Chapter6 - Aspek Legal RE
Chapter6 - Aspek Legal RE
Pengantar ….
• Memiliki sebuah property tidak sekedar
menempati, tetapi hal terpenting dari kepemilikan
tersebut adalah pada aspek legalitas kepemilikan
property
Berdasarkan hukum Anglo
Saxon Agraria, kepemilikan
seseorang terhadap sesuatu
dibedakan menjadi :
• Real property seperti tanah
dan semua yang melekat
diatasnya (pohon, rumah dll)
yang bersifat permanen / tidak
bergerak
• Real personal seperti
kendaraan, perhiasan yang
bersifat dapat dipindahkan /
bergerak
• Real Estate must be Real Property
• Bukti kepemilikan harus sah dimata hukum
• 1. Hak Milik
• 2. Hak Guna Usaha
• 3. Hak Guna Bangunan
• 4. Hak Pakai
• 5. Hak Sewa
• 6. Hak Membuka Tanah
• 7. Hak Memungut Hasil Hutan
• 8. Hak-hak lain yang tidak termasuk dalam hak-hak tersebut di
atas yang ditetapkan oleh undang-undang serta hak-hak yang
sifatnya sementara sebagaimana disebutkan dalam pasal 53.
Dalam Undang-undang Pokok Agraria (UUPA), hak–hak
atas tanah dikelompokkan sebagai berikut:
• Jual beli
• Tukar menukar
• Penyertaan dalam modal
• Hibah
• Pewarisan
Hapusnya / hilangnya Hak Atas Tanah
• Jangka waktu yang berakhir
• Dibatalkan sebelum jangka waktunya berakhir karena sesuatu syarat yang
tidak dipenuhi
• Dilepaskan secara sukarela oleh pemegan haknya sebelum jangka
waktunya berakhir
• Dicabut untuk kepentingan umum
• Diterlantarkan
• Tanahnya musnah
• Beralih ke warganegara asing (khusus Hak Milik) atau badan hukum asing
(khusus HGU dan HGB)
• sumber : UNDANG-UNDANG No. 5 TAHUN 1960 TENTANG PERATURAN
DASAR POKOK-POKOK AGRARIA
• Hak terkuat dan terpenuh yang dapat
dipunyai orang atas tanah adalah hak milik.
• Bukti kepemilikan hak atas lahan / properti di
Indonesia diwujudkan dalam bentuk sertifikat.
• Keterangan yang terdapat pada sertifikat
sekaligus memberi batasan hak dan kewajiban
pemilik.
Bagaimana dengan hunian vertikal ?
Apartemen vs Condominium
• Definisi apartemen adalah
sebuah kompleks yang memiliki kesamaan dalam suatu
bangunan yang terdiri dari beberapa ruangan yang di
manfaatkan sebagai tempat tinggal sebagian masyarakat
yang didalamnya terdapat beberapa bagian ruang yang
tidak berdiri sendiri
pasal UURS No. 16 tahun 1985 menjelaskan bahwa
yang dimaksud dengan apartemen adalah “Gedung
bertingkat yang dibangun dalam suatu lingkungan,
terbagi atas bagian- bagian yang distrukturkan
secara fungsional dalam arah vertikal dan
horisontal dan merupakan satuan-satuan yang
dapat dimiliki dan digunakan secara terpisah, yang
dilengkapi dengan bagian bersama, tanah bersama
dan benda bersama”
Apartemen memiliki beberapa katagori, dari jenis dan
besaran bangunannya, maka apartemen terbagi kedalam :
• 1. Hak Milik
• 2. Hak Guna Bangunan (HGB)
• 3. Hak pakai atas tanah negara
• 4. Hak Pengelolaan (HPL)
• Sertifikat Hak Milik atas Rumah Susun (“SHMRS) adalah
bentuk kepemilikan yang diberikan terhadap pemegang
hak atas Rumah Susun. Bentuk Hak milik atas rumah susun
ini harus dibedakan dengan jenis hak milik terhadap rumah
dan tanah pada umumnya. SHMRS dalam dunia properti
sering juga disebut strata title.
• Strata title sebenarnya tidak dikenal dalam hukum Indonesia. Strata
title berasal dari negara Barat dan dikenal dalam konsep hunian
vertikal maupun horisontal di mana hak kepemilikan atas suatu ruang
dalam gedung bertingkat dibagi-bagi untuk beberapa pihak.
Langkah-langkah Perijinan untuk Perumahan
• Langkah 1
Pastikan tanah yang akan dikelola sebagai
perumahan berada pada jalur yang sesuai
dengan Rencana Tata Ruang Kota ( RTRK) agar
tidak kesulitan untuk ijin pemanfaatan
tanahnya.
• Misal :