Anda di halaman 1dari 119

BELAJAR

• Belajar adalah proses atau usaha yang dilakukan tiap individu


untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku baik dalam
bentuk pengetahuan, keterampilan maupun sikap dan nilai
yang positif sebagai pengalaman untuk mendapatkan
sejumlah kesan dari bahan yang telah dipelajari.
VERNON S. GERLACH & DONAL P. ELY

• BELAJAR adalah “perubahan perilaku, sedangkan perilaku itu


adalah tindakan yang dapat diamati. Dengan kata lain
perilaku adalah suatu tindakan yang dapat diamati atau hasil
yang diakibatkan oleh tindakan atau beberapa tindakan yang
dapat diamati”.
GAGNE

• belajar adalah suatu proses dimana suatu organisme berubah


perilakunya akibat suatu pengalaman.
• Slameto; belajar adalah “suatu proses usaha yang dilakukan
seseorang untuk memperoleh  suatu perubahan tingkah laku
 yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya
sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya”. 
ABDILLAH

• BELAJAR adalah “suatu usaha sadar yang dilakukan oleh


individu dalam perubahan tingkah laku baik melalui latihan
dan pengalaman yang menyangkut aspek-aspek kognitif,
afektif, dan psikomotorik untuk memperoleh tujuan
tertentu”.
BURTON

dalam buku “The Guidance of Learning Activities”


Belajar adalah perubahan tingkah laku pada individu berkat
adanya interaksi antara individu dengan individu dan individu
dengan lingkungan, sehingga mereka mampu berinteraksi
dengan lingkungannya.
H.C. Witherington, Belajar adalah perubahan di dalam
kepribadian yang menyatakan diri sebagai suatu pola baru
dari reaksi berupa kecakapan, sikap, kebiasaan, kepribadian
atau suatu pengertian.
• Menurut James O. Whittaker; Belajar adalah proses dimana
tingkah laku ditimbulkan atau diubah melalui latihan atau
pengalaman. Belajar adalah suatu proses yang dilakukan
individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku
yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman
individu itu sendiri di dalam interaksi dengan lingkungannya.
• Slameto ; menyatakan belajar adalah suatu proses usaha
yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan
tingkah laku secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman
individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.
• Darsono; mendefinisakn belajar ialah suatu aktivitas mental
atau psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan
lingkungan, yang menghasilkan perubahan dalam
pengetahuan-pemahaman, keterampilan dan nilai sikap.
• Suhartono menyatakan belajar adalah keterlibatan langsung
seseorang secara jasmani dan rohani dalam memperoleh
pengetahuan, keterampilan, nilai-nilai, dan sikap yang
berguna dalam kehidupan beragama dan bermasyarakat.
• Sardiman; belajar adalah berubah. Belajar berarti mengubah
individu yang belajar, bukan saja yang berkaitan dengan
penambahan ilmu pengetahuan, akan tetapi juga
terbentuknya kecakapan, keterampilan, sikap, pengertian,
harga diri, minat, watak, dan penyesuaian diri. Dengan kata
lain belajar adalah serangkaian kegiatan jiwa raga, psiko fisik
untuk menuju ke perkembangan pribadi manusia seutuhnya,
yang berarti menyangkut aspek cipta, rasa dan karsa, ranah
kognitif, afektif, dan psikomotorik.
Gobind Vasdev (Penerbit Hikmah. 2009)
Mengumpamakan belajar seperti menuangkan air dari botol ke gelas. Ia mengatakan
ada 3 syarat (sikap mental) dalam belajar, yaitu :
Pertama adalah terbuka, hanya dengan berpikiran terbuka (open mind) suatu ilmu
akan mengalir ke dalam diri seseorang. Seseorang bersikap terbuka hanya bila ia
memiliki keingintahuan yang besar. Leonardo Da Vinci menjadikan “rasa ingin tahu”
sebagai prinsip utamanya dalam belajar. Demikian pula Albert Einstein, yang
mengatakan bahwa dia bukanlah orang yang punya bakat khusus, tetapi orang yang
memiliki rasa ingin tahu yang hebat.
Kedua adalah kosong, sesuatu yang penuh tidak akan dapat menampung apa-apa.
Hanya kekosonganlah yang dapat menerima sesuatu. Pikiran yang penuh dengan
persepsi yang salah, terkadang menjadi penghalang besar dalam belajar.
Ketiga adalah lebih rendah daripada botol yang mengisinya. Ini mengandung makna
bahwa siapapun yang belajar, harus merasa lebih rendah daripada yang memberi
pelajaran. Bersikap rendah hati, menyadari bahwa masih banyak kekurangan adalah
salah satu syarat dalam belajar.
Gobind Vasdev (Penerbit Hikmah. 2009)
Mengumpamakan belajar seperti menuangkan air dari botol ke gelas. Ia mengatakan
ada 3 syarat (sikap mental) dalam belajar, yaitu :
Pertama adalah terbuka, hanya dengan berpikiran terbuka (open mind) suatu ilmu
akan mengalir ke dalam diri seseorang. Seseorang bersikap terbuka hanya bila ia
memiliki keingintahuan yang besar. Leonardo Da Vinci menjadikan “rasa ingin tahu”
sebagai prinsip utamanya dalam belajar. Demikian pula Albert Einstein, yang
mengatakan bahwa dia bukanlah orang yang punya bakat khusus, tetapi orang yang
memiliki rasa ingin tahu yang hebat.
Kedua adalah kosong, sesuatu yang penuh tidak akan dapat menampung apa-apa.
Hanya kekosonganlah yang dapat menerima sesuatu. Pikiran yang penuh dengan
persepsi yang salah, terkadang menjadi penghalang besar dalam belajar.
Ketiga adalah lebih rendah daripada botol yang mengisinya. Ini mengandung makna
bahwa siapapun yang belajar, harus merasa lebih rendah daripada yang memberi
pelajaran. Bersikap rendah hati, menyadari bahwa masih banyak kekurangan adalah
salah satu syarat dalam belajar.
• Ngalim Purwanto, mengemukakan belajar adalah setiap
perubahan yang relatif menetap dalam tingkah laku, yang
terjadi sebagai suatu hasil dari latihan atau pengalaman.
• Moh. Surya ; definisi belajar adalah suatu proses usaha yang
dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan
tingkah laku yang baru keseluruhan, sebagai hasil
pengalaman individu itu sendiri dalam interaksinya dengan
lingkungan.
• M. Sobry Sutikno mengemukakan, belajar merupakan suatu
proses usaha yang dilakukan oleh seseorang untuk
memperoleh suatu perubahan yang baru sebagai hasil
pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan
lingkungannya.
• Oemar H. Belajar adalah bentuk pertumbuhan atau
perubahan dalam diri seseorang yang dinyatakan dalam cara-
cara berperilaku yang baru berkat pengalaman dan latihan.
• Slavin menyatakan, belajar merupakan akibat adanya
interaksi antara stimulus dan respon.
• Wingkel (1991) mengungkapkan bahwa belajar pada manusia
merupakan suatu proses psikologi yang berlangsung dalam
interaksi aktif subjek dengan lingkungan, dan menghasilkan
perubahan-perubahan dalam pengetahuan, keterampilan,
dan sikap yang bersifat konstan/menetap.
• Cronbach (1954) berpendapat Belajar ditunjukkan dengan
perubahan perilaku sebagai hasil dari pengalaman.
SIMPULAN

• BELAJAR adalah perubahan tingkah laku pada individu-


individu yang belajar. Perubahan itu tidak hanya berkaitan
dengan penambahan ilmu pengetahuan, tetapi juga
berbentuk kecakapan, keterampilan, sikap, pengertian, harga
diri, minat, watak, penyesuaian diri. Jadi, dapat dikatakan
bahwa belajar itu sebagai rangkaian kegiatan jiwa raga yang
menuju perkembangan pribadi manusia seutuhnya.
TUGAS KONSEP BELAJAR KE I

• MEMBUAT RANGKUMAN ARTI BELAJAR MENURUT PERSEPSI


SENDIRI
• PEKERJAAN DI EMAILKAN KE paling akhir hari kamis
berikutnya.
CIRI CIRI BELAJAR

• Adanya kemampuan baru atau perubahan. Perubahan tingkah


laku bersifat pengetahuan (kognitif), keterampilan
(psikomotorik), maupun nilai dan sikap (afektif).
• Perubahan itu tidak berlangsung sesaat saja melainkan
menetap atau dapat disimpan.
• Perubahan itu tidak terjadi begitu saja melainkan harus dengan
usaha.
• Perubahan terjadi akibat interaksi dengan lingkungan.
• Perubahan tidak semata-mata disebabkan oleh pertumbuhan
fisik/ kedewasaan, tidak karena kelelahan, penyakit atau
pengaruh obat-obatan.
• Belajar menunjukkan adanya suatu aktivitas pada diri
seseorang yang disadari atau disengaja.
• Belajar merupakan interaksi antara individu dengan
lingkungannya
• Hasil belajar ditandai dengan adanya perubahan tingkah laku.
• Cronbach memberikan definisi “Learning is shown by a
change in behavior as a result of experience”
• Harold Spears memberikan batasan “Learning is to observe,
to read, to initiate, to try something themselves, to listen, to
follow direction”
• Geoch, mengatakan “Learning is a change in performance as
a result of practice”
JENIS JENIS  BELAJAR
1.Belajar isyarat (signal learning). Menurut Gagne, ternyata tidak semua
reaksi sepontan manusia terhadap stimulus sebenarnya tidak
menimbulkan respon.dalam konteks inilah signal learning terjadi.
Contohnya yaitu seorang guru yang memberikan isyarat kepada
muridnya yang gaduh dengan bahasa tubuh tangan diangkat kemudian
diturunkan.
2.Belajar stimulus respon. Belajar tipe ini memberikan respon yang tepat
terhadap stimulus yang diberikan. Reaksi yang tepat diberikan
penguatan (reinforcement) sehingga terbentuk perilaku tertentu
(shaping). Contohnya yaitu seorang guru memberikan suatu bentuk
pertanyaan atau gambaran tentang sesuatu yang kemudian ditanggapi
oleh muridnya. Guru memberi pertanyaan kemudian murid menjawab.
3. Belajar merantaikan (chaining). Tipe ini merupakan belajar
dengan membuat gerakan gerakan motorik sehingga
akhirnya membentuk rangkaian gerak dalam urutan
tertentu. Contohnya yaitu pengajaran tari atau senam yang
dari awal membutuhkan proses-proses dan tahapan untuk
mencapai tujuannya.
4. Belajar asosiasi verbal (verbal Association). Tipe ini
merupakan belajar menghubungkan suatu kata dengan
suatu obyek yang berupa benda, orang atau kejadian dan
merangkaikan sejumlah kata dalam urutan yang tepat.
Contohnya yaitu Membuat langkah kerja dari suatu praktek
dengan bntuan alat atau objek tertentu. Membuat
prosedur dari praktek kayu. -belajar dan pembelajaran.
5. Belajar membedakan (discrimination). Tipe belajar ini
memberikan reaksi yang berbeda–beda pada stimulus yang
mempunyai kesamaan. Contohnya yaitu seorang guru memberikan
sebuah bentuk pertanyaan dalam berupa kata-kata atau benda
yang mempunyai jawaban yang mempunyai banyak versi tetapi
masih dalam satu bagian dalam jawaban yang benar. Guru
memberikan sebuah bentuk (kubus) siswa menerka ada yang
bilang berbentuk kotak, seperti kotak kardus, dan kubus.
6. Belajar konsep (concept learning). Belajar mengklasifikasikan
stimulus, atau menempatkan obyek-obyek dalam kelompok
tertentu yang membentuk suatu konsep. (konsep : satuan arti yang
mewakili kesamaan ciri). Contohnya yaitu memahami sebuah
prosedur dalam suatu praktek atau juga teori. Memahami
prosedur praktek uji bahan sebelum praktek, atau konsep dalam
kuliah mekanika teknik.
7. Belajar dalil (rule learning). Tipe ini meruoakan tipe belajar untuk
menghasilkan aturan atau kaidah yang terdiri dari penggabungan
beberapa konsep. Hubungan antara konsep biasanya dituangkan
dalam bentuk kalimat. Contohnya yaitu seorang guru memberikan
hukuman kepada siswa yang tidak mengerjakan tugas yang
merupakan kewajiban siswa, dalam hal itu hukuman diberikan
supaya siswa tidak mengulangi kesalahannya.
8. Belajar memecahkan masalah (problem solving). Tipe ini
merupakan tipe belajar yang menggabungkan beberapa kaidah
untuk memecahkan masalah, sehingga terbentuk kaedah yang
lebih tinggi (higher order rule). Contohnya yaitu seorang guru
memberikan kasus atau permasalahan kepada siswa-siswanya
untuk memancing otak mereka mencari jawaban atau
penyelesaian dari masalah tersebut.
FAKTOR PENDORONG BELAJAR
1. Adanya dorongan rasa ingin tahu.
2. Adanya keinginan untuk menguasai Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
sebagai tuntutan zaman dan lingkungan sekitarnya.
3. Mengutip dari istilah Abraham Maslow bahwa segala aktivitas manusia
didasari atas.
Kebutuhan yang harus dipenuhi dari kebutuhan biologis sampai
aktualisasi diri.
4. Untuk melakukan penyempurnaan dari apa yang telah diketahuinya.
5. Agar mampu bersosialisasi dan beradaptasi dengan lingkungannya.
6. Untuk meningkatkan intelektualitas dan mengembangkan potensi diri.
7. Untuk mencapai cita-cita yang diinginkan.
8. Untuk mengisi waktu luang.
TUGAS KONSEP BELAJAR KE I

• MEMBUAT RANGKUMAN ARTI BELAJAR MENURUT PERSEPSI


SENDIRI
• PEKERJAAN DI EMAILKAN KE paling akhir hari kamis
berikutnya.
PEMBELAJARAN

• Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan


pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar.
Pembelajaran merupakan bantuan yang diberikan pendidik
agar dapat terjadi proses perolehan ilmu dan pengetahuan,
penguasaan kemahiran dan tabiat, serta pembentukan sikap
dan kepercayaan pada peserta didik.
• Dengan kata lain, pembelajaran adalah proses untuk
membantu peserta didik agar dapat belajar dengan baik.
PEMBELAJARAN

• Menurut UU Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistim


Pendidikan Nasional, Bab I Ketentuan Umum Pasal 1 ayat 20
(disebutkan Pembelajaran, bukan Belajar)
Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan
pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar
Menurut Miarso (2008), definisi ini mengindikasikan bahwa ada
lima jenis interaksi dalam proses pembelajaran, :
1) Interaksi antara pendidik dengan peserta didik
2) Interaksi antar sesama peserta didik
3) Interaksi peserta didik dengan nara sumber
4) Interaksi peserta didik bersama pendidik dengan sumber
belajar yang sengaja dikembangkan, dan
5) Interaksi peserta didik bersama pendidik dengan lingkungan
sosial dan alam
 Pasal 1 ayat 1, disebutkan bahwa “Pendidikan adalah usaha sadar
dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan
potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,
pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta
keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan
negara”
 Sedangkan pada Bab III tentang Dasar, Fungsi dan Tujuan, pasal 3
disebutkan bahwa “Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan
kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang
bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa,
bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi
manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi
warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab”
CIRI-CIRI PEMBELAJARAN

• Merupakan upaya sadar dan disengaja


• Pembelajaran harus membuat siswa belajar
• Tujuan harus ditetapkan terlebih dahulu sebelum proses
dilaksanakan
• Pelaksanaannya terkendali, baik isinya, waktu, proses
maupun hasilnya
Perbedaan
Pembelajaran, Pengajaran, Pemelajar, dan Pembelajar

• Pembelajaran adalah separangkat tindakan yang dirancang


untuk mendukung proses belajar siswa, dengan
memperhitungkan kejadia-kejadian ekstrim yang berperan
terhadap rangkaian kejadian-kejadian intern yang
berlangsung dialami siswa
• Pengajaran adalah proses, perbuatan, cara mengajar atau
mengajarkan perihal mengajar, segala sesuatu mengenai
mengajar, per-ingat-an (tentang pengalaman, peristiwa yang
dialami atau dilihatnya).
• Pengajaran adalah kegiatan yang dilakukan guru dalam
menyampaikan pengetahuan kepada siswa. Pengajaran juga
diartikan sebagi interaksi belajar dan mengajar. Pengajaran
berlangsung sebagai suatu roses yang saling mempengaruhi
antara guru dan siswa.
• Pemelajar adalah orang yang melakukan pengajaran.
• Pembelajar adalah orang yang melakukan pembelajaran.
TUGAS PEMBELAJAR KE 2

• PENEKANAN APA YANG DITUNJUKKAN OLEH PARA AHLI


DALAM MENGARTIKAN PEMBELAJARAN.
• PEKERJAAN DI EMAILKAN
SIKLUS BELAJAR MANUSIA

MANUSIA 1
SITUASI 2 MANUSIA 4
PENGALAMAN 3 Dikuatkan kembali
ttp relatif tdk berubah

PRAKTEK 5
Percobaan

EVALUASI 6 MEMORISASI 8

Menalar dan
refleksi 7

Manusia berubah 9
Dan lebih berpengalaman

33
ILUSTRASI GAMBAR

PENGALAMAN
DI SIMPULKAN

Praduga
Tanpa Pertimbangan
BUKAN BELAJAR Penolakan

BUKAN BLJ Prasadar


DI RESPON YG REFLEKTIF Ketrampilan
Mengahafal

BELAJAR Merenungkan
REFLEKTIF Ketrampl Reflekti
Bersifat Coba2/kreatif

PROSES BELAJAR

34
• Rute 1 melalui 4 : PRADUGA
• Rute 1 melalui 4 : TANPA PERTIMBANGAN
• Rute 1 melalui 3 melalui 7 menuju 4 atau 9 :
PENOLAKAN

35
BELAJAR NON REFLEKTIF

• Rute 1 melalui 3 melalui 6 menuju 4 : BELAJAR PRASADAR


• Rute 1 melalui 3 melalui 5 menuju 8 menuju 6 atau 4 atau 9 :
BELAJAR KETRAMPILAN
• Rute 1 melalui 3 menuju 6, lalu kemungkinan menuju 8
menuju 6 dan kemudian menuju 4 atau 9 : MENGHAFAL

36
BELAJAR REFLEKTIF
• Rute 1 melalui 3 hingga 7 ke 8 ke 6 ke 9 dengan proses dua
arah yang beoperasi ke seluruh bagian yang terakhir :
KONTEMPLASI
• Rute 1 melalui lingkaran 3 hingga ke 5,7,8 sebanyak yang
diperlukan dalam kedua arah, keluar dari lingkaran 5 ke 8
ke 6 ke 9 : KETRAMPILAN REFLEKTIF
• Rute 1 melalui 3 menuju 7,5, lingkran 8, sebanyak mungkin
selama perlu kedua arah, keluar dari 7 menuju 8 menuju 6
menuju 9 : BELAJAR BEREKSPERIMEN

37
PROSES BUKAN BELAJAR
RENUNGKAN.
Saya percaya bhw dunia sebagaimana yg saya ketahui
hingga sekarang ini akan berlanjut terus dan bahwa
akibatnya timbunan pengetahuan yg diperoleh dr
kawan saya dan yang terbentuk dr pengalaman saya
sendiri akan terus melestarikan dasar keabsahannya.
Perkiraan ini diikuti oleh yg selanjutnya dan yang
merupakan dasar; bhw saya dpt mengulangi tindakan
saya yg berhasil di masa lalu. Selama susunan dunia
dpt dianggap

38
INTELIGENSI
• Menurut Charles Handy (1990)
Logical, mereka yg berdaya nalar, penganalisis dan penghafal
Spatial, mereka yg mampu membedakan pola-pola dlm segala hal dan
menciptakan
Musical, mereka yg mampu bernyanyi, bermain / mengubah musik dari
segala jenis.
Practical, mereka yg mampu menangani karburator hingga alat mengebor,
namun mungkin tidak pernah bisa mengeja kata-katanya / menjelaskan
bgmn mereka melakukannya.
Phisical, mereka yg berprofesi sbg pemain sepak bola, para atlit, dan
penari diantara kita
Intra-personal, mereka yg sensitif dan mampu meraba perasaannya
sendiri, orang-orang yang diam-diam mampu memahami
Inter-personal, mereka yang dapat membuat segalanya terjadi bersama
dan melalui orang-orang.

39
DENIS POSTLE

• INTELIGENSI EMOSI
Memancarkan kehangatan
Kesadaran akan perasaan diri
Sensitivitas thd perasaan orang lain
Mengatasi mslh emosi scr terbuka
Bersimpati dg pengalaman sesama
• INTELIGENSI INTUITIF
Perasaan tidak gentar
Menggunakan firasat
Berspekulasi ttg masa depan
Menggunakan imajinasi
Kesediaan untuk mengambil resiko
Kapasitas untuk berubah
40
• INTELIGENSI FISIK
Kepedulian thd kebugaran dan kesehatan
Kenikmatan dlm aktivitas fisik
Kebanggaan akan ketrampilan tanpa menggunakan mesin
Diet yang masuk akal dan berimbang
Kecintaan akan aktivitas di luar rumah
Terampil dlm tugas-tugas rumah tangga
• INTELIGENSI INTELEK
Penalaran
Memecahkan persoalan
Analisis
Kalkulasi
Menangani informasi
Ide-ide yang abstrak
41
OTAK BAGIAN ATAS

Belahan Otak sebelah Belahan Otak sebelah


kiri kanan
Bahasa Irama
Logika Musik
Bilangan Bayangan
Rangkaian Imajinasi
Garis-garis Lamunan
Analisis Warna

42
4 PILAR PENDIDIKAN
• LEARNING TO KNOW (instrumen pemahaman akan diri sendiri dan orang
lain & wawasan untuk dpt belajar hidup kebersamaan
Pengetahuan yang diberikan kpd anak hrs yang menjangkau ke depan
• LEARNING TO DO (pembelajaran untuk meng-aplikasikan pemahamannya
dan bertindak scr kreatif terhadap lingk
Ada dua pendapat; 1) sebagai disiplin ilmu bukan sebagai aplikasi dari
materi pelajaran, dan 2) sebagai bagian dari materi pelajaran tertentu.
Pendidikan yang diharapkan lebih ke kompetensi personal yang
menghubungkan ketrampilan dengan bakat

43
• LEARNING TO LIVE TOGETHER (pengembangan
hubungan sosial untuk mencapai kehidupan
kebersamaan yang damai)
• LEARNING TO BE (pembelajaran dilandasi oleh pemerolehan
pembaruan dan pemanfaatan ilmu)
Tujuan dari pengembangan manusia adalah tercapainya
perkembangan yang maksimal dan utuh dalam kepribadian,
sehingga anak harus diberi kesempatan untuk mengembangkan
semua bakat dan kreatifnya yang tersembunyi semaksimal
mungkin.
Konal Helu Thaman; menyebut poto yaitu proses berkelanjutan
untuk menjadi seseorang yang menyadari siap dirinya dalam
berhubungan dengan orang; mengetahui apa yang harus
dilakukan dan melakukannya dengan baik.
Seseorang yang memiliki wawasan pengetahuan luas, trampil dan
dihargai oleh masyarakat.

45
PENDIDIKAN DUNIA

• Umur pend sudah panjang sekali sejak zaman hellenisme th. 150 –
500 SM ke zaman pertengahan th. 500 – 1500, zaman Humanisme
/ Renaissance serta zaman Reformasi dan Kontra Reformasi pada
tahun 1600 an. Pendidikan pada zaman ini masih berkiblat pada
dunia ide, dunia surga, akhirat, pendidikan tergantung pada alam
pikiran yang tertulis dlm buku, dengan perasaannya dan
estetikanya
• ZAMAN REALISME; pend diarahkan kpd kehidupan dunia dan
bersumber pada keadaan di dunia pula. Gerakan ini didorong oleh
perkembangan ilmu pengetahuan alam. Pendidikan tidak
menggunakan metode deduktif, tetapi menggunakan metode
induktif.

46
• Tokohnya : Francis Bacon (abad 17)
- penemuan2, pandangan2 diarah ke realita alam dan hal-hal praktis
yang ada di alam
- Sumber pengetahuan adalah alam lingkungan yang didapat dari indra
- Menggunakan metode induktif
- Exsperiment lebih diutamakan
- Bahasa daerah lebih diutamakan
• Prinsip pendidikan menurut Bacon dkk
- Pend. Lebih dihargai dr pd pengajaran.
- Pend. Hrs menekankan aktivitas sendiri
- Penanaman pengertian lebih penting dari pada hafalan
- Pelajaran disesuaikan dengan perkembangan anak
- Pelajaran hrs diberikan satu per satu
- Semua anak hrs mendapatkan kesempatan yang sama

47
• Johann Amos Comenius
Dikenal krn bukunya :
1. JANUA LINGUARUM RESERATA ( pintu terbuka bagi bahasa) th. 1631
2. Didactica Magna (buku didaktik yg besar) Th. 1632
3. Orbis Pictus (gambar dunia) th. 1651
Dalam pengajaran hendaknya menggunakan metode sesuai dengan
perkembangan alamiah anak, dengan cara :
- Belajar melalui peragaan / observasi di alam terbuka, shg anak akan
mendapatkan jawaban dari alam sendiri
- Pelajaran hrs maju selangkah demi selangkah, dari yang mudah ke
yang sukar
- Ekspresi dengan kata lebih penting untuk mengetahui apa yang telah
dipahami

48
Pandangan Realis
• Anak hrs belajar dari alam
• Belajar dengan metode induktif
• Mementingkan aktivitas anak
• Mengutamakan pengertian
• Ekspresi kata untuk menyatakan pengertian menjadi penting
• Belajar melalui bahasa ibu
• Belajar dibantu oleh gambar-gambar
• Materi pelajaran satu demi satu dari yang mudah ke sukar
• Pelajaran disesuiakan dengan perkembangan anak
• Pendidikan bersifat demokratis untuk semua anak

49
ZAMAN RASIONALISME / DISIPLINARIANISME

• Tokohnya John Locke abad ke 18.


• Aliran ini memberikan kekuasaan bagi manusia untuk berfikir
sendiri dan betindak untuk dirinya sendiri. Latihan2 sangat
diperlukan
• Akal mrpkn sumber pengetahuan; masyarakat dengan akalnya dpt
menumbangkan kekuasaan
• Proses belajarnya ada 3 langkah :
1.Mengamati hal-hal yg ada diluar diri manusia
2.Mengingat apa yang telah diamati dan dihafalkan
3.Berfikir yaitu mengolah bahan-bahan yang telah diperoleh,
ditimbang-timbang untuk diri sendiri
Mata pelajaran utama BAHASA LATIN dan ILMU PASTI
50
Zaman Naturalisme

• JJ. Rousseau. Naturalisme menentang kehidupan yang tidak wajar


akhibat dari Rasionalisme (gaya hidup yang diperhalus; cara hidup
yang dibuat-buat, korupsi; anak dipandang sbg orang dewasa yang
kecil.
• Naturalisme mengininkan keseimbangan antara kekuatan rasio
dengan hati.
• Tiga azas mengajar Rousseau :
1.Azas pertumbuhan.
2.Azas akativitas.
3.Azas individualitas

51
Zaman Developmentalisme (abad 19)

• Pendidikan sbg suatu proses perkembangan jiwa yang berlangsung dalam


setiap individu, yang merupakan hasil dari aktivitas dan reaksinya thdp
lingkungan.
• Tokohnya :
1. Pestalozzi ; meningkatkan derajat sosial umt manusia dengan
mengembangkan semua aspek individualnya (otak, tangan, hati)
menggunakan hukum-hukum perkembangan anak. Dasar metodenya
aktivitas anak; terdiri dari :
- IMPRESSION (pengamatan) tidak hanya lewat pancaindra tetapi juga
unsur emosional.
- EKSPRESI DLM BENTUK BAHASA, BENDA, BILANGAN /HITUNGAN dan
MORAL

52
2. HERBART : pembentukan manusia susila bermoral tinggi, dengan
pengembangan minat yang seluas-luasnya. Ada 5 langkah pengajaran:
1) Persiapan.
2) Presentasi.
3) Asosiasi
4) Generalisasi
5) Aplikasi

53
3. FROBEL :mengembangkan semua kapasitas dan kekuatan yang
laten pada anak-anak, agar menjadi aktual.
Tugas pendidikan : mengontrol pertumbuhan anak agar menuju
arah yang benar, ke arah aslinya sebagai anak manusia, dengan
menitik beratkan pada kreativitas anak.
Tujuan akhirnya mencapai integritas diri dengan alam / kosmos,
sesuai dengan kehendak Tuhan penciptanya.
4. Stanly Hall : mengembangkan seluruh kekuatan yang ada shg
memperoleh kepribadian yang harmonis. Kehidupan metal dan
fisik berjalan paralel.
Insting ; penjaga keselatan manusia, yang merupakan pendorong
perkembangan rohaniah.

54
Isi urutan pendidikan disesuaikan dengan tingkat-tingkat
perkembangan anak yaitu :
1)Latihan bagian-bagian fisik
2)Latihan alat-alat indra
3)Latiahn-latihan ingatan, untuk mendapatkan kebiasaan agar bisa
mengintegrasikan diri di masyarakat
4)Latihan untuk menghargai dan memahami seluruh isi alam dan
manusia

55
KONSEP-KONSEP DEVELOPMENTALISME
• Mengaktualisasi semua potensi anak yang masih laten, membentuk
watak susila dan kepribadian yang harmonis serta meningkatkan derajat
sosial manusia.
• Cara untuk mewujudkan tujuan tersebut adalah :
1)Perkembangan dikontrol
2)Membentuk tanggapan-tanggapan yang jelas shg membentuk asosiasi
yang jelas pada anak
3)Mengembangkan insting, menempa anak sebelum kaku
4)Impresi indra dan emosional menjadi ekspresi pengetahuan dan moral
• Pengembangan dilakukan sejalan dengan tingkat perkembangan anak

56
Zaman Nasionalisme (abad 19)
• Misinya : membentuk patriot-patriot bangsa, mempertahan bangsa dari
imperialis. Tokohnya : La Chalotais; Fichte; Jefferson; tujuan utama
pendidikan mereka :
1. Pendidikan Sekuler
2. Pendidikan Jasmani
3. Pendidikan kejuruan
Dengan materi pelajaran :
 Bahasa dan Kesusastraan nasional
 Pendidikan kewarganegaraan
 Sejarah negara
 Pendidikan Jasmani

57
Liberalisme dan positivisme
• Bukti liberalisme : (adam Smith)
o Sekolah dipakai alat untuk memperkuat kedudukan penguasa
o Pemerintah yang mayoritas tidak menghiraukan yang minoritas
o Prinsipnya kemerdekaan berusaha, shg timbul perusahaan raksasa
membunuh yang kecil
• Positivisme (August Comte)
o Prinsipnya; hanya percaya kpd kebenaran yg dpt diamati oleh
panca indra, akhibatnya agama lemah

58
ALIRAN SOSIAL abad 20
• Tokohnya : Paul Natorp; George Kerschensteiner; John Dewey
pendapatnya masyarakat memiliki arti yang esensial dr pd
individu. Sekolah hrs diabdikan kepada tujuan sosial.
• Buku John Dewey (The School and Society; How we Think)
pendapatnya segala sesuatu hrs ditimbang menurut kegunaan
praktisnya bagi kehidupan sosial. Kebenaran dibuat manusia,
manusia = masyarakat. Manusia hrs bereksperiment untuk
memecahkan masalah. Eksperiment = intrumental
• Dua aspek Proses belajar
1)Aspek psikologis (pengajaran disesuaikan dengan
perkembangan anak)
2)Aspek sosiologis (sekolah hrs dpt menggantikan peranan
sosialisasi keluarga
59
Simpulan
• Masyarakat lebih penting daripada individu
• Yang dicari dan dipelajari kebenaran pragmatis
• Sekolah kerja dg perlengkapan kerja
• Metode megajar yang mengaktivkan anak
• Belajar sambil bergaul dan bekerja
• Membentuk watak susila, paham akan teori-teori dan
dapat bekerja dimasyarakat

60
PAKEM
(PEMBELAJARAN AKTIF, KREATIF, EFEKTIF, dan MENYENANGKAN)

1. Siswa terlibat penuh dlm mengembangkan pemahaman dan kemampuan


mereka dg menekankan pada berbuat
2. Guru menggunakan berbagai alat bantu dan cara membangkitkan semangat
agar pembelajaran menarik, menyenangkan dan cocok bagi siswa
3. Guru mengatur kelas dengan memajang buku-buku dan bahan ajar yg lebih
menarik
PAKEM

4. Guru menerapkan cara mengajar yang lebih kooperatif dan


interaktif (kelompok)
5. Guru mendorong siswa untuk menemukan caranya sendiri
dlm memecahkanmasalah, mengugkap idenya, dan
melibatkan siswa dalam menciptakan lingkungan sekolah
Pokok-Pokok Pelaksanaan PAKEM

1. Memahami sifat anak


2. Mengenal anak secara perseorangan
3. Memanfaatkan perilaku anak dalam pengorganisasian belajar
4. Mengembangkan kemampuan berpikir kritis, kreatif dan
memecahkan masalah
5. Mengembangkan ruang kelas sebagai lingkungan belajar yg
menarik
6. Memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar
7. Memberikan umpan balik yg baik untuk meningkatkan kegiatan
belajar
8. Membedakan antara aktif fisik dan aktif mental
TEORI PEMBELAJARAN
– Pengondisian klasik
– Pengondisian operant
– Pembelajaran sosial
PENGKONDISIAN KLASIK
( Ivan Pavlov )
• Pengkondisian Klasik adalah jenis pengkondisian di mana
individu merespon beberapa stimulus yang tidak biasa dan
menghasilkan respons baru.
PENGKONDISIAN OPERAN
• Pengkondisian Operan adalah jenis pengkondisian di mana perilaku
sukarela yang diharapkan menghasilkan penghargaan atau
mencegah sebuah hukuman. Kecenderungan untuk mengulang
perilaku seperti ini dipengaruhi oleh ada atau tidaknya penegasan
dari konsekuensi-konsekuensi yang dihasilkan oleh perilaku. Dengan
demikian, penegasan akan memperkuat sebuah perilaku dan
meningkatkan kemungkinan perilaku tersebut diulangi.
• Apa yang dilakukan Pavlov untuk pengkondisian klasik, oleh psikolog
Harvard, B. F. Skinner, dilakukan pengkondisian operan.
• Skinner mengemukakan bahwa menciptakan konsekuensi yang
menyenangkan untuk mengikuti bentuk perilaku tertentu akan
meningkatkan frekuensi perilaku tersebut.
PEMBELAJARAN SOSIAL

• Pembelajaran sosial adalah pandangan bahwa orang-orang


dapat belajar melalui pengamatan dan  pengalaman 
langsung. 
• Meskipun teori pembelajaran sosial adalah perluasan dari
pengkondisian operan, teori ini berasumsi bahwa perilaku
adalah sebuah fungsi dari konsekuensi. Teori ini juga
mengakui keberadaan pembelajaran melalui pengamatan dan
pentingnya persepsi dalam pembelajaran.
PRINSIP-PRINSIP PEMBELAJARAN
– Perhatian dan Motivasi
– Keaktifan
– Keterlibatan Langsung/Pengalaman
– Pengulangan
– Tantangan
– Balikan dan Penguatan
– Perbedaan Individual
• Modus Pengalaman belajar adalah kita belajar :
- 10% dari apa yang kita baca,
- 20% dari apa yang kita dengar,
- 30% dari apa yang kita lihat,
- 50% dari apa yang kita lihat dan dengar,
- 70% dari apa yang kita katakan, dan
- 90% dari apa yang kita katakan dan lakukan.
Hal ini menunjukkan bahwa jika guru mengajar dengan banyak ceramah, maka
peserta didik akan mengingat hanya 20% karena mereka hanya
mendengarkan. Sebaliknya, jika guru meminta peserta didik untuk melakukan
sesuatu dan melaporkan nya, maka mereka akan mengingat sebanyak 90%. Hal
ini ada kaitannya dengan pendapat yang dikemukakan oleh seorang filsof Cina
Confocius, bahwa:
• “apa yang saya dengar, saya lupa; apa yang saya lihat, saya ingat; dan apa
yang saya lakukan saya paham. Dari kata-kata bijak ini kita dapat mengetahui
betapa pentingnya keterlibatan langsung dalam pembelajaran.”
PENGULANGAN

• Prinsip belajar yang menekankan perlunya pengulangan


adalah teori psikologi daya. Menurut teori ini belajar adalah
melatih daya-daya yang ada pada manusia yang terdiri atas
daya mengamati, menanggap, mengingat, mengkhayal,
merasakan, berfikir dan sebagainya. misalnya dengan
membuat ringkasan.
• Teori lain yang menekankan prinsip pengulangan adalah teori
koneksionisme-nya Thordike. Dalam teori koneksionisme, ia
mengemukakan bahwa belajar ialah pembentukan hubungan
antara stimulus dan respon, dan pengulangan terhadap
pengalaman-pengalaman itu memperbesar peluang
timbulnya respon benar.
TANTANGAN
• Teori medan (Field Theory) dari Kurt Lewin mengemukakan bahwa siswa
dalam belajar berada dalam suatu medan. Dalam situasi belajar siswa
menghadapi suatu tujuan yang ingin dicapai, tetapi selalu terdapat
hambatan dalam mempelajari bahan belajar, maka timbullah motif untuk
mengatasi hambatan itu dengan mempelajari bahan belajar tersebut.
Apabila hambatan itu telah diatasi, artinya tujuan belajar telah tercapai,
maka ia akan dalam medan baru dan tujuan baru, demikian seterusnya.
Menurut teori ini belajar adalah berusaha mengatasi hambatan-hambatan
untuk mencapai tujuan. Agar pada diri anak timbul motif yang kuat untuk
mengatasi hambatan dengan baik, maka bahan pelajaran harus
menantang. Tantangan yang dihadapi dalam bahan belajar membuat siswa
bersemangat untuk mengatasinya. Bahan pelajaran yang baru yang banyak
mengandung masalah yang perlu dipecahkan membuat siswa tertantang
untuk mempelajarinya.
• Penggunaan metode eksperimen, inquiri, discovery juga
memberikan tantangan bagi siswa untuk belajar secara lebih
giat dan sungguh-sungguh. Penguatan positif dan negatif juga
akan menantang siswa dan menimbulkan motif untuk
memperoleh ganjaran atau terhindar dari hukuman yang
tidak menyenangkan.
BALIKAN DAN PENGUATAN
• Prinsip belajar yang berkaiatan dengan balikan dan penguatan
adalah teori belajar operant conditioning dari B.F. Skinner.Kunci dari
teori ini adalah hukum effeknya Thordike, hubungan stimulus dan
respon akan bertambah erat, jika disertai perasaan senang atau
puas dan sebaliknya bisa lenyap jika disertai perasaan tidak senang.
• Artinya jika suatu perbuatan itu menimbulkan efek baik, maka
perbuatan itu cenderung diulangi. Sebaliknya jika perbuatan itu
menimbulkan efek negatif, maka cenderung untuk ditinggalkan atau
tidak diulangi lagi. Siswa akan belajar lebih semangat apabila
mengetahui dan mendapat hasil yang baik. Apabila hasilnya baik
akan menjadi balikan yang menyenangkan dan berpengaruh baik
bagi usaha belajar selanjutnya.
• Namun dorongan belajar itu tidak saja dari penguatan yang
menyenangkan tetapi juga yang tidak menyenangkan, atau
dengan kata lain adanya penguatan positif maupun negatif
dapat memperkuat belajar. Siswa yang belajar sungguh-
sungguh akan mendapat nilai yang baik dalam ulangan. Nilai
yang baik itu mendorong anak untuk belajar lebih giat lagi.
Nilai yang baik dapat merupakan operan conditioning atau
penguatan positif. Sebaliknya, anak yang mendapat nilai yang
jelek pada waktu ulangan akan merasa takut tidak naik kelas,
karena takut tidak naik kelas ia terdorong untuk belajar yang
lebih giat. Di sini nilai jelek dan takut tidak naik kelas juga bisa
mendorong anak untuk belajar lebih giat, inilah yang disebut
penguatan negatif.
PERBEDAAN INDIVIDUAL

• Siswa merupakan makhluk individu yang unik yang mana


masing-masing mempunyai perbedaan yang khas, seperti
perbedaan intelegensi, minat bakat, hobi, tingkah laku
maupun sikap, mereka berbeda pula dalam hal latar belakang
kebudayaan, sosial, ekonomi dan keadaan orang tuanya. Guru
harus memahami perbedaan siswa secara individu, agar
dapat melayani pendidikan yang sesuai dengan
perbedaannya itu. Siswa akan berkembang sesuai dengan
kemampuannya masing-masing. Setiap siswa juga memiliki
tempo perkembangan sendiri-sendiri, maka guru dapat
memberi pelajaran sesuai dengan temponya masing-masing.
• Perbedaan individual ini berpengaruh pada cara dan hasil
belajar siswa. Karenanya, perbedaan individu perlu
diperhatikan oleh guru dalam upaya pembelajaran. Sistem
pendidikan kalsik yang dilakukan di sekolah kita kurang
memperhatikan masalah perbedaan individual, umumnya
pelaksanaan pembelajaran di kelas dengan melihat siswa
sebagai individu dengan kemampuan rata-rata, kebiasaan
yang kurang lebih sama, demikian pula dengan
pengetahuannya.
TEORI BELAJAR
• TEORI BEHAVIORISTIK adalah sebuah teori yang dicetuskan oleh Gage dan
Berliner tentang perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman.
Teori ini lalu berkembang menjadi aliran psikologi belajar yang berpengaruh
terhadap arah pengembangan teori dan praktik pendidikan dan
pembelajaran yang dikenal sebagai aliran behavioristik. Aliran ini
menekankan pada terbentuknya perilaku yang tampak sebagai hasil belajar.

Teori behavioristik dengan model hubungan stimulus-responnya,


mendudukkan orang yang belajar sebagai individu yang pasif. Respon atau
perilaku tertentu dengan menggunakan metode pelatihan atau pembiasaan
semata. Munculnya perilaku akan semakin kuat bila diberikan penguatan
dan akan menghilang bila dikenai hukuman.
• TEORI BELAJAR KOGNITIF mulai berkembang pada abad terakhir
sebagai protes terhadap teori perilaku yang yang telah berkembang
sebelumnya. Model kognitif ini memiliki perspektif bahwa para
peserta didik memproses infromasi dan pelajaran melalui upayanya
mengorganisir, menyimpan, dan kemudian menemukan hubungan
antara pengetahuan yang baru dengan pengetahuan yang telah ada.
• Model ini menekankan pada bagaimana informasi diproses.

Peneliti yang mengembangkan teori kognitif  ini adalah Ausubel,


Bruner, dan Gagne. Dari ketiga peneliti ini, masing-masing memiliki
penekanan yang berbeda. Ausubel menekankan pada apsek
pengelolaan (organizer) yang memiliki pengaruh utama terhadap
belajar.Bruner bekerja pada pengelompokkan atau penyediaan
bentuk konsep sebagai suatu jawaban atas bagaimana peserta didik
memperoleh informasi dari lingkungan.
KONSTRUKTIVISME

• PENGETAHUA TIDAK DAPAT DIPINDAHKAN BEGITU SAJA DARI


PIKIRAN GURU KE PIKIRAN SISWA artinya SISWA HARUS AKTIF
SECARA MENTAL MEMBANGUN STRUKTUR
PENGETAHUANNYA BERDASARKAN KEMAMPUAN KOGNITIF
YANG DIMILIKINYA
• TEORI BELAJAR KONSTRUKTIVISME. Kontruksi berarti bersifat membangun,
dalam konteks filsafat pendidikan dapat diartikan Konstruktivisme adalah suatu
upaya membangun tata susunan hidup yang berbudaya modern.

Konstruktivisme merupakan landasan berfikir (filosofi) pembelajaran konstektual


yaitu bahwa pengetahuan dibangun oleh manusia sedikit demi sedikit, yang
hasilnya diperluas melalui konteks yang terbatas dan tidak sekonyong-konyong.

Pengetahuan bukanlah seperangkat fakta-fakta, konsep, atau kaidah yang siap


untuk diambil dan diingat. Manusia harus mengkontruksi pengetahuan itu dan
memberi makna melalui pengalaman nyata.

Dengan teori konstruktivisme siswa dapat berfikir untuk menyelesaikan masalah,


mencari ide dan membuat keputusan. Siswa akan lebih paham karena mereka
terlibat langsung dalam mebina pengetahuan baru, mereka akan lebih paham dan
mampu mengapliklasikannya dalam semua situasi. Selian itu siswa terlibat secara
langsung dengan aktif, mereka akan ingat lebih lama semua konsep.
3 PENEKANAN menurut TASKER

1. Adanya peran aktif siswa dalam mengkonstruksi


pengetahuan secara bermakna
2. Pentinnya membuat kaitan antara gagasan dalam
pengkonstruksian secara bermakna
3. Mengkaitkan antara gagasan dengan informasi baru yang
diterimanya
Beberapa hal penting dalam implementasi
konstruktivisme (Tytler, 1996)
• Memberi kesempatan kpd siswa untuk mengemukakan
idenya dg bahasa sendiri
• Memberi kesempatan kpd siswa untuk berfikir ttg
pengalamannya shg menjadi lebih kreatif dan imajinatis
• Memberi kesempatan kpd siswa untuk mencoba ide baru
• Memberi pengalaman yang berhubungan dg ide yg telah
dimiliki siswa
• Mendorong siswa untuk memikirkan perubahan ide mereka
• Menciptakan lingkungan belajar yang kondusif
CIRI-CIRI PEMBELAJARAN

1. Merupakan upaya sadar dan disengaja


2. Pembelajaran harus membuat siswa belajar
3. Tujuan harus ditetapkan terlebih dahulu sebelum proses
dilaksanakan
4. Pelaksanaannya terkendali, baik isinya, waktu, proses
maupun hasilnya
KOMPONEN PEMBELAJARAN
(Djamarah, Syaiful dan Zain)

a. Tujuan
Tujuan adalah suatu cita-cita yang ingin dicapai dari
pelaksanaan suatu kegiatan. Tujuan memiliki jenjang dari
yang luas dan umum sampai kepada yang sempit/khusus.
Adanya tujuan yang tepat mempermudah pemilihan materi
pelajaran dan pembuatan alat evaluasi. Adanya tujuan yang
tepat dan yang diketahui siswa, memberi arah yang jelas
dalam belajarnya.
b. Bahan Pelajaran
Bahan pelajaran adalah substansi yang akan disampaikan
dalam proses belajar mengajar. Bahan pelajaran menurut
Arikunto (dalam Djamarah, Syaiful dan Zain, 2006:43)
merupakan unsur inti yang ada didalam kegiatan belajar
mengajar, karena memang bahan pelajaran itulah yang
diupayakan untuk dikuasai oleh anak didik. Bahan yang
disebut sebagai sumber belajar (pengajaran) ini adalah
sesuatu yang membawa pesan untuk tujuan pengajaran.
Tanpa bahan pelajaran proses pembelajaran tidak akan
berjalan.
c. Kegiatan Pembelajaran
Kusnandar , kegiatan pembelajaran adalah bentuk atau pola
umum kegiatan pembelajaran yang akan dilaksanakan.
Kegiatan pembelajaran akan menentukan sejauh mana
tujuan yang telah ditetapkan dapat dicapai. Dalam proses
pembelajaran, guru dan siswa terlibat dalam sebuah interaksi
dengan bahan pelajaran sebagai medianya. Dalam interaksi
tersebut siswa lebih aktif bukan guru, guru hanya sebagai
motivator dan fasilitator.
d. Metode
Metode merupakan komponen pembelajaran yang banyak
menentukan keberhasilan pengajaran. Guru harus dapat
memilih, mengkombinasikan serta mempraktekkan berbagai
cara penyampaian bahan yang disesuaikan dengan situasi.
e. Alat
Alat adalah sesuatu yang dapat digunakan dalam rangka
mencapai tujuan pengajaran. Alat mempunyai fungsi yaitu
sebagai perlengkapan, sebagai pembantu mempermudah
usaha pencapaian tujuan, dan alat sebagai tujuan.
f. Sumber Pelajaran
Sumber pelajaran adalah segala sesuatu yang dapat dipergunakan
sebagai tempat dimana pengajaran terdapat atau sumber belajar
seseorang.
Mulyasa (2009:159), sumber belajar adalah segala sesuatu yang
dapat memberikan kemudahan belajar, sehingga diperoleh sejumlah
informasi, pengetahuan, pengalaman, dan keterampilan yang
diperlukan.
g. Evaluasi
Evaluasi menurut Davies adalah proses sederhana dalam
memberikan/menetapkan nilai kepada sejumlah tujuan, kegiatan,
keputusan, unjuk-kerja, proses, orang, objek, dan masih banyak yang
lain. Hasil dari evaluasi dapat dijadikan sebagai umpan balik dalam
meningkatkan kualitas mengajar maupun kuantitas belajar siswa.
PERBEDAAN PEMBELAJARAN, PENGAJARAN,
PEMELAJAR, DAN PEMBELAJAR
1. Pembelajaran adalah separangkat tindakan yang dirancang
untuk mendukung proses belajar siswa, dengan
memperhitungkan kejadia-kejadian ekstrim yang berperan
terhadap rangkaian kejadian-kejadian intern yang
berlangsung dialami sisa .
2. Pengajaran adalah kegiatan yang dilakukan guru dalam
menyampaikan pengetahuan kepada siswa. Pengajaran juga
diartikan sebagi interaksi belajar dan mengajar. Pengajaran
berlangsung sebagai suatu roses yang saling mempengaruhi
antara guru dan siswa.
3. Pemelajar adalah orang yang melakukan pengajaran.
4. Pembelajar adalah orang yang melakukan pembelajaran.
MENGAJAR

• Sanjaya, (2010) Mengajar adalah proses penyampaian


informasi atau pengetahuan dari guru kepada siswa.
• Sardiman (2001), mengatakan bahwa: Mengajar merupakan
suatu usaha untuk menciptakan kondisi atau sistem
lingkungan yang mendukung dan memungkinkan untuk
berlangsungnya belajar,
• Usman (2001) merupakan suatu usaha mengorganisasi
lingkungan dalam hubungannya dengan anak didik dan bahan
pengajaran yang menimbulkan proses belajar.
SIMPULAN

• Mengajar adalah suatu usaha mengorganisasikan lingkungan


untuk menciptakan kondisi linkungan yang nyaman agar
pengetahuan yang akan disampaikan oleh guru kepada siswa
dapat tersampaikan.
PERAN GURU DALAM PROSES PEMBELAJARAN
(Sanjaya, 2010):

a. Guru sebagai sumber belajar


Peran sebagai sumber belajar berkaitan erat dengan penguasaan
materi pelajaran. Guru bisa dinilai baik atau tidak hanya dari
penguasaan materi pelajaran. Guru dikatakan baik, manakala ia
dapat menguasai materi pelajaran dengan baik, sehingga ia
benar-benar berperan sebagai sumber belajar bagi anak didiknya.
b. Guru sebagai fasilitator
Sebagai fasilitator, guru berperan dalam memberikan pelayanan
untuk memudahkan siswa dalam kegiatan proses pembelajaran.
Sehingga guru dituntut agar mempunyai kemampuan dalam
berkomunikasi dan berinteraksi dengan siswa.
c. Guru sebagai pengelola
Sebagai pengelola pembelajaran, guru berperan dalam
menciptakan iklim belajar yang memungkinkan siswa dapat
belajar secara nyaman. Melalui pengelolaan kelas yang baik
guru dapat menjaga kelas agar tetap kondusif untuk
terjadinya proses belajar seluruh siswa.
d. Guru sebagai demonstrator
Yang dimaksud dengan peran guru sebagai demonstrator
adalah peran untuk mempertunjukkan kepada siswa segala
sesuatu yang dapat membuat siswa lebih mengerti dan
memahami setiap pesan yang disampaikan.
e. Guru sebagai pembimbing
Guru berperan untuk membimbing siswa dalam menemukan
berbagai potensi yang dimilikinya sebagai bekal hidup
mereka, sehingga ia dapat tumbuh dan berkembang sebagai
manusia ideal yang menjadi harapan setiap orang tua dan
masyarakat.
f. Guru sebagai motivator
Dalam proses pembelajaran, motivasi merupakan salah satu
aspek dinamis yang sangat penting. Proses pembelajaran
akan berhasil manakala siswa mempunyai motivasi dalam
belajar. Oleh sebab itu, guru perlu menumbuhkan motivasi
belajar siswa.
g. Guru sebagai evaluator
Sebagai evaluator, guru berperan untuk mengumpulkan data
atau informasi tentang keberhasilan siswa dalam
pembelajaran yang telah dilakukannya.
MODEL-MODEL PENGEMBANGAN
PEMBELAJARAN
1. Model Elaborasi (1975)
Model Elaborasi, berorientasi pada cara untuk
mengorganisasi pembelajaran, mulai dengan memberikan
kerangka isi dari bidang studi yang diajarkan. Kemudian
memilah isi bidang studi menjadi bagian-bagian, memilah
tiap-tiap bagian menjadi sub-sub bagian, mengelaborasi
tiap-tiap bagian, demikian seterusnya sampai pembelajaran
mencapai tingkat keterincian tertentu sesuai spesifikasi
tujuan.
2. MODEL PPSI (1976)

2.Model PPSI, memandang pengajaran sebagai suatu sistem.


Bagian-bagian atau sub-sistem dari pengajaran, meliputi
tujuan pembelajaran, bahan pelajaran, kegiatan
pembelajaran, alat-alat dan sumber pembelajaran dan
evaluasi. Semua komponen tersebut diorganisir sedemikian
rupa sehingga masing-masing komponen dapat berfungsi
secara harmonis. 
• Tugas guru dalam PPSI adalah menyusun urutan langkah-
langkah sehingga tersusun suatu urutan-urutan system
pengajaran yang baik.
• Adapun urutan langkah-langkah dalam PPSI adalah :
* Merumuskan tujuan instruksional khusus
* Menyusun alat evaluasi
* Menetapkan kegiatan pembelajaran 
* Merancang program pengajaran 
* Malaksanakan program
3. MODEL KEMP (1985)

• Model Kemp, berorientasi pada perancangan pembelajaran


yang menyeluruh dengan sasaran guru sekolah dasar dan
sekolah menengah, dosen perguruan tinggi, pelatih di bidang
industry, serta ahli media yang akan bekerja sebagai
perancang pembelajaran.
Menurut Miarso dan Soekamto, model pembelajaran Kemp
dapat digunakan di semua tingkat pendidikan, mulai dari
Sekolah dasar sampai perguruan tinggi.
Ada 4 unsur dasar dalam membuat model kemp:
*  Untuk siapa program itu dirancang? (ciri pebelajar)
* Apa yang harus dipelajari? (tujuan yang akan dicapai)
* Bagaimana isi bidang studi dapat dipelajari dengan baik?
(metode/strategi pembelajaran)
* Bagaimana mengetahui bahwa proses belajar telah
berlangsung? (evaluasi) 
4. Model Dick and CAREY (1990)

• Model Dick and Carey, berorientasi pada hasil dan


sistem.Karena dengan menerapkan model ini, maka akan
menghasilkan bahan pembelajaran yang dapat digunakan
untuk meningkatkan kualitas pembelajaran dan model
pengembangan ini menerapkan langkah-langkah yang
sistematis.
• Langkah-langkah Model Dick & Carey dimulai :
1. Mengenali tujuan pembelajaran,
2. Melakukan analisis pembelajaran ,
3. Mengenali tingkah laku masukan dan karakteristik pebelajar,
4. Merumuskan tujuan performasi,
5. Mengembangkan strategi pembelajaran,
6. Mengembangkan dan memilih materi pembelajaran,
7. Mendesain dan melakukan penilaian normative.
8. Memperbaiki atau merevisi pembelajaran.
5. MODEL DEGENG (1990 dan 1997)

Memberi keluwesan dan keleluasaan bagi desainer dan


pengembang untuk mengembangkan gagasan dan
menuangkannya dalam karya nyata pada produk
pengembangannya. Hal tersebut tergambar secara kronologis
tentang penyampaian dari hal-hal mendasar atau konseptual,
prinsip, dan berurutan. Pada posisi ini, pembelajaran disusun
melalui langkah-langkah penyampaian tujuan, pengambaran
dalam epitome dan penjabaranya.
TERMASUK MODEL PENGEMBANGAN
PEMBELAJARAN MODEL DEGENG :
1. Classroom focus yaitu: pembelajaran yang didalamnya melibatkan;
pengajar, pembelajar, kurikulum, dan fasilitas;
2. Untuk pengembangan paket pembelajaran digunakan secara klasikal
dan individual;
3. Untuk pengembangan pembelajaran pada kappabilitas belajar fakta,
konsep, prosedur dan prinsip
4. Dalam pengorganisasian isi pembelajaran menggunakan teori
Elaborasi baik pada strategi tingkat mikro maupun macro;
5. Bersifat prespektif, yaitu pembelajaran yang berorientasi pada tujuan
dan pemecahan belajar, dan
6. Memiliki langkah-langkah yang lengkap dan mampu memberikan
arahan detail sampai pada tingkat produk yang jelas.
6. Model CTL (1986,2000)
(Contextual Teaching and learning)
Pembelajaran konteksual (Contextual Teaching and
learning/CTL), adalah konsep belajar yang membantu
pengajar mengaitkan antara bahan/materi yang diajarkanya
dengan situasi dunia nyata belajar dan mendorong
pembelajar membuat hubungan antara pengetahuan yang
demikian dengan penerapanya dalam kehidupan mereka
sehari-hari.
PENERAPAN CTL DI KELAS

• Sebuah kelas dikatakan menggunakan pendekatan CTL jika ;


menerapkan ketujuh komponen dalam pembelajaranya, yaitu
1. konstrutivisme,
2. menemukan ,
3. bertanya,
4. masyarakat belajar,
5. pemodelan,
6. refleksi, dan
7. penilaian sebenarnya
DESAIN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS
CTL
• Penyusunan desain program pembelajaran berbasis CTL adalah :
1. Nyatakan kegiatan utama pembelajaranya, yaitu sebuah
peryataan kegiatan pembelajar yang merupakan gabungan antara
kompetensi dasar, materi/bahan pokok, dan indicator pencapaian
hasil belajar.
2. Nyatakan tujuan umum pembelajaran 
3. Rincian media untuk mendukung kegiatan itu
4. Buatlah scenario tahap demi tahap kegiatan pemblajar.
5. Nyatakan authentic assessment-nya yaitu dengan data apa
pembelajar dapat diamati partisipasinya dalam authentic
assessment-nya.
Jenis-Jenis Perilaku Dasar dalam tujuan
Belajar – Pembelajaran
1. Jenis Perilaku Ranah Kognitif
  Pengetahuan (Knowledge)
• Berisikan kemampuan untuk mengenali dan mengingat
peristilahan, definisi, fakta-fakta, gagasan, pola, urutan,
metodologi, prinsip dasar, dsb. Sebagai contoh, ketika
diminta menjelaskan manajemen kualitas, orang yg berada di
level ini bisa menguraikan dengan baik definisi dari kualitas,
karakteristik produk yang berkualitas, standar kualitas
minimum untuk produk.
 Aplikasi (Application)
• Di tingkat ini, seseorang memiliki kemampuan untuk
menerapkan gagasan, prosedur, metode, rumus, teori, dsb di
dalam kondisi kerja. Sebagai contoh, ketika diberi informasi
tentang penyebab meningkatnya reject di produksi,
seseorang yg berada di tingkat aplikasi akan mampu
merangkum dan menggambarkan penyebab turunnya
kualitas dalam bentuk fish bone diagram.
 Analisis (Analysis)
• Di tingkat analisis, seseorang akan mampu menganalisa
informasi yang masuk dan membagi-bagi atau
menstrukturkan informasi ke dalam bagian yang lebih kecil
untuk mengenali pola atau hubungannya, dan mampu
mengenali serta membedakan faktor penyebab dan akibat
dari sebuah skenario yg rumit. Sebagai contoh, di level ini
seseorang akan mampu memilah-milah penyebab
meningkatnya reject, membanding-bandingkan tingkat
keparahan dari setiap penyebab, dan menggolongkan setiap
penyebab ke dalam tingkat keparahan yg ditimbulkan.
 Sintesis (Synthesis)
• Satu tingkat di atas analisa, seseorang di tingkat sintesa akan
mampu menjelaskan struktur atau pola dari sebuah skenario
yang sebelumnya tidak terlihat, dan mampu mengenali data
atau informasi yang harus didapat untuk menghasilkan solusi
yg dibutuhkan. Sebagai contoh, di tingkat ini seorang manajer
kualitas mampu memberikan solusi untuk menurunkan
tingkat reject di produksi berdasarkan pengamatannya
terhadap semua penyebab turunnya kualitas produk.
 Evaluasi (Evaluation)
• Dikenali dari kemampuan untuk memberikan penilaian
terhadap solusi, gagasan, metodologi, dsb dengan
menggunakan kriteria yang cocok atau standar yg ada untuk
memastikan nilai efektivitas atau manfaatnya. Sebagai
contoh, di tingkat ini seorang manajer kualitas harus mampu
menilai alternatif solusi yg sesuai untuk dijalankan
berdasarkan efektivitas, urgensi, nilai manfaat, nilai
ekonomis, dsb
2. JENIS PERILAKU RANAH AFEKTIF

 (Receiving/Attending)
Kesediaan untuk menyadari adanya suatu fenomena di
lingkungannya. Dalam pengajaran bentuknya berupa
mendapatkan perhatian, mempertahankannya, dan
mengarahkannya.
 Tanggapan (Responding)
• Memberikan reaksi terhadap fenomena yang ada di
lingkungannya. Meliputi persetujuan, kesediaan, dan
kepuasan dalam memberikan tanggapan.
 Penghargaan (Valuing)
• Berkaitan dengan harga atau nilai yang diterapkan pada suatu
objek, fenomena, atau tingkah laku. Penilaian berdasar pada
internalisasi dari serangkaian nilai tertentu yang diekspresikan
ke dalam tingkah laku.
 Pengorganisasian (Organization)
• Memadukan nilai-nilai yang berbeda, menyelesaikan konflik di
antaranya, dan membentuk suatu sistem nilai yang konsisten.
 Berdasarkan Nilai-nilai (Characterization by a Value or Value
Complex)
• Memiliki sistem nilai yang mengendalikan tingkah-lakunya
sehingga menjadi karakteristik gaya-hidupnya.
3. JENIS PERILAKU RANAH PSIKOMOTOR

 Persepsi (Perception)
• Penggunaan alat indera untuk menjadi pegangan dalam
membantu gerakan.
 Kesiapan (Set)
• Kesiapan fisik, mental, dan emosional untuk melakukan
gerakan.
 Guided Response (Respon Terpimpin)
• Tahap awal dalam mempelajari keterampilan yang kompleks,
termasuk di dalamnya imitasi dan gerakan coba-coba.
  Mekanisme (Mechanism)
• Membiasakan gerakan-gerakan yang telah dipelajari sehingga
tampil dengan meyakinkan dan cakap.
 Respon Tampak yang Kompleks (Complex Overt Response)
• Gerakan motoris yang terampil yang di dalamnya terdiri dari
pola-pola gerakan yang kompleks.
 Penyesuaian (Adaptation)
• Keterampilan yang sudah berkembang sehingga dapat
disesuaikan dalam berbagai situasi.  
 Penciptaan (Origination)
• Membuat pola gerakan baru yang disesuaikan dengan situasi
atau permasalahan tertentu.

Anda mungkin juga menyukai