Anda di halaman 1dari 14

HUBUNGAN ANTARA

ILMU DAN AGAMA


M. Fajar Ramadhani U201920
Royhanah Maghfiroh Zain U20192057
Dian Oktaviani U201920
Putri Nur ma’rifah U201920

Kelompok
Kelompok 55
Titik
Titik temu
temu antara
antara ilmu
ilmu dan
dan Agama
Agama
Ilmu dan agama semuanya mengabdi kepada kepentingan umat manusia. Keduanya berkembang
sejalan dengan peradaban manusia, dengan kata lain, ilmu dan agama harus dijalankan sehingga
kehidupan manusia menjadi lebih beradab. Ilmu membuat manusia menjadi lebih rasional,
agama membuat manusia dapat menghargai nilai spiritualitas.
Seseorang dapat menjadi ilmuwan yang handal sekaligus sebagai penganut agama yang taat
dengan tanpa mengalami gangguan secara fisik maupun mental. Bahkan ada kecenderungan
bahwa semakin luas dan mendalam penguasaan seseorang atas ilmu tertentu justru dirinya
merasa semakin kecil dan tidak bermakna apa-apa, sehingga semakin kuat kesadarannya bahwa
ada sesuatu Yang Maha Besar yang menguasai tertib alam semesta, yang segala perintah-Nya
wajib dipatuhi. Walau pun tidak juga tertutup kemungkinan bahwa seseorang, terutama di dunia
Barat, semakin baik penguasaannya atas ilmu membuat dirinya menjadi atheis dan tidak percaya akan
adanya Tuhan.
Perkembangan
Perkembangan hubungan
hubungan antara
antara ilmu
ilmu dan
dan agama
agama
Jika dilihat sejarah peradaban umat manusia, pada mulanya ilmu (dalam bentuknya yang paling awal) dan agama
berkembang bersama, seiring dan sejalan. Manusia di zaman purba banyak menggunakan ritual dan mantera
untuk mencapai berbagai macam tujuan (Liz Greene, dalam Nostradanus: xii). Sejarah ilmu (Mason, 1962: 1)
menunjukkan bahwa peradaban Babilonia, Mesir, India dan Cina kuno telah mengembangkan prototipe ilmu, yang
dilakukan
oleh para pendeta. Para pendeta, tentunya, adalah pemuka masyarakatyang menjadi panutan dalam banyak hal,
baik berkaitan dengan soal duniawi maupun soal spiritual. Mereka, selain menjadi pemimpin dalam ritual
keagamaan juga menangani soal pengobatan. Ilmu awal erat berhubungan dengan: doa, mantra, dan ramuan obat,
sehingga dapat dikatakan bahwa ilmu yang paling awal adalah ilmu pengobatan. Peran para pendeta lebih jelas lagi
ketika mereka harus menemukan huruf sebagai sarana untuk mengingat dan mewariskan pengetahuan ke generasi
yang berikutnya. Penemuan huruf membuat pengetahuan menjadi dikenal secara lebih massal. Ilmu dan agama
merupakan prestasi manusiawi, yang pada hakikatnya, muncul dari semangat yang sama—agar manusia dapat survive.
Dengan kata lain, ilmu dan agama lahir karena kebutuhan, yaitu untuk menjawab berbagai macam tantangan yang
selalu dihadapi manusia dalam eksistensinya. Manusia ketika dilahirkan dalam keadaan yang lemah dan tidak
berdaya, sekali pun demikian, di dalam dirinya memiliki bakat untuk mengembangkan akal-pikiran yang akan
menuntunnya mengarungi kehidupan. Ilmu dan agama merupakan cara yang dimiliki manusia untuk mengenali misteri
kebenaran dan kenyataan di dalam struktur pengetahuan yang lebih luas.
Hubungan Antara Ilmu
dan Moral
Meliputi titik temu antar keduanya dan perkembangan hubungan antara ilmu
dan moral
Perkembangan dan kemajuan ilmu pengetahuan telah menciptakan
berbagai bentuk kemudahan bagi manusia. Perkembangannya
Titik
Titik temu
temu antara
antara ilmu
ilmu tidak pernah terlepas dari ketersinggungannya dengan berbagai
dan
dan moral
moral masalah moral. Baik atau buruknya ilmu, sangat dipengaruhi oleh
kebaikan atau keburukan moral  para penggunanya.
Peledakan bom atom di Hiroshima dan Nagasaki oleh Amerika
Serikat, merupakan sebuah contoh penyalahgunaan ilmu
pengetahuan dan teknologi yang sudah maju pada zamannya.
Perkembangan
Perkembangan hubungan
hubungan antara
antara ilmu
ilmu dan
dan moral
moral

Sebenarnya sejak pertumbuhannya ilmu sudah terkait dengan masalah-masalah moral namun dalam perspektif yang
berbeda. Capernicus (1473-1543) mengajukan teorinya tentang kesemestaan alam dan menemukan bahwa “bumi yang
berputar mengelilingi matahari” sementara ajaran agama menilai sebaliknya, maka timbullah interaksi antara ilmu dengan
moral yang berkonotasi metafisik, sedangkan di pihak lain, terdapat keinginan agar ilmu mendasarkan kepada
pernyataan pernyataan yang terdapat dalam ajaran-ajaran di luar bidang keilmuan, di antaranya agama.
para ilmuwan berjuang untuk menegakkan ilmu yang berdasarkan penafsiran alam sebagaimana adanya dengan
semboyan: Ilmu yang Bebas Nilai, setelah pertarungan itulah ilmuwan mendapatkan kemenangan dengan memperoleh
dengan keotonomian ilmu. Artinya kebebasan dalam melakukan penelitiannya dalam rangka mempelajari alam
sebagaimana adanya.
Ketika ilmu dapat mengembangkan dirinya, dirinya baik dalam bentuk abstrak maupun kongkret seperti teknologi,
kemudian timbul pertanyaan, bagaimana dengan teknologi yang mengakibatkan ekses yang negatif terhadap masyarakat?
Para ilmuwan terbagi ke dalam dua golongan pendapat. Golongan pertama menginginkan
bahwa ilmu harus bersifat netral terhadap nilai nilai baik itu secara ontologis maupun aksiologis.
Dalam hal ini tugas ilmuwan adalah menemukan pengetahuan dan terserah kepada orang lain
untuk tujuan yang baik, ataukah dipergunakan untuk tujuan yang buruk
Golongan kedua sebaliknya berpendapat bahwa netralitas ilmu terhadap nilai-nilai hanyalah
terbatas pada metafisik keilmuan, sedangkan dalam penggunaannya, bahkan pemilihan objek
penelitian, maka kegiatan keilmuan haruslah berlandaskan asas-asas moral.
Golongan pertama melanjutkan tradisi kenetralan ilmu secara total seperti pada waktu era
Galileo sedangkan golongan kedua mencoba menyesuaikan kenetralan ilmu secara pragmatis
berdasarkan perkembangan ilmu dan masyarakat.
Hubungan Antara Ilmu
dan Kebudayaan
Meliputi titik temu antar keduanya dan perkembangan hubungan antara
ilmu dan Kebudayaan
Pengertian
Pengertian kebudayaan
kebudayaan

Kebudayaan didefinisikan untuk pertama kali oleh E.B Taylor pada tahun 1871, dimana
kebudayaan diartikan sebagai keseluruhan yang mencakup pengetahuan, kepercayaan, seni,
moral, hukum, adat serta kemampuan dan kebiasaan lainnya yang diperoleh manusia
sebagai anggota masyarakat.
Kebudayaan dikenal karena adanya hasil-hasil atau unsur-unsurnya. Unsur-unsur
kebudayaan terus menerus bertambah seiring dengan perkembangan hidup dan kehidupan.
Manusia mengembangkan
kebudayaan; kebudayaan berkembang karena manusia.
Kedudukan
Kedudukan ilmu
ilmu dalam
dalam perkembangan
perkembangan kebudayaan
kebudayaan
Sistem pengetahuan merupakan salah satu unsure dari kebudayaan, (Koentjoroningrat)
kebudayaan meliputi pengetahuan, kepercayaan, seni, moral, hukum, adat serta
kemampuan dan kebiasaan lainnya yang diperoleh manusia sebagai aanngota
masyakat (Suriasumantri), dari sinilah unsur ilmu dan kebudayaan mempunyai nilai
yang sama. Dengan demikian ilmu
itu sendiri merupakan bagian dari kebudayaan. Ilmu dan kebudayaaan mempunyai
hubungan yang saling mempengaruhi dan saling tergantung. Pada satu pihak
perkembangan ilmu dalam satu masyarakat tergantung dari kondisi kebudayaan
masyarakat tesebut, dan juga perkembangan ilmu akan mempengaruhi berkembangnya
kebudaayaan masyarakat. Sumbangan ilmu terhadap kebudayaan adalah pada nilai yang
terkandung dalam ilmu, yakni tentang etika, estetika dan logika. Ilmu merupakan
sumber nilai dan tata hidup, baik bagi perkembangn kepribadian secara individual
maupun pengembangan masyarakat secara kolektif
TANGGUNG JAWAB ILMUWAN
Ilmuwan sebagai manusia yang diberi kemampuan merenung dan menggunakan pikirannya memiliki beberapa tanggung jawab
terhadap masa depan kehidupan manusia, diantaranya adalah:

1. Tanggung jawab professional terhadap dirinya sendiri, sesama ilmuwan dan masyarakat, yaitu menjamin kebenaran dan
keterandalan pernyataan pernyataan ilmiah yang dibuatnyasecara formal. Agar semua pernyataan ilmiah yang dibuatnya selalu
benar dan memberikan tanggapan apabila ia merasa ada pernyataan ilmiah yang dibuat ilmuwan lain yang tidak benar.
2. Tanggung jawab sosial, yakni tanggung jawab ilmuwan terhadap masyarakat yang menyangkut asas moral dan etika.

Ilmuwan harus memiliki dasar moral yang kuat sehingga nantinya dalam proses menemukan kebenaran secara ilmiah mempunyai
implikasi yang etis bagi seorang ilmuwan, mengimplemaentasikan keputusan serta pengawasan dan evaluasi dilakukan atas
kepentingan orang banyak, bukan untuk kepentingan pribadinya atau sesaat.

Ilmuwan juga memiliki kewajiban moral untuk memberi contoh (objektif, terbuka, menerima kritik, menrima pendapat orang lain,
kukuh dalam pendirian yang dianggapnya benar, beranimengakui kesalahan) dan mampu menegakkan kebenaran sehingga ilmu
yang dikembangkan dengan mempertimbangkan tanggung jawab moralnya sebagai seorang ilmuwan dapat memberikan
kemaslahatan bagi umat manusia dan secara integral tetap menjaga keberlangsungan kehidupan lingkungan di sekitarnya dan
dapat terjaganya keseimbangan ekologis.
Ilmuwan merupakan profesi gelar atau
capaian professional yang diberikan
masyarakat kepada seorang yang
mengabdikan dirinya pada kegiatan ilmiah
dalam rangka mendapatkan pemahaman
Tugas
Tugas dan
dan yang lebih komprehesif tentang alam
kedudukan
kedudukan semesta termasuk fenomena fisika
matematis dan kehidupan sosial
ilmuwan
ilmuwan Tugas seorang ilmuwan adalah memperluas
wawasan teoritis dan keterbukaannya
kepada kemungkinan dan penemuan baru
dalam bidang ahlinya.

Orang yang mengembangkan ilmu berada


dalam puncak piramida kegiatan pendidikan.
Peran
Peran ilmuwan
ilmuwan dalam
dalam kehidupan
kehidupan sosial
sosial dan
dan bangsa
bangsa bangsa
bangsa
Berdasarkan teori Talcott Person tindakan manusia selalu dimonitor oleh sistem sosial, sistem budaya, dan
di luar keduanya itu yang disebutnya dengan ultimate reality. Sistem sosial kaya dengan energi, sedangkan
sistem budaya lebih banyak mengandung informasi. Hal ini berarti bahwa segala tindakan manusia selalu
memperhatikan sistem budaya yang kaya dengan aturan, norma, dan larangan. Manusia harus bertanggung
jawab terhadap apa yang telah diperbuat olehnya. Tanggung jawab seorang ilmuwan bukan saja dalam arti
normatif, melainkan juga dalam arti kedudukan manusia itu di antara manusia-manusia lain. (Conny R.
Semiawan, 1988)
Maka dari itu sudah menjadi tanggung jawab sosial ilmuwan untuk mengetahui masalah sosial dan cara
penyelesaian permasalahan sosial, seorang ilmuwan harus mampu mengidentifikasi kemungkinan permasalahan
sosial yang akan berkembang berdasarkan permasalahan sosial yang sering terjadi di masyarakat.
Dengan demikian seorang ilmuwan harus peka terhadap konsekuensi-konsekuensi etis ilmunya. Sebab dialah
satu-satunya orang yang dapat mengikuti dari dekat perkembanganperkembangan yang kongkret. Tanggung
jawab moral dan sosial seorang ilmuwan tidak dapat terlepas dari integritas ilmuwan tersebut, karena seorang
ilmuwan sejati memiliki ciri integritas yang tinggi dan rasa keterlibatan dan tanggung jawab yang menyeluruh
terhadap pekerjaan yang digelutinya, disamping itu juga harus ulet, jujur, hendaknya dibina dan dipertahankan.
Thanks !
Atas perhatiannya, kami menyadari bahwa ppt ini jauh dari
sempurna, kurang lebihnya kami mohon maaf. Terima kasih.

Anda mungkin juga menyukai