Anda di halaman 1dari 11

13 November

2007
0
Sesi I

AnalyticalHierarchyPr
ocess(AHP)&
AnalyticalNetwork
Process (ANP)
lnstruktur
Yayan, SE., M.Si

Materi
Pen
yusunan KuesionerAHP
dan
Tekn
ik Perhttunqan AHP

Center for Economics and Development Studies (CEDS) I Laboratorium


Penelitian Pengabdian Pada Masyarakat dan
Pengkajian Ekonomi (LP3E)
Fakultas Ekonomi - Universitas Padjadjaran
• JI. Cimandiri No. 6 Bandung (4011 S) INOONESIA • Phone/Fax: +62 22 42045 IO• http://www.lp3e·unpad.org
CEDS Publications: http://econpapers.repec.org/paper /unpwpaper /
PENYUSUNAN KUISIONER AHP DAN TEKNIK PERHITUNGAN AHP

A. Penyusunan Kuisioner AHP


Penyususnan Kuisioner AHP
berdasarkan penilaian tentang
kepentingan relatif dari dua
elemen pada suatu tingkat tertentu
dalam kaitannya dengan tingkat
diatasnya. Penilaian ini
merupakan inti dari AHP, karena
hal tersebut akan berpengaruh
terhadap prioritas elemen-
elemen. Hasil dari penilaian ini
akan tampak lebih jelas apabila
diperlihatkan dalam bentuk
Agar diperoleh
matriks skala yangmatriks
yang dinamakan bermanfaat ketika membandingkan dua elemen, maka seorang
responden yang akan memberikan
pairwise comparison. Pertanyaanjawaban perlu pengertian yang komprehensif dan
yang umumnya diajukan
menyeluruh tentang elemen-elemen yang dibandingkan dan relevansinya terhadap kriteria
dalam penyusunan skala
atau tujuan yang dipelajari. Dalam penyusunan skala kepentingan ini, digunakan beberapa
kepentingan adalah sebagai
ukuran
berikut 1: sampai dengan 9. Skala perbandingan ini disebut dengan skala fundamental yang
diturunkan berdasarkan
a. Elemen mana riset(penting/disukai/mungkin/..)?
yang lebih psikologis Saaty atas kemampuan
dan individu dalam membuat
b. Berapa
suatu kali lebihsecara
perbandingan (penting/disukai/mungkin/…)?
berpasangan terhadap beberapa elemen yang diperbandingkan.

Tabel. Skala Perbandingan Berpasangan Analitical Hierarchy Process


Tingkat Definisi Keterangan
Kedua elemen adalah sama penting Kedua elemen memiliki pengaruh
1
yang sama
Elemen yang satu sedikit lebih Penilaian sedikit lebih memihak
3 penting daripada yang lainnya pada salah satu elemen disbanding
pasanganya (moderat)
Elemen yang satu lebih penting Salah satu elemen sangat
5 daripada yang lannya berpengaruh dan dominasinya
tampak secara nyata
Elemen yang satu jelas sangat Bukti bahwa salah satu elemen
7 penting daripada elemen yang sangat penting daripada
lainnya pasangannya adalah sangat jelas

Halaman 1 dari 10
Elemen yang satu mutlak sangat Bukti bahwa salah satu elemen
9 penting daripada elemen yang sangat penting daripada
lainnya pasangannya adalah sangat jelas
Nilai tengah di antara dua Nilai ini diberikan jika terdapat
2,4,6,8 perbandingan yang berdekatan keraguan di antara kedua penilaian
yang berdekatan
Jika elemen x mempunyai salah satu nilai di atas pada saat dibandingkan
Kebalikannya
dengan elemen y, maka elemen y mempunyai nilai kebalikan bila
(reciprocal)
dibandingkan dengan elemen x

Dalam penilaian kepentingan relatif dua elemen berlaku aksioma reciproca comparison.
Artinya, jika elemen x dinilai 2 kali lebih penting dibanding y, maka elemen y harus sama
dengan ½ kali pentingnya dibanding elemen x. Disamping itu, perbandingan dua elemen
yang sama akan menghasilkan angka 1. Artinya, sama penting. Jika terdapat n elemen, maka
akan diperoleh matriks pairwise comparison berikuran n x n. Banyaknya penilaian yang
diperlukan dalam menyusun matriks ini adalah n(n-1)/2 karena matriksnya reciprocal dan
elemen diagonal sama dengan 1. Skala 1 sampai dengan 9 tersebut dianggap terbaik karena
tingkat akurasinya yang tinggi.

Berikut ini Ilustrasi kuisioner Dalam Model AHP


Harga Jasa 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Jarak Angkut
Harga Jasa 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Kenyamanan
Harga Jasa 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Keterjangkauan
Jarak Angkut 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Kenyamanan
Jarak Angkut 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Keterjangkauan
Kenyamanan 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Keterjangkuan

 Pada kuisioner di atas menunjukkan bahwa penilaian angka 1 (satu) dalam perbandingan
antara harga jasa dengan jarak angkut sama pentingnya.
 Pada kuisioner di atas menunjukkan bahwa penilaian angka 2 (dua) menunjukkan bahwa
perbandingan antara harga jasa sedikit lebih penting daripada kenyamanan.
 Dalam kuisioner di atas menunjukkan bahwa penilaian angka 3 (tiga) menunjukkan
bahwa perbandingan antara harga jasa moderat lebih penting daripada keterjangkauan.
 Dalam kuisioner di atas menunjukkan bahwa penilaian angka 4 (empat) menunjukkan

bahwa perbandingan antara jarak angkut moderat lebih kuat pentingnya daripada
kenyamanan.

Halaman 2 dari 10
 Dalam kuisioner di atas menunjukkan bahwa penilaian angka 5 (lima) menunjukkan
bahwa perbandingan antara jarak angkut kuat pentingnya daripada kenyamanan.

 Dalam kuisioner di atas menunjukkan bahwa penilaian angka 6 (enam) menunjukkan


bahwa perbandingan antara kenyamanan lebih kuat pentingnya daripada keterjangkuan.

Bentuk Penilaian Pada Kuisioner :


 Numerical Judgement terdapat dalam matrik dengan skala sampai 9 (sembilan) yang
mempresentasikan bagaimana tiap-tiap elemen lebih penting daripada yang lainnya.
Tanda panah disebelah kiri menunjukkan elemen dominan.
 Verbal Judgement digunakan untuk membandingkan faktor-faktor dengan
menggunakan kalimat Equal, Moderate, Strong, Very Strong, Extreme. Extreme berarti
besaran nilai yang diperbandingkan adalah 9 sampai 10 terhadap 1. Dalam Mode Verbal,
yang disebutkan terlebih dahulu merupakan dominan.
 Graphical Judgement

B. Teknik Perhitungan AHP


1. Memilih Mobil Proyek
Salah satu penggunaan
AHP auntuk memilih
prioritas dari berbagai
alternatif. Misalkan
Pemda hendak memilih
mobil proyek yang paling
sesuai dengan kawasan Z.
Tingkat 1:
Maka Pemda Memilih Mobil
Fokus Proyek
harus mencoba melihat
berbagai kriteria yang
paling cocok dengan
kebutuhan masyarakat di
Tingkat
kawasan2Z: tadi. Tenaga Kecepatan Harga
Kriteria

Tingkat 3 :
Pilihan Honda Kijang Taft

Gambar 1. Hirarki Memilih Mobil Proyek

Halaman 3 dari 10
Matriks Pairwise
Kriteria Tenaga Kecepatan Harga
Tenaga 1 ½ ¼
Kecepatan 2 1 ¼
Harga 4 4 1
Total 7 5.5 1.5

Matriks Pairwise yang telah dinormalisasi


Kriteria Rata-rata
Tenaga Kecepatan Harga ∑ Baris
Baris
Tenaga 1/7 1/11 1/6 0,40 0,13
Kecepatan 2/7 2/11 1/6 0,63 0,21
Harga 4/7 8/11 4/6 1,97 0,66
Total 3,00 1,00
Jumlah rata-rata baris ini disebut juga sebagai eigen vector
Dengan demikian kriteria untuk memilih mobil :
1. Harga
2. Kecepatan
3. Tenaga

Dengan cara yang sama dapat dicari eigen vector untuk masing-masing kriteria dalam
menentukan mobil yang dipilih.

Terhadap tenaga, diperoleh vektor prioritas sebagai berikut :


0,154  Honda
  CI = 0,084
0,206  Kijang
0,640  Taft

Terhadap kecepatan, diperoleh vektor prioritas sebagai berikut :


0,118  Honda
0,681  Kijang
  CI = 0,012
0,201 Taft

Halaman 4 dari 10
Terhadap harga, diperoleh vektor prioritas sebagai berikut :

0,570  Honda
  CI = 0,0
0,290  Kijang
0,140  Taft

Untuk menentukan mobil yang akan dipilih, maka dikalikan gabungan dari ketiga vektor di
atas dengan vektor prioritas dari masing-masing kriteria :

0,154 0,118 0,570 0,13 0,421


0,206 0,681 0,290 0,21 = 0,361
0,640 0,201 0,140 0,66 0,218

Dengan demikian, kepala proyek memilih Luv sebagai kendaraan operasionalnya.

Mengukur Tingkat Konsistensi


Kalikan vektor prioritas dengan matriks perbandingan (pairwise), sehingga diperoleh :
1 ½ ¼ 0,13 0,41
1 2 ¼ 0,21 = 0,64
¼ 4 1 0,66 2,02

AW =  maksimum W

Bagi masing-masing elemen dari vektor di atas dengan elemen-elemen eigen vector. Rata-
rata dari hasil bagi tersebut adalah  maksimum.

 maksimum W W  maksimum
0,41 0,13 3,15
0,64 0,21 3,05
2,02 0,66 3,06

3,15  3,05  3,06


λ maksimum  9,26   3,09
3 3

Halaman 5 dari 10
Indeks Konsistensi :
λ maksimum - n  3,09 -
CI   0,0045
3 n-1 2

Rasio Konsistensi :
CR
CR   0,08
Nilai Random

Karena nilainya masih < 0,1 maka masih dapat diterima.

Menghitung Konsistensi Hirarki


M
CRH 
M
dimana :
M = CI level 2 + (bobot prioritas level 2) (CI level 3)
= 0,045 + (0,13 0,21 0,66)  0,084
 0,024
 

= 0,045 + 0,013524
0
= 0,058524

M = RI level 2 + (bobot prioritas level 2) (RI level 3)


= 0,58 + (0,13 0,21 0,66) 0,58
 
 0,58
 0,58
= 0,58 + 0,58

= 1,16
M 0,058524
CRH    0,05045
M 1,16

Karena masih di bawah 0,1 maka hasilnya dapat diterima.

2. Aplikasi AHP Untuk Analisis Manfaat Biaya (Cost Benefit Analysis)


Analisis manfaat biaya dapat dipergunakan untuk beberapa keperluan, misalnya :

a. Memutuskan apakah suatu proyek seharusnya dilaksanakan. Ya jika nilai manfaat dengan
nilai sekarang biaya lebih besar dari satu, tidak, jika rasio itu kurang dari satu.

Halaman 6 dari 10
b. Memilih lokasi sumber daya yang paling produktif, yaitu proyek dengan rasio manfaat
biaya tertinggi dan lebih besar dari satu.

Persoalan analisa didasarkan pada rasio manfaat-biaya ini adalah bahwa seringkali ada
manfaat atau biaya-biaya, baik yang bersifat ekonomi maupun nn-ekonomi yang sulit atau
tidak dapat dinyatakan dalam satuan rupiah. Akibatnya perkiraan rasio manfaat-biaya yang
diperoleh tidak tepat dan pilihan dapat jatuh pada bukan hasil yang sesungguhnya terbaik.
Untuk mengatasi masalah ini, AHP mengandalkan pada peranan intuisi, maka seluruh
manfaat dan biaya, baik ekonomi maupun non-ekonomi, untuk setiap proyek dapat diduga
secara lebih baik, karena AHP dapat memberikan keputusan yang mungkin lebih baik.

Jika AHP akan digunakan dalam analisis manfaat-biaya, maka perlu dibentuk dua hirarki.
Pertama, hirarki yang berhubungan dengan evaluasi manfaat dari alternatif yang tersedia
dengan kriteria (sub kriteria) yang digunakan. Kedua, hirarki yang berhubungan dengan
evaluasi biaya.

Untuk mengatasi masalah kemacetan lalu lintas yang terjadi di Kota Bandung, Pemda Kota
Bandung bersama Pemerintah Pusat sedang mempertimbangkan tiga pilihan. Pertama,
mempercepat pertambahan panjang dan pelebaran jalan. Kedua, meningkatkan kualitas dan
jumlah bus umum. Ketiga, mengembangkan jaringan rel kereta api dalam kota.

Misalkan kriteria manfaat yang dipertimbangkan penting adalah penghematan konsumsi


bahan bakar minyak dan gas oleh perekonomian, penghematan biaya transportaso bagi
masyarakat, penghematan waktu tempuh, kenyamanan dan penerimaan terhadap pemerintah.
Selain itu, yang perlu diperhatikan adalah karena proyek ini dijalankan oleh pemerintah,
manfaat dan biaya proyek ini tidak hanya dipandang dari sisi pemerintah, melaimkan dari
semua pihak yang seharusnya dipikirkan oleh pemerintah. Kemudian, unsur biayanya
meliputi : biaya investasi, biaya operasi dan pencemaran lingkungan. Hirarki pemilihan
model transportasi ditunjukkan pada Gambar berikut ini.

Halaman 7 dari 10
MANFAAT
Tingkat 1 :
Fokus

Tingkat 2 : Penghematan Penerimaan Penghematan biaya


Pe
nghematan Kenyamanan
Konsumsi BBM Negara transportasi Waktu
Manfaat

Tingkat 3 : PILIHAN 1 PILIHAN 2 PILIHAN 3

Pilihan

Hirarki Untuk Manfaat

Tingkat 1 :
BIAYA
Fokus

Tingkat 2 :
Biaya Investasi Operasi Pencemaran
Lingkungan

Tingkat 3 :
PILIHAN 1 PILIHAN 2 PILIHAN 3
Pilihan

Hirarki Untuk Biaya

Gambar 2. Hirarki Ana lisis Manfaat-Biaya Model Transportasi

(1) (2) (3) = (1) : (2)


Pilihan Prioritas Prioritas Rasio
Manfaat Biaya Manfaat -Biaya
1 0,243 0,383 0,634
2 0,443 0,381 1,163
3 0,314 0,236 1,389

Berdasarkan Tabel diatas, diperoleh prioritas untuk setiap pilihan. Rasio manfaat-biaya yang
dihasilkan teknik AHP disajikan dalam kolom terakhir pada tabel tersebut. Berdasarkan hasil
perhitungan maka pilihan 3 memiliki rasio tertinggi dan lebih besar dari 1, maka pilihan ini
yang seharusnya diutamakan, kemudian diikuti pilihan 2. Sedangkan pilihan 1 seharusnya
tidak dilakukan/dilaksanakan karena rasionya kurang dari 1.

Halaman 8 dari 10
3. AHP Untuk Membuat Forecasting Nilai Pertumbuhan Ekonomi

Tingkat 1 : Pertumbuhan Ekonomi Tahun 2009


Fokus

Tingkat 2 :
Faktor Modal Harga Ekspor Non Reformasi
Asing Minyak Migas
Dunia

Tingkat 3 : Naik Tetap Turun 10% 20% 30% Privatisasi Deregulasi


Sub Faktor

Tingkat 4 :
Pilihan 2% – 4% 4% – 6% 6%-8% 8%-10%

Nilai 0,23 0,29 0,30 0,18


Bobot Pilihan

Gambar 3. Hirarki Untuk Membuat Forecasting Nilai Pertumbuhan Ekonomi

Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi 2009 = Rata-rata Pilihan X Probablitas


= 3% (0,23) + 5% (0,29) + 7% (0,30) + 9% (0,18)
= 5,8 %

4. AHP Untuk Penempatan Dana yang Memberikan Keuntungan

Tingkat 1 : Penempatan Dana yang Memberikan Keuntungan


Fokus

Tingkat 2 :
Faktor Return Resiko Likuiditas Privacy

Tingkat 3 :
Pilihan Valas Saham Emas Property

Nilai Bobot 0,2 0,3 0,4 0,1


Pilihan

Gambar 4. Hirarki Dalam Membuat Keputusan Penempatan Dana (Portfolio Analisis)

Halaman 9 dari 10
Sebagai Contoh : dana yang diinvestasikan sebesar Rp. 1 Miliar
Sehingga penempatan dana yang tepat adalah
 Valas = 0,2 X Rp. 1 Miliar
= Rp. 200 Juta
 Saham = 0,3 X Rp. 1 Miliar
= Rp. 300 Juta
 Emas = 0,4 X Rp. 1 Miliar
= Rp. 400 Juta
 Property = 0,1 X Rp. 1 Miliar
= Rp. 100 Juta

Halaman 10 dari 10

Anda mungkin juga menyukai