Anda di halaman 1dari 20

FROZEN SHOULDER

DEFINISI
Frozen Shoulder atau yang sering disebut dengan Capsulitis Adhesiva merupakan kondisi
yang dikarakteristikan kekakuan dan nyeri pada sendi bahu. Tanda dan gejala dimulai secara
bertahap, memburuk dari waktu ke waktu dan kemudian sembuh, biasanya dalam 1 – 3
tahun.
Frozen shoulder timbul secara spontan tanpa penyebab yang jelas, berhubungan dengan
bermacam penyakit immun atau penyakit sistemik atau frozen shoulder primer (idiopatik)
dan frozen shoulder sekunder. Diagnosa fisioterapi penderita frozen shoulder adalah nyeri
pada keterbatasan gerak ke segala arah (Salim, 2014).
Tulang Pembentuk Sendi Bahu

1. Clavicula 3. Caput humeri

2. Scapula 4. Humerus
Sistem Ligamen

Ligamen-ligamen yang memperkuat


sendi glenohumeral antara lain
ligamen glenoidalis, ligamen humeral
tranversum, ligamen coracohumeral
dan ligamen coracoacromiale, serta
kapsul sendi melekat pada cavitas
glenoidalis dan collum anatomicum
humeri (Snell, 1997).
Sistem Otot
Otot bahu tampak depan (Putz and Pabst, 2003)
Keterangan:
1. M. Pectoralis Minor
2. M. Coracobrachialis
3. M. Deltoideus
4. M. Biceps Brachii, caput breve
5. M. Biceps Brachii, caput longus
6. M. Triceps Brachii, caput mediale
7. M. Triceps Brachii, caput longus
8. M. Teres Major
9. M. Subscapularis
10. M. Supraspinatus
Etiologi
menurut Cluett (2019):
Trauma Bahu/
03 Pembedahan
Usia & Jenis Kelamin Pasien dengan riwayat trauma bahu atau pernah
01 Rata-rata menyerang usia 40-60 tahun dan
kebanyakan wanita
menjalani operasi pada bahunya memiliki
risiko lebih terkena frozen shoulder

Gangguan Endokrin Kondisi Sistemik


02 pada pasien dengan penyakit diabetes 04 Lainnya
memiliki risiko khusus terkena frozen Beberapa kondisi sistemik seperti penyakit
shoulder jantung dan penyakit parkinson juga
dikaitkan dengan peningkatan risiko frozen
shoulder.
PATOLOGI

Menurut Suharti et al (2018) pada proses patologi frozen shoulder terjadi kekakuan pada
kapsul sendi bahu. Dimana bila terjadi gangguan pada kapsul sendinya maka keterbatasan
gerak yang terjadi adalah pola kapsuler.
Pola kapsuler adalah keterbatasan gerak dengan pola tertentu yang diakibatkan karena adanya
pemendekan pada capsulo ligamenter. Pada sendi bahu pola kapsulernya adalah eksternal rotasi
lebih terbatas daripada abduksi lebih terbatas dari internal rotasi.
Tahapan Frozen Shoulder
Menurut Kisner dan Colby (2002) frozen shoulder dibagi dalam 3
tahapan, yaitu :

1 2 3

Pain/Freezing Stiffness Recovery


Nyeri hebat bahkan saat istirahat, Nyeri saat bergerak, kekakuan atau
gerak sendi terbatas dan masa akut perlengketan sendi bahu yang Tidak ada rasa nyeri dan tidak ada
ini berakhir sampai 10- 36 nyata dan keterbatasan gerak dari synovitis tetapi keterbatasan LGS
minggu. glenohumeral yang di ikuti oleh karena perlengketan sendi bahu
keterbatasan gerak scapula. Fase yang menyebabkan gerakan pada
ini berakhir 4-12 bulan. Pada fase sendi bahu tidak full ROM. Fase
ini nyeri berkurang LGS ini berakhir 2-24 bulan atau lebih.
bertambah.
Tanda & Gejala

1. Nyeri

2. Keterbatasan LGS

3. Penurunan Kekuatan Otot


Pemeriksaan
Spesifik
Pemeriksaan Spesifik

Pemeriksaan ROM Shoulder


01
03 Pemeriksaan Nyeri VAS

Pemeriksaan MMT Shoulder


02
APLEY TEST
1. Untuk gerakan abduksi dan eksternal rotasi: Pasien diminta
menggaruk daerah sekitar angulus medialis scapula dengan
tangan sisi kontra lateral melewati belakang kepala. Pada
pemeriksaan ini di dapatkan hasil positif karena tangan pasien tidak
mampu 40 menyentuh angulus medialis scapula sebelah kanan
dikarenakan adanya rasa nyeri pada daerah bahu kirinya
2. Untuk gerakan adduksi dan internal rotasi: Pasien diminta untuk
menyentuh angulus inferior scapula kanan dengan tangan sebelah
kiri bergerak menyilang punggung. Pada pemeriksaan ini
didapatkan hasil bahwa pasien mampu melakukan namun terdapat
nyeri pada bahu kirinya.
MOSLEY TEST

Pasien diminta abduksi bahu 90º dan kemudian minta pasien


menurunkan secara perlahan-lahan. Tes positif diperoleh jika pasien
tidak dapat mengembalikan lengannya secara perlahan-lahan atau
terasa nyeri saat berusaha untuk mengembalikan lengan dengan
perlahan-lahan dan lengan tiba-tiba terjatuh. Jika hasil positif
menunjukan adanya ruptur pada rotator cuff. Pada kasus ini pasien
mampu melakukannya dengan sedikit rasa nyeri.
YERGASON TEST
Pasien pada posisi duduk atau berdiri. Posisi terapis berdiri disisi
depan pasien. Posisikan humerus dalam posisi netral, siku pada posisi
90o fleksi dan lengan bawah pronasi penuh. Selanjutnya, minta pasien
untuk melakukan eksorotasi dan supinasi melawan tahanan dari tangan
terapis. Pada saat bersamaan palpasi tendon biceps pada bicipital
groove. Tes positif jika nyeri terprovokasi dalam bicipital groove
(Achmad, 2019). Pada kasus ini terdapat nyeri pada bicipital groove,
sehingga dapat disimpulkan hasilnya positif dan adanya indikasi
bicipital tendinitis.
PAINFUL ARC TEST
Digunakan untuk membandingkan impingement pada area subacromal dengan
patologi sendi acromioclavicular.
Pelaksanaan
Posisi Pasien: Berdiri, pasien secara aktif melakukan gerakan abduksi bahu
maksimal.
Posisi Terapis: Berdiri dibelakang pasien untuk mengobesrvasi dan fiksasi
gerakan bahu.
Positif apabila pasien mengeluhkan nyeri pada lingkup gerak sendi 600 -1200.
dan berkurang setelah melewati posisi 1200 derajat abduksi, indikasi
subacromial impingement. Jika nyeri terjadi pada posisi 1700-1800 abduksi,
berarti mengindikasikan masalah pada sendi acromioclavicular.
EMPTY CAN TEST
Identifikasi adanya kelemahan otot supraspinatus atau nyeri yang diakibatkan
adanya impingemen rotator cuff.
Pelaksanaan
Posisi Pasien : Berdiri dengan lengan fleksi antara 400 -700 dengan shoulder
dalam posisi internal rotasi. Elbow ekstensi dan wrist pronasi full.
Posisi Terapi : Stabilisasi pada shoulder dan handling pada wrist. Terapis
memberikan dorongan kearah adduksi. Pasien melawan tahanan.
Hasil positif apabila timbul nyeri pada aspek anterolateral shoulder,
mengindikasikan robeknya rotator cuff, terutama tendon supraspinatus.
DIAGNOSA FISIOTERAPI
 Impairment
Nyeri gerak fleksi, ekstensi, abduksi, adduksi, rotasi ekternal shoulder sinistra,
nyeri tekan pada deltoid lateral, spasme m. Uppertrapesiuz sinistra, spasme m.
Deltoid posterior keterbatasan ROM fleksi, abduksi, rotasi internal dan rotasi
eksternal shoulder sinistra.
 Functional Limitation
Gangguan saat menggerakkan lengan untuk mengambil barang, gangguan saat
mengendarai kendaraan sepeda motor, menyetir mobil dan memakai pakaian
 Partisipasi restriktif
Menghambat aktivitas ADL dan sosial
INTERVENSI

 Infra Red
Untuk melancarkan sirkulasi ke shoulder, rileksasi otot
 Ultra Sound
Untuk membantu regenerasi jaringan
 TENS
Untuk mengurangi nyeri
INTERVENSI

 Massage
Untuk mengurangi spasme
 Terapi Latihan
Untuk memelihara dan meningkatkan ROM shoulder
 Traksi-osilasi shoulder
Untuk meningkatkan ROM shoulder
INTERVENSI
Edukasi
● kompres hangat ± 15 menit pada bahu yang sakit untuk mengurangi
rasa nyeri
● Meggunakan lengan dalam batas toleransi pasien untuk menghindari
posisi immobilisasi yang lama yang dapat memperburuk kondisi
frozen shoulder
● Latihan pendular exercise di rumah dengan beban minimal dan dapat
ditambah secara bertahap
● Latihan stretching
● Menghindari posisi menetap lama yang dapat memicu rasa nyeri.
● Menghindari mengangkat benda berat

Anda mungkin juga menyukai