatu
infectious agent dari sumber infeksi kepada induk semang yang rentan.
 Sebagian dari Anthropoda dapat bertindak sebagai vektor, yang
mempunyai ciri-ciri kakinya beruas-ruas, dan merupakan salah satu
phylum yang terbesar jumlahnya karena hampir meliputi 75% dari
seluruh jumlah binatang.
Pengendalian vektor
Dalam pengendalian vektor tidaklah mungkin dapat dilakukan
pembasmian sampai tuntas, yang mungkin dan dapat
dilakukan adalah usaha mengurangi dan menurunkan
populasi ke satu tingkat yang tidak membahayakan kehidupan
manusia.
Isu utama pengendalian vektor
1. meningkatnya tingkat resistensi insektisida.
2. menurunnya efektifitas pengendalian vektor.
3. dampak perubahan lingkungan thdp perubahan perilaku vektor.
4. pemenuhan kebutuhan tenaga fungsional entomolog kesehatan
sesuai kompetensinya.
5. inovasi baru dalam pengendalian vektor (contoh lingkungan
pelabuhan /rs, lingkungan rumah tangga, pulau-pulau kecil, kawasan
khusus, dll)
Permasalahan pengendalian vektor
1. kondisi geografi & demografi yang memungkinkan tersebarluasnya
jenis-jenis vektor.
2. belum semua wilayah endemis ter “peta”kan vektornya.
3. penggunaan insektisida dalam pengendalian vektor belum diatur
secara konsisten.
4. meningkatnya resistensi vektor terhadap insektisida, keterbatasan
sumber daya (tenaga, logistik, biaya operasional,dll).
5. adanya tuntutan masyarakat terhadap layanan pengendalian vektor &
serangga pengganggu.
Konsep dasar pengendalian vektor

1. Harus dapat menekan densitas vektor


2. Tidak membahayakan manusia
3. Tidak mengganggu keseimbangan lingkungan
( Dr. Adi heru sutomo 1993 )
Tujuan pengendalian vektor

1. Mencegah wabah penyakit yang tergolong vector-borne disease 


memperkecil risiko kontak antara manusia dg vektor penyakit dan
memperkecil sumber penularan penyakit/reservoir
2. Mencegah dimasukkannya vektor atau penyakit yg baru ke suatu
kawasan yg bebas  dilakukan dengan pendekatan legal, maupun
dengan aplikasi pestisida (spraying, baiting, trapping)
Prinsip pengendalian vektor
Prinsip dasar dalam pengendalian vektor yang dapat dijadikan
sebagai pegangan sebagai berikut :
1. Pengendalian vektor harus menerapkan bermacam-macam
cara pengendalian agar vektor tetap berada di bawah garis
batas yang tidak merugikan/ membahayakan.
2. Pengendalian vektor tidak menimbulkan kerusakan atau
gangguan ekologi terhadap tata lingkungan hidup.
Cara pengendalian vektor
1. Usaha pencegahan (Prevention)
mencegah kontak dengan vector
2. Usaha penekanan (supression)
menekan populasi vektor sehingga tidak membahayakan
kehidupan manusia
3. Usaha pembasmian (eradication)
menghilangkan vektor sampai habis
(Dr. Adi heru sutomo 1993)
Metode pengendalian vektor (melibatkan
kader)
1. Pengendalian secara alamiah (naturalistic control)  memanfaatkan kondisi alam
yang dapat  mempengaruhi kehidupan vector  jangka waktu lama
2. Pengendalian terapan (applied control)  memberikan perlindungan bagi kesehatan
manusia dari gangguan  vektor  sementara
- Upaya peningkatan sanitasi lingkungan (environmental sanitation improvement)
- Pengendalian secara fisik-mekanik (physical-mechanical control) 
modifikasi/manipulasi lingkungan  landfilling, draining
- Pengendalian secara biologis (biological control)  memanfaatkan musuh
alamiah atau pemangsa/predator, fertilisasi
- Pengendalian dengan pendekatan per-UU (legal control)  karantina
- Pengendalian dengan menggunakan bahan kimia (chemical control)
Keunggulan pengendalian vektor

1. Dapat meningkatkan keefektifan dan efisiensi sebagai metode atau


cara pengendalian.
2. Dapat meningkatkan program pengendalian terhadap lebih dari satu
penyakit tular vector.
3. Melalui kerjasama lintas sektor hasil yang dicapai lebih optimal dan
saling menguntungkan.
SEKIAN DAN TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai