Anda di halaman 1dari 23

PENGGUNAAN

INFORMASI AKUNTANSI
UNTUK PENGAMBILAN
KEPUTUSAN JANGKA
PENDEK
KELOMPOK 5

ANGGIE PUTRI RIANTI 12030120220027


WAHYU ALIMIRRUCHI 12030120220033
NITA AYU LESTARI 12030120220039
NENENG MAHIROH 12030120220046
Identifikasi Masalah
Operasi di bawah kapasitas Calon pembeli menawar harga

Identifikasi Alternatif Solusi


Menerima pesanan Menolak pesanan
Informasi
berguna
Pengambilan
Keputusan Identifikasi dan Bandingkan Biaya dan Pendapatan Tiap Alternatif
Menghitung dan membandingkan tambahan pendapatan dan biaya untuk relevansi

Klasifikasi
Biaya
Menilai Dampak Tiap Alternatif
Apakah merusak harga normal produk?

Memilih Alternatif Paling Menguntungkan


Menerima apabila tambahan pendapatan lebih besar dibandingkan tambahan biaya
Sistem Informasi 2
Akuntansi Manajemen
Konsep-Konsep Biaya Dalam Pengambilan
Keputusan Jangka Pendek

Sunk Cost Opportunity Costs Relevant Cost

• Biaya yang sudah • Kesempatan yang • Biaya harus belum


terjadi hilang teradi dan baru akan
• Biaya tidak relevan • Pendapatan / profit yg terjadi
• Tidak dapat hilang • Biaya harus berbeda
dipertimbangkan untuk • Menjadi perhitungan
pengambilan keputusan dalam pengambilan
keputusan
Penerapan Konsep Biaya Relevan
dalam Situasi Tertentu
 SPECIAL
ORDER

 MAKE OR BUY

 KEEP OR DROP

 SELL OR PROCESS
FURTHER

 PENENTUAN
BAURAN PRODUK
DENGAN KENDALA
4
SPECIAL ORDER (PESANAN
KHUSUS)
PT. Serasi Selaras adalah perusahaan yang memproduksi berbagai macam furniture.
Saat ini usaha sedang mengalami kelesuan. Kapasitas produksi saat ini sebesar
100.000 jam mesin , yang terpakai hanya 60.000 jam mesin. Ada seorang pembeli yang
ingin membeli 5.000 buah kursi. Untuk itu dibutuhkan total jam mesin sebanyak 10.000
jam Adapun rincian biayanya adalah sebagai berikut:

Biaya Variabel:
■ Biaya BB (V) Rp 20.000
■ Biaya Overhead (V) Rp 6.000/jam mesin
■ Biaya Buruh langsung (V) Rp 16.000/jam buruh langsung

Biaya Tetap:
■ Biaya overhead (T) Rp 8.000/jam mesin

Tarif overhead tetap dihitung berdasarkan kapasitas mesin 100.000 jam mesin.
Jam buruh langsung untuk membuat satu kursi adalah 15 menit. Selama ini perusahaan
menjual dengan harga Rp.60.000/kursi
SPECIAL ORDER (PESANAN
KHUSUS)
Pertanyaan:
1. Jika pesanan tersebut memberikan penawaran harga sebesar Rp42.000 per kursi,
apakah tawaran tersebut sebaiknya diterima?
2. Apakah pesanan tersebut sebaiknya diterima apabila perusahaan sudah beroperasi
dalam kapasitas penuh?
3. Apakah pesanan tersebut sebaiknya diterima apabila perusahaan sudah
mempergunakan 95.000 jam mesin untuk pesanan reguler.

Pembahasan :

4. Jadi yang menjadi biaya relevan adalah semua biaya variabel. Pertimbangan untuk
menerima pesanan ini adalah apakah biaya pendapatan relevan lebih besar daripada
biaya relevannya.

Pendapatan relevan = Rp42.000 per kursi.


Biaya relevan = Rp20.000 + Rp4.000 + Rp12.000 = Rp36.000.
Karena pendapatan relevan lebih besar dari biaya relevan, maka berdasarkan
pertimbangan kuantitatif maka sebaiknya pesanan tersebut diterima.
SPECIAL ORDER (PESANAN
KHUSUS)
2. Untuk opsi ini, maka perusahaan harus memperbandingkan antara marjin kontribusi yang
diperoleh dari pesanan tersebut apakah lebih besar dengan marjin kontribusi yang dikorbankan
untuk memenuhi pesanan tersebut.
Marjin konstribusi pesanan = Rp42.000 – Rp36.000 = Rp6.000
Marjin konstribusi penjualan reguler = Rp60.000 – Rp36.000 = Rp24.000

Karena marjin kontribusi pesanan < marjin kontribusi penjualan reguler, maka sebaiknya
pesanan tersebut ditolak.

3. Dalam kondisi seperti ini, maka perusahaan memiliki kapasitas menganggur sebanyak 5.000
jam, namun yang yang dibutuhkan untuk memproses semua pesanan adalah 10.000 jam. jika
perusahaan menerima pesanan tersebut, maka
Marjin konstribusi yang diperoleh = (Rp42.000 – Rp36.000) × 5.000 kursi =
Rp30.000.000.
Marjin konstribusi yang harus dikorbankan = (Rp60.000 _Rp36.000) × 2.500 =
Rp60.000.000.
Karena marjin konstribusi yang harus dikorbankan > total marjin kontribusi yang akan
diterima dari pesanan itu, maka sebaiknya pesanan tersebut ditolak.
Perhitungan kuantitatif bukan merupakan satu-satunya faktor yang harus
dipertimbangkan, namun faktor kualitatif juga perlu dipertimbangkan
MAKE OR BUY (MEMBUAT
SENDIRI / MEMBELI DARI LUAR)
PT Indah adalah perusahaan yang memproduksi kipas angin. Selama ini perusahaan
memproduksi pisau kipas angin di dalam perusahaan itu sendiri. Biaya untuk membuat
pisau kipas angin adalah:
Biaya bahan baku mentah langsung Rp10.000/pisau

Biaya buruh langsung Rp6.000/jam buruh langsung


Biaya overhead pabrik variabel Rp4.000/jam buruh langsung
Waktu yang diperlukan per 1 unit pisau 10 menit
Biaya sewa mesin Rp100.000.000/tahun
Biaya Penyusutan Pabrik Rp40.000.000/tahun
Jumlah produksi pisau 20.000/tahun

Saat ini terdapat pemasok dari luar perusahaan yang menawarkan untuk memasok pisau
dengan harga Rp17.000 per pisau. Apakah sebaiknya perusahaan tetap memproduksi pisau
didalam perusahaan atau membelinya dari luar?
MAKE OR BUY (MEMBUAT
SENDIRI / MEMBELI DARI LUAR)

Biaya yang relevan  Rp11.000/pisau


Biaya sewa mesin (Rp.100.000.000/tahun)  Rp 5.000/pisau

Total biaya relevan  Rp16.000/pisau

dengan demikian biaya relevan per pisau adalah Rp16.000 per pisau.
Jika dibandingkan dengan penawaran dari pemasok luar, maka opsi
memproduksi sendiri masih lebih murah.
KEEP OR DROP
(MEMPERTAHANKAN /
MENGHENTIKAN )
PT. Bagus Hijau memproduksi dan menjual 3 jenis produk, yaitu produk A, B, dan C. Hasil
kinerja perusahaan pada tahun 2014 adalah :

Produk C mengalami kerugian, apakah produk C akan dipertahankan atau dihentikan?


KEEP OR DROP
(MEMPERTAHANKAN /
MENGHENTIKAN )

Jika produk C dihentikan  Profit Perusahaan berkurang


SELL OR PROCESS FUTHER (LANGSUNG
DIJUAL/DIPROSES LEBIH LANJUT)
PT. KIMIA RUMIT adalah perusahaan yang memproduksi bahan-bahan kimia. Joint cost yang
dikeluarkan Rp. 100.000.000. Berikut info terkait produk mereka :
A B C
Unit yang diproduksi (kg) 3.000 4.000 4.000

Harga Jual (Rp/kg) 20.000 15.000 10.000

Produk A  produk A1.


Biaya untuk memproses lebih lanjut = Rp 2.000 per kg,
Harga jual produk A1 adalah = Rp 23.000 per kg.
Apakah produk A lebih baik diproses lebih lanjut atau langsung dijual pada titik split-off?

Jawab : Jika produk A diproses lebih lanjut, maka akan ada penambahan pendapatan
sebesar Rp 3.000 per kg, sedangkan pertambahan biaya adalah Rp 2.000 per kg.
Karena pertambahan pendapatan > pertambahan biaya, maka produk A sebaiknya
diproses lebih lanjut menjadi produk A1
PENENTUAN BAURAN PRODUK DENGAN
KENDALA
PT. CAHAYA GELAP memproduksi 3 jenis produk, yaitu produk A1, A2, dan A3. Kapasitas produksi
perusahaan 18.000 menit/tahun. Informasi yang berkaitan dengan masing-masing produk adalah:

A1 A2 A3
Harga jual per unit (Rp) 10.000 8.000 7.000
Biaya Variabel per unit (Rp) 5.000 4.000 3.500
Marjin Kontribusi per unit (Rp) 5.000 4.000 3.500

Permintaan Pasar (Unit) 1.000 2.000 3.000


Waktu Produksi per Unit (Menit) 10 4 2
Marjin Kontribusi per Menit (Rp) 500 1.000 1.750

Prioritas pemilihan produk  Marjin konstribusi per menit tertinggi

Total maksimal marjin kontribusi yang dapat diperoleh perusahaan adalah Rp 10.500.000
untuk produk A3, Rp 8.000.000 untuk produk A2 , dan Rp 2.000.000 untuk produk A1,
dengan total marjin kontribusi sebesar Rp 20.500.000.
Pengambilan Keputusan Jangka
Pendek dengan
Activity Based Costing

Flexible Resources

Committed Resources
Contoh Soal:
Darjiman adalah Presiden Direktur dari PT Jelas Cermat yang bergerak dibidang usaha pembuatan kacamata.
Selama ini, perusahaan dipercaya banyak perusahaan asing, seperti Radenstock, Buacroc, dan lain-lainnya untuk
meproduksi kacamata bagi mereka. Belakangan ini, karena tingkat persaingan yang ketat dari negara-negara
tetangga seperti Vietnam dan China, ditambah lagi dengan semakin tingginya upah buruh, menyebabkan perusahaan
tersebut mulai kehilangan cukup banyak order. Ditengah kelesuan perusahaan tersebut, ada pesanan dari PT
Opportunis sebanyak 10.000 kacamata dengan harga Rp325.000 per kacamata. Pesanan ini nantinya akan dijual
oleh PT Oportunis kenegara-negara Afrika. Pesanan ini bukan merupakan pesanan reguler, dan hanya merupakan
satu kali pemesanan. PT Jelas Cermat telah menerapkan sistem Activity Based Costing, dan ingin mempergunakan
sistem tersebut untuk menganalisis kelayakan pesanan ini. Informasi yang tersedia untuk memproduksi 10.000
kacamata tersebut adalah:
Bahan mentah Rp 12.000 X 10.000 rangka kacamata
langsung = Rp 120.000.000
Sumberdaya
Fleksibel
Rp 20.000 X 5.000 jam buruh langsung
Buruh langsung = Rp 100.000.000

Rp 120.000 X 80
Set-Up = Rp 9.600.000

Sumberdaya
Fleksibel dan Rp 80.000 X 800
Sumberdaya Inspeksi = Rp 6.400.000
Committed

Pembuatan Rp 3.000 X 6.000 jam mesin


Kacamata = Rp 18.000.000

+
TOTAL BIAYA FLEKSIBEL Rp 254.000.000
Untuk memenuhi pesanan diperlukan penambahan sebagai berikut:
- Set-Up = 50 jam = Rp 20.000.000
- Inspeksi = 2.000 jam = Rp 20.000.000
+
TOTAL Rp 40.000.000
TAMBAHAN BIAYA
COMMITTED

Total biaya untuk memenuhi pesanan = Biaya Fleksibel + Biaya Committed


= Rp 254.000.000+ Rp 40.000.000
= Rp 294.000.000 (Rp 294.000/kacamata)
TEORI KENDALA
(THEORY OF CONSTRAINT)
Kendala
Internal
Kendala yang
Dihadapi
Kendala
Eksternal

Ada lima langkah yang harus diterapkan dalam konsep ini, yaitu:
1) Tentukan kendala yang dihadapi perusahaan
2) Manfaatkan (exploit) kendala tersebut dengan semaksimal mungkin
3) Semua keputusan-keputusan lain harus disesuaikan dengan keputusan yang
terkait dengan kendala tersebut
4) Meningkatkan hal yang terkendala
5) Jika kendala sudah terpecahkan, maka kembali lagi pada langkah pertama
Contoh soal:
PT Cemara Tinggi adalah perusahaan yang memproduksi tiga jenis produk, yaitu produk ABC, DEF, dan GHI.
Proses produksi untuk ketiga produk tersebut dilakukan melalui lima buah mesin. Informasi yang berkaitan dengan
produk dan mesin tersebut adalah:

Kapasitas produksi yang dimiliki perusahaan adalah untuk mesin 1 – 15.000 menit, mesin 2 – 12.000 menit, mesin 3
– 8.000 menit, mesin 4 – 15.000 menit, dan mesin 5 – 12.000 menit. Aplikasikan soal ini dalam lima tahap penerapan
theory of constraint
Jawaban:
Hasil perhitungan antara waktu yang dibutuhkan dengan waktu yang tersedia dapat dilihat

1. pada tabel berikut ini:

Kendala Internal

2. Throughput per menit:


ABC = Rp 4.000/12 menit = Rp 333,33
DEF = Rp 5.000/6 menit = Rp 833,33
GHI = Rp 7.000/4 menit = Rp 1.750 Prioritas utama

Total throughput maksimal :


(Rp 4.000 X 650) + (Rp 5.000 X 500) + (Rp 7.000 X 300) = Rp 7.200.000
Konsep
DBR Mesin 2 menjadi irama penentu kerja

3. (drum) untuk mesin 3,4, dan 5

Mesin 2 menjadi tali (rope) yang


dipergunakan untuk membatasi produksi
mesin 1

4. Perusahaan meningkatkan kapasitas mesin 2, apakah melalui


lembur, outsourcing, atau bahkan penambahan mesin baru.

5. Kendala yang dihadapi perusahaan tidak ada akhirnya, maka perusahaan harus mulai
melakukan langkah pertama lagi.
TERIMA KASIH
QQ&&AA
1.
1.
2.
2.
3.
3.

Anda mungkin juga menyukai