Anda di halaman 1dari 25

PATOFI S I O L O G I D A N

A N A A N T E R A P I
PENATALAKS
SI O N A L PE NY A K I T M I GR A N
RA
Artha Sudibyo Hanun Nada
Bagas Budi Nawang Giri
Bayu Aji Noviary
Fina Kritya Y
Dengan
aura
Primer Migrain
(tidak memiliki penyebab Tanpa aura
yang dapat diidentifikasi Sakit kepala
SAKIT dan dapat diobati)
cluster
KEPALA Sekunder
(berhubungan dengan
berbagai penyebab)
MIGRAIN
Kata migrain berasal dari Baru-baru ini, migrain digambarkan sebagai
bahasa yunani hemicrania "paroxysmal" serangan sakit kepala berdenyut
yang menggambarkan sakit sedang hingga berat dengan gejala yang
kepala unilateral dengan mungkin termasuk mual, muntah, dan
gejala. fotofobia atau fonofobia.

• Sakit kepala yang disebabkan migraine biasanya mengenai satu sisi kepala saja tetapi
dapat juga mengenai kedua sisi.

• Gejala yang timbul dapat berupa nyeri yang “menusuk” atau nyeri yang berdenyut.
EPIDEMIOLOGI MIGRAIN
Berdasarkan penelitian di anmerika, dilaporkan bahwa migraine timbul pada 18,2
% wanita dan 6,5 % pria di amerika setiap tahunnya. Prevalensi migraine bervariasi
menurut umur dan jenis kelamin.
• Sebelum umur 12 tahun, migraine umumnya terjadi pada anak laki-laki
dibandingkan dengan anak wanita, tetapi prevalensi meningkat cepat pada anak
wanita setelah pubertas.
• Setelahumur 12 tahun, wanita lebih sering terkena migraine dibandingkan
dengan pria, kira-kira dua hingga tiga kalinya.
• Prevalensi
terbesar tejadi pada usia 35 dan 45 tahun. Onset biasanya terjadi
pada usia 10 hingga 29 tahun, tetapi onset migraine pada masa kanak-kanak
tidak umum
FAKTOR RESIKO
Riwayat Keluarga Gender dan Perubahan Hormonal
Anak memikki resiko 50X terkena Perempuan beresiko tiga kali lebih mungkin untuk
migrain jika salah satu menderita migrain dibanding pria. Menariknya, di
orangtuanya merupakan penderita kalangan anak-anak, migrain lebih sering terjadi pada
migrain dan resiko 75X jika migrain anak laki-laki dari pada anak perempuan, tapi setelah
tersebut didap oleh kedua masa pubertas trennya akan berbalik.
Orangtuanya.
Umur Kondisi Medis Lainnya
Namun, migrain adalah paling Orang yang menderita migrain lebih mungkin
umum terjadi pada orang usia 25- didiagnosis mengalami depresi, gangguan
55 tahun. Insiden migrain turun kecemasan, stroke, epilepsi, sindrom iritasi usus
secara signifikan pada wanita (IBS), dan tekanan darah tinggi dibanding orang yang
setelah menopause. bukan penderita migrain. Tetapi hal ini tidak berarti
bahwa salah satu dari kondisi tersebut merupakan
faktor nsiko untuk migrain.
PENYEBAB MIGRAIN

• Hormon • Emosional
• Nutrisi • Masalah sensori (asap rokok, parfum
dan lainlain)
• Cuaca
• Stres • Kurang tidur

• Tekanan • Tidur berlebihan


• Kelelahan dan aktivitas fisik.
KLASIFIKASI
MIGRAN

Dengan Aura Tanpa Aura


MIGRAIN TANPA AURA
IHS (international headache society) mendefinisikan migrain sebagai paling
sedikit lima kali serangan nyeri kepala seumur hidup yang memeuhi kriteria
berikut:
• Durasi 4 sampai 72 jam apabila tidak diobati.
• Nyeri kepala dengan paling sedikit dua dari empat gambaran berikut:
lokasi unilateral, kualitas berdenyut (pulsating), 21 intensitas nyeri sedang
sampai berat, atau nyeri yang diperparah oleh aktifitas fisik rutin.
• Paling sedikit terdapat satu dari dua hal berikut selama nyeri kepala yaitu
mual dan muntah atau keduanya, serta fotofobia dan fonofobia
MIGRAIN DENGAN AURA

Nyeri kepala (NK) berulang yang didahului gejala


neurologi fokal yang reversibel 5- 20 menit dan
berlangsung kurang dari 60 menit. Gambaran NK
menyerupai MTA biasanya timbul sesudah gejala aura.
Teori Vaskular
PATO
FISIOLOGI Aktivasi Sistem Trigeminovaskular

Cortical Spreading Depression (CSD)

Sensitisasi Neuronal
1. TEORI VASKULAR

Teori ini menyatakan bahwa migraine diakibatkan oleh vasokonstriksi intrakranial dan
vasodilatasi “rebound” serta aktivasi saraf nosiseptif. Kondisi ini menimbulkan rasa
nyeri dan juga aura pada migraine.

Teori ini didasarkan pada temuan bahwa:


• Pembuluh darah ekstrakranial berdenyut dan melebar saat serangan migraine
• Stimulasi pembuluh darah intrakranial dapat memicu timbulnya nyeri kepala
• Vasokonstriktor mengurangi nyeri kepala, sedangkan vasodilator dapat memicu
nyeri kepala

Namun, pencitraan sistem saraf (neuroimaging) menunjukkan bahwa penurunan aliran darah selama


aura tidak cukup untuk menimbulkan iskemia. Selain itu, fakta lain juga menunjukkan bahwa tidak
semua pasien migraine mengalami aura dan tidak semua obat migraine memiliki efek terhadap
pembuluh darah. Fakta tersebut menyebabkan timbulnya teori lain sebagai penyebab migraine.
2. Aktivasi Sistem Trigeminovaskular
Aktivasi sistem trigeminovaskular akan menyebabkan aktivasi neuronal di batang
otak, pontine, locus coeruleus, dan periaqueductal grey. Stimulasi nuklei ini dapat
mengubah aliran darah otak dan menginhibisi aktivitas neuronal trigeminal yang
menimbulkan nyeri kepala

3. Cortical Spreading Depression (CSD)


Merupakan gelombang depolarisasi seluler di korteks substansia grisea yang
muncul dengan sendirinya.
• Gelombang → perlahan menyebar ke area korteks substansia grisea di
sekitarnya → depresi aktivitas bioelektrik neuronal dan perubahan fungsi otak.
• CSD menimbulkan fenomena kortikal primer dan aktivasi sistem
trigeminovaskular yang menyebabkan fase nyeri kepala.
• Aktivasi sistem trigeminovaskular → stimulasi neuron nosiseptif pada
pembuluh darah dural → pelepasan protein plasma dan zat penyebab nyeri
(kalsitonin, vasoactive intestinal peptide, substansi P, dan neurokinin A) →
inflamasi yang disertai vasodilatasi, sehingga menimbulkan nyeri.
4. Sensitisasi Neuronal
neuron menjadi sangat responsif terhadap stimulasi nosiseptif dan
nonnosiseptif → menurunkan ambang batas nyeri serta
meningkatkan magnitude respons, luas area reseptif nyeri, dan aktivitas
neuronal spontan.
Makanan

Non
Lingkungan
farmakologi

Terapi Perubahan
migrain perilaku

Farmakolog
Obat obatan
i
Tujuan terapi migraine jangka
panjang
1. Menurunkan frekuensi, tingkat keparahan,
TUJUAN
dan ketidakmampuan akibat migrain
2. Meningkatkan kualitas hidup
TERAPI
3. Mencegah nyeri kepala
4. Mencegah penggunaan obat nyeri kepala MIGRAIN
yang berlebihan
5. Mengajarkan pasien agar mampu Tujuan terapi migraine akut
menangani sendiri, nyeri kepala yang
1. Mengobati serangan migraine dengan
dideritanya.
cepat dan konsisten tanpa rekuren
6. Menurunkan stress dan gejala psychologic
2. Memperbaiki ketidakmampuan pasien
yang menyebabkan migraine
akibat migraine
3. Meminimalkan atau menghilangkan
efek samping
4. Efektif dalam penanganan
TERAPI FARMAKOLOGI
• NSAID (Non Steroid Anti-Inflammatory Drug)
Terapi Migrain •

Ergotamin Tartrat
Antiematik
Akut • Agonis Reseptor Serotonin

Terapi
• NSAID (Non Steroid Anti-Inflammatory Drug)
• Antagonis β Adenergik

Pencegahan
• Methsergide
• Amitriptilin
TERAPI MIGRAIN AKUT
1. NSAID (Non Steroid Anti-Inflammatory
Drug)
NSAID digunakan untuk migrain ringan-sedang,
cara kerjanya yaitu dengan mencegah inflamasi
pada sistem trigeminovaskular melalui inhibisi
sintesis prostaglandin. Kombinasi terapi dengan 2. Ergotamin Tartrat
metoklopramide meningkatkan absorbs dari Ergotamin Tartrat dan dihydroergotamin
analgesik dan meringankan gejala mual dan muntah digunakan untuk migrain sedang-berat.
akibat migrain. hati-hati untuk penggunaan pasien Merupakan jenis agonis nonselektif reseptor 5-
dengan ulkus peptikum, penyakit ginjal atau HT1 menyebabkan vasokonstriksi pembuluh
hipersensitiv. darah intrakranial dan mencegah inflamasi
neurogenik pada sistem trigeminovaskular.
Ergotamin Tartrat paling efektif digunakan saat
terjadi serangan, tersedia dalam bentuk oral,
sublingual dan rektal.
TERAPI MIGRAIN AKUT

3. Antiematik
Berfungsi untuk mengatasi mual dan muntah pada
migrain. Dosis tunggal antiematik seperti 4. Agonis Reseptor Serotonin
metoklopramide, klorpmazin, prochlorperazine Mekanisme kerja adalah menghambat pelepasan
diberikan 15-30 menit sebelum pemberian obat neuropeptida vasoaktif dari nervus trigeminal
migrain abortif. perivaskular melalui stimulasi reseptor presinaptik
5-HT1D, mengganggu transmisi sinyal dalam
nukleus trigeminal batang otak melalui reseptor 5-
HT1D, dan vasokontriksi pembuluh darah
intrakranial melalui strimulasi reseptor vaskular 5
–HT 1B.
TERAPI PENCEGAHAN
1. NSAID (Non Steroid Anti-Inflammatory Drug)
NSAID efektif menurunkan frekuensi, tingkat keparahan,
dan durasi dari serangan migraine. Digunakan untuk 2. Antagonis β Adenergik
mencegah nyeri yang biasa terjadi dengan pola tertentu Propanolol adalah prototipe antagonis adrenergik β.
seperti nyeri selama menstuasi, sebaiknya diberikan 1-2 Mekanismenay menaikkan ambang batas migraine
hari sebelum onset terjadinya nyeri. Mekanisme NSAID dengan memodulasi neurotransmisi adrenergik atau
dalam mencegah nyeri terkait dengan penghambatan serotonergik pada jalur kortikal atau subkortikal
sintesis prostaglandin. mencegah dilatasi arteri ekstrakranial, memblok
pengambilan serotonin oleh platelet. Propanolol secara
adekuat diabsorbsi setelah pemberian oral. Kosentrasi
plasma puncak terjadi setelah 1-2 jam pemberian.
Dosis efektif propanolo : 80-240 mg sehari dengan rata-
rata 160 mg. Propanolol sebaiknya tidak digunakan
pada pasien dengan asma, penyakit paru obstruktif
kronik, penyakit gagal jantung kongestif, gangguan
konduksi atrioventrikular, dan diabetes melitus.
TERAPI PENCEGAHAN
4. Amitriptilin
3. Methysergide Amitriptilin merupakan obat profilaksis yang
Methysergide adalah ergot alkaloid semisintetik efektif pada migraine berdasarkan efek
yang berperan sebagai antagonis reseptor 5-HT2 antidepresinya. Amitriptilin menghambat ambilan
poten yang mampu menstabilkan neurotransmitter kembali serotonin da norepinefrin neuron masuk
serotonergik pada sistem trigeminovaskular dan ke terminal saraf prasinaptik
menghambat inflamasi karena neurogenik serotonin.
Methysergide diabsorbsi baik setelah pemberian
oral, kadar plasma puncak terjadi setelah 1-2 jam.
Level plasma bervariasi antara 20-40 ng/ml selama
pemeliharaan terapi dengan dosis yang umum.
Methysergide sebaiknya tidak diberikan pada pasien
dengan ulkus peptik aktif, hipertensi berat, iskemik
jantung, penyakit vaskular perifer, trombophlebitis,
penyakit renal atau kehamilan.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai