Anda di halaman 1dari 14

TINJAUAN AGAMA

TENTANG
PERAWATAN
PALIATIF
Anggelina topao
Josua rivo towehi
LATAR BELAKANG
 Perawatan paliatif adalah pendakatan yang
bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup
pasien (dewasa dan anak-anak) dan keluarga
dalam mengahadapi penyakit yang
mengancam jiwa, dengan cara meringankan
penderita dari rasa sakit melalui identifikasi
dini.
 Penyakit-penyakit yang termaksut dalam
perawatan paliatif seperti penyakit
kardiovaskular, kanker, penyakit pernafasan
kronik, HIV/AIDS, diabetes.
DEFINISI
 Perawatan paliatif adalah pendekatan yang
bertujuan memperbaiki kualitas hidup pasien dan
keluarga yang menghadapi masalh yang
berhubungan dengan penyakit yang dapat
mengancam jiwa melalui pencegahan dan
peniadaan mealui identifikasi dini dan penilainan
yang tertib serta penanganan nyeri dan masalah-
malasah lain seperti fisik, spikososial dan spritua.
 . Termaksut tujuan hidup harapan dan niatnya
dimensi dan kualitas hidup yaitu gejalah fisik
kemampuan funsional kesejatraan keluarga,
pritual, funsi sosial, kepuasan terhadap
pengobatan (termaksut masalah keuangan).
Orientasi Kesehatan dunia (WHO) menekankan
lagi bahwa pelayanan paliatif berpijat pada
pola dasar sebagai berikut:
 Meningkatkan kulalitas hidup dan mengganggap
kematian sebagai proses yang norma.
 Tidak mempercepat atau menundah kematian
 Menghilangkan nyeri dan keluhan lain yang
mengganggu
 Menjaga keseimbangan psikologis dan spiritual
 Berusaha agar penderita tetap aktif sampai
akhir hayatnya
 Berusaha membantu mengatasi suasana
dukacita pada keluarga
SPIRITUALITAS
1. Definisi spiritualitas
Spiritualitas adalah keyakinan dalam
hubungan dengan yang maha kuasa dan maha
pencipta, sebagai contoh seseorang yang
percaya kepada Allah sebagai pencipta atau
sebagai maha kuasa.
Spiritualitas merupakan aspek kepribadian
manusia yang memberikan kekuatan dan
mempegaruhi individu dalam menjalani
hidupnya.
2. Fungsi spiritualitas
Spiritualitas mempengaruhi Kesehatan dan
kesejatraan hidup para individu.

Spiritualitas membantu individu memiliki keyakinan


dan harapan terhadap kesembuhan penyakitnya,
mampu menerima kondisinya, sumber kekuatan, dan
dapat membantu individu menjadi lebih berarti.

Pemenuhan kebutuhan spiritualitas dapat


memberikan semangat pada individu dalam
menjalankan kehidupan dan menjalani hubungan
dengan Tuhan, orang lain, dan lingkungan. Jika
spiritualitas terpenuhi maka individu menemukan
tujuan, makna, kekuatan, dan bimbingan dalam
menjalankan hidup.
3. Karakteristik spiritualiatas
Pemenuhan kebutuhan spiritual berdasarkan 4
karakteristik spiritual yaitu:
 Hubungan dengan diri sendiri, merupakan kekuatan
dari dalam diri seseorang yang meliputih pengetahuan
diri yaitu siapa dirinya, apa yang dapat di lakukannya
dan juga sikap yang menyangkut kepercayaan pada diri
sendiri, percaya pada kehidupan atau masa depan,
ketengan pikiran, serta keselelarasan dengan diri
sendiri.
 Hubungan degan orang lain atau sesame, hubungan
seseorang dengan sesama sama pentingya dengan diri
sendiri. Kebutuhan untuk menjadi anggota masyarakat
dan saling keterhubungan telah lam di akui sebagai
bagian pokok dalam pengalaman manusiawi, adanya
hubungan antara manusia satu dengan lainnya yang pada
taraf kesadaran spiritual kita tau bahwa kita terhubung
dengan setiap manusia.
 Hubungan dengan Tuhan, pemahaman
tentang Tuhan dan hubungan manusia
dengan Tuhan di pahami dalam karangka
hidup keagamaan. Secara umum melibatkan
keyakinan dalam hubungan dengan sesuatu
yang lebih tinggi berkuasa, memiliki
kekuatan mencipta, dan bersifat ketuhanan
atau memiliki energi yang tidak terbatas
 Factor-faktor yang mempengaruhi
spritualitas yaitu:
Tahap perkembangan, setiap oaring memiliki
bentuk pemenuhan kebutuhan spritualitas yang
berbeda-bada berdasarkan usia, jenis kelamin,
agama, dan kepribadian Individu.
C. SPRITUAL CARE
 Spritual care adalah praktek dalam prosedur
yang di lakukan oleh perawat terhadap
pasien untuk memenuhi kenbutuhan spiritual
pasien.
 Spiritual care adalah kegiatan dalam
keperawatan untuk membantu pasien yang di
lakukan melalui sikap dan Tindakan praktek
keperawatan berdasarkan nilain-nilai
keperawatan spiritual yaitu mengakui
martabat manusia, kebaikan, belas kasih,
ketenangan dan kelemahlembutan.
 Spiritual care merupakan aspek perawat yang
intergral dan fundamental di mana perawat
menunjukan keperdulian terhadap pasien .
 Peran perawat dalam spiritual care, perawat
merupakn orang yang selalu hadir Ketika
seseorang sakit, kelahiran atau kematian.
 Perawat berperan dalam proses keperawatan
yaitu melakukan pengkajian, merumuskan
diagnose keperawatan, Menyusun rencana dan
implementasi keperawatan serta melakukan
evaluasi kebutuhan spiritual pasien, perawat
juga berperan dalm komunikasi dengan pasien,
tim Kesehatan lainnya dan oraganisasi klinis
serta menjaga masalah etika dalam
keperawatan
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUGI
PERAWAT DALAM PEMBERIAN KEBUTUHAN
SPIRITUAL YAITU:
 Ketidak mampuan perawat berkomunikasi,
komunikasi tidak efektif dapat
memngakibatkan pasien tidak mampu
pmenggungkapkan kebutuhan spritualnya
 Ambigu, terjadi ketidak adanya berbedaan
keyakinan antara pasien dan perawat.
Perawat akan marasa kebinggungan, takut
salah, dan mangaggap spiritual terlalu
sensitive dan merupakan hak pribadi pasien
 Kuranggnya pengetahuan tentang spiritual
care, pengetahuan perawat tentang spiritual
care juga mempengaruhi perawat dalam
memberikan kebuthan spiritual care adalah
ibadah maka persepsi ini akan secara langsung
akan memberikan kebutuhan spiritual kepada
pasien. Spiritual perawat itu sendiri
mempengaruhi bagaimana mereka
berperilaku, bagaimana menangani pasien,
dan bagaimana berkomunikasi dengan pasien
pada saat perawat memberikan spiritual care
 Takut malakukan kesalahan, adanya perasaan
takut jika apa yang di lakukan adalah hal yang
salah, dalam situasi yang sulit hal ini dapat
mengakibatkan penolakan dari pasien
LANJUTAN……….
 Organisasi dan manajemen, jika profesi
perawat memberikan spiritual yang efektif
maka manajemen harus bertanggung jawab
dan mendukung pemebrian spiritual care
 Hambatan ekonomi berupa kekurangan
perawat, kurangnya waktu masalah
Pendidikan perawat menggangap bahwa
mereka kurang percaya diri dalam
memberikan spiritual care karena kurang
wawasan dan pengetahuan
 Gender, perawat Wanita lebih berempati
terhadap perasaan orang lain, penyanyang,
cepat merasa iba, dan menghibur orang lain.
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai