Anda di halaman 1dari 35

Sejarah Hukum Cina

Sejarah hukum Cina adalah pertentangan


antara dua pandangan hukum yang telah
berlangsung berabad-abad antara:

1. Li (tatanan hukum filosofis yg telah berdiri


lebih 2000 tahun bertumpu pada
pengabdian aturan-aturan hukum ritual)
2. Fa (Raja dg bantuan kaum legis/ahli
hukum memasukkan sebuah tatanan hukum
yg didasarkan atas undang-undang,
khususnya undang-undang pidana)
• Ciri khas terpenting hukum Cina perlu
disebutkan disini dengan pembagian
masyarakat dalam kelas-kelas, dengan
aturan hidup moral dan yuridis sendiri-
sendiri:
1.Kelas-kelas ini tidak menyukai aturan
hukum yg berbentuk sederhana dan hidup
menurut kewajiban-kewajiban ritual LI,
2.Kelas rakyat tunduk pada tatanan hukum
pidana versi Fa yang ketat..
Sketsa Sejarah Cina
1. Abad XII SM berkembang tatanan feodal, kelas
yg memperoleh hak utama terdiri dari para
ksatria dan kaum terpelajar,

2. Pada akhir tatanan feodal abad VI s/d IV SM,


hiduplah orang-orang besar yg mempengaruhi
Cina berfikir filosofis dan agama Cina,, ialah
Lau-Tse, Konfusius dan Mensius.
3. Abad III mulai berkembanng negara
kekaisaran Kuno: Cina menjadi sebuah
negara besar dg sistem pemerintahan
sentralistis, berkat dinasti Tsj’in, negara ini
memperoleh namanya. Dinasti ini berusia
40 tahun (256-107 SM),

4. Dinasti Han selama 4 abad berada di


tampuk kekuasaan negara (abad II SM s/d
abad II M). Zaman ini Cina pecah menjadi
kerajaan-kerajaan yg berjumlah besar,
5. Dinasti T’ang (618-907), kembali tumbuh
sebuah negara Cina yg kuat dan penuh
percaya diri, namun kembali mengalami
kejatuhan sbg akibat serangan dari luar dan
pecah berkeping-keping negara ini,
6. Kesatuan politik negara ini dipulihkan oleh
Dinasti Ming (1368-1644),
7. Dinasti Mansyu dari Tsing (1644-1912). Pada
hakekatnya Cina mengalami imobilisasi yg
berkepanjangan baik dibidang ekonomi, sosial,
politik, hukum dan kekaisaran ini ambruk
1912.
Struktur masyarakat Cina bertumpu pada
sebuah etika yg terdiri dari unsur-unsur:

1. Pemikiran konfusianisme, (agama kaum


terpelajar, ini lebih merupakan suatu tatanan
kefilsafatan dari pada sebuah agama dlm arti
yg sebenarnya)
2. Taoisme dan Budhisme, (ini adalah agama
rakyat biasa, dan orang Cina ini lebih toleran
dlm bidang keagamaan, bahkan terhadap
agama Islam dan Kristen.
• Konfusianisme (Confucius) didirikan oleh
K’ong Fu-Tse (551-479 SM). Tatanan
filsafatnya dijabarkan dari pandangan
keagamaan dlm kitab suci kuno King. Ini
merupakan sebuah animisme yg berikhtiar
ke arah monoteisme. (kultus terdiri atas
penyembahan terhadap roh Agung, surga
dan roh-roh yg lebih rendah). Hanya Kaisar
yg boleh mempersembahkan korban agung
kepada sorga, sedang semua orang harus
memberi persembahaan korban kepada
Kaisar dan nenek moyang mereka.
• Confucius mengembangkan kepribadiannya
melalui dua buah kebijakan sebagai berikut:

1.Yen (sejenis perikemanusiaan atau


humanisme), menurut slogan
”Perlakukanlah orang lain sebagaimana
engkau tidak menghendaki orang lain
memperlakukan engkau”.

2.I (keadilan)
• Ajaran Confucius dikembangkan oleh
Meng Tse (Mensius) sekitar 370-289 SM.
Setiap manusia mempunyai dlm kalbunya
empat kebajikan: 2 kebajikan diberikan
Confucius dan tambahan pula,

1.LI (=makna untuk ketentuan


masyarakat),

2.Asye (=kesadaran akan baik dan buruk)


Ajaran Tauisme

• Tauisme tumbuh dari ajaran ”Guru Zaman


Dahulu” Lau Tse (teman Konfusius yg lebih
tua). Kitabnya berasal dari abad III SM,
Tau Te-tsying atau jalan menuju ke
kebajikan. Ini adalah agama rakyat biasa,
tidak mengenal aksara dan berada dalam
penaklukan.
• Manusia harus berikhtiar untuk
menemukan Tau ini melalui meditasi,
melalui ekstasi. Mereka harus berupaya
menjadi satu dengan Tau dan karena
dengan demikian mereka menjadi orang
yang hidup abadi dengan tidak menentang
alam dengan tidak berprilaku aktif.
Budhisme

• Budhisme berasal dari India selama abad


III dan II SM, bahkan pengaruhnya
berkembang cepat sejak abad V M. Ia
telah menyebar di semua negara seputar
Cina antara lain di Jepang, Indocina,
Thailand, namun di Cina sendiri tidak
begitu pesat, pada hal ia telah menjadi
agama rakyat di daerah-daerah tertentu.
Li Konfusionisme

• Li adalah kata kunci yg paling dekat pada


pengertian ”hukum” negara-negara barat;
terkadang kita terjemahkan dengan
hukum, kadang-kadang pula dengan
ritual, moral, etiket, kepantasan.
• Li, merupakan seperangkat aturan
kepatutan dan kesopanan yang harus
diindahkan oleh manusia yang jujur, hal-
hal tersebut merupakan suatu kodeks
etika bentuk-bentuk pergaulan. Hal ini
dapat dilaksanakan melalui cara
menjunjung tinggi Li dalam tertib alam
segala sesuatu untuk mencapai kesatuan
dan persatuan umat manusia dan
mempertahankannya.
• Peradilan pada hakekatnya merupakan alat
yg diarahkan untuk menghambat proses
dan prosedur Li. Barang siapa mengajukan
suatu tuntutan dpt mengharapkan adanya
sikap permusuhan hakim. Profesi
penasehat hukum (advokat) dan
kehakiman dipandang sebagai suatu
pekerjaan yg tidak terhormat. Oleh sebab
itu peradilan diselenggarakan oleh pejabat-
pejabat administrasi, yg tidak diharapkan
mempunyai pendidikan yuridis.
• Secara prinsip Li, nampaknya cukup untuk
mempertahankan ketertiban; ini adalah
pemerintahan oleh manusia-manusia.

• Suatu naskah yg termasyhur


konfusianisme berbunyi sbb: ”Li tsb tidak
turun sampai ketingkat rakyat, hukuman-
hukuman tidak naik sampai pada tingkat
bangsawan.
”Fa” Kaum Ahli-ahli Hukum

• Abad III SM, pada zaman Dinasti Tsyin


(256-207 SM), konfusionisme, terutama
ajaran Li ini, diserang habis-habisan oleh
kaum ahli-ahli hukum atau para legis, yg
mengedepankan pandangan mereka
bahwa Fa, artinya undang-undang,
terutama undang-undang hukum pidana
sangat diperlukan oleh rakyat.
• Fa (= mazhab undang-undang, mazhab
kaum legis) berkembang pesat terutama
pada pemerintahan Kaisar Ch’in Shih
Huang-Ti, yg pada tahun 221 SM
mewujudkan persatuan dan kesatuan
semua wilayah Cina.
LI dan Fa Bersama-sama

• Pandangan Legalitas Fa tsb nampaknya


tidak dapat dipaksakan. Sejak Dinasti Han
(abad II SM) dapat dipastikan adanya
suatu konfusianisasi undang-undang, dg
kata lain secara rekonsiliasi antara Li dan
Fa dg mengakui adanya kelas-kelas sosial
yg beragam. Tatanan ini selama 2000
tahun tetap bertahan.
Masyarakat Cina Terdiri dari

Empat Kelas Sebagai-berikut:


1. Kelas pertama duduk kaum Mandarin,
pejabat-pejabat dan kaum terpelajar;
2. Kaum petani;
3. Kaum pekerja;
4. Pedagang.
 Melalui ujian dimungkinkan utk berpindah
kelas dari yg lebih rendah ke kelas yg lebih
tinggi.
• Dengan demikian sedikit sekali ditemukan
Undang-undang hukum perdata; semua
hubungan dan perimbangan hukum privat
bertumpu pada LI dan lebih banyak lagi
pada beribu-ribu kebiasaan itu sendiri yg
berlaku bagi setiap kelas dan bagi setiap
wilayah. Pada hakekatnya hanya ada
undang-undang pidana bagi ”rakyat pada
umumnya”
Kitab Undang-undang Cina

• Paling sedikit dijumpai 18 Kitab-Undang-


undang Cina, namun hal-hal tsb
mengandung Fa, terutama hukum Pidana.
• Yang tertua berasal dari abad IV SM, setelah
itu hampir setiap dinasti telah mengeluarkan
sebuah kitab undang-undang baru, yg
biasanya naskah lama diambil alih begitu saja
dengan atau tanpa tambahan-tambahan.
• Beberapa kitab undang-undang
mempunyai lebih dari 1500 pasal, dg
menyebut berturut-turut lebih dari 2000
kejahatan pelanggaran, yakni Kodeks
Ts’in-Liu (tahun 268 M), dan kemudian
lagi diterbitkan oleh Dinasti Tsying, dari
tahun 1646 dan tahun 1740. Pidana ini
nampaknya sangat ketat: hukuman mati,
deportasi, kerja paksa, hukuman rajam.
Cina dan Tatanan Eropa Dalam
Abad XIX dan Abad XX
• Lama sekali Cina tertutup bagi setiap
pengaruh. Kontak pertama berasal dari
zaman konsesi Internasional, yg
diperbolehkan sejak tahun 1842, dan
berdasarkan ketentuan bangsa Eropa yg
mana boleh menetap di ”pelabuhan-
pelabuhan traktat” dan mendirikan
pimpinannya sendiri di sana.
• Jatuhnya kekaisaran dan pembentukan
republik pada tahun 1912 menyuburkan
perembesan tatanan hukum Barat setelah
Tsing Kai Tsyek mengungguli kelompok
yang berhaluan kiri dari Partai Kuo Min
Tang. Selama tahun 1925 – 1928 telah
disusun UUD (yg bersifat sementara pada
tahun 1931 dan yg definitif tahun 1936).
• Sejumlah kodeks menurut pola Barat di buat.
Pada tahun 1930 dibuat Kodeks Hak Milik; pada
tahun 1931 kodeks hukum acara perdata.

• Pada tahun 1949 terjadi perubahan besar


sebagai akibat kemenangan Partai Komunis di
bawah pimpinan Mao Tse-Tung.

• Setelah ”Long March” 1934 – 1935 yg membawa


kaum komunis ke Syensi, propinsi bagian utara
Cina, maka dari sinilah seluruh Cina ditaklukkan
(kecuali Pulau Taiwan)
Hukum Republik Rakyat Cina

• Rezim baru RRC telah menghapus semua


undang-undang yang ada untuk melenyapkan
pengaruh feodalisme dan kaum kelas
menengah. Sebaliknya telah dibentuk sebuah
tatanan hukum baru berbasiskan Undang-
undang. Bagi orang Cina hal ini merupakan
kemenangan Fa, pandangan kaum ahli hukum,
sekaligus penerapan paham marxisme-
leninisme.
• Tahun 1950 – 1958 telah dikeluarkan
undang-undang dlm jumlah yg besar,
lazimnya menurut pola hukum Sovyet,
namun dg kekhususan Cina.

• Sejak tahun 1958 terjadilah suatu reaksi


terhadap hegemoni perundang-undangan,
pemerintah Cina menentang pengaruh
Rusia dan kembali ke cara pendekatan
tradisional Cina.
• Dominasi kedaulatan hukum dihapus atas
keuntungan suatu pimpinan kenegaraan yg
dipengaruhi oleh sebuah etika umum, yg
ditafsirkan oleh kader-kader partai dan
negara.

• Sekarang terbentuk sebuah Li yang baru,


sesuai dengan pandangan politik partai
komunis, yg diturunkan dari gagasan Mao
Tse Tung, yg dijilid menjadi satu kesatuan
yg dikenal dengan ”buku merah”
• Revolusi kebudayaan kaum Proletar tahun
1966 – 1968 telah mempercepat evolusi
tersebut. Pada jalan menuju komunisme
ada keinginan sementara kalangan untuk
memasukkan di dalamnya keadaan ”non
hukum” dengan sama sekali tidak ada
sanksi apapun.
• Tahun 1970, dan terutama setelah wafat
Mao (1976), pandangan mengenai hukum
dan negara yg diberlakukan oleh Revolusi
kebuayaan secara berangsur-angsur
ditarik kembali.
• Tahun 1973 perlawanan terhadap Lin Piao
dipadukan dg penyerangan terhadap
konfusionisme serta pemujaan terhadap Fa
bersama Hua Kuo Feng dibarengi dg
kembalinya Feng Hsiao-Ping memegang
kekuasaan, pimpinan yg dilengserkan oleh
Revolusi kebudayaan. Cina kembali
menganut legalisme, suatu bentuk Fa,
namun tanpa mengingkari ideologi Mao.
• Pada tahun 1972 – 1976 nampak hukum
itu memainkan peranan yg subordinatif
dan bahkan menjadi alat tujuan politik.
Peradilan berada sepenuhnya di bawah
pengawasan badan-badan partai, yg
hanya mempunyai satu tujuan,
menyelesaikan pertentangan yg timbul
dalam masyarakat.
Mengenai Hukum Eigendom

UUD membedakan 3 bentuk:


1. Hak milik negara,
2. Hak milik kolektif (Pertama dan kedua meliputi
tanah, sumber-sumber daya alam dan
sebagian alat-alat produksi).
3. Hak individual, meliputi barang konsumsi
(rumah, perabot, alat-alat rumah tangga,
uang tabungan) dan alat-alat produksi seperti
hewan penarik dan pengangkut beban.

Anda mungkin juga menyukai