Anda di halaman 1dari 67

KONSEP DASAR

PROSES ASUHAN GIZI


PUSKESMAS

Direktorat Gizi Masyarakat


Direktorat Jenderal Kesehatan Masyarakat
Kementerian Kesehatan RI
SISTEMATIKA
PENYAJIAN
1. RUANG LINGKUP PAG
2. PENGERTIAN, TUJUAN DAN MANFAAT
PAG
3. LANGKAH-LANGKAH PAG
4. KESIMPULAN
2
1. RUANG
LINGKUP PAG
3
RUANG LINGKUP PAG
• Ruang lingkup proses asuhan gizi meliputi kegiatan proses asuhan gizi dalam
upaya kesehatan masyarakat (UKM) dan upaya kesehatan perseorangan
(UKP) yang diselenggarakan oleh tenaga kesehatan di Puskesmas
BATASAN MASALAH
BERJENJAN
G

MASALAH
KESEHATAN
MASYARAK
AT
INDEKS ANTROPOMETRI BALITA
(KEPMENKES RI NO 1995/ MENKES/ SK/ XII/ 2010)

Ambang Batas BB/U TB/U BB/TB IMT/U

< - 3 SD Gizi Buruk Sangat Pendek Sangat Kurus Sangat Kurus


- 3 SD sd < - 2 SD Gizi Kurang Pendek Kurus Kurus
- 2 SD sd 2 SD Gizi Baik Normal Normal Normal
> 2 SD Gizi Lebih Tinggi Gemuk Gemuk

Bila ditemukan balita gizi kurang, gizi buruk, kurus dan sangat kurus yang
dirujuk ke Puskesmas, maka dilakukan Proses Asuhan Gizi perorangan

6
PENGERTIAN KATEGORI
MASALAH GIZI
MASYARAKAT
Masalah Gizi
Prevalensi Pendek Prevalensi Kurus
Masyarakat
Baik Kurang dari 20% Kurang dari 5%

Akut kurang dari 20% 5% atau lebih

Kronis 20% atau lebih Kurang dari 5%

Akut + Kronis 20% atau lebih 5% atau lebih


• Sesuai dengan standar WHO, suatu wilayah dikatakan kategori baik bila prevalensi
balita pendek kurang dari 20% dan prevalensi balita kurus kurang dari 5%.
• Suatu wilayah dikatakan mengalami masalah gizi akut bila prevalensi balita pendek
kurang dari 20% dan prevalensi balita kurus 5% atau lebih.

Sumber: Modifikasi WHO, 1997


Batasan Masalah Kesehatan untuk Balita Gizi Kurang dan Gizi Buruk
Berdasarkan Indikator BB/U

Nilai batas prevalensi untuk Kategori


signifikansi masalah kesehatan
masyarakat

< 10 % Prevalensi rendah

10 - 19 % Prevalensi sedang

20 - 29 % Prevalensi tinggi

> 30 % Prevalensi sangat tinggi


Sumber : WHO, 1995

8
2. PENGERTIAN,
TUJUAN, MANFAAT
PAG 9
PENGERTIAN
PAG

10
Tujuan Pedoman PAG
Kenapa menggunakan PAG ?
a) Membuat keputusan sehingga meningkatkan tingkat kinerja
dietisien, dengan menentukan diagnosis/masalah gizi yang akan
ditangani sampai monitoring & evaluasi (dari tingkat merespon
menjadi tingkat menentukan)
b) Membantu praktisi dietetik mengelola asuhan gizi berbasis ilmiah
dan menyeluruh (nutrition evidence-based)
c) Memudahkan pemahaman dan komunikasi antara profesi dietisien
Kapan PAG dilaksanakan?
PAG dilaksanakan berdasarkan :
Sistem skrining
• Individu : menggunakan perangkat yang menapis individu (pasien/klien) antara yang
beresiko malnutrisi dan tidak berisiko malnutrisi. PAG dilaksanakan pada individu
yang berisiko malnutrisi.
• Masyarakat : menggunakan Penetapan Urutan Prioritas Masalah Program Gizi yang
ada di Puskesmas, PAG dilaksanakan pada Masalah Program Gizi yang prioritas
pertama yang harus dilaksanakan
Rujukan :
• Individu : rujukan dari klinik rawat jalan rumah sakit ke klinik gizi, dari posyandu ke
puskesmas, dari klinik PTM atau KIA puskesmas ke klinik gizi
• Masyarakat : berdasarkan hasil musyawarah desa menetapkan masalah gizi dan
kesehatan yang prioritas untuk ditangani
Sistem skrining BAGAIMANA KITA
(USG) & rujukan Area praktik/pelayanan GUNAKAN PAG ?
Pengetahuan diet
etik
e tik
de
Ko Pengkajian Gizi Diagnosis gizi
 Identifikasi & memberi

Ke
 Mengumpulkan data yg

Sis
t
label masalah

ra

tem
sesuai & terjadwal

m
 Menentukan penyebab
 Analisa / interpretasi data

pi
 Kluster tanda & gejala

la

Pelayanan Keseha
dibandingkan standar

n &Kompetensi
(karakter penentu )
 Dokumentasi
Hubungan klien  Dokumentasi
Berbasis
fakta
(individu
ap dan
masyarakat)
Monitoring Intervensi gizi
dengan
& evaluasi  Rencana intervensi
Tenaga gizi
gizi  Menetapkan tujuan dan

tann
 Monitor tindak lanjut
 Mengukur indikator hasil Implementasi intervensi
Ko
mu
 Evaluasi hasil  Asuhan & tindakan
r i tis
ni k  Dokumentasi terlaksana
irk
as
i
 Dokumentasi ik p
r
Be
Kolaborasi

Sistem manajemen Sistem sosial


hasil ( outcome)
Gambar1. Model Proses Proses Asuhan Gizi Terstandar
Sasaran PAG

• Digunakan bagi semua kelompok usia baik dalam kondisi


sehat dan sakit pada berbagai jenis klien spt grup, populasi,
masyarakat, keluarga, pengasuh dan pasien/individu
• Digunakan pada fasilitas pelayanan kesehatan : rumah sakit,
klinik, pusat rehabilitasi, pusat kebugaran dan atlet,
puskesmas.
UKM:
UKK (Usaha Kesehatan Kerja):
Deteksi dini penyakit dan norma sehat
Anak Usia SMP/A & remaja
Lansia dalam bekerja: wujud Germas di • Kespro remaja UKM Anak Usia Sekolah
tempat kerja • Konseling: Gizi HIV/AIDS, UKS/ M (Usaha Kesehatan
PUS & WUS NAPZA dll Sekolah/ Madrasah) 
• Suplementasi Fe Transformasi UKS/ M:
UKM: UKP: • Upaya Kes Sekolah merupakan wujud Germas di
• Konseling
Posbindu Lansia: • Konseling dan institusi sekolah/madrasah/
pelayanan gizi • Pelayanan KB
penanggulangan Pesantren
lansia • PKRT
PTM, senam
• Lansia sehat, • UKK
bersama, dll) Anak Usia SD
 integrasi ke Rumah bugar,
Desa Sehat produktif CONTINUUM OF •Penjaringan
• P4K •Bulan Imunisasi Anak Sekolah
• Buku KIA CARE •Upaya Kes Sekolah
• ANC terpadu •PMT-AS
• Kelas Ibu Hamil •Promosi MJAS di sekolah
Ibu Hamil • Suplementasi besi • ASI eksklusif
folat • Imunisasi dasar
UKM: UKP: • PMT ibu hamil KEK lengkap Balita
Kelas ibu • Suplementasi Kalsium • Pemantauan
• IMD
hamil, • Vit K 1 inj • Penanggulangan pertumbuhan dan UKM: UKP:
Rumah • Imunisasi Hep B kecacingan perkembangan Posyandu • Pemantauan
Tunggu • TT ibu hamil • PMT/MP-ASI (Penimbangan, pertumbuhan &
• Kemitraan Bidan
Kelahiran • Rumah tunggu • Zink untuk PMT, Imunisasi, perkembangan
Dukun
PMT Bumil • KB pasca kelahiran manajemen diare Pendidikan gizi, dll) • PMT/MP-ASI
 integrasi • Vit A PAUD (Pendidikan • Fortifikasi besi dan
persalinan
ke Rumah • MTBS Anak Usia Dini) kegiatan suplementasi
• PONED-PONEK
Desa Sehat • Promosi ASI Bayi  Integrasi ke (Taburia)
Eksklusif Rumah Desa Sehat • Vit A
• Konseling • MTBS
Menyusui • Pemberian obat cacing
• Zink untuk manajemen
Ibu Bersalin, 1000 HPK diare
• Imunisasi
Nifas dan Neonatal • PAUD 16
3. LANGKAH-
LANGKAH PAG
17
4 langkah Proses Asuhan Gizi
Intervensi Gizi

Pemberian Makanan/Zat Gizi (ND)


Edukasi Gizi (E)
Konseling Gizi (C)
Koordinasi Asuhan Gizi (RC)
Intervensi Berbasis Populasi

18
TUJUAN
•Mengumpulkan, memverifikasi dan mengintepretasikan data Langkah 1.
yang dibutuhkan untuk mengidentifikasikan masalah gizi Pengkajian Gizi
terkait penyebabnya secara signifikan.

•Proses berlangsung dinamis dan tidak linier, tidak hanya


melibatkan pengumpulan data awal, namun juga proses
pengkajian ulang dan analisa data status klien/ populasi
dibandingkan kriteria spesifik (standar referensi)

19
 Menentukan data spesifik apa yang akan dikumpulkan Pengkajian
 Menentukan kebutuhan akan informasi tambahan
Memerlukan
 Memilih alat dan prosedur asesmen gizi sesuai situasi:
o Alat pengukuran / pengumpulan data
Cara Berpikir
o Prosedur pengumpulan data
o Comparatives standard Kritis
 Pengetahuan terkait masalah gizi: Patofisiologis, metabolisme gizi,
epidemiologi
 Validasi data
 Kemampuan membuat keputusan berdasarkan fakta (evidence
based)
20
Masyarakat
Kelompok
Informasi yang tersedia
Informasi yang tersedia
Survey gizi
Pertanyaan awal tentang
Perseorangan Survey kesehatan
komunitas pada diskusi
Penelitian epidemiologi
Informasi yang tersedia kelompok terarah
Data kegiatan rutin:
Hasil laboratorium Untuk terapi kelompok
Pencatatan pelaporan,
Rekam medis klien termasuk sumber data
dan wawancara
Hasil wawancara klien perorangan
Penilaian kebutuhan
Hasil wawancara pada Untuk promosi grup
masyarakat secara
pendamping menyertakan data
strategis (melalui proses
Pengamatan dan masyarakat
Musyawarah Masyarakat
pemeriksaan Desa (MMD))
Sumber: Modifikasi The British Dietetic Association, Model and Process for Nutrition and Dietetic Practice, 2016

Sumber Data Pengkajian 21


1. Data Pengukuran antropometri
Data tinggi badan, berat badan, Indeks Kategori Data
Massa Tubuh (IMT), indeks pola
pertumbuhan/persentil, dan riwayat berat Pengkajian Gizi
badan

Tingkat masyarakat: Data jumlah/ prevalensi


terkait data diatas. Contoh: Prevalensi gizi
buruk

22
2. Data biokimia, tes medis, dan
prosedur data laboratorium Kategori Data

Data Glukosa, hemoglobin, kolesterol, asam Pengkajian Gizi


urat, elektrolit

Tingkat masyarakat: profil anemia gizi besi;


Data laboratorium berbasis populasi dari
sistem surveilans kesehatan; Analisis data
rekam kesehatan elektronik

23
3. Data pemeriksaan fisik/klinis terkait gizi
Penampilan fisik, massa otot dan lemak, fungsi
menelan, nafsu makan, dan pengaruhnya terhadap
Kategori Data
status gizi, tumbuh kembang, masalah saat menyusui Pengkajian Gizi
(kemampuan mengisap dan menelan, koordinasi bayi),
pertumbuhan gigi, kemampuan berkomunikasi,
kemampuan menelan, mengunyah pada lansia,
pemeriksaan tekanan darah
Tingkat masyarakat: Data jumlah/ prevalensi terkait data
diatas.
24
4. Riwayat terkait asupan makanan dan gizi
Terdiri dari pemberian makanan dan gizi, penggunaan
Kategori Data
obat/herbal suplemen, pengetahuan/kepercayaan,
ketersediaan makanan dan persediaan, serta aktivitas Pengkajian Gizi
fisik.

Tingkat masyarakat: Ketersediaan makanan/air yang


aman; Partisipasi program makanan / gizi; Fasilitas
menyusui; Akses terhadap aktivitas fisik; Data populasi

25
5. Riwayat klien
 Sejarah medis/kesehatan/keluarga, perawatan dan
penggunaan pengobatan komplementer / alternatif, dan Kategori Data
riwayat sosial, riwayat ibu dan kehamilan, riwayat ibu
menyusui, keaksaraan, status sosial ekonomi, situasi tempat
Pengkajian Gizi
tinggal/ perumahan, dukungan sosial, lokasi geografis, dan
akses terhadap layanan kesehatan dan gizi (termasuk
kebijakan di fasilitas pelayanan kesehatan)
 Tingkat masyarakat: Data jumlah/ prevalensi terkait data
diatas, contoh: prevalensi penyakit pada suatu populasi, data
dari sistem informasi geografis
26
DOMAIN PENGKAJIAN GIZI

RIWAYAT TERKAIT GIZI DAN MAKANAN (FH)

PENGUKURAN ANTROPOMETRI (AD) MASALAH

DATA BIOKIMIA, TES MEDIS DAN PROSEDUR (BD) IDENTIFIKASI PENYEBAB

TANDA &
PEMERIKSAAN FISIK FOKUS GIZI (PD) GEJALA

RIWAYAT KLIEN (CH)

COMPARATIVE
International Dietetics & Nutrition Terminology (IDNT) Reference
STANDARDS Manual, 2015

27
LANGKAH-LANGKAH
PENGKAJIAN GIZI
REVIEW CLUSTER IDENTIFIKASI

Data dikelola dan 1. Membandingkan data-data


Mengumpulkan, dikelompokkan sesuai dg 5 dengan standar rujukan
memilah, validasi domain. Tentukan “defining yang disepakati (standar
data. Jenis data dan characteristic” atau karakter pembanding = norma dan
metoda pengambilan penentu (tanda & gejala) dr standar nasional,
data disesuaikan diagnosis yg diduga (gunakan institusional atau peraturan)
dengan situasi dan terminologi pengkajian gizi 2. Mengidentifikasi
kondisi pasien dan matriks pengkajian gizi – kemungkinan problem,
diagnosis gizi) etiologi, sign &symtom

28
Langkah 2. Diagnosis Gizi

Tujuan:
Untuk mengidentifikasi dan menggambarkan masalah gizi spesifik yang dapat
diatasi atau diperbaiki melalui intervensi gizi oleh seorang tenaga kesehatan.

Contoh :
DIAGNOSIS MEDIS : Dislipidemia

DIAGNOSIS GIZI : P-E-S


Kelebihan asupan lemak berkaitan dengan seringnya mengonsumsi
makanan cepat saji ditandai dengan pemeriksaan kolesterol 230
mg/dl dan mengkonsumsi hamburger/sandwich 5 kali/minggu.
29
Perbedaan Diagnosis Gizi Vs Diagnosis Medis

30
Tiga Kategori Diagnosis Gizi

31
Penjelasan Domain Diagnosis Gizi

DOMAIN DOMAIN
DOMAIN PERILAKU&
ASUPAN KLINIS LINGKUNGAN

Terdiri dari 5 kelas: Terdiri dari 3 Kelas: Terdiri dari 3 Kelas:


1.Keseimbangan Energi 1.Fungsional 1.Pengetahuan dan
2.Asupan Oral atau dukungan 2.Biokimia Kepercayaan
gizi 3.Berat Badan 2.Aktifitas dan Fungsi Fisik
3.Asupan Cairan (termasuk malnutrisi) 3.Keamanan dan Akses
4.Asupan substansi Bioaktif Makanan
5.Asupan zat gizi

32
Cara Mendokumentasikan Diagnosis Gizi

• Format Diagnosis Gizi untuk pernyataan Problem-Etiology-Sign/ Symptom


(PES) adalah: "Label masalah gizi (P) yang terkait dengan ____ (E) sebagaimana dibuktikan
oleh ____(S).“

• (P) Label Diagnosis Masalah Gizi, contoh: menjelaskan perubahan status gizi klien/
populasi.
• (E) Penyebab Etiologi/ Faktor Risiko berkaitan dengan label diagnosis gizi dengan
kata-kata "terkait dengan”, contoh: kurangnya pengetahuan
• (S) Tanda/Gejala : data yang digunakan untuk mengetahui bahwa klien/ populasi
memiliki diagnosis gizi yang ditentukan. Terkait dengan etiologi dengan kata-kata
"yang dibuktikan oleh", contoh: asupan makan kurang atau lebih

33
Cara Menentukan Diagnosis Gizi

34
ETIOLOGI

• Psikologis
• Sosial – personal
• Perawatan
• Sikap – Kepercayaan
• • Akses
Budaya
Kategori Etiologi • Pengetahuan • Perilaku
• Fungsi fisik
• Fisiologis metabolik 35
Contoh Diagnosis Gizi Individu
Problem Etiology Sign/symptom

NC.4.1.1. Malnutrisi ** Asupan makan yang kurang - IMT 17,18


dalam waktu yang relatif lama - Penurunan BB 8,3 % dlm 1 bln
dan adanya peningkatan - Kehilangan lemak sub kutan
kebutuhan gizi akibat - Asupan E 62 % keb, P 40 % keb
penyakitnya
NI-2.1 Inadekuat oral *
Penurunan nafsu makan - Asupan ½ dari penyajian
Intake Mual yang disebabkan karena ( E 47%,P 32%,L 39 %, KH 53
penyakitnya %)
 
NB-1.1 Kurangnya *** Kurangnya edukasi/informasi Tidak setiap hari konsumsi lauk
pengetahuan terkait terkait gizi hewani dan kurang suka buah dan
gizi   sayur
    36
Diagnosis Gizi Masyarakat

Problem Etiology Sign/symptom

Tingginya proporsi berkaitan dengan ditandai dengan hasil


ibu hamil anemia di kurangnya survei terdapat kasus
wilayah kerja PKM pengetahuan tentang ibu hamil anemia
makanan sumber zat sebanyak …… orang di
besi dan keterbatasan Desa A, survei
akses terhadap konsumsi asupan
pemenuhan makanan sumber protein dan zat
besi rendah 37
Contoh Diagnosis Gizi Masyarakat
Problem Etiology Sign/symptom

Asupan oral yang tidak Kurangnya atau terbatasnya akses Jumlah anak yang berangkat ke sekolah
memadai (NI-2.1) terkait terhadap makanan* yang dibuktikan tanpa makan pagi dan/atau anak yang
dengan:
dengan datang ke sekolah tanpa makan siang.
(Kendala ekonomi yang membatasi
ketersediaan pangan)*

Tingginya prevalensi Kurangnya pengetahuan dan Data demografis yang menyatakan bahwa
Kegemukan/ obesitas (NC- keterampilan terkait makanan* prevalensi kombinasi kelebihan berat
3.3.1/ 3.3.2) terkait dengan: dan gizi dan ketidakaktifan fisik yang badan anak dan obesitas pada populasi
dibuktikan dengan: meningkat dari 15% menjadi 26% dalam 5
tahun terakhir**
Terbatasnya akses Sekolah tidak memiliki kebijakan Tidak ada pilihan makanan/ minuman
terhadap makanan (NB-3.2) untuk menerapkan penyedian sehat yang disediakan di kantin sekolah*.
terkait dengan: makanan sehat di kantin sekolah*  
38
  yang dibuktikan dengan:
Langkah 3. Intervensi Gizi
Intervensi pada
Masyarakat
Intervensi gizi berfokus
pada promosi kesehatan
dan mencegah penyakit
yang dirancang atau
direncanakan untuk
merubah kondisi
sebelumnya yang
berkaitan dengan
perilaku masyarakat,
lingkungan dan
kebijakan.
39
Bagaimana Cara Menentukan sebuah
Intervensi Gizi
 Pemilihan Intervensi Gizi berdasarkan Diagnosis Gizi dan
Etiologinya
 Strategi Intervensi Gizi dipilih dengan tujuan untuk merubah
asupan gizi, pengetahuan dan perilaku terkait gizi, kondisi
lingkungan atau akses pada pelayanan/ asuhan yg mendukung
 Tujuan intervensi Gizi yg ditetapkan dpt digunakan sebagai basis
untuk memonitor perkembangan dan mengukur outcome
 FOKUS pada isu yang akan ditangani  berupa aksi/kegiatan &
menggunakan sumber-sumber daya yang ada

40
HUBUNGAN INTERVENSI GIZI DENGAN
DIAGNOSIS GIZI

PENGKAJIAN
ULANG MONEV
DIAGNOSIS INTERVENSI
PENGKAJIAN GIZI GIZI GIZI
GIZI *

PROBLEM ETIOLOGI TANDA DAN GEJALA


PES (What) (Why) (How do I know?)
Statement
 Problem merupakan dasar untuk menetapkan tujuan intervensi
 Etiologi merupakan penyebab / faktor yang mempunyai kontribusi terjadinya masalah,
sebagai penentu dalam menetapkan strategi intervensi. Bila Etiologi teratasi, diharapkan
Problem terpecahkan
 Apabila Etiologi tidak bisa dikoreksi dengan Intervensi Gizi, maka Intervensi yang dipilih untuk
meminimalkan tanda dan gejala* 41
CONTOH ETIOLOGI DASAR
INTERVENSI
DIAGNOSIS GIZI INTERVENSI
Tujuan yang
Kelebihan asupan Tujuan : Menurunkan asupan spesifik dan
P karbohidrat KH 20 % dari hasil kajian dapat diukur
asupan
Kurangnya pengetahuan Strategi : Edukasi gizi tentang Strategi utk
mengenai asupan KH jumlah, jenis dan waktu makan mengatasi
E
yang sesuai makanan sumber karbohidrat akar
masalah
Asupan KH 120% dari Rencana Monev :
kebutuhan, Hiperglikemia Asupan makan Tujuan
S (GDP 200 mg/dL, HbA1c Kadar GDP dan HbA1c intervensi
sebagai
8,5%)
basis monev
42
Contoh Etiologi Tidak Dapat Dikoreksi dengan Intervensi Gizi

DIAGNOSIS GIZI INTERVENSI Tujuan


intervensi :
P Gangguan menelan Tujuan : Meningkatkan asupan
mengurangi
makan 50% dampak kesulitan
Strategi : menelan, yg dpt
Tidak dapat dikoreksi oleh tenaga diukur yaitu
gizi asupan makan
Komplikasi post
E Yg dpt dilakukan adalah strategi Strategi intervensi
stroke
pemberian makan modifikasi : Tidak pada
bentuk, frekuensi, jadwal makan menghilangkan
dan bantuan saat makan etiologi
 Asupan makan 0% Rencana Monev :
 Hasil tes menelan, Asupan makan Tujuan intervensi
S sebagai basis
keluhan tersedak Laporan tes menelan (FEES)
monev
pada saat makan
43
KATEGORI/STRATEGI INTERVENSI GIZI -
TERMINOLOGI

IDNT, 2018
Pemberian Makanan dan/ Zat Gizi
pada Individu
• Preskripsi Diet adalah Pernyataan singkat mengenai
anjuran asupan energi dan atau zat gizi atau
makanan tertentu untuk pasien secara individual
berdasarkan standar rujukan, pedoman, kondisi
pasien dan diagnosis gizi
• Penetapan preskripsi diet dapat dilakukan pada
pelayanan gizi rawat inap di Puskesmas rawat inap
• Penetapan preskripsi diet pada pasien rawat jalan
menjadi bahan edukasi gizi (termasuk syarat dan
prinsip diet)

45
Contoh Preskripsi Diet

Contoh Preskripsi Diet :


Komponen Preskripsi Diet:
Jenis diet dan jumlah: DM 1700
Kebutuhan energi
Komposisi zat gizi makro & mikro Kkal
Jenis diet Bentuk lunak (Bubur)
Bentuk makanan Frekuensi 3 kali makan dan 2 kali
Frekuensi makan selingan
Rute pemberian : Oral
Rute pemberian

46
Pemberian Makanan dan/ Zat Gizi pada Masyarakat

47
Komponen
EDUKASI (E)
Edukasi
Pengertian
Proses memberikan instruksi
dan latihan bagi pasien/ klien
untuk meningkatkan
pengetahuan dan keterampilan E.1 E.2
dalam mengatur dan KONTEN/MATERI APLIKATIF
memodifikasi makanan, memilih
aktivitas fisik terkait gizi serta Meningkatkan Meningkatkan
memelihara dan meningkatkan pengetahuan pemahaman dan
perilaku hidup sehat. keterampilan

48
Konseling Gizi

Pengertian Tujuan Sasaran

Sebuah dukungan
kegiatan kolaborasi Membantu klien
antara konselor dan klien mengidentifikasi dan
untuk menetapkan menganalisis masalah Individu
pilihan makanan bergizi, memberikan alternatif
aktivitas, menetapkan pemecahan masalah
tujuan untuk mengatasi
membimbing
masalah gizi dan kemandirian mengatasi
meningkatkan status masalah
kesehatan.
49
Perbedaan Edukasi Gizi & Konseling Gizi

EDUKASI GIZI KONSELING GIZI


Transfer Ilmu pengetahuan Perubahan sikap dan perilaku
Menyusun edukasi ttg pengetahuan Fokus pd perilaku dan lingkungan
yang kurang secara spesifik (sesuai yang mendasari identifikasi
PES) terjadinya etiologi (dlm Diagnosis
Gizi / PES)
Vertikal yaitu kedudukan konsultan Horisontal yaitu kedudukan klien dan
lebih tinggi dari klien. konselor sejajar.
Yang dihadapi konsultan adalah Yang dihadapi konselor adalah klien
masalah klien

50
Koordinasi Asuhan Gizi

1. Melakukan rujukan, koordinasi dengan tenaga kesehatan lainnya, pihak,


instansi atau dinas lainnya yang dapat mendukung perbaikan gizi

2. Menghentikan asuhan atau merujuk / memindahkan asuhan ke fasilitas


pelayanan kesehatan lainnya misal merujuk ke Puskesmas/ program gizi

3. Kolaborasi dan koordinasi di Puskesmas dapat berupa:


- Lintas Program Puskesmas
- Lintas Sektor

51
Kolaborasi LP/LS dalam Penyelenggaraan Program Gizi
di Puskesmas
Tenaga Gizi Dokter (DPJP) Bidan Perawat Farmasi Sanitarian Tenaga Lab

1. Berkolaborasi dengan lintas Berkolaborasi dengan 1. Melakukan skrining 1. Melakukan skrining 1. Menyusun perencanaan Berkolaborasi dengan Melaporkan
program terkait temuan tenaga gizi dalam awal terhadap target awal terhadap target suplementasi gizi dokter dan petugas gizi temuan hasil lab
kasus dan penanganan menetapkan : sasaran yang menjadi sasaran yang menjadi berdasarkan perhitungan dalam identifikasi tertentu pada
masalah. 1.Rencana intervensi tanggung jawabnya tanggung jawabnya: petugas gizi sesuai penyebab masalah gizi forum lokakarya
2. Berkolaborasi dalam masalah gizi pada semua USILA, KESJOR, prosedur yang berlaku tertentu yang mini:
mendiagnosis masalah gizi sasaran 2. Merujuk temuan UKK, UKS, UKGS, 2. Menerima dan berhubungan dengan Anemia ibu hamil,
dengan dokter, dokter gigi 2.Preksripsi diet awal masalah kesehatan Upaya Kesehatan mendistribusi-kan kondisi sanitasi yang infeksi kecacingan,
sesuai dengan langkah- (order diet awal) kepada dokter dan Tradisional Empiris. suplementasi gizi tepat buruk (ketersediaan air DM, TB, Malaria.
langkah terhadap sasaran 3.Preskripsi diet definitif masalah gizi kepada waktu sesuai kebutuhan minum, sanitasi yang
program 4.Memberikan edukasi tenaga gizi di 2. Merujuk temuan 3. Memperhatikan cadangan buruk,
3. Menyusun rencana intervensi kepada sasaran program puskesmas masalah kesehatan minimal suplementasi gizi ketidakketersediaan
masalah dangan semua dalam upaya promotif, kepada dokter dan 4. Menjaga kualitas dengan jamban)
lintas program di puskesmas preventif, dan rehabilitatif 3. Melakukan masalah gizi kepada prosedur penyimpanan
4. Berkolaborasi dengan lintas gizi sesuai kebutuhan. pemantauan tenaga gizi di yang baik
program terkait penyeleng- 5.Berkolaborasi dengan pelayanan dan hasil puskesmas 5. Menyusun laporan
garaan pelayanaan gizi pada penanggung jawab dan serta penyusunan ketersediaan
semua target sasaran pelaksana program terkait rencana tindak lanjut 3. Melakukan bahansuplementasi secara
5. Melakukan pengawasan (KIA, PTM, PM, UKS, pemantauan periodik sesuai ketentuan
pengendalian dan penilaian MTBS, sanitarian) dalam pelayanan dan hasil
terhadap kinerja dan hasil pemantauan pelayanan serta penyusunan
penyeleng-garaan program gizi pada target sasaran rencana tindak lanjut
gizi terintegrasi dengan
lintas program
6. Melalui kepala puskesmas
berkolaborasi dengan lintas
sektor terkait upaya
penanganan gizi

Penanggung jawab kolaborasi LP/LS dalam penyelenggaraan program gizi di puskesmas, untuk pelayanan gizi perseorangan adalah
Dokter Penanggung Jawab Pasien (DPJP), sedangkan untuk pelayanan gizi di masyarakat adalah Kepala Puskesmas.
Intervensi Berfokus pada Kelompok/Masyarakat

1. Model dan desain intervensi gizi pada populasi


2. Strategi intervensi gizi
3. Implementasi intervensi berbasis populasi dan
masyarakat
4. Keterlibatan lintas sektor

IDNT, 2018

53
Intervensi Berfokus pada Kelompok/Masyarakat

1. Model dan desain intervensi gizi pada populasi

54
Intervensi Berfokus pada Kelompok/Masyarakat

2. Strategi intervensi gizi

55
Intervensi Berfokus pada Kelompok/Masyarakat

3. Implementasi intervensi berbasis populasi dan masyarakat

56
Intervensi Berfokus pada Kelompok/Masyarakat

4. Keterlibatan lintas sektor

57
Langkah 4. Monitoring dan Evaluasi

TUJUAN:
•Untuk melihat perkembangan dan pencapaian tujuan yang diharapkan.
•Monitoring dan evaluasi gizi mengidentifikasi outcome yang
berhubungan dengan diagnosis dan tujuan intervensi gizi yang
direncanakan.
•Kajian gizi yang lebih spesifik dapat dilakukan dengan membandingkan
outcome dengan status gizi sebelumnya dan tujuan intervensi.
•Secara umum, ini bertujuan untuk menilai efektivitas intervensi yang
dilakukan oleh tenaga gizi.

58
59
Perbedaan Domain

ASESMEN MONEV

1. Riwayat klien 1. Riwayat terkait gizi dan


2. Riwayat terkait gizi dan makanan
makanan 2. Data biokimia / tes
3. Data biokimia / tes medis / prosedur
medis / prosedur 3. Data fisik terkait gizi
4. Data fisik terkait gizi 4. Data antropometri
5. Data antropometri

60
Hubungan Pengkajian, Diagnosis, Intervensi &
Monitoring Evaluasi Gizi

PENGKAJIAN DIAGNOSIS INTERVENSI MONEV


GIZI GIZI GIZI GIZI

Kemungkinan Tidak ada


ada masalah masalah
gizi lain gizi lain

Pengkajian
ulang gizi

61
3 KOMPONEN MONEV GIZI
3 KOMPONEN MONEV GIZI

62
Tahapan Outcome Asuhan Gizi dan Outcome Pelayanan
Kesehatan
Perubahan Pengetahuan, Keyakinan/ Sikap/ Perilaku, Akses dan
Lingkungan
Perubahan
Peningkatan tanda dan
asupan gejala
makanan

Outcome Asuhan Gizi Outcome Pelayanan Kesehatan


63
4. KESIMPULAN
64
KESIMPULAN (1)

• Proses Asuhan Gizi (PAG) merupakan metode pemecahan masalah gizi


menggunakan cara berfikir kritis dengan proses dan Bahasa terstandar

• Proses dan Bahasa terstandar: Pengkajian Gizi, Diagnosis Gizi, Intervensi


Gizi, serta Monitoring dan Evaluasi Gizi

• Fokus PAG pada Puskesmas: pencegahan penyakit dan promosi kesehatan

• Kata kunci PAG : Masyarakat, kebijakan dan program merupakan fokus dari
gizi masyarakat

65
KESIMPULAN (2)

• Implementasi Proses Asuhan Gizi adalah menghasilkan perubahan


pengetahuan/sikap/perilaku, akses dan lingkungan individu dan masyarakat
dengan outcome peningkatan dan pemeliharaan status gizi yang optimal
(Outcome Asuhan Gizi)

• Status gizi yang optimal (outcome asuhan gizi) diharapkan dapat


meningkatkan status kesehatan dan menurunnya angka kesakitan serta dapat
meningkatkan efisiensi biaya kesehatan, yang pada gilirannya nanti dapat
meningkatkan kualitas hidup individu dan masyarakat (outcome pelayanan
kesehatan)
66
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai