Anda di halaman 1dari 9

‫العدد‬

Dosen pengampu : Dr. Musli, S.Ag., M.Pd.I

Disusun oleh : kelompok 13

Agus rian pratama : 202200


Aldiansyah : 202200
Nada zelvia : 202200150
A. ‫وا''مع'دود‬
‫لا''ع'دد ل‬
Di tinjau dari segi kata lafadz ‫العدد‬ secara etimologi berarti hitungan bilangan.
Sedangkan ‫المعدود‬ memiliki arti sesuatu yang dihitung.
Secara garis besar ‫العدد‬ terbagi menjadi 2 yaitu :
1.’Adad tartibi ‫ترتيب‬
( ‫العددال‬ ) ialah bilangan yang menunjukkan urutan.
2. ‘Adad asli (‫العدداالصلي‬ ) ialah bilangan yang menunjukkan banyaknya sesuatu.

1. Pengertian ‘Adad tartibi

Adad tartibi yaitu isim adad yang menunjukkan tingkatan dan menunjukkan wazan ‫ فاعل‬. 
Dan dalam penulisan adad tartibi untuk mudzakar dan muannats pun terdapat perbedaan, misalkan:
Adad tartibi untuk mudzakar : ‫خامس الخ‬
, ‫ ال‬, ‫ث الرابع‬
, ‫ثاني الثال‬
, ‫ول ال‬
, ‫األ‬
Adad tartibi untuk muannats: ‫ الخ‬,‫ الخامسة‬,‫الرابعة‬ ,‫الثالثة‬ ,‫ولى الثانية‬
, ‫األ‬
Dalam penggunaannya pun adad tartibi mempunyai beberapa ketentuan, diantarany :
Adad tartibi harus memenuhi ketentuan-ketentuan berikut :
A. Adad tartibi mengikuti isim fa`il. Kecuali pada bilangan satu.
B.  Adad ma`dud-nya disesuaikan muanas midzakar-nya.Contoh:  ‫الدرس الثالث‬
C. Bilangan 1-9 i`rab-nya sesuai kededudukannya. Contoh :    ‫ جاء القوج السابع‬. 
D. Bilangan 11-19 harus mabni fathah. Contoh:  ‫ الساعة الحادية عشرة‬.
E. Bilangan puluhan  20-30-40-50-60-70-80-90  tidak ada pengaruh muanas dan mudzakarnya.
Namun pada
i`rabnya sesuai dengan kedudukannya.  Untuk i`rab rofa` ditandai dengan)   ‫ )و‬untuk i`rab nashab
dan jer ditandai
dengan (‫)ى‬
 Contoh ‫ون‬
: ‫عشرون– اربع‬   untuk rofa`   ‫عشرين– اربعين‬ untuk nashab dan jer.
F. Untuk bilangan ratusan dan ribuan i`rabnya sesuai dengan kedudukan.
2. Pengertian ‘Adad Asli
Contoh :
‫اشترى حامد فى الدكان خمسة اقالم و ثالث مسطرات‬
artinya : Hamid belanja 5 polpen dan 3 penggaris di toko. Kalimat
tersebut mengandung ‘Adad ma’dud, yaitu :
kata ‫ خمسة‬dan‫ ثالث‬namanya : ‘Adad, sedangkan kata ‫ اقالم‬dan‫ مسطرات‬namanya ma’dud.
Jadi ‘Adad adalah sesuatu yang menunjukkan bilangan, satu, dua, tiga dan seterusnya.
Sedangkan Ma’dud adalah yang menunjukkan
“sesuatu” yang terhitung. Hal ini sebagaimana yang dikemukakan oleh Syauqi Dhaoyf ,
bahwa ‘Adad adalah setiap kata
benda atau kata sifat yang menunjukkan jumlah sesuatu, atau yang menunjukkan sebuah
urutan.
B. Kaidah-Kaidah ‘Adad dan Ma’dud

Dalam pelajaran kaidah-kaidah 'Adad dan Ma'dud, biasanya 'Adad dibedakan kedalam
beberapa bagian , yaitu 'Adad idhafah, 'Adad murokkab, 'Adad ‘Ataf ma’thuf, dan 'Adad
‘uqud. Adapun kaidah-kaidahnya sebagai berikut :

1. Adad Idhafah
Yang dimaksud 'Adad idhafah adalah bilangan yang dimulai dari
angka 3 (tiga) - 10 (sepuluh). Jika 'adad –'adad tersebut disambungkan atau
dimudhafkan dengan suatu isim, maka akan memiliki kaidah-kaidah tertentu,
sebagai contohnya adalah sebagai berikut: ‫ ثالثأيد‬, ‫ل ثالثة أقالم ثالث نساء‬
, ‫ ثالثة رجا‬.

■ Dari contoh pertama dan kedua tersebut bisa kita lihat, bahwa kedua 'Adad tersebut, yakni
kata ‫ ثالثة‬dan‫ ثالث‬dibentuk dengan jenis yang berbeda, contoh yang pertama menggunakan ta’
marbuthah ( mu’annast ),dan ma’dudnya berasal dari isim mudzakkar ( ‫ل اقالم‬،‫) رجا‬
Sedangkan contoh yang kedua tidak menggunakan ta’ marbuthah ( mudzakkar ),
dan ma’dudnya berasal dari isim mu’annats ( ‫ أيد‬, ‫) نساء‬, selain itu ma’dud kedua contoh
tersebut dalam bentuk jama’ ,dan dibaca jer .

2. ‘Adad Murokkab
‘Adad murokkab dimulai dari bilangan 11 (sebelas) – 19 ( sembilan belas ).
Tarkib inipun memiliki aturan-aturannya sendiri, kita ikuti dulu contoh berikut ini :
‫مكثنا فى اإلسكندرية أربعة عشر يوما وخمس عشرة ليلة‬

Kata ‫ أربعة عشر‬dan kata ‫ خمسعشرة‬tersusun dengan pola yang berbeda dalam hal
mudzakkar dan mu’annastnya, padahal keduanya sama-sama masuk kategori ‘adad
murokkab , hal ini karena masing-masing memilki ma’dud yg berbeda, yakni pola
pertama (‫) يوما‬ mudzakkar, sedangkan pola kedua ma’dudnya (‫ ) ليلة‬mu’annats .
demikian juga terjadi pada puluhannya, yaitu ‫ عشر‬dan ‫عشرة‬
3. ‘Adad ‘Athaf Ma’thuf
‘Adad ini dimulai dari 21 (dua puluh satu) – 99 (sembilan puluh sembilan), selain 20,
30, 40 – 90. contoh :
‫جاء تسع وتسعون تلميذة‬
‫عالج الطبيب خمسة وعشرين مريضا‬

a. Sama seperti ‘adad sebelumnya, bahwa satuan selalu berlawanan dengan


b. ma’dudnya dalam hal mudzakkar dan mu’annats
b. ‘I’rabnya “puluhan” senantiasa mengikuti “satuan” ( hukum athaf dan ma’thuf ),
sedangkan ‘i’rabnya satuan tergantung kedudukannya dalam kalimat, artinya jika
satuan tersebut menjadi fa’il misalnya, maka harus dibaca rafa’, jika menjadi maf’ul
bih, maka harus dibaca nasab.
c. Ma’dud senantiasa dibaca mufrad nasab.
4. Adad ‘Uqud

Adad ‘Uqud‘Adad ini berupa puluhan, mulai dari 20, 30, 40, 50 - 90. Sebelum kita
lihat aturan-aturannya kita lihat dahulu contohnya :
‫وواعدنا موسى ثالثين ليلة‬.
‫فى القاعة عشرون طالب وثالثون طالبة‬
Puluhan-puluhan yang ada dalam kedua contoh tersebut , dibaca berbeda,
contoh yang pertama puluhan dibaca nasab , sedang contoh yang kedua puluhan
dibaca rafa’, hal ini karena masing-masing puluhan tersebut menempati kedudukan
yang berbeda dalam kalimat. Pada ma’dud kita lihat dalam bentuk mufrad dan
dibaca nasab.
D. Kesimpulan
Kehadiran tata bahasa Arab, sangat diperlukan dalam rangka menjaga
keutuhan suatu makna dan maksud dari orang yang mengungkapkan
bahasa, baik secara lisan, lebih-lebih dengan tulisan.Namun diantara
keberadaan tata bahasa Arab yang luas itu, terdapat beberapa tata
bahasa yang nampaknya perlu dipertimbangkan kembali kegunaan dan
kemanfaatannya, jika ditilik dari peran, fungsi dan tujuan
diciptakannya tata bahasa itu sendiri. Hal ini karena perannya yang
kecil didalam memberi warna terhadap sebuah makna kalimat, kalau
tidak boleh dikatakan sia-sia keberadaannya. Terlihat manfaatnya
hanya dalam hal-hal tertentu saja, dan jarang digunakan. Termasuk tata
bahasa yang dimaksud adalah keharusan adanya keberlawanan antara
'adad dan ma'dud , dalam hal mudzakkar dan mu'annast.

Anda mungkin juga menyukai