5 Sapaan Populer Sampurasun, sendiri dalam Bahasa Indonesia artinya permisi, dapat menjawab ucapan 'sampurasun' dengan kata 'rampés' yang artinya dimaafkan Masih mirip dengan 'sampurasun', 'punten' juga memiliki arti permisi. Namun, saat yang tepat untuk mengucapkan kata 'punten' yaitu ketika kamu lewat di depan orang ‘Wilujeng' kata yang artinya selamat ‘Kumaha damang?' yang artinya apa kabar? Apabila sudah akrab dapat diganti dengan 'kumaha cageur?,' artinya sama, dapat juga disingkat dengan menghilangkan kata "kumaha”-nya menjadi 'damang?' atau 'cageur?‘mendapatkan jawaban 'saé, sawalerna?' atau 'saé, samulihna?' artinya baik, (sebaliknya) kamu apa kabar? Ketika berjumpa dengan temanmu yang sudah benar-benar akrab atau biasa bertemu sehari-hari, kamu bisa menyapanya dengan kata sapaan santai bentuk pertanyaan, seperti 'kamana euy?' (kemana bro?, 'ti mana Lex?' (dari mana Lex?), atau 'keur naon euy?' (sedang apa bro?); Tapi perlu diingat sapaan tersebut hanya untuk menyapa teman sebayamu. Karena jika menggunakannya ke orang yang dihormati atau lebih tua akan terdengar kurang sopan. Sampurasun ~ Rampes “Kalau dari segi kebahasaan, sampurasun itu ada beberapa versi. Dari Bahasa Sansekerta, sampurasun itu sebenarnya dari tiga kata: sampura atau hampura, juga samprana yang artinya sempurna, kemudian (dari kata) sampurasun, sun-nya itu (dari kata) ning insun” Dalam arti yang pertama, kata “sampurasun” berarti memohon maaf, yang mana mirip dengan istilah “hampura” dalam Bahasa Sunda. Permohonan maaf ini ditujukan kepada hadirin untuk meminta maaf sebelum memulai percakapan atau acara. “(Sampurasun bisa berarti) ‘maafkan saya’ sebagai permulaan (acara)”, “(sedangkan) rampes berarti jawaban (hadirin) mengiyakan, ‘iya saya maafkan’ Selanjutnya, “sampurasun” juga berasal dari istilah “sampura” atau “samprana” yang artinya sempurna Istilahini diambil dari kalimat “sampura ning insun”, yang berarti “sempurnakan diri Anda” (Pembicara dan hadirin) membangun sebuah komitmen atau persetujuan untuk saling menyempurnakan diri, mengoreksi dan memberitahu kelemahan-kelemahan kita” Terakhir, kata “sampurasun” bisa diartikan sebagai ucapan “semoga ketentraman senantiasa menaungi kita” atau “semoga kalian sejahtera atau selamat” Jawabannya ‘rampes mugia rahayu sagung dumadi’. (Artinya) ‘iya, demikian juga dengan Anda’... rahayu (berarti) ketentraman, kedamaian senantiasa menaungi kita semua Istilah ini mirip dengan ungkapan “assalamu’alaikum warrahmatullah wabarakatuh” dalam Agama Islam (semoga Allah melimpahkan keselamatan serta rahmat-Nya padamu” atau “semoga keselamatan serta rahmat Allah terlimpah untukmu) Ruang Lingkup Ruang Lingkup Pengertian Budaya dan Kebudayaan Arti dan Makna Sunda Sejarah Sunda Matapencaharian Masyarakat Sunda Agama, Kepercayaan dan Sistem Pengetahuan Orang Sunda Komunikasi Orang Sunda Kesenian Orang Sunda Rumah dan Pemukiman Aksara Sunda dan Kala Sunda Metode Perkuliahan
Proses belajar dilakukan melalui kegiatan tatap muka secara daring, yang meliputi perkuliahan di kelas berupa tatap muka online, diskusi, dan presentasi tugas Tugas Setiap mahasiswa wajib membuat tugas: Tugas terstruktur yaitu membuat makalah kelompok Tugas non struktur yaitu membuat catatan (review) tentang materi pada setiap pertemuan kuliah. Kedisiplinan Tidak diperbolehkan memakai kaos oblong Mahasiswawajib hadir tepat waktu. Toleransi waktu 15 menit. Terlambat diatas 15 menit mahasiswa tdk diperbolehkan untuk ikut kuliah. Proses Penilaian
Presensi 20 %
Keaktifan tugas non
10 % terstruktur Rentang Penilaian : Tugas Pra 10 % UTS/terstruktur Nilai A (100 - 90) Sangat Baik Sekali UTS 25 % Nilai B (79-70) Baik Nilai C (59 - 50) Cukup Tugas Pra UAS 10 % Nilai D (49 - 40) Tidak Lulus Nilai E (40 - 0) Tidak Lulus UAS 25 % Metode Pembelajaran (Kep.Dikti No 30/2003) Menggunakan student center learning (scl) Yaitu: metode pembelajaran yg menempatkan mahasiswa sebagai subjek didik, mitra dlm proses pembelajaran. Peran dosen hanya sebagai fasilitator(hanya mediasi) Mahasiswa mencari sendiri sumber2 belajar yg terkait dengan materi kuliah Daftar Pustaka Ekadjati, Edi S., 2014, Kebudayaan Sunda (Suatu Pendekatan Sejarah), Pustaka Jaya, Jakarta Iskandar, Johan, 2012. Ekologi Perladangan Orang Baduy – Pengelolaan Hutan Berbasis Adat Secara Berkelanjutan, Alumni, Bandung Iskandar, Johann dan Iskandar, Budiawati S., 2011, Agroekosistem Orang Sunda, Kiblat Buku Utama, Bandung Permana, Cecep Eka, 2006, Tata Ruang Masyarakat Baduy, Wedatama Widya Sastra, Jakarta Rosidi, Ajip, 2011, Kearifan Lokal dalam Perspektif Budaya Sunda, Kiblat Buku Utama, Bandung Rostoyati, Ottih, 2012, Topik Khusus Kebudayaan dan Masyarakat Sunda, FISIP UNPAS, Bandung Suhandi, Agraha, 2014, Pola Hidup Masyarakat Indonesia, UNPAD, Bandung Suryadi, 2006, Masyarakat Sunda Budaya dan Problema, Alumni, Bandung