Anda di halaman 1dari 10

Teori Kebutuhan Oksigen untuk

Mengontrol Aliran Darah Lokal

Sumber : GUYTON AND HALL TEXTBOOK OF MEDICAL PHYSIOLOGY, Unit IV The Circulation
Chapter 17 Local and Humoral Control of Tissue Blood Flow page 205 THIRTEENTH EDITION
• Meskipun teori vasodilator diterima secara luas, beberapa fakta kritis telah
menyebabkan ahli faal lain lebih menyukai teori lainnya, yang dapat
disebut sebagai teori kekurangan oksigen atau, lebih tepatnya, teori
kekurangan zat nutrisi (karena selain oksigen, zat nutrisi lain juga terlibat).
• Oksigen (dan zat nutrisi lainnya) diperlukan sebagai zat nutrisi metabolik
untuk menimbulkan kontraksi otot vaskular.
• Oleh karena itu, bila oksigen tidak cukup tersedia, cukup beralasan untuk
menganggap bahwa pembuluh darah akan mengalami relaksasi dan
karena itu, secara alamiah akan berdilatasi.
• Selain itu, peningkatan penggunaan oksigen di jaringan sebagai akibat
peningkatan metabolisme, secara teoretis dapat menurunkan
ketersediaan oksigen ke serat otot polos di pembuluh darah setempat. Hal
tersebut juga akan menyebabkan vasodilatasi setempat.
• Suatu mekanisme yang menerangkan kerjanya
teori kekurangan oksigen ditunjukkan pada
Gambar berikut.
• Gambar ini memperlihatkan sebuah unit
jaringan, yang terdiri atas metarteriol dengan
sebuah lengan sisi kapiler dan jaringan di
sekitarnya. Di tempat asal kapiler tersebut
terdapat sfingter prekapiler, dan di sekeliling
metarteriol terdapat beberapa serat otot polos
lainnya.
• Pengamatan jaringan ini di bawah mikroskop
contohnya, pada sayap kelelawar terlihat bahwa
sfingter prekapiler normalnya dalam keadaan
terbuka total atau tertutup total.
• Jumlah sfingter prekapiler yang terbuka
setiap saat secara kasar sebanding dengan
kebutuhan jaringan akan zat nutrisi.
• Sfingter prekapiler dan metarteriol membuka
dan menutup secara berirama beberapa kali
per menit, dengan lama fase pembukaan
yang sebanding dengan kebutuhan
metabolik jaringan akan oksigen.
• Siklus pembukaan dan penutupan ini disebut
vasomotion.
• Oleh karena otot polos memerlukan oksigen untuk tetap berkontraksi,
kita dapat menganggap bahwa kekuatan kontraksi sfingter prekapiler
akan meningkat bersama dengan kenaikan konsentrasi oksigen.
• Akibatnya, ketika konsentrasi oksigen di jaringan meningkat sampai di
atas nilai tertentu, sfingter prekapiler dan metarteriol diduga akan
menutup sampai sel-sel jaringan menggunakan kelebihan oksigen.
• Namun ketika kelebihan oksigen sudah habis terpakai dan konsentrasi
oksigen menurun cukup banyak, sfingter akan membuka lagi untuk
memulai siklus kembali.
• Jadi, berdasarkan data yang tersedia, baik teori zat vasodilator maupun
teori kekurangan oksigen dapat menjelaskan pengaturan akut aliran darah
lokal sebagai respons terhadap kebutuhan metabolik jaringan. Kebenaran
mungkin terletak pada kombinasi dari kedua mekanisme tersebut.
• Dan juga, peningkatan pemakaian oksigen dalam jaringan sebagai
hasil peningkatan metabolisme secara teori dapat menurunkan
availabilitas oksigen yang menuju sabut otot polos dalam pembuluh
darah lokal, dan penurunan availabilitas ini juga akan menyebabkan
vasodilatasi lokal. Hubungan antara aliran darah koroner dan
kebutuhan metabolik jantung selaras dengan rasio antara suplai
dengan kebutuhan oksigen miokardium.
Definisi Sudden Cardiac Death

Sumber: Valentin Fuster, Robert A. Harrington, Jagat Narula, Zubin J (2017).


Eapen. Hurst's The Heart, 14th edition. McGraw-Hill. p 2113
• Sudden cardiac death (SCD) menggambarkan kematian alami yang
tidak diharapkan akibat dari penyebab jantung dalam periode waktu
yang singkat setelah onset gejala pada seseorang tanpa kondisi
sebelumnya yang tampak fatal dalam waktu dekat.
• SCD paling sering diakibatkan oleh ventricular tachyarrythmia
(ventricular tachycardia [VT] dan ventricular fibrillation [VF]) yang
berlangsung terus menerus.
• Meskipun banyaknya kelainan kardiovaskular meningkatkan risiko SCD,
adanya penyakit kardiovaskular sebelumnya tidak harus ada, dan SCD
dapat menjadi manifestasi pertama dari penyakit jantung yang jelas.
• Gejala prodromal, seperti palpitasi, nyeri dada, atau dyspnea, dapat
mengesankan etiologi kardiovaskular seperti aritmia, iskemia, atau gagal
jantung kongestif, tapi tidak spesifik.
Epidemiologi Sudden
Cardiac Death

Sumber: Valentin Fuster, Robert A. Harrington, Jagat Narula, Zubin J (2017).


Eapen. Hurst's The Heart, 14th edition. McGraw-Hill. p 2113
• Laporan SCD antara 180.000 hingga 450.000 kematian tiap tahun di Amerika Serikat,
dengan jumlah pastinya tergantung dari sumber data dan definisi SCD yang
digunakan.
• Di Amerika Serikat, sejumlah studi berdasarkan populasi telah melaporkan bahwa
penurunan tingkat SCD disesuaikan dengan usia lebih dari 8% selama lebih dari 15
tahun terakhir.
• Tingkat SCD di negara berkembang lainnya dapat dibandingkan dengan tingkat SCD di
Amerika Serikat.
• World Health Organization melaporkan isnsidens SCD per tahun adalah 1,9% dari
1.000 orang pada laki-laki dan 0,6 per 1.000 orang ada wanta.
• Tingkat SCD di negara berkembang sangat rendah, serupa dengan tingkat penyakit
jantung iskemik, alasan paling umum terjadinya SCD di negara berkembang.
• Evaluasi studi berdasarkan populasi mengenai insidens dan faktor risiko SCD di
negara berkembang sedang berlangsung.

Anda mungkin juga menyukai