Anda di halaman 1dari 30

PARESE NERVUS

FACIALIS
OLEH:
FIRMAN RIANSYAH KASMAN
&
LA ODE ABDUL RAHIM

PEMBIMBING:
dr. H. Mudassir, M.Kes.,Sp.THT-KL

DIBAWAKAN DALAM RANGKA


TUGAS KEPANITERAAN KLINIK
BAGIAN ILMU THT-KL
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2020
PENDAHULUAN

merupakan kelumpuhan otot- Dapat terjadi secara perifer


otot wajah. maupun central

merupakan gejala, sehingga harus dicari penyebab dan


Relatif jarang sekitar 30 dari 100.000 ditentukan derajat kelumpuhannya dengan pemeriksaan
penduduk dalam suatu wilayah per tahun tertentu guna menentukan terapi dan prognosisnya.
ANATOMI

Letak nucleus nervus facialis dibatang otak dilihat dari dorsal


Nervus VII dibagi dalam 3 segmen, yaitu :
• Segmen labirin,
• Segmen timpani dan
• Segmen mastoid.
DEFINISI
Parese Nervus Fasialis

Kelumpuhan otot-otot wajah dimana pasien


tidak atau kurang dapat menggerakkan otot
wajah, sehingga wajah pasien tidak simetris.
Hal ini tampak sekali ketika pasien diminta
untuk menggembungkan pipi dan mengerutkan
dahi.
EPIDEMIOLOGI
• Foester : kerusakan saraf fasialis sebanyak
120 dari 3907 kasus (3%) dari seluruh
trauma kepala saat Perang Dunia I.
• Friedman dan Merit: kerusakan saraf
fasialis sebanyak 7 dari 430 kasus trauma
kepala.
• Kelumpuhan saraf fasialis yang tidak
diketahui penyebabnya (Bell’s Palsy)
sekitar 20-30 kasus per 100.000 penduduk
pertahun, sekitar 60-75% dari semua
kasus merupakan paralysis nervus fasialis
BIG NUMBER
unilateral.
Insiden pada laki-laki dan perempuan sama, namun rata-rata
muncul pada usia 40 tahun meskipun penyakit ini dapat timbul di
semua umur.

Insiden terendah adalah pada anak di bawah 10 tahun, meningkat


pada umur di atas 70 tahun.

Frekuensi kelumpuhan saraf fasialis kanan dan kiri sama.


PATOFISIOLOGI
Mekanisme parese nervus Saraf tersempit berada pada segmen
Selain itu, setiap penyebab
facialis sangat bergantung pada labirin, yang dimana merupakan
kelainan tulang atau trauma
kompresi yang paling sering terjadi
penyebabnya. Karena nervus dapat mengakibatkan
pada segmen tersebut
facialis berjalan melalui kanal terganggunya hubungan
tulang yang sempit di dalam antara saraf wajah dan kanal
jalur intratemporal, terjadinya tulangnya, sehingga
peradangan atau pertumbuhan menyebabkan kelumpuhan.
saraf akan mengakibatkan
perubahan iskemik melauli
kompresi.
ETIOLOGI

• Kongenital
• Infeksi
• Tumor
• Trauma
• Gangguan Pembuluh darah
• Idiopatik
• Penyakit-penyakit tertentu
Perbedaan gejala motoric nervus facialis Perifer dan
central
Gejala Central/ Perifer/
UMN LMN
Tidak dapat mengerutkan tidak ya
dahi
Tidak dapat menutup mata tidak ya
secara sempurna
Mulut akan tampak jatuh ya
(Asimetris)
Gejala dan tanda klinik yang
berhubungan dengan lokasi lesi
1. Lesi di luar foramen stilomastoideus
Mulut tertarik kearah sisi mulut yang sehat, makan terkumpul di antara pipi dan
gusi. Lipatan kulit dahi menghilang. Apabila mata yang terkena tidak ditutup
atau tidak dilindungi maka air mata akan keluar terus menerus.
2. Lesi di kanalis fasialis (melibatkan korda timpani)
Gejala dan tanda klinik seperti pada (1), ditambah dengan hilangnya ketajaman
pengecapan lidah (2/3 bagian depan) dan salivasi di sisi yang terkena
berkurang.
3. Lesi di kanalis fasialis lebih tinggi lagi (melibatkan muskulus
stapedius)
Gejala dan tanda klinik seperti (1) dan (2) di tambah dengan hiperakusis.
4. Lesi ditempat yang lebih tinggi lagi (melibatkan ganglion genikulatum)
Gejala dan tanda kilinik seperti pada (1),(2),(3) disertai dengan nyeri di
belakang dan didalam liang telinga, dan kegagalan lakrimal. Contohnya pada
kasus sindrom ramsay hunt.

5. Lesi di meatus akustikus internus


Gejala dan tanda klinik seperti diatas ditambah dengan tuli akibat terlibatnya
nervus akustikus.

6. Lesi ditempat keluarnya saraf fasialis dari pons.


Gejala dan tanda klinik sama dengan diatas, disertai gejala dan tanda
terlibatnya saraf trigeminus, saraf akustikus dan kadang – kadang juga saraf
abdusen, saraf aksesorius dan saraf hipoglossus.
KLASIFIKASI PARESE 1 GRADE I
Normal

NERVUS FACIALIS
GRADE II
2 Dsifungsi ringan

3 GRADE III
Disfungsi sedang
House-Brackmann (HB) adalah salah satu dari
beberapa alat analisis yang dikembangkan
untuk mengukur fungsi wajah dan memberikan 4 GRADE IV
Disfungsi Sedang - Berat
informasi yang dapat direproduksi. Ini adalah
sistem yang diterima secara luas, sederhana,
sensitif, akurat dan dapat diandalkan GRADE V
5 Dsifungsi Berat

6 GRADE VI
Disfungsi Total
KLASIFIKASI PARESE
NERVUS FACIALIS
Grade Karakteristik IV. disfunsi cukup Gross :
I. Normal Fungsi wajah normal berat Tampak kelemahan bagian wajah yang jelas dan asimetri
II. disfungsi Gross : Motion :
ringan kelemahan sedikit pada inspeksi dekat, sedikit Forehead – tidak ada
synkinesis Eye – tidak dapat menutup mata dengan sempurna
At rest : simetris dan selaras Mouth – tampak asimetris dan sulit digerakkan
Motion :
Forehead – sedang baik
Eye - menutup mata dengan usaha minimal V. disfungsi berat Gross :
Mouth - asimetris Wajah tampak asimetris, pergerakan wajah tidak ada dan

III. disfungsi Gross : terlihat tapi tidak tampak perbedaan antara sulit dinilai

sedang kedua sisi, adanya synkinesis, dapat ditemukan Motion :

spasme atau kontraktur hemifacial Forehead – tidak dapat digerakkan

At rest : simetris selaras Eye – tidak dapat menutup mata

Motion : Mouth – tidak simetris dan sulit digerakkan

Forehead - ringan sedang


Eye - dengan usaha VI. paralisis total Tidak ada pergerakkan
Mouth - sedikit lemah dengan pergerakan maksimum
DIAGNOSIS

IDETIFIKASI TEMPAT
YANG TERKENA

ETILOGI YANG
MENDASARI

PENENTUAN STADIUM
KLINIS
PEMERIKSAAN
FISIK

● Kerutan dahi (otot frontalis)

● Penutupan mata (otot orbicularis oculi)

● Senyum lebar
Tes untuk persarafan wajah
meliputi berikut ini: ● Bersiul
● Hembusan (mis., Otot buccinator, otot
orbicularis oris, otot zygomatic)
PEMERIKSAAN
FISIK

● Tes kedip (refleks kornea)

● Tes Schirmer (menilai lakrimasi kelenjar


lakrimal)
● Tes stapedial
Tes tambahan yang digunakan
untuk menilai lesi pada saraf ● Tes Saliva
wajah secara klinis adalah
sebagai berikut: ● Uji rasa
PEMERIKSAAN ● Periksa telinga secara eksternal untuk memastikan
FISIK tidak ada bukti otitis eksterna, otitis media, otitis
media kronis, atau kolesteatoma. Kehadiran
vesikula dapat mengindikasikan sindrom Ramsay-
Hunt
● Periksa parotid untuk setiap massa yang mungkin
menunjukkan keganasan parotis. Pemeriksaan
Tes tambahan yang digunakan rongga mulut untuk pembengkakan
untuk menilai lesi pada saraf parapharyngeal dan erupsi vesikuler juga
wajah secara klinis adalah dianggap penting.
sebagai berikut: ● Periksa mata, awalnya untuk menutup tutupnya.
Jika mata tidak dapat menutup sepenuhnya,
maka rujukan oftalmologi segera dan
penyediaan peralatan pelindung mata
disarankan.
PEMERIKSAAN
PENUNJANG
Tes darah seperti hitung darah Titer antibodi virus
1 lengkap, urea dan elektrolit, 2 varicella-zoster akan tampak
meningkat pada Ramsay
dan protein C-reaktif
Hunt syndrome (RHS).

IgG dan IgM akan


3 meningkat pada penyakit 4 Special Test
Lyme.
PEMERIKSAAN
PENUNJANG
Special Test

• Tes stimulasi minimal hingga maksimal

• Electroneurography (ENOG) bertujuan untuk membentuk


amplitudo potensial aksi otot dan paling akurat dalam
menentukan tingkat kelumpuhan. Ini melibatkan stimulasi
saraf wajah di sekitar tingkat foramen stylomastoid dan
deteksi respons motorik di dekat lipatan nasolabial. Respon
ini kemudian dibandingkan dengan sisi normal.
PEMERIKSAAN
PENUNJANG
Special Test
• Elektromiografi (EMG) - menentukan aktivitas di dalam otot
wajah melalui deteksi potensi fibrilasi yang hanya muncul
setelah sekitar tiga minggu denervasi.

• Stimulasi Magnetik - menguji aspek intratemporal dan


batang otak dari saraf wajah melalui stimulasi transkranial.
PENATALAKSANAAN
KONSERVATIF

• Perawatan mata sangat penting bagi mereka yang lumpuh akibat paparan kornea.
• Pijat wajah + latihan mempromosikan rehabilitasi aktif dan penting untuk pasien
dengan kelumpuhan saraf wajah
• Penatalaksanaan synkinesis dan hiperkinesis dapat mencakup injeksi toksin
botulinum.
• Pada Bell Palsy, penatalaksanaan saat ini yang didukung oleh tinjauan Cochrane
dengan lebih dari 1500 pasien menunjukankan bahwa penggunaan steroid dan
analgesia akan meningkatkan pemulihan fungsi motorik jika dimulai dalam 72
jam setelah onset gejala.
Rehabilatasi Kabat
PENATALAKSANAAN
KONSERVATIF
• Penatalaksanaan sindrom Ramsay Hunt termasuk terapi steroid seperti yang
dijelaskan di atas, analgesia + asiklovir 800 mg 5 kali sehari selama antara 7
hingga 10 hari untuk memerangi infeksi virus
• Otitis media akut dan infeksi bakteri yang berhubungan dengan mastoiditis
memerlukan terapi antibiotik intravena
• Penatalaksanaan penyakit Lyme tergantung pada usia pasien dan tingkat
keparahan penyakit.
PENATALAKSANAAN
PEMBEDAHAN
• Pada Bell palsy: degenerasi lebih dari 90% pada ENoG dikaitkan dengan
prognosis yang buruk, dan oleh karena itu, bedah dekompresi saluran wajah harus
dipertimbangkan.
• Untuk otitis media supuratif akut + mastoiditis, miringotomi +/- selang ventilasi
dan atau mastoidektomi kortikal disarankan.
• Fraktur tulang temporal - jika terjadi kelumpuhan saraf wajah segera dan lengkap,
maka dekompresi saraf spesialis diperlukan segera sesuai kondisi pasien (biasanya
dalam 2 hingga 3 minggu). Jika ada diagnosis tertunda dan degenerasi ENoG
lebih dari 90%, maka eksplorasi bedah diperlukan. Penilaian khusus dari saraf
wajah akan membantu untuk menentukan pendekatan yang menentukan lokasi
kerusakan saraf.
KOMPLIKASI

● Kontraktur atau sinkinesis (gerakan yang


berhubungan) dalam otot-otot mimik wajah8.

● Sindrom air mata buaya (refleks gastrolakrimalis


paradoksikal) Di perkirakan bahwa serat
sekretoris untuk kelenjar air liur tumbuh ke dalam
selubung Schwann dari serat yang cedera.
PROGNOSIS

Pada sebagian besar kasus (70-75%) terjadi pemulihan total pada fungsi
wajah, dengan pemulihan parsial 10–15%. Kebanyakan pasien dengan
Bell's palsy mulai melihat perbaikan pada mereka dalam 2-3 minggu
setelah timbulnya gejala, meskipun pemulihan pada beberapa pasien
mungkin dalam 3-6 bulan. Prognosis lebih baik pada kelumpuhan
inkomplet (sekitar 95% pemulihan total), bila perbaikan terjadi lebih
awal dan pada pasien yang lebih muda. Sejumlah kecil pasien (3–7%)
mengalami kekambuhan beberapa tahun kemudian. Tidak ada
kemungkinan pemulihan lebih lanjut setelah 6 bulan tanpa perbaikan
THANKS

Anda mungkin juga menyukai