Anda di halaman 1dari 30

PERADILAN DALAM

HUKUM PAJAK
NAMA KELOMPOK :
1. Zenny Mutia A. (182010300257)
2. Much. Gilang R. (182010300259)
3. Artha Parameswara H. (182010300262)
4. Devi Yanti (182010300266)
5. Anis Krismawati M. (182010300268)
6. Chyndi Dwi N. (182010300269)
Hukum Pajak Dibedakan menjadi dua, yaitu :

1. Hukum Administasi
Hukum administrasi umumnya berupa sanksi administrasi, bak berupa bunga, denda,
tambahan pokok pajak. Sanksi administrasi umumnya berkaitan dengan masalah2
ketidaktaatan wajib pajak dalam melaksanakan kewajiban seperti tidak
menyampaikan surat pemberitahuan SPT atau menyampaikan SPT tapi tidak benar
dan tidak lengkap karena alpa dan lain lain.
2. Hukum Pidana
Hukum pidana berkaitan dengan denda pidana maupun hukum penjara dan
dijatuhkan oleh hakim. Hukuman pidana umumnya berkaitan dengan perbuatan-
perbuatan yang dapat dikategorikan sebagai kejahatan seperti sengaja tidak
mendaftarkan diri untuk memperolah NPWP, memperlihatkan pembukuan,
pencatatan, atau dokumen lain yang palsu seolah dibenar benarkan.
 
PERADILAN ADMINISTRASI PAJAK
Peradilan administrasi pajak umumnya melibatkan minimal dua pihak, yaitu pihak wajib
pajak dengan aparat pajak atau fiskus.
Peradilan administrasi pajak dapat dibagi menjadi dua, yaitu :
• Peradilan Administrasi Tidak Murni.
• Peradilan Administrasi Murni
 
Peradilan Administrasi Tidak Murni

Peradilan administrasi ini disebut peradilan administrasi tidak murni karena dalam
peradilan administrasi ini hanya melibatkan dua pihak, yaitu pihak wajib pajak dan
pihak fiskus tanpa melibatkan pihak ketiga yang independen. Fiskus sebagai pihak
yang bersengketa sekaligus menjadi pihak yang mengambil keputusan dalam
perselisihan pajak yang bersangkutan.
Wajib pajak mengajukan keberatan atau doleansi karena adanya perselisihan
mengenai bersarnya jumlah utang pajak. Oleh karena itu, ada dua hal yg perlu
diperhatikan :
1. Terhadap surat keberatan yang masuk harus diambil keputusan.
2. Pihak yang mengambil keputusan adalah apparatus pajak atau dirjen pajak,
kakanwil pajak, dan kepala kantor pelayanan pajak sesuai dengan kewenangan
masing masing yang disebut sebagai hakim doleansi
 
Peradilan Administrasi Murni

Peradilan administrasi murni adalah peradilan yang melibatkan tiga pihak, yaitu
wajib pajak, fiskus, dan hakim yang mengadili. Wajib pajak dan fiskus adalah pihak
yang bersengketa, sedangkan hakim atau majelis hakim adalah pihak yang
memutuskan sengketa tersebut.
KEBERATAN DAN BANDING
KEBERATAN
Dalam pelaksanaan peraturan perundang-undangan perpajakan kemungkinan
terjadi bahwa wajib pajak merasa kurang atau tidak puas atas suatu ketetapan
pajak yang dikenakan padanya atau atas pemotongan/pemungutan oleh pihak
ketiga .
Wajib Pajak dapat mengajukan keberatan atas :
1 Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar

2 Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan

Surat Ketetapan Pajak Nihil


3

Pemotongan atau pemungutan pajak oleh pihak ketiga berdasarkan ketentuan


4 peraturan perundang-undangan perpajakan
Pihak yang dapat mengajukan keberatan
adalah :

Bagi Wajib Pajak


Bagi Wajib Pajak Orang Pribadi oleh
Badan oleh WP yang
pengurus bersangkutan

Kuasa yang
ditunjuk oleh
mereka pada
Pihak yang
nomor 1 sampai 3
dipotong/dipungut
di atas dengan
oleh pihak ketiga
surat kuasa khusus
untuk pengajuan
keberatan

*PowerPoint SmartArt graphic


Syarat - syarat mengajukan keberatan adalah :
1. Keberatan diajukan secara tertulis dalam bahasa Indonesia dengan
mengemukakan jumlah pajak yang terutang, jumlah pajak yang dipotong atau
dipungut atau jumlah rugi menurut perhitungan.
2. Jika wajib pajak mengajukan keberatan atas surat ketetapan pajak, wajib pajak
wajib melunasi pajak yang masih harus dibayar paling sedikit sejumlah yang
telah disetujuinya wajib pajak dalam pembahasan sebelum surat keberatan
disampaikan.
3. Jika wajib pajak mengajukan keberatan maka jangka waktu pelunasan pajak atas
jumlah pajak yang belum dibayar pada saat pengajuan kebeatan tertangguhkan
sampai dengan satu bulan sejak tanggal penerbitan surat keputusan keberatan.
4. Jika wajib pajak mengajukan banding atas putusan keberatan maka jangka
waktu pelunasan pajak atas jumlah pajak yang belum dibayar pada saat
pengajuan keberatan tertangguhkan sampai dengan satu bulan sejak tanggal
penerbitan surat keputusan banding.
5. Satu keberatan harus diajukan untuk satu jenis dan satu tahun/masa pajak.
Jangka waktu pengajuan keberatan bagi wajib pajak adalah :
1. Keberatan harus diajukan dalam jangka waktu tiga bulan sejak tanggal
SKPKB, SKPKBT, SKPLB, SKPN atau sejak tanggal dilakukan
pemotongan/pemungutan oleh pihak ketiga, kecuali wajib pajak dapat
menunjukkan bahwa jangka waktu tersebut tidak dapat dipenuhi karena
keadaan diluar kekuasaannya.
2. Untuk surat keberatan yang disampaikan langsung ke kantor pelayanan
pajak, maka jangka waktu tiga bulan dihitung sejak tanggal SKPKB,
SKPKBT, SKPLB, SKPN atau sejak dilakukan pemotongan/pemungutan oleh
pihak ketiga sampai saat keberatan diterima oleh kantor pelayanan pajak.
3. Untuk surat keberatan yang disampaikan melalui pos harus dengan pos
tercatat, maka jangka waktu tiga bulan dihitung sejak tanggal SKPKB,
SKPKBT, SKPLB, SKPN atau sejak dilakukan pemotongan/pemungutan oleh
pihak ketiga sampai dengan tanggal tanda bukti pengiriman melalui
kantor pos dan giro.
Keputusan atas surat
keberatan adalah
sebagai berkut :
Sebelum surat keputusan diterbitkan, wajib pajak
dapat menyampaikan alasan tambahan atau
penjelasan tertulis.

Keputusan keberatan dapat berupa dikabulkan seluruhnya,


dikabulkan sebagian, ditolak dan menambah jumlah pajak.
Apabila wajib pajak tidak atau belum puas dengan
keputusan yang diberikan atas keberatan maka wajib pajak
dapat mengajukan banding ke pengadilan pajak.
Sanksi administrasi sebagai berikut :

Jika Wajib pajak mengajukan permohonan banding, sanksi


administrasi yang dimaksud diatas tidak dikenakan

Kewenangan dalam
mengambil
keputusan
merupakan
wewenang direktur
jenderal pajak yang
begitu luas dan Jika permohonan banding ditolak atau dikabulkan sebagian, wajib
diberikan oleh pajak dikenakan sanksi administrasi berupa denda sebesar 100 persen
undang undang dari jumlah pajak berdasarkan keputusan banding dikurangi dengan
pajak yang telah dibayar sebelum mengajukan keberatan.
perpajakan, tentu
saja tidak dapat
dilaksanakan sendiri.
BANDING
Pengertian banding adalah upaya hukum yang dapat dilakukan oleh WP atau
penanggung pajak terhadap suatu keputusan yang dapat diajukan banding,
berdasarkan peraturan perundangan pajak yang berlaku. Keputusan
dimaksudkan suatu penetapan tertulis di bidang perpajakan yang dikeluarkan
oleh pejabat berwenang ( Dirjen Pajak, Dirjen Bea dan Cukai, Gubernur,
Bupati/ Walikota, atau pejabat yang ditunjuk untuk melaksanakan paraturan
perundang-undangan perpajakan) berdasarkan peraturan perundangan-
undangan perpajakan dan dalam rangka pelaksaan UU Penagihan Pajak
dengan Surat Paksa. Tata cara pengajuan banding yaitu dengan mengajukan
surat banding dalam bahasa Indonesia kepada pengadilan pajak. Banding
diajukan dalam jangka waktu 3 bulan sejak tanggal diterimanya keputusan
yang dibanding, kecuali diatur lain dalam peraturan perundang-undangan
perpajakan. Jangka waktu 3 bulan dihitung dari tanggal keputusan diterima
sampai dengan tanggal surat banding dikirim oleh pemohon banding.
Pelaksana
keputusan
pengadilan
pajak

Wakil, pengampun atau pejabat


yang berkaitan dengan suatu
sengketa pajak yang akan atau
sedang diperiksa olehnya

Pengadilan Pajak
Penasehat
hukum
Susulan pengadilan pajak terdiri atas pimpinan, hakim
anggota, sekretaris, dan panitera. Pimpinan pengadilan
pajak terdiri atas seorang ketua dan paling banyak lima
orang wakil ketua.
Konsultan
pajak
Hakim tak boleh merangkap menjadi :

Akuntak
public

Pengusaha
PANITERA

Panitera adalah pejabat pengadilan yang salah satu tugasnya adalah


membantu hakim dalam membuat berita acara pemeriksaan dalam
proses persidangan. 
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), Panitera disebut pejabat
kantor sekretariat pengadilan yang bertugas pada bagian administrasi
pengadilan, membuat berita acara persidangan, dan tindakan administrasi
lainnya. Dalam menjalankan tugasnya Panitera biasa dibantu oleh
beberapa orang Panitera Muda dan Panitera Pengganti.
Panitera adalah pegawai negeri yang menjabat sebagai suatu pelaksana
segenap kegiatan administrasi atau ketatausahaan dalam pengadilan.
Panitera bertugas di kantor kepaniteraan pengadilan, dimana panitera
akan selalu ada pada setiap gedung pengadilan.
Menyelenggarakan administrasi Negara

Membuat berita acara siding pemeriksaan di


persidangan dan menandatangani bersama
Tugas Panitera
ketua sidang

Melakasanakan putusan pengadilan

Membuat salinan putusan

Wajib menghadiri sidang sidang

Mengumpulkan, memelihara dan menyimpan


semua argumentasi yang disahkan oleh para
pihak dimuka sidang

Membuat acara pemeriksaan sidang sidang


Kekuasaan Pengadilan Pajak

1. Pengadilan Pajak merupakan Pengadilan tingkat pertama dan terakhir dalam memeriksa dan


memutus Sengketa Pajak oleh karenanya putusan Pengadilan Pajak tidak dapat diajukan
Gugatan ke Peradilan Umum, Peradilan Tata Usaha Negara atau Badan Peradilan lain, kecuali
putusan berupa "tidak dapat diterima" yang menyangkut kewenangan/kompetensi
2. Pengadilan pajak mempunyai tugas dan wewenang memeriksa dan memutus Sengketa Pajak
3. Pengadilan Pajak dalam hal Banding hanya memeriksa dan memutus sengketa atas keputusan
keberatan kecuali ditentukan lain oleh peraturan perundang-undangan yang berlaku.
4. Pengadilan Pajak dalam hal Gugatan memeriksa dan
Kekuasaan memutus
Pengadilan Pajak sengketa atas pelaksanaan

penagihan Pajak atau Keputusan pembetulan atau, Keputusan lainnya sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 23 ayat (2) Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan
Tata Cara Perpajakan sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-
Undang Nomor 16 Tahun 2000 dan peraturan perundang-undangan perpajakan yang berlaku.
5. Pengadilan Pajak mengawasi kuasa hukum yang memberikan bantuan hukum kepada pihak-
pihak yang bersengketa dalam sidang-sidang Pengadilan Pajak.
6. Pengadilan Pajak dapat memanggil atau meminta data atau keterangan yang berkaitan dengan
Sengketa Pajak dari pihak ketiga sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Persyaratan Mengajukan Surat Banding
Setiap satu keputusan pajak, mengajukan satu surat banding

Surat pengajuan banding secara tertulis dengan menggunakan


Bahasa Indonesia

Pengajuan banding harus disertai dengan lampiran surat


keputusan keberatan

Syarat mengajukan banding adalah telah membayar jumlah


pajak terutang sebesar 50%

Melampirkan SSP (Surat Setoran Pajak) atau Pbk (Pemindah


Bukuan) Jika hendak mengajukan banding
GUGATAN
• Gugatan adalah upaya hukum yang dapat dilakukan
oleh Wajib Pajak atau penanggung Pajak terhadap
pelaksanaan penagihan Pajak atau terhadap keputusan
yang dapat diajukan Gugatan berdasarkan peraturan
perundang-undangan perpajakan yang berlaku.

• Putusan Gugatan adalah putusan badan peradilan


pajak atas gugatan terhadap hal-hal yang berdasarkan
ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan
dapat diajukan gugatan.
SYARAT PENGAJUAN GUGATAN
1. Gugatan diajukan secara tertulis dalam Bahasa Indonesia kepada Pengadilan Pajak.
2. Jangka waktu untuk mengajukan Gugatan terhadap pelaksanaan penagihan Pajak
adalah 14 (empat belas) hari sejak tanggal pelaksanaan penagihan. Jangka waktu ini
tidak mengikat apabila jangka waktu dimaksud tidak dapat dipenuhi karena keadaan di
luar kekuasaan penggugat. Perpanjangan jangka waktunya adalah 14 (empat belas) hari
terhitung sejak berakhirnya keadaan diluar kekuasaan penggugat.
3. Jangka waktu untuk mengajukan Gugatan terhadap Keputusan selain Gugatan
adalah 30 (tiga puluh) hari sejak tanggal diterima keputusan yang digugat. Jangka
waktu ini tidak mengikat apabila jangka waktu dimaksud tidak dapat dipenuhi karena
keadaan di luar kekuasaan penggugat. Perpanjangan jangka waktunya adalah 14
(empat belas) hari terhitung sejak berakhirnya keadaan diluar kekuasaan penggugat.
4. Terhadap 1 (satu) pelaksanaan penagihan atau 1 (satu) Keputusan diajukan 1 (satu)
Surat Gugatan Gugatan.
5. Gugatan disertai dengan alasan-alasan yang jelas, mencantumkan tanggal diterima,
pelaksanaan penagihan, atau Keputusan yang digugat dan dilampiri salinan dokumen
yang digugat.
PERSIAPAN PERSIDANGAN
Persiapan persiapan dalam persidangan sebagai berikut :
1. Peradilan pajak meminta surat uraian banding atau surat tanggapan atas surat
banding atau surat gugatan kepada terbanding atau tergugat dalam jangka waktu 14
hari sejak diterima surat banding atau surat gugatan.
2. Jika pemohon banding mengrimkan surat atau dokumen susulan kepada pengadilan
pajak, jangka waktu empat belas hari sebaagaimana dimaksud seperti diatas dihitung
sejak tanggal diterima surat atau dokumen susulen diimaksud.
3. Pemohon banding atau penggugat dapat memberitahukan kepada ketua untuk hadir
dalam persidangan guuna memberikan keterangan lisan
4. Majelis atau hakim tunggal bersidang pada hari yang ditentukan dan
memberitahukan hari sidang dimaksud kepada pihak yang bersengketa
5. Majelis atau hakim tunggal sudah mulai bersidang dalam jangka waktu enam bulan
sejak tanggal diterimanya surat banding.
6. Dalam hal gugatan, majelis atau hakim tunggal sudah memulai sdang dalam jangka
waktu tiga bulan sejak tanggal diterimanya surat gugatan
PEMERIKSAAN DALAM PERSIDANGAN

Hakim Ketua dan / atau Hakim Tunggal


melakukan penelitian identitas
Hakim Ketua membuka persidangan
pemohon
dengan
banding dan Kuasa Hukumnya antara Hakim Ketua dan Anggota majelis
mengetukkan palu sebagai tanda
lain dengan mencocokkan tanda melakukan pemeriksaan berkas
dimulainya persidangan dan
tangan apakah pihak yang hadir sesuai perkara
menyatakan persidangan terbuka
dengan pihak-pihak yang
untuk umum
menandatangani Surat Banding
tersebut

Apabila Hakim Ketua atau Hakim


Tunggal dan Panitera berhalangan,
Dalam setiap pemeriksaan sengketa
Berita Berita Acara Sidang ditandatangani
pajak, Panitera harus membuat Berita
Acara Sidang ditandatangani oleh oleh Hakim Ketua atau Hakim Tunggal
Acara
Ketua Pengadilan Pajak dengan dan
Sidang yang memuat segala sesuatu
menyatakan bahwa Panitera
yang terjadi dalam persidangan
Hakim Ketua atau Hakim Tunggal dan
Panitera berhalangan
Pemeriksaan Dengan Pemeriksaan Dengan Acara
Acara Biasa Cepat

Surat
Surat Banding
Banding diajukan
diajukan masih
masih dalam
dalam
tenggang
tenggang waktu
waktu 33 (tiga)
(tiga) bulan
bulan sejak
sejak Sengketa
Sengketa Pajak
Pajak tertentu
tertentu
keputusan
keputusan yang
yang dibanding
dibanding diterima
diterima

Pajak
Pajak terutang
terutang telah
telah dibayar
dibayar sampai
sampai dengan
dengan Hakim
Hakim Ketua
Ketua memberitahukan
memberitahukan tanggal
tanggal dan
dan hari
hari sidang
sidang kepada
kepada
50
50 %
% (lima
(lima puluh
puluh persen)
persen) dari
dari jumlah
jumlah pemohon
pemohon banding
banding atau
atau
hutang
hutang pajaknya,
pajaknya, dengan
dengan melampirkan
melampirkan penggugat,
penggugat, dan
dan memanggil
memanggil pemohon
pemohon banding
banding untuk
untuk menghadiri
menghadiri
bukti
bukti pembayarannya
pembayarannya persidangan
persidangan

Hakim
Hakim Ketua
Ketua menjelaskan
menjelaskan masalah
masalah yang
yang disengketakan
disengketakan kepada
kepada
para
para pihak
pihak yang
yang
bersengketa
bersengketa diawal
diawal persidangan
persidangan

Hakim
Hakim Ketua
Ketua menanyakan
menanyakan kepada
kepada terbanding
terbanding mengenai
mengenai hal-hal
hal-hal
yang
yang dikemukakan
dikemukakan
pemohon
pemohon Banding
Banding dalam
dalam surat
surat banding
banding dan
dan dalam
dalam surat
surat bantahan
bantahan

Apabila
Apabila dipandang
dipandang perlu
perlu Hakim
Hakim Ketua
Ketua dapat
dapat memanggil
memanggil pemohon
pemohon
Banding
Banding untuk
untuk
hadir
hadir dalam
dalam persidangan,
persidangan, guna
guna memberikan
memberikan keterangan
keterangan yang
yang
diperlukan
diperlukan dalam
dalam rangka
rangka
penyelesaian
penyelesaian sengketa
sengketa pajak
pajak
PEMBUKTIAN
Surat atau
tulisan

Keterangan ahli

Pembuktian di
pengadilan Keterangan para
Alat bukti
pajak dapat saksi
berupa
Pengakuan para
pihak

Pengetahuan
Hakim
PUTUSAN
Putusan pengadilan pajak diambil berdasarkan hasil penilaian
pembuktian dan berdasarkan peraturan perundang-undangan perpajakan
yang bersangkutan serta berdasarkan keyakinan hakim
Putusan pengadilan pajak dapat berupa :
1. Menolak

2. Mengabulkan sebagian atau seluruhnya


3. Menambah pajak yang harus dibayar

4. Tidak dapat diterima

5. Membetulkan kesalahan teknis dan atau kesalahan hitung

6. Membatalkan
Pelaksanaan Putusan

Putusan Pengadilan Pajak yang mengabulkan sebagian atau seluruh banding,


kelebihan pembayaran pajak dikembalikan dengan ditambah imbalan bunga
sebesar 2 persen sebulan untuk paling lama 24 bulan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Dalam pelaksanaannya salinan putusan atau salinan penetapan pengadilan
pajak dikirim kepada para pihak dengan surat oleh sekretaris dalam jangka waktu
30 hari sejak tanggal putusan pengadilan pajak diucapkan, atau dalam jangka
waktu 7 hari sejak tanggal putusan diucapkan. Putusan pengadilan pajak harus
dilaksanakan oleh pejabat yang berwenang dalam jangka waktu 30 hari terhitung
sejak tanggal diterima putusan. Pejabat tidak melaksanakan putusan pengadilan
pajak dalam jangka waktu tersebut, dikenakan sanksi sesuai dengan ketentuan
kepegawaian yang berlaku.
Pemeriksaan Peninjauan Kembali

Syarat pengajuan peninjauan kembali :


1. Permohonan Peninjauan Kembali hanya dapat diajukan 1 (satu) kali kepada
Mahkamah Agung melalui Pengadilan Pajak.
2. Permohonan Peninjauan Kembali tidak menangguhkan atau menghentikan
pelaksanaan putusan Pengadilan Pajak.
3. Hukum Acara yang berlaku pada pemeriksaan peninjauan kembali adalah hukum
acara pemeriksaan peninjauan kembali sebagaimana dimaksud dalam UU No. 14
Tahun 1985 tentang Mahkamah Agung, kecuali yang diatur secara khusus dalam UU
Pengadilan Pajak.
Jangka waktu keputusan peninjauan kembali :

Mahkamah Agung memeriksa dan memutus permohonan peninjauan kembali


dengan ketentuan :
1. Dalam jangka waktu 6 (enam) bulan sejak permohonan peninjauan kembali diterima oleh
Mahkamah Agung telah mengambil putusan, dalam hal Pengadilan Pajak mengambil putusan melalui
pemeriksaan acara biasa;

2. Dalam jangka waktu 1 (satu) bulan sejak permohonan peninjauan kembali diterima oleh Mahkamah
Agung telah mengambil putusan, dalam hal Pengadilan Pajak mengambil putusan melalui pemeriksaan
acara cepat.

3. Putusan atas permohonan peninjauan kembali harus diucapkan dalam sidang terbuka untuk umum.
 
Jangka waktu pengajuan peninjauan
kembali :
No Peninjauan Kembali Hanya Dapat diajukan Berdasarkan Alasan: Jangka Waktu untuk Pengajuan Peninjauan Kembali:

1 Bila putusan pengadilan pajak didasarkan pada kebohongan atau tipu diajukan paling lambat 3 (tiga) bulan terhitung sejak diketahuinya kebohongan
muslihat pihak lawan yang diketahui setelah perkaranya diputus atau atau tipu muslihat atau sejak Putusan Hakim pengadilan pidana memperoleh
didasarkan pada bukti-bukti yang kemudian oleh hakim pidana dinyatakan kekuatan hukum tetap.
berlaku.

2 Apabila terdapat bukti tertulis baru yang penting dan bersifat menentukan, diajukan paling lambat 3 (tiga) bulan terhitung sejak ditemukan surat-surat bukti
yang apabila diketahui pada tahap persidangan di pengadilan pajak akan yang hari dan tanggal ditemukannya harus dinyatakan dibawah sumpah dan
menghasilkan putusan yang berbeda. disahkan oleh pejabat yang berwenang.

3 Apabila telah dikabulkan suatu hal yang tidak dituntut atau lebih dari pada diajukan paling lambat 3 (tiga) bulan sejak putusan dikirim.
yang dituntut, kecuali yang diputus berdasarkan Pasal 80 ayat (1) huruf b dan
c. 
Isi dari Pasal 80 ayat (1) huruf b dan c:
(1) Putusan Pengadilan Pajak dapat berupa:
a. mengabulkan sebagian atau seluruhnya;
b. menambah Pajak yang harus dibayar;

4 Apabila mengenai suatu bagian dari tuntutan belum diputus tanpa diajukan paling lambat 3 (tiga) bulan sejak putusan dikirim.
mempertimbangkan sebab-sebabnya.

5 Apabila terdapat suatu putusan yang nyata-nyata tidak sesuai dengan diajukan paling lambat 3 (tiga) bulan sejak putusan dikirim.
ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Pengajuan Permohonan Peninjauan
Kembali Sanksi Administrasi Perpajakan
Berdasarkan pasal 22 UU KUP, tidak menyebutkan atas STP. Hal ini karena
STP bukanlah ketetapan atas pokok pajak, melainkan hanya mengenakan
snksi administrasi. Karena atas penerbitan STP tidak dapat diajukan
keberatan, maka upaya yang dapat dilakukan oleh wajib pajak adalah
mengajukan peninjauan kembali jumlah ketetapan pajak dan sanksi
administrasi yang tercantum dalam SPT.
Berdasarkan pasal 36 ayat 1 huruf a UU KUP dan Keputusan Menteri
Keuangan Nomor 953/KMK.04/1983 disebutkan bahwa Menteri Keuangan
dapat menerbitkan keputusan peninjauan kembali dengan mengurangkan
atau membatalkan ketetapan pajak dan sanksi administrasi yang tidak benar.
Terhadap keputusan peninjauan kembali tidak dapat diajukan banding.
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai