Kelompok 8
Ardy Wiratama
Muhammad Khalil
Keselamatan pasien menurut Vincent (2008), penghindaran, pencegahan dan perbaikan dari
hasil tindakan yang buruk yang berasal dari proses perawatan kesehatan.
Menurut World Health Organization (WHO), keselamatan pasien adalah tidak adanya bahaya yang
mengancam kepada pasien selama proses pelayanan kesehatan.
Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 11 Tahun 2017, keselamatan pasien adalah suatu sistem
yang membuat asuhan pasien lebih aman, meliputi asesmen risiko, identifikasi dan pengelolaan risiko
pasien, pelaporan dan analisis insiden, kemampuan belajar dari insiden dan tindak lanjutnya, serta
implementasi solusi untuk meminimalkan timbulnya risiko dan mencegah terjadinya cedera yang
disebabkan oleh kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan atau tidak mengambil tindakan yang
seharusnya diambil.
Keselamatan pasien (patient safety) adalah suatu sistem dimana rumah sakit membuat asuhan pasien lebih
aman, mencegah terjadinya cidera yang disebabkan oleh kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan atau
tidak mengambil tindakan yang seharusnya diambil.
Menurut Nursalam (2011), pasien safety adalah penghindaran, pencegahan dan perbaikan dari kejadian yang
tidak diharapkan atau mengatasi cedera-cedera dari proses pelayanan kesehatan.
Komponen – komponen Patient Safety
Komponen – komponen Patient Safety
Sasaran Keselamatan Pasien merupakan syarat untuk diterapkan di semua rumah sakit yang diakreditasi
oleh Komisi Akreditasi Rumah Sakit.Penyusunan sasaran ini mengacu kepada Nine Life-Saving Patient Safety
Solutions dari WHO Patient Safety (2007) yang digunakan juga oleh Komite Keselamatan Pasien Rumah
Sakit PERSI (KKPRS PERSI), dan dari Joint Commission International (JCI).
Enam sasaran keselamatan pasien adalah tercapainya hal – hal sebagai berikut :
1. Kekurangan Cairan
Kekurangan cairan terjadi akibat tidak adanya keinginan pasien untuk minum karena alasan mual, lupa dan tidak
haus.
Tindakan yang harus dilakukan untuk memenuhi cairan tubuh pasien adalah :
Jatuh pada pasien home care bisa terjadi akibat tempat tidur pasien yang tidak layak, set pengaman yang tidak
baik atau pasien yang gelisah. Jatuh bisa terjadi akibat pasien yang mengalami gangguan keseimbangan,
gangguan fungsi alat gerak, keterbatasan penglihatan, lantai yang licin, kamar mandi yang jauh, dan
keteledoran perawat. Jatuh dapat mengakibatkan berbagai masalah baru, seperti cedera, fraktur dan trauma
yang mengakibatkan pasien malas bergerak.
Tindakan yang dilakukan untuk mencegah terjadinya jatuh pada pasien adalah :
Dekubitus atau luka akibat tekanan merupakan masalah safety yang cukup serius. Kerusakan integritas kulit akibat
tekanan yang terus menerus pada sisi tubuh yang sama dapat mengakibatkan gangguan sirkulasi, hipoksia jaringan dan
kematian sel yang berkahir pada timbulnya luka dari yang ringan berupa warna kemerahan hingga terjadi ulkus.
Menjaga kebersihan diri merupakan tindakan yang paling penting dalam perawatan pasien dirumah, terutama pada
pasien-pasien yang ketergantungann penuh (total care).
Dampak yang sering timbul pada masalah personal hygiene adalah (Ambarawati & Sunarsih, 2011) :
Dampak fisik Banyak gangguan kesehatan yang diderita seseorang karena tidak terpeliharanya kebersihan
perorangan dengan baik. Gangguan fisik yang sering terjadi adalah gangguan integritas kulit, gangguan membrane
mukosa mulut, infeksi pada mata dan telinga serta gangguan fisik pada kuku.
Dampak psikososial Masalah sosial yang berhubungan dengan personal hygiene adalah gangguan kebutuhan rasa
nyaman, kebutuhan dicintai dan mencintai, kebutuhan harga diri, aktualisasi diri dan gangguan interaksi sosial.
Penyakit yang mungkin terjadi akibat personal hygiene yang kurang optimal :
Stomatitis
Oral Candidiasis
Serumen
Selulitis
Kutu
Bau mulut
Dermatitis
Tindakan yang Berhubungan dengan Patient Safety
1. Tindakan Personal Hygiene Yang Dalam Home Care
Menurut Tarwoto (2004) personal hygiene adalah suatu tindakan untuk memelihara kebersihan dan kesehatan
seseorang untuk kesejahteraan fisik dan psikis. Pemenuhan personal hygiene diperlukan untuk kenyamanan
individu, keamanan, dan kesehatan. Kebutuhan personal hygiene ini diperlukan baik pada orang sehat maupu
pada orang sakit.
Berikut tindakan personal hygiene yang harus dilakukan dalam home care :
a. Oral hygiene 2 kali sehari
b. Memandikan pasien 2 kali sehari
c. Mencuci rambut setiap 3 hari sekali
d. Membersihkan serumen 1 minggu sekali
e. Membersihkan vulva dan preputium setiap hari
f. Potong rambu setiap bulan
g. Potong kuku setiap minggu
h. Khusus penderita diabetes mellitus dilakukan perawatan kaki setiap hari
2. Tindakan Perawatan Pencegahan Infeksi Silang.
a. Infeksi Silang
Masalah penting yang menjadi perhatian utamadalam perawatan pasien. Infeksi silang terjadi akibat penyebaran
kuman dari lingkungan kepada pasien. Secara umum bila dibandingkan dengan di rumah sakit, risiko terjadi
infeksi nasokomial pasien yang dirawat dirumah lebih sedikit bila dibandingkan dengan dirumah sakit.
Tindakan perawatan sangat diperlukan dalam upaya mencegah terjadinya infeksi silang. Tindakan
tersebut meliputi:
• Cuci tangan sebelum ke pasien, sebelum menyentuh tubuh pasien, setelah melakukan suatu
tindakan, setelah menyentuh tubuh pasien dan setelah meninggalkan ruangan pasien.
• Cuci tangan dilakukan dengan air mengalir atau bahan cuci tangan berbasis alcohol.
• Jika perawat/care giver sedang sakit dan berisiko menularkan sebaiknya tidak kontak dengan pasien
• Perbaiki status gizi pasien
• Lakukan perawatan chateter dan infus setiap hari
• Ganti selang kateter setiap minggu
• Ganti IV-line setiap 3 hari.
• Untuk pasien yang rentan batasi pengunjung. Gunakan pakaian khusus pengunjung.
• Gunakan handshoen untuk tindakan yang berisiko kontak dengan mukosa, darah dan cairan tubuh pasien.
• Cegah pnemonia dengan cara sebagai berikut
Tindakan Keperawatan
Pasien memiliki ruangan tersendiri
Bersihkan ruangan pasien setiap hari
Bersihkan bekas darah dan cairan dengan cairan hypoclocit
10 %
Keluarga harus menggunakan sarung tangan yang tidak steril tetapi disposibel saat menolong pasien BAB, BAK
makan dan minum.
Pisahkan plastic penyimpanan bahan sisa perawatan dan
buatkan tempat penyimpanan jarum dan benda tajam.
Simpan makanan yang tidak terpakai di lemari pendingin
Hubungi dokter penanggungjawab jika ada pasien diare.
e. Peralatan Yang Harus Disiapkan Untuk Mencegah Infeksi Nasokomial
a. Definisi
Kontraktur adalah sebuah istilah yang menjelaskan terjadinya kekauan pada otot dan sendi sebagai dampak dari kurangnya
aktivitas yang menggunakan otot sendi. Kontraktur bisa terjadi pada alat gerak yang sehari – harinya aktif.
Kontraktur adalah kelainan atau “pemendekan permanen” dari otot atau sendi yang terjadi saat jaringan lunak di bawah
kulit berkurang kelenturannya dan tidak dapat meregang. Kondisi ini juga dapat mengenai tendon dan ligament, dan
dapat terjadi di seluruh bagian tubuh.
Leher
Pinggang
Paha
Lengan atas
Siku
Lutut
a. Definisi
Medication error merupakan tindakan yang sangat berisiko mengancam keselamatan pasien. Medication error terjadi
akibat kesalahan diagnosis, kesalahan pemilihan obat, reaksi alergi obat, efek samping obat, dosis yang tidak sesuai, cara
pemberian yang salah serta waktu pemberian yang tidak sesuai waktunya.
a. Definisi
Bunuh diri adalah salah satu upaya seorang individu untuk melarikan diri sebagai bentuk ketidakmampuan dalam
menghadapi kondisi sakitnya.
Percobaan bunuh diri dapat dilakukan dengan berbagai cara antara lain menjatuhkan diri dari kamar dengan lantai
tinggi, menggantung diri, menyetrum diri dengan listrik, meminum obat yang melebihi dosis, memotong nadi atau bagian
vital tubuh lainnya dengan pisau, pecahan botol atau kuku dan membenturkan kepala di tembok.
b. Upaya untuk Mencegah Percobaan Bunuh Diri
Jauhkan benda tajam dari jangkauan pasien
Potong kuku pasien
Jangan menempatkan tali, kain panjang di dekat pasien
Pasang pengaman tempat tidur
Kunci pintu atau jendaka jika tidak bisa diawasi
Jauhkan obat dari jangkauan pasien
Sebaiknya pasien ditempatkan di kamar lantai bawah
Berikan dukungan moral dan spiritual serta kehangatan