Anda di halaman 1dari 58

SPEKTROMETRI

ULTRA VIOLET-VISIBLE (UV-VIS)

Sri Wahyu Murni


Jurusan Teknik Kimia FTI
UPN “Veteran” Yogyakarta
Deskripsi

Bab ini membahas tentang dasar


spekrometri ultra violet (uv) dan
visible (tampak), prinsip kerja alat
spektrometer uv-vis serta
penggunaannya untuk analisis
kualitatif dan kuantitatif.
PENDAHULUAN
Spektroskopi adalah penggunaan tenaga radiasi untuk
analisis zat-zat yang dapat menyerap sinar pada
panjang gelombang () tertentu.

E=h.γ
sampel

Ada beberapa kemungkinan terhadap sinar yang


mengenai sampel:
 sinar diserap semua

 sinar diteruskan semua

 sebagian sinar diserap, sebagian diteruskan


Spektrum ELektromagnetik

Gelombang Elektromagnetik
Spektrum Elektromagnetik
Jenis radiasi Panjang Frekuensi
gelombang  z
Sinar-X 10-2-102 Ao 1020 - 1016
UV-jauh 10-200 nm 1016 - 1015
UV-dekat 200-400 nm 1015 - 7,5.1014
Sinar tampak 400-750 nm 7,5.1014 - 4.1014
IR-dekat 0,75-2m 4.1014 - 1,2.1014
IR-sedang 2,5-50 m 1,2.1014 - 6.1012
IR-jauh 50-1000 m 6.1012 - 1011
Gel. mikro 0,1-100 cm 1011 - 108
Hubungan warna dengan panjang gelombang ()
Panjang gelombang (nm) warna
400-435 Violet
435-480 Biru
480-490 Biru kehijauan
490-500 Hijau kebiruan
500-560 Hijau
560-580 Hijau kekuningan
595-610 Jingga
610-680 Merah
680-700 Ungu kemerahan
1.1 Radiasi Gelombang Elektromagnet
Sinar memiliki 2 sifat :
1. Sebagai gelombang.
Sinar bergerak sebagai fungsi gelombang. Maka
sinar memiliki kecepatan (v), frekuensi (), panjang
gelombang () dan amplitudo.

2. Sebagai partikel bertenaga yang disebut :


foton.
Sinar yang bergerak merupakan partikel yang
bertenaga yang disebut foton. Tenaga foton
berbanding langsung dengan frekuensi radiasi.

 Jadi sinar merupakan partikel yang bergerak


mengikuti fungsi gelombang yang bertenaga.
Hubungan antara: Energi (E), panjang gelombang () dan
frekuensi ().
E = h.  ... (1)
E = h.c/(n.) ... (2)
dimana :
h = tetapan Planck (6,624 x 10-34 J.det)
E = energi
c = kecepatan cahaya (2,9976 x 1010 cm/det)
 = panjang gelombang
 = frekuensi (Hertz)
n = indeks bias

Bilangan gelombang =1/(cm-1);


sehingga h.  = h. c/(n. )
E sinar X > Euv > Evis> EIR> E gel radio
1.2 Sifat Partikel
Untuk melukiskan interaksi radiasi
elektromagnetik dengan benda, maka
dianggap berkas sinar sebagai foton.

Tenaga foton berbanding langsung dengan


frekuensi radiasi.
E = h.γ = h.c/(n.)

Intensitas berkas sinar sebanding dengan


jumlah foton
Esinar X > Euv > Evis> EIR> Egel radio
Pembiasan Sinar
1.3 Interaksi Radiasi Elektromagnetik
dengan Bahan

E=h.γ
cuplikan

Dari Buku Hardjono halaman 8


 Bila cahaya mengenai senyawa/bahan, maka
sebagian sinar diserap oleh molekul-molekul
sesuai struktur dari molekul. Tiap senyawa
mempunyai tingkatan tenaga yang spesifik.
 Bagian cuplikan yang mana yang dapat
menyerap sinar UV-Vis ?
1.3 Interaksi Radiasi Elektromagnetik dengan
Bahan
• Bila cahaya mempunyai tenaga yang sama dengan
perbedaan antara tingkatan dasar (G) dan tingkatan
eksitasi (E1, E2, ....) jatuh pada senyawa, maka
elektron-elektron pada tingkatan dasar (G) dieksitasi ke
tingkatan eksitasi (E) dan sebagian tenaga cahaya yang
sesuai diserap.

Cahaya
Cahaya
E2=hc/
E1=hc/

Karena perbedaan tenaga antara tingkat dasar dan


tingkat tereksitasi spesifik untuk tiap-tiap bahan
(senyawa), maka frekuensi yang diserap juga tertentu.
Macam-macam ikatan
 C : C
C C


C C C :: C


C C C ::: C

Non-bonding elektrons
 .. Lone pair electrons
C C.. Pasangan elektron bebas

E=h.γ
cuplikan
 Bila cahaya yang memiliki tenaga E=h
mengenai cuplikan maka sebagian tenaga
diserap, hingga molekul-molekul mengalami
kenaikan tenaga Excited State
 Tenaga sinar E=hakan menaikkan
tingkatan tenaga yang rendah (ground
state) ke tingkatan tenaga lebih tingggi E=h  Emisi
(excited state), disebut peristiwa eksitasi. Absorbsi

 Bila tenaga sinar> tenaga ikatan, ikatan


Ground State
akan putus
Cahaya
Cahaya E2=hc/
E1=hc/
Hubungan intensitas radiasi (absorbansi) sebagai fungsi 
atau , disebut spektrum serapan.

Spektra UV-VIS
Diagram Eksitasi
Contoh 1:
Hitung tenaga foton pada = 200 nm
Penyelesaian:
dE = h.c/ 

(6,624.1034 )(2,998.108 ) J det .m. det 1



2 x10  7 m

 9,333 x10 1 J
Contoh 2:
Bifenil menunjukkan serapan maksimum pada = 250
nm (4,0 x 106 m-1). Hitung tenaga yang diserap per
mol untuk transisi tersebut.
Contoh 2:
Bifenil menunjukkan serapan maksimum pada = 250
nm (4,0 x 106 m-1). Hitung tenaga yang diserap per
mol untuk transisi tersebut.
Penyelesaian:
dE = h.c/  = h.c.ν
= (6,624 x 10-34) (2,998 x 108) (4 x 106)
= 79,47 x 10-20 J untuk satu molekul

Untuk 1 mol dikalikan dengan N (bilangan Avogadro)


NdE = (79,47 x 10-20)(6,023 x 1023)
= 478,7 Kj
Contoh 3
Warna hijau mempunyai =500 nm. Berapakah frekuensi
dan tenaga per mol ?
Contoh 3
Warna hijau mempunyai =500 nm. Berapakah frekuensi
dan tenaga per mol ?

Penyelesaian:

c 3 x108 m / det
   6 x1014
det 1

 500 x109 m
E  h  6, 62 x1034 J .det x6 x1014 det 1
E  h  39, 75 x1020 J

Tenaga per mol = h x x xJ x 6,03x1023 = 239 kJ


2. ANALISIS KUANTITATIF

Serapan tenaga merupakan interaksi antara foton


dengan molekul-molekul cuplikan
Serapan juga mempunyai arti tumbukan
Tumbukan sebanding dengan banyaknya molekul
dan foton
Bila jumlah molekul dan foton dilipatkan, tumbukan
juga akan berlipat.
Io = Intensitas sinar awal
It = Intensitas sinar setelah melewati sel

Berapa pengurangan intensitas sinar


setelah sinar melewati sel sepanjang b ?
Perhatikan bagian sel (segmen): db.
Bila intensitas sinar mula-mula : Io,
maka setelah melewati segmen db, intensitas sinar berkurang sebesar
dI.
Setelah melewati segmen intensitas sinar adalah : (I-dI)
Berkurangnya tenaga sinar (dI):
berbanding langsung dengan N (jumlah molekul cuplikan) dan
I (jumlah foton).
N = (6,02 x 1020 molekul/mmol) (C mmol/ml)(db.x.y)ml
k’ = (6,02 x 1020) x.y) molekul cm2/mmol
N = k’ c db

Jumlah tumbukan sebanding dengan hasil kali : N x I


dI  NI = k’.c.db.I k’ =tetapan penyebanding

Karena terjadi pengurangan intensitas sinar : dI =-k’ c.db.I ..... (1.)


dI It dI b b
  k ' c.db;    k ' c.db   k '  c.db
I Io I 0 0
It
ln   k ' cb
Io
It It  k '
2,303 log   k ' cb log  bc
Io Io 2,303
It
  bc ekstingsi..........
logε = koefisien molar
..................................................................(2)
Io
ε digunakan bila konsentrasi larutan : mmol/ml atau mol/l

Bila konsentrasi larutan :g/l, maka ε diganti dengan a; sehingga :


It/Io = disebut transmitansi (T), dinyatakan dalam %, misal :
%T =50, maka T =50%
It
log  log T   bc
Io
 log T  bc
1
log  bc
T
 log T disebut Absorbansi  A
 log T  A  bc disebut Hukum Lambert  Beer

ε = karakteristik untuk molekul/ion penyerap dalam pelarut dan 


tertentu
harga ε tidak tergantung konsentrasi dan panjang lintasan radiasi

Jadi Hukum Lambert-Beer dapat digunakan untuk menentukan


konsentrasi.
Contoh:
Senyawa K2CrO4 dalam larutan basa
menunjukkan serapan maksimum pada 372 nm.
Larutan basa mengandung 3x10-5 M K2CrO4,
mentrasmisikan 71,6% radiasi yang masuk pada
372 nm. Bila larutan ditempatkan dalam sel
sepanjang 1 cm.
a.Berapa A larutan ini
b.Berapa serapan molar K2CrO4 pada 372 nm
c.Berapa % T jika panjang sel 3 cm.
d. bila suatu sampel larutan kromat diukur
pada kondisi yang sama (pada 372 nm, b=1
cm) diperoleh harga A = 0,095. Hitunglah
konsentrasi K2CrO4 dalam sampel.
Penyelesaian:
2.1 Sistem lebih dari Satu Komponen
Hukum Lambert-Beer bersifat aditif, jadi bisa digunakan untuk
mengukur sampel yang mengandung lebih dari satu komponen.

Pada 1 : A1   1,1.b.C1   2,1.b.C2

Pada 2 : A 2  1,  2 .b.C1   2 , 2 .b.C2


A1 dan A2 = absorbansi yang teramati dari campuran pada panjang
gelombang 1 dan 2.

1,1; 1,2 = serapan molar komponen 1 pada panjang gelombang 1


dan 2
2,1; 2,2 = serapan molar komponen 2 pada panjang gelombang 1
dan 2
C1 dan C2 = konsentrasi komponen 1 dan 2 dalam campuran

Serapan molar () ditentukan dari spektrum serapan setiap komponen yang
terpisah dalam larutan yang konsentrasinya diketahui.
Contoh:
Titanium dan vanadium membentuk kompleks berwarna
dengan H2O2. Dibuat dua larutan yang masing-masing
mengandung 5,00 mg logam tersebut dengan asam
perkorida dan H2O2 dan diencerkan hingga 100 ml. Larutan
ketiga dibuat dengan melarutkan 1,0 g alloy (hanya
mengandung Ti dan V) dengan cara yang sama dengan
kedua larutan satandar. Absorbansi ketiga larutan diukur
pada 410 dan 460 nm dalam sel sepanjang 1 cm. Hitung %
V dan Ti dalam alloy.
Data:
Larutan A410 A460

Ti 0,760 0,513
V 0,185 0,250
Alloy 0,715 0,657
Penyelesaian:
ATi410  aTi410 .b.CTi
0,760  aTi410 .(1).5
0,760
aTi410   0,152
5
dengan cara yang sama diperoleh
aTi460  0,103; aV410  0,037; aV460  0,05
pada larutan Alloy:

pada 410 nm: 0,715 = 0,152 CTi + 0,037 CV ...(1)


pada 460 nm: 0,657 = 0,103 CTi + 0,05 CV ...(2)
 Penyelesaian persamaan (1) dan (2):
CTi = 3,0 mg/100 ml; CV = 6,9 mg/100 ml

3 6,9
%Ti  x100%  0,3% %V  x100%  0,69%
1000 1000
Penerapan Spektroskopi UV_VIS Secara Kuantitatif
untuk Menentukan Konsentrasi

Syarat: mempunyai senyawa standar
Misal: akan menentukan konsentrasi vitamin C dalam
berbagai kemasan yang mengandung vitamin C.
(Misal: Con –C, Redoxon dsb)
Syarat: harus tersedia asam askorbat
 Cara:
1. membuat larutan standar asam askorbat dalam berbagai konsentrasi.
2. [misal: 0,1; 0,2; 0,3; 0,4; 0,5 mg/ml]
Tentukan maks serapan (Amaks), dilakukan dengan menggunakan salah satu larutan no.1
Tentukan A, pada maks setiap larutan no.1
Buatlah kurva standar (baku) antara konsentrasi asam askorbat (C) versus A
Tentukan A sampel pada maks

Pengolahan data:
a. Alurkan hasilnya pada kurva baku, maka konsentrasi sampel dapat
diketahui.
b. Dibuat regresi linier kurva baku
y = ax + b
dimana y = A dan x = C
n xy   x  y b
 y  a x
a n
n x 2    x 
2

n xy   x y
R
n x 2

   x  n y 2    y 
2 2

3. ANALISIS KUALITATIF

Bila 2 atom mengadakan ikatan kimia, elektron-elektron


dari kedua atom tersebut ikut serta dalam ikatan tersebut
dan membentuk orbital baru disebut orbital molekul.

Elektron ikatan diasosiasikan dengan keseluruhan molekul,


bukan satu inti atom.

Dua orbital atom dari kedua atom yang berikatan


membentuk satu orbital molekul ikatan dan energinya
rendah dan satu orbital molekul anti ikatan yang energinya
lebih tinggi.
Contoh: *
pembentukan molekul H2 E
H H
1s 1s

molekul H2
Contoh: orbital molekul ikatan dan anti
ikatan dari H2.

*

H H E
1s 1s

molekul H2
Diagram energi orbital molekul dari orbital
p.

 * anti ikatan
 * anti ikatan
E
n non ikatan
 ikatan

 ikatan
Bila molekul menyerap sinar UV-Vis pada
tenaga tertentu, maka elektron
dipromosikan ke tingkat energi yang lebih
tinggi (tereksitasi).
Keadaan eksitasi yang dihasilkan
mempunyai waktu hidup (life time) yang
sangat pendek (10-6-10-9) detik dan
sebagai akibatnya, selama eksitasi maka
elektronik atom-atom dalam molekul tidak
bergerak.
Perubahan energi yang disebabkan oleh
absorbsi radiasi

*

*
n *
 *
n *
E
n


 *

Apabila molekul menyerap radiasi sinar UV-VIS (200-800),
maka akan menyebabkan perubahan sebagai berikut:
 perubahan n - *
orbital p ditingkatkan ke dalam orbital anti ikatan *.
misal: eter, amina, sulfida dan alkil halida

 perubahan n-*
elektron n ditingkatkan ke dalam orbital anti ikatan *.

misal: dalam aseton, aldehida

 perubahan -*
elektron  ditingkatkan ke *.
misal: ikatan rangkap C=C.
 Gugus yang dapat mengadsorbsi cahaya UV-VIS
disebut gugus kromofor.
 Kromofor: berupa gugus tak jenuh kovalen yang
dapat menyerap radiasi UV-Vis.
 Gugus ini selalu mengandung elektron  dan
kadang-kadang elektron n. Contoh: C=C, C=O,
N=N, N=O dan lain sebagainya.
kromofor transisi maks(nm)
Elektron ikatan
   *
C C dan C H 150
Elektron-elektron
pasangan bebas
.. n * 185
O
..
N n * 195
.. n *
S 195
 ..
C O.
 . n * 300
 ..
C O.. n * 190

Elkektron-elektron  * 190

ikatan  C C

Pita absorbsi elektronik gugus
kromofor tunggal
kromofor sistem maks(nm)
Nitril C N 160

Asetilida C C 175-180
O
Ester C OR 205
O
Karboksil C OH
200-210
O
Aldehida C H 210
N N 285-400
Azo
N O 302
nitroso
Molekul yang mengandung 2 gugus kromofor atau
lebih akan mengabsorbsi dengan intensitas lebih
tinggi dari pada molekul yang mengandung satu
kromofor.
Auxokrom: gugus jenuh yang apabila terikat pada
kromofor mengubah panjang gelombang dan
intensitas serapan. Misal: -OCH3, -OH.
Pergeseran Batokromik (Pergeseran Merah):
pergeseran ke arah  yang lebih panjang
Pergeseran Hypsokromik (Pergeseran Biru):
pergeseran ke arah  yang lebih pendek.
Hyperkromik: kenaikan intensitas serapan
Hypokromik: penurunan intensitas serapan
4. INSTRUMENTASI
Instrumen: Spektrometer atau Spektrofotometer
Komponen-komponen pokok spektrofotometer:
1. Sumber tenaga radiasi yang stabil
2. Sistem yang terdiri dari lensa-lensa,
cermin dan celah.
3. Monokromator
4. Tempat sampel (cuvet)
5. Detektor dan Pencatat
1. Sumber Radiasi
Syarat-syarat Sumber cahaya Radiasi:
 harus memancarkan sinar dengan kekuatan
yang cukup untuk penentuan dan pengukuran
 harus memancarkan radiasi/spektrum kontinu
artinya harus mengandung panjang gelombang
(  ) dari wilayah yang dipakai
 harus stabil: radiasi harus konstan selama
waktu yang diperlukan untuk pengukuran.
2. Monokromator
Guna: memisahkan radiasi kontinu ke dalam
komponen-komponen panjang gelombang ()
dan memisahkan bagian-bagian spektrum yang
diinginkan dari yang lainnya.

Polikromatik monokromatik
3. Tempat sampel (Kuvet)
Tempat sampel /kuvet harus dibuat dari bahan yang
tidak mengabsorbsi radiasi pada wilayah  yang
dipakai (jadi meneruskan sinar)
UV : quartz atau silika yang dilebur
VIS : kuvet plastik
Panjang lintasan:
Gas : 0,1-100 nm
Cair : 1 – 10 cm
Pelarut:
a. harus melarutkan sampel
b. meneruskan radiasi pada  yang dipelajari.
Untuk UV-VIS: aseton, benzena, CCl4, CHCl3,
CH2Cl2, etanol 95%, eter, metanol dan air.
Konsentrasi larutan:  0,1 %.
4. Detektor dan Pencatat
Detektor menyerap tenaga foton yang mengenainya dan
mengubah tenaga tersebut untuk dapat diukur secara
kuantitatif sebagai arus listrik atau perubahan-perubahan
panas.

Pencatat harus menghasilkan sinyal yang secara kuantitatif


berkaitan dengan tenaga yang mengenalnya.

Syarat-syarat:
a. sensitivitas tinggi
b. waktu respon pendek
c. stabilitas yang panjang
d. sinyal elektronik mudah diperjelas
Penerapan Spektroskopi UV_VIS Secara
Kuantitatif untuk Menentukan Konsentrasi
TUGAS

BUAT RINGKASAN TENTANG


INSTRUMENTASI SPEKTROMETRI
UV-VIS
ISI:
Komponen-komponen alat spektrometer
UV-VIS dan penjelasannya
Carakerja alat spektrometer UV-VIS
SOAL ANALISA KUANTITATIF
UV-VIS
1. Senyawa 1,10-fenantroline membentuk ion kompleks
berwarna merah dengan ion fero (Fe2+), [Fe(phen)3]2+.
Kompleks ini dapat digunakan untuk penetuan
kandungan besi secara spektrofotometri. Panjang
gelombang serapan maksimum (λ maks ) adalah 510
nm. Mula-mula larutan besi direduksi menggunakan
hidroksilamina hidroklorida untuk memastikan semua besi
menjadi Fe2+ kemudian ditambahkan 1,10-fenantroline
berlebih.
Suatu larutan standar sebanyak 5 mL mengandung 20μg
besi diolah seperti uraaian di atas dan diencerkan sampai
volume akhir 10 mL. Absorbansi larutan ini pada 510 nm
dalam sel 1 cm adalah 0,397. Hitunglah absorbtivitas molar
[Fe(phen)3]2+.( BM besi = 56 gram/mol)
2. Sampel sebanyak 5 mL yang
mengandung besi diolah seperti
larutan soal no.1. Absorbansi diukur
pada 510 adalah 0,142 dalam sel 1
cm. Hitunglah kadar besi dalam
sampel dalam satuan μg/mL
3. Suatu senyawa dengan berat
molekul 100 mempunyai absorbtivitas
molar 1.105. Berapa gram senyawa ini
harus dilarutkan dalam 1 L larutan,
sehingga setelah pengenceran 200
kali larutan yang diperoleh
mempunyai absorbansi 0,1 dalam sel
1 cm.
4. Sebanyak 1 gram sampel baja
dilarutkan dalam asam nitrat dan
mangan oksidanya dioksidasi menjadi
permanganat dengan kalium persulfat.
Larutan kemudian diencerkan menjadi
500 mL. Standar baja sebanyak 0,578
gram dari Nation Bureu of Standar yang
dinyatakan mengandung 0,25 % Mn
diolah dengan cara yang sama dengan
sampel. Absorbansi larutan sampel 2,36
kali lebih besar daripada absorbansi
standar. Hitunglah presentasi Mn dalam
sampel baja.
5. Sampel baja aliase 0,525 gram
dilarutkan, mangannya dioksidasi
menjadi permanganat dan larutannya
diencerkan menjadi 100 mL.
Absorbansi pada 525 nm dalam 1 cm
adalah 0,496. Absorbtivitas molar
MnO4- pada 525 nm adalah 2,24 x 103
. Hitung presentasi Mn dalam baja
tersebut.

Anda mungkin juga menyukai