Anda di halaman 1dari 11

Sifat

koligatif
larutan

ANGGOTA KELOMPOK
Hardianti Nursyahfitriani (196121) Aep Saefuddin (19612155)
Ahmad Ramadhani(196121) Alfina Fairuzah (19612156)
Farid Halim Nurachim(196121) Marlina (19612157)
OUTLINE.
Tujuan Percobaan
Pendahuluan
Jenis Sampel
Metode Kerja
Hasil dan Pembahasan
Kesimpulan
Saran
Tujuan Percobaan
 Mahasiswa dapat menentukan berat molekul suatu zat
berdasarkan titik bekunya dan titik didihnya dengan benar.

 Mahasiswa dapat memahami penurunan titik beku larutan dan


kenaikan titik didih larutan sebagai sifat koligatif larutan
dengan baik.

Naphthalene
 Mahasiswa mampu menjelaskan, menghitung dan
menyebutkan contoh sifat koligatif larutan dengan benar.
Pendahuluan Sifat Koligatif Larutan

Dibedakan Menjadi Terdiri Dari

Non Elektrolit
Penurunan
Kenaikan
Tekanan
Titik Didih
Uap
Eletrolit
Sifat koligatif larutan elektrolit memliki nilai yang lebih
besar daripada sifat koligatif larutan non elektrolit. Penurunan Tekanan
Banyaknya partikel zat terlarut hasil  Titik Beku Osmosis
reaksi ionisasi larutan elektrolit dirumuskan
dalam faktor Van't Hoff (i).

Sifat koligatif larutan : Sifat larutan yang tidak bergantung pada macamnya zat terlarut tetapi semata mata
hanya ditentukan oleh banyaknya zat terlarut (konsentrasi zat terlarut).
Jenis Sampel

Asam asetat glasial Naftalena (C8H10)


Air(H2O) Aquades (H2O)
(CH3COOH)

Es (H2O)
Garam dapur (NaCl) Sukrosa (C12H22O11)
Metode Kerja Penentuan bobot molekul
Dari Penurunan titik Beku.

o Dimasukkan es batu dalam gelas beker 500 mL,


Penentuan bobot molekul tambahkan tiga sendok garam dapur lalu
Dari Kenaikan Titik Didih. diaduk
o Dipanaskan 50 gr Aquades
o Dimasukkan 10 mL asam asetat ke dalam
sampai titik didihnya. tabung reaksi dan masukkan dalam rangkaian
o Dipanaskan 50 gr campuran Cara Kerja alat (campuran es)
o Diaduk air dingin dan amati titik beku asam
Aqudes dan sukrosa sampai titik
didihnya asetat tepat saat mulai terbentuk kristal asam
o Dibandingkan Hasil Keduanya. asetat dan dicatat suhunya tiap 15 detik hingga
diperoleh suhu konstan.
o Dilelehkan kristal dalam tabung reaksi tersebut,
lalu ditambahkan naftalena 0,15 g dan diaduk
sampai larut.
o Dimasukkan tabung reaksi dalam campuran
pendingin dengan terus diaduk.
o Ditentukan titik bekunya dan dicatat suhunya
tiap 15 detik sampai suhu konstan

Naphthalene
Hasil danPembahasan
Tabel 1. Penurunan Titik Beku

Tabel 2. Kenaikan titik Didih


Hasil dan Pembahasan
Pada praktikum ini dilakukan penentuan bobot molekul sukrosa berdasarkan kenaikan titik didih
dan penentuan bobot molekul naftalena berdasarkan penurunan titik beku. Proses larutan
mendidih ditandai dengan adanya gelembung-gelembung uap yang terjadi diseluruh bagian
larutan, dan larutan tersebut akan menguap. Pada penentuan titik beku, titik beku diamati tepat
saat mulai terbentuk kristal es dari asam asetat maupun dari campuran asamasetat dan naftalena.
Hal tersebut karena adanya pendinginan maka jarak antar partikel semakin mendekat sehingga
akan terkompres dan terbentuklah kristal es.
Dari tabel diketahui bahwa titik didih larutan sukrosa lebih tinggi dari pelarut murninya (air), hal
ini karena pada larutan ada partikel-partikel zat terlarut yang menghalangi pelarut untuk menguap.
Sehingga untuk membentuk uap dibutuhkan panas yang lebih tinggi. Kenaikan titik didihnya
sebesar 10C. Sedangkan titik beku asam asetat lebih tinggi dari titik beku campuran asam asetat
dan naftalena. Hal ini karena adanya komposisi larutan yang lebih banyak yaitu zat terlarut
didalamnya yang ketika didinginkan butuh suhu yang lebih rendah untuk membeku (membentuk
es). Sedangkan pelarut akan lebih cepat membeku. Penurunan titik bekuny sebesar -2 0C. Minusnya
tersebut menunjukkan bahwa terjadi penurunan titik beku larutan. Berdasarkan tabel terlihat
bahwa semakin lama suhu pelarut dan larutan semakin turun. Hal ini karena adanya penambahan
garam dalam sistem (es) sehingga menurunkan titik bekunya.
Kesimpulan
 Sifat koligatif Larutan adalah sifat larutan yang tidak tergantung pada macam nya
zat terlarut tetapi ditentukan oleh banyaknya zat terlarut (konsentrasi)
 Sifat koligatif larutan ada empat :
 Penurunan Tekanan Uap
 Kenaikan Titik Didih
 Penurunan Titik Beku
 Tekanan Osmosis
 Terjadi kanaikan titik didih larutan karena pada larutan ada partikel-partikel zat terlarut
yang menghalangi pelarut untuk menguap. Sehingga untuk membentuk uap dibutuhkan
panas yang lebih tinggi. Terjadi penurunan titik beku larutan, hal ini karena adanya
komposisi larutan yang lebih banyak yaitu zat terlarut didalamnya dan ketika didinginkan
butuh suhu yang lebih rendah untuk membeku (membentuk es). Sedangkan pelarut akan
lebih cepat membeku.

 Didapatkan Hasil yaitu bobot molekul sukrosa berdasarkan kenaikan titik didih
adalah 4553,79 g/mol sedangkan bobot molekul naftalena berdasarkan
penurunan titik beku adalah 22857.6 g/mol
SARAN

Anda mungkin juga menyukai