Anda di halaman 1dari 24

DEMOKRASI

• Demokrasi berasal dua kata dari bahasa Yunani,


yaitu : Demos berarti rakyat dan Kratos berarti
kekuasaan.
• Demokrasi diartikan sebagai kekuasaan negara
berada pada tangan Rakyat, dengan prinsip dari
rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat.
• Zaman Yunani Kuno ( antara abad 6 - ke 3 SM)
demokrasi diterapkan secara langsung sedangkan
di era globalisasi demokrasi yang diterapkan
adalah demokrasi perwakilan.
• Pemahaman warga dunia terhadap demokrasi
tidak berdasarkan pada aspek budaya, agama,
ideology, ras, jenis kelamin, letak geografis dan
suku bangsa mereka.
Salah satu pilar demokrasi adalah prinsip trias politica
yang membagi ketiga kekuasaan politik negara :
1.Eksekutif
2.Legislatif
3.Yudikatif

Demokrasi berlandaskan dua ide :


1.Kedaulatan di tangan rakyat
2.Rakyat sebagai sumber kekuasaan

Demokrasi menyatakan adanya empat macam kebebasan :


1.Kebebasan beragama (freedom of religion)
2.Kebebasan berpendapat (freedom of speech)
3.Kebebasan kepemilikan (freedom of ownersip)
4.Kebebasan bertingkah laku (personal freedom)
Jenis-jenis Demokrasi.
1. Demokrasi berdasarkan penyampaian pendapat
a. Demokrasi langsung, rakyat diikutsertakan dalam
pengambilan keputusan untuk menjalankan kebijakan
pemerintahan.
b. Demokrasi tidak langsung atau demokrasi perwakilan.
Dalam demokrasi ini, pengambilan keputusan dijalankanoleh
rakyat melalui wakil rakyat yang dipilihnya melalui pemilu.
Rakyat memilih wakilnya sendiri untuk membuat keputusan
politik
c. Demokrasi perwakilan dengan sistim pengawasan
langsungdari rakyat. Demokrasi inimerupakan campuran
antarademokrasi langsung dengan demokrasi perwakilan
HAKIKAT MAKNA
Government of the people yaitu dalam negara demokrasi,
legitimasi terhadap siapa yang memerintah berasal dari
kehendak rakyat.
Government by the people yaitu dalam penyelenggaraan
pemerintahan yang dilakukan pemerintah prosesnya diawali
oleh rakyat.
Government for people yaitu dalam penyelenggaraan suatu
pemerintahan oleh pemerintah harus dilangsungkan bagi
kemakmuran rakyat.
Robert A. Dahl dalam bukunya “ On Democracy ” mengemukakan 10 proposisi
mengapa memilih demokrasi:
1.Demokrasi mencegah sistem pemerintahan yang keji dan sewenang -
wenang.
2.Demokrasi menjamin hak-hak fundamental warga negaranya, yang
oleh sistem lain sering dikesampingkan.
3.Demokrasi lebih menjamin kebebasan warga negara;
4.Demokrasi membantu warga negaranya melindungi kepentingan
fundamentalnya;
5.Demokrasi memberikan kesempatan lebih luas bagi warganya untuk
menentukan nasib sendiri, hidup sesuai pilihannya berdasarkan hukum.
6.Demokrasi melakukan tanggung jawab moral ;
7.Demokrasi menjamin perkembangan kemanusiaan ;
8.Demokrasi menjamin kesetaraan politik yang lebih tinggi atas warganya;
9.Demokrasi suka menghindari perang terhadap negara lain;
10.Demokrasi cenderung lebih makmur.
Syarat-syarat negara Demokrasi

1.Perlindungan konstitusional
2.Badan kehakiman yang bebas dan tidak memihak
3.Pemilu yang bebas
4.Kebebasan untuk menyatakan pendapat
5.Kebebasan berserikat
6.Pendidikan Kewarganegaraan
Henry B. Mayo, Demokrasi didasarkan atas
beberapa nilai yaitu :

1.Menyelesaikan perselisihan dengan cara damai


dan secara melembaga;
2.Menjamin terselenggaranya perubahan secara
damai dalam suatu masyarakat yang sering
berubah;
3.Menyelenggarakan pergantian pimpinan secara
teratur;
4.Membatasi pemakaian kekerasan sampai
minimum;
5.Mengakui serta menganggap wajar adanya
keanekaragaman (diversity)
6.Menjamin tegaknya keadilan.
Faktor karakter warga negara dalam konsolidasi
demokrasi, menurut Robert A. Dahl demokrasi
sebagai sistem politik menekankan responsifitas
pemerintah terhadap keinginan warga
negaranya yang setara secara politis, yaitu
memberikan kesempatan bagi warga negara
untuk :
Sistem politik yang demokratis adalah sistem
politik di mana kebijaksanaan umum ditentukan
atas dasar mayoritas oleh wakil-wakil yang diawasi
secara efektif oleh rakyat dalam pemilihan-
pemilihan berkala yang didasarkan atas prinsip
kesamaan politik dan diselenggarakan secara
bebas, seperti :

1.Merumuskan keinginannya;
2.Menunjukkan preferensinya (keinginannya) kepada sesame
warga negara dan pemerintah melalui tindakan pribadi maupun
kolektif;
3.Mengusahakan agar kepentingannya itu dipertimbangkan secara
setara dalam proses pembuatan keputusan pemerintah artinya
tidak didiskriminasikan berdasarkan isi atau asal usulnya.
Ketiga kesempatan ini pada gilirannya tergantung pada
tersedia tidaknya delapan kondisi yang dijamin oleh
lembaga-lembaga dalam masyarakat, yaitu :
1.Kebebasan untuk membentuk dan menjadi anggota organisasi;
2.Kebebasan mengeluarkan pendapat;
3.Hak memilih;
4.Kesempatan menjadi pejabat pemerintah;
5.Hak bagi pemimpin politik untuk bersaing dalam mencari dukungan
dan meraih suara;
6.Sumber-sumber informasi alternative;
7.Pemilu yang bebas dan adil;
8.Adanya lembaga-lembaga yang menjamin agar kebijakan publik
tergantung pada perolehan suara dalam pemilu dan pada cara-
cara penyampaian preferensi lainnya.
Kedelapan kondisi di atas mencakup tiga dimensi demokrasi yaitu :
1.Kompetisi
2.Partisipasi
3.Kebebasan
yang merupakan ukuran demokrasi.
Pendidikan politik bagi warga negara bisa disederhanakan
sebagai pendidikan demokrasi. Ada tiga nilai yang
diajarkan berkaitan dengan demokrasi, Yaitu :

1.Posisi individu dalam kehidupan bernegara;


2.Posisi konstitusi dalam kehidupan bernegara;
3.Posisi negara dalam menjalin relasi dengan warganya.
Komponen-komponen penegak
Demokrasi
1. Negara hukum
2. Pemerintahan yang good governance
3. Badan pemegang kekuasaan legislatif
4. Peradilan yang bebas dan mandiri
5. Masyarakat madani
6. Pers yang bebas dan bertanggung jawab
Model-model Demokrasi
Dipandang dari orientasinya :
1.Demokrasi liberal yaitu demokrasi yang
menjunjung tinggi kebebasan.
2.Demokrasi terpimpin yaitu demokrasi yang
dipimpin oleh pemimpin negara, dimana rakyat
mempercayakan kepadanya untuk memimpin
demokrasi dinegaranya.
3.Demokrasi sosial yaitu demokrasi yang menaruh
kepedulian besar terhadap keadilan sosial.
Dipandang dari mekanisme pelaksanaannya :
1. Demokrasi langsung yaitu dicirikan dengan
penampakan kedaulatan rakyatnya yang dilakukan
secara langsung
2. Demokrasi tidak langsung yaitu mekanisme
kedaulatan rakyatnya diwakilkan kepada lembaga
perwakilan rakyat tersebut.
Perkembangan Demokrasi di Indonesia

1.Demokrasi Parlementer (1945-1959)

Menonjolkan peranan parlemen serta parta-partai.

Berdasarkan UUD 1945 yang disahkan 18 Agustus 1945, sistem


pemerintahan Indonesia adalah sistem presidensial. Kekuasaan
Presiden merupakan kekuasaan “tunggal” tanpa didampingi oleh
kekuasaan lain. Oleh karena itu menjadi “bulan-bulan-an” Belanda
dalam propaganda di luar negeri bahwa pemerintahan Indonesia
yang dibentuk adalah pemerintahan dictator, pemerintahan
terpusat atau terkonsentrasikan di satu tangan yaitu Presiden.
Selanjutnya diambillah kebijakan :
1. Maklumat Wakil Presiden No. X Tahun 1945
tanggal 16 Oktober yang isinya mengubah
kedudukan dan fungsi Komite Nasional
Indonesia Pusat (KNIP) yang semula hanya
sebagai pembantu Presiden berdasarkan
Aturan Peralihan pasal 4 menjadi sebuah
lembaga pembuat Undang-undang bersama-
sama dengan Presiden dan berfungsi
menetapkan Garis-garis Besar Haluan Negara.
2. Maklumat Pemerintah tanggal 14 Nopember 1945
yang isinya penetapan susunan Kabinet di bawah
Perdana Menteri Sutan Syahrir dan mengubah
sistem presidensial menjadi parlementer.
3. Maklumat Pemerintah tanggal 3 Nopember 1945
tentang pembentukan partai-partai politik.
Sebab-sebab gagalnya praktek demokrasi
parlementer di Indonesia :

•Sistem multi partai


•Sikap mental partai yang belum demokratis
•Tidak ditemukan partai dominan, sehingga
koalisi menjadi rapuh
•Sistem parlementer mendapatkan legalitas di
dalam pasal 118 (2) Konstitusi RIS dan pasal 83
(2) UUDS.
•Tidak stabilnya pemerintahan 1945-1959
merupakan salah satu indikasi gagalnya suatu
sistem politik, ditandai dengan jatuh bangunnya
cabinet selama 14 tahun 17 kali ganti Kabinet.
1.19 Agustus 1945  Kabinet Hatta
1. 14 Nopember 1945  Kabinet Syahrir
2. 19 Juni 1945  Kabinet Syahrir II
3. 1 Oktober 1946  Kabinet Syahrir III
4. 3 Juli 1947  Kabinet Amir Syarifudin
5. 29 Januari 1948  Kabinet Hatta II
6. 19 Desember 1948  Kabinet Syafrudin Prawiranegara
7. 4 Agustus 1949  Kabinet Hatta III
8. 9 Desember 1949  Kabinet RIS/Hatta
9. 6 Januari 1950  Kabinet A Halim
10.6 September 1950  Kabinet M. Natsir
11.27 April 1951  Kabinet Soekiman
12.3 April 1952  Kabinet Wilopo
13.1 Agustus 1953  Kabinet Ali Sastroamidjojo I
14.12 Agustus 1955  Kabinet Burhannudin Harahap
15.24 Maret 1956  Kabinet Ali Sastraamidjojo II
16.9 April 1957–9 Juli 59  Kabinet Juanda
Demokrasi Terpimpin (1959-1965)
1.Ditandai dengan Dekrit Presiden 5 Juli l959
kembali ke UUD l945, dengan cirri-ciri :
a.Dominasi Presiden
b.Terbatasnya peran partai
c.Berkembangnya pengaruh komunis
d.Meluasnya peranan ABRI dengan dwifungsinya
Praktek demokrasi Terpimpin gagal bersamaan
dengan pemberontakan G 30 S/PKI 30 September
l965 yang sekaligus menghancurkan kekuasaan
Soekarno.
Demokrasi Pancasila

1. Istilah ini ditemukan di dalam Tap MPR No.


XXXVII/MPRS/l968
2. Demokrasi Pancasila adalah demokrasi yang
dijiwai , disemangati dan didasari oleh falsafah
Pancasila. Demokrasi yang tetap mendasarkan
pada konstitusi. Dijalankan dengan
berdasarkan Pancasila dan UUD l945 secara
murni dan konsekuen. Semboyan “
Pembangunan ekonomi yes, politik no
Demokrasi pancasila berlaku semenjak orde
baru. Demokrasi pancasila dijiwai, disemangati
dan didasari nilai-nilai pancasila.
Aspek-aspek demokrasi pancasila :
1.Aspek formal
2.Aspek material
3.Aspek kaidah dan normatif
4.Aspek tujuan
5.Aspek organisasi
Prinsip-prinsip demokrasi pancasila
1.Keseimbangan hak dan kewajiban
2.Kebebasan yang bertanggung jawab
3.Kebebasan berkumpul dan berserikat
4.Kebebasan mengeluarkan pendapat
5.Bermusyawarah
6.Keadilan sosial
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai