Anda di halaman 1dari 3

Kesimpulan

Secara umum ketentuan mengenai konsep ‘reservasi’ di


dalam Konvensi Laut 1982 terdapat pada BAB XVII mengenai
Final Provisions, Pasal 309 : Reservations and exceptions.
Konvensi Laut 1982 secara umum tidak memberikan ruang untuk
1 pengajuan ‘Reservasi’ terhadap isi Konvensi Laut 1982
sebagaimana yang dikonsepsikan oleh Konvensi Wina 1969.
Namun, terdapat pengecualian jika terdapat rumusan pasal
Konsep ‘Entry Into Force’ dalam United tertentu yang secara tegas mengizinkan adanya ‘reservasi’
Nations Convention On The Law Of The Sea terhadap bunyi pasal tersebut ataupun lingkup yang disebutkan.
2
(UNCLOS) terdapat pada Pasal 308 dengan 5
Ayat yang mengikutinya.
Konsep ‘Observance of Treaties’ di dalam
Konvesi Laut 1982 diatur pada pasal-pasal yang
Konsep ‘Provisional application of ada pada BAB XVI tentang ‘General Provisions’
treaties’ sebagaimana yang tertuang dalam yang secara otentik diproduksi oleh pihak
pasal 25 Konvensi Wina Tahun 1969 secara peserta konvensi ini. Namun, di dalam
4
jelas juga telah dituangkan ke dalam UNCLOS keberlakuan Konvensi Laut 1982 secara
(United Nations Convention on the Law of the menyeluruh tetap memberlakukan ketentuan
3 Sea) pada Pasal 74 “Delimi t a t i o n of the pasal 26 serta 27 yang ada pada pada Konvensi
exclusive economic zone between States with Wina 1969.
opposite or adjacent coasts” nomor 3 dan pasal
83 “Delimitation of the continental shelf between
States with opposite or adjacent coasts” nomor
3.
Konsep ‘Interpretation of Treaties’ yang
berkaitan dengan pasal 31 hingga 33 Konvensi

Kesimpulan 2 Wina 1969 tidak diakomodir secara eksplisit di


dalam rumusan BAB, Sub-BAB, Paragraf,
ataupun pasal Konvensi laut 1982. Namun,
bentuk ‘Interpretation of Treaties’ terhadap
konvesi tersebut akan berpedoman pada apa
yang ada pada Konvensi Wina 1969. Hal
6 tersebut dapat dibuktikan dengan peristiwa
yang terjadi di Laut Cina Selatan. RRC dan
Filipina sebagai negara yang sama-sama
Konsep ‘Application of treaties’ atau meratifikasi Konvensi Laut 1982 menunjukkan
Pelaksanaan Perjanjian sebagaimana yang interpretasi masing-masing demi menjaga
tertuang dalam pasal 28-30 Konvensi Wina kedaulatan negaranya.
Tahun 1969 secara jelas juga telah
dituangkan ke dalam UNCLOS (United
Nations Convention on the Law of the Sea). Konsep ‘Third Parties’ pada Konvensi
Oleh karena pengaturan yang terdapat Laut 1982 telah diakomodir dalam takaran
Konvensi Wina Pasal 30 ayat (2),(3),(4), dan tertentu tanpa menyediakan BAB, Sub-BAB,
(5) tidak terjadi dalam UNCLOS karena ataupun Paragraf khusus. Pengakomodiran
5 memang keadaan di dalam Konvensi yang hanya dilakukan secara implisit melalui
berbeda dengan yang dijelaskan pada Pasal beberapa rumusan pasal-pasal yang dianggap
30 konvensi Wina, maka tidak akan penting untuk diatur persinggungannnya
mempengaruhi penerapan konsep dari 7 dengan konsep ‘Third Parties’. Adapun contoh
Pelaksanaan Perjanjian itu sendiri. Secara pasal-nya adalah Pasal 51 tentang Existing
garis besar adapun contoh penerapan dari agreements, traditional fishing rights and
konsep Application of Treaties pada United existing submarine cables, Pasal 72 tentang
Nation on the Law of the Sea terlihat pada Restrictions on transfer of rights, Pasal 105
pengakomodiran ‘Non-retroactivity of treaties’ tentang Seizure of a pirate ship or aircraft, dan
Pasal 111 tentang Right of hot pursuit
Kesimpulan 3

8
Konsep ‘Amendment ’ di dalam Konvensi 9 Konsep ‘Termination and Suspension of
Wina 1969 diakomodir di dalam Konvensi laut Operation Treaties’ yang ada di dalam Bab V
1982 melalui pasal 312 tentang Amendment. Konvensi Wina Tahun 1969 diakomodir di dalam
Namun konsep ‘modification’ tidak terakomodir Konvensi laut 1982. Namun, khusus konsep
mengingat konsep modifikasi bukanlah hal yang ‘Invalidity’ tidak terakomodir.
harus dilaksanakan dalam suatu perjanjian.

Anda mungkin juga menyukai