Anda di halaman 1dari 11

PANCASILA SEBAGAI PARADIGMA KEHIDUPAN

DALAM BERMASYARAKAT, BERBANGSA, DAN


BERNEGARA

Disusun oleh :
Dimas Daud Darojah (1902001)
Dimas Seto (2102025)
Alfian Nur Hikmah (2102026

Dosen Pengampu : Dra., Kusdwiyani, M.Pd

PROGRAM STUDI DIII


TEKNIK INSTRUMENTASI ELEKTRONIKA MIGAS
SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI MINYAK & GAS BUMI
BALIKPAPAN
A. Pengertian Paradigma

Istilah paradigma menurut kamus Bahasa Indonesia, yaitu (1) daftar dari semua pembentukan dari sebuah kata
yang memperlihatkan konjugasi dan deklinasi kata tersebut, (2) model dalam teori ilmu pengetahuan, (3) kerangka berfikir.
Dalam konteks ini pengertian paradigma adalah pengertian kedua dan ketiga, khususnya ketiga, yakni kerangka berfikir.

Secara terminologis tokoh yang mengembangkan istilah paradigma sebagai ilmu pengetahuan terutama dalam
kaitannya dengan filsafat ilmu pengetahuan adalah Thomas S. Khun. Pengertian paradigama adalah:

“suatu asumsi-asumsi dan asumsi-asumsi teoritis yang umum , sehingga merupakan sumber hokum, metode, serta
penerapan dalam ilmu pengetahuan yang menentukan sifat, cirri, serta karakter ilmu pengetahuan itu
sendiri (Kaelan, 2010)”.

Sifat ilmu pengetahuan yang dinamis menyebabkan semakin banyak hasil-hasil penelitian, sehingga membuka
kemungkinan ditemukan kelemahan-kelemahan pada teori-teori yang digunakan. Dengan demikian para ilmuwan mengkaji
kembali teori-teori dasar dari ilmu itu sendiri. Contohnya dalam ilmu social manakala suatu teori didasarkan kepada hasil
penelitian ilmiah berdasarkan metode kuantitatif yang mengkaji manusia dan masyarakat bedasarkan sifat-sifat parsial,
terukur dan korelatif ternyata hasil daripada ilmu pengetahuan itu secara epistemologis hanya mengkaji satu aspek saja dari
objek ilmu pengetahuan, yaitu manusia. Bedasarkan kajian paradigm ilmu pengetahuan social tersebut kemudian
dikembangkan metode baru, yaitu metode kualitatf.
B. Pancasila Sebagai Paradigma Pembangunan

Paradigma  pembangunan nasional mengandung suatu konsekuensi bahwa dalam segala


aspek pembagunan nasional kita harus mendasarkan pada hakikat nilai-nilai sila-sila Pancasila.

1. Pancasila Sebagai Paradigma Pembangunan Bidang Politik

Pembangunan ditujukan untuk membentuk pemerintahan demokratis yang menjunjung kebebasan


berpendapat serta melayani tuntutan rakyat secara adil, terbuka, jujur, dan akuntabel. Dalam hal ini
Pancasila memberikan dasar-dasar moralitas politik negara yang berdasarkan Ketuhanan yang Maha
Esa dan kemanusiaan yang adil dan beradab.

2. Pancasila Sebagai Paradigma Pembangunan Bidang Ekonomi

Dalam pembangunan ekonomi, pemerintah harus berlandaskan Pancasila terutama sila kelima, yaitu
keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Dalam ekonomi kerakyatan, kebijakan ekonomi harus
ditujukan sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat. Selain itu, pembangunan ekonomi harus
berdasarkan moralitas kemanusiaan dan Ketuhanan.
3. Pancasila Sebagai Paradigma Pembangunan Sosial Budaya

Pembangunan sosial budaya harus mampu meningkatkan harkat dan martabat manusia,
yaitu menjadi manusia yang berbudaya dan beradab. Kemudian berdasarkan sila persatuan
Indonesia, pembangunan sosial budaya dikembangkan atas dasar penghargaan terhadap
budaya-budaya yang beragam di Nusantara.

2. Pancasila Sebagai Paradigma Pembangunan Hukum

Salah satu tujuan negara Indonesia adalah melindungi segenap bangsa Indonesia dan
seluruh tumpah darah Indonesia. Untuk mewujudkannya, diperlukan perlindungan hukum
kepada semua warga negara tanpa diskriminasi. Dengan demikian, substansi hukum yang
dikembangkan harus merupakan perwujudan sila-sila yang terkandung dalam Pancasila.
C. Pancasila sebagai Paradigma Reformasi

Reformasi adalah menata kehidupan bangsa dan Negara dalam suatu sistem Negara di bawah  nilai-nilai
Pancasila, bukan menghancurkan dan membubarkan bangsa dan Negara Indonesia.

1. Gerakan reformasi

Disebabkan oleh krisis berkepanjangan, serta praktek KKN

a. Gerakan reformasi dan ideology Pancasila

Syarat gerakan reformasi :

i.Dilakukan karena adanya suatu penyimpangan.

ii.Harus dengan suatu cita-cita yang jelas

iii.Dilakukan dengan berdasar suatu kerangka struktural tertentu.

iv.Dilakukan kearah dan keadaan yang lebih baik.

v.Dilakukan dengan suatu dasar moral dan etika sebagai manusia yang berketuhanan yang Maha Esa, serta
terjaminnya persatuann dan kesatuan bangsa.
b. Pancasila sebagai dasar cita cita reformasi

Dapat diuraikan sebagai berikut :

i.Reformasi yang sesuai sila pertama yaitu gerakan kearah perubahan harus mengarah
kepada suatu kondisi yang lebih baik bagi kehidupan manusia sebagai makhluk tuhan.

ii.Berdasarkan sila kedua, reformasi harus dilakukan dengan dasar-dasar nilai manusia
yang bermartabat.

iii.Berdasarkan sila ketiga, reformasi harus berdasarkan nilai persatuan, harus menjamin
tetap tegaknya NKRI

iv.Jiwa reformasi harus berakar pada asas kerakyatan

v.Visi reformasi harus jelas, yaitu terwujudya keadilan sosial bagi seluruh rakyat
Indonesia.
2. Pancasila sebagai paradigma reformasi hukum

Dapat diuraikan sebagai berikut :

1)Pancasila sebagi sumber nilai perubahan hukum, Reformasi hukum dewasa ini selain Pancasila
sebagai paradigma pembaruan hukumnya, juga diambilkan dari sumber norma dan sumber nilai,
selama hal tersebut tidak bertentangan dengan nilai nilai yang terkandung dalam Pancasila.

2)Dasar yuridis reformasi hukum, Dasar yuridisnya adalah : Tap no.XX/MPRS/1966, yang
menyatakan bahwa Pancasila sebagai sumber hukum di Indonesia, yang berarti sebagai sumber
produk serta proses penegakan hukum di Indonesia.

3)Pancasila sebagai paradigma reformasi pelaksanaan hukum, Pelaksanaan hukum harus


berdasarkan pada suatu nilai sebagai landasan operasionalnya. Reformasi pada dasarnya untuk
mengembalikan hakikat dan fungsi Negara pada tujuan semula yaitu melindungi segenap bangsa
Indonesia.

 
3. Pancasila sebagai paradigma reformasi politik

Prinsip demokrasi dalam pancasila adalah bahwa kedaulatan tertinggi ada di tangan
rakyat. Rakyat adalah asal mula kekuasaan Negara, oleh karena itu paradigma ini harus menjadi
dasar dalam reformasi politik.

1) Reformasi atas sistem politik

Ditandai dengan adanya :


•Perubahan susunan keanggotaan MPR

•Perubahan susunan kenggotaan DPR,DPRD I, DPRD II.

•Reformasi partai politik

2) Reformasi atas kehidupan politik

Reformasi kehidupan politik juga dilakukan dengan meletakan cita-cita kehidupan kenegaraan dan
kebangsaan dalam suatu kesatuan waktu yaitu nilai masa lalu, masa kini dan kehidupan masa
datang.
4. Pancasila sebagai paradigma reformasi ekonomi

Langkah yang strategis dalam upaya melakukan reformasi yang berbasis pada
ekonomi kerakyatan yang berdasarkan nilai-nilai pancasila adalah sebagai berikut :

1)Keamanan pangan dan mengembalian kepercayaan, yaitu dilakukan dengan program “social


safety net” yang popular dengan program Jaring Pengaman Sosial (JPS). Sementara untuk
mengembalikan kepercayaan rakyat terhadap pemerintah, maka pemerintah harus secara
konsisten menghapuskan KKN, serta mengadili bagi oknum pemerintah masa orde baru yang
melakukan pelanggaran. Hal ini akan memberikan    kepercayaan dan kepastian usaha.

2)Program rehabilitasi dan pemulihan ekonomi. Upaya ini dilakukan dengan menciptakan kondisi
kepastian usaha.

3)Transformasi struktur, yaitu guna memperkuat ekonomi rakyat maka perlu diciptakan sistem
untuk mendorong percepatan perubahan structural.
D. Aktualisasi Pancasila dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa
dan bernegara

Aktualisasi pancasila dapat dibedakan atas dua macam yaitu aktualisasi objektif dan aktualisasi subjektif.

1. Aktualisasi Pancasila Objektif

Aktualisasi pancasila objektif yaitu aktualisasi pancasila dalam berbagai bidang kehidupan kenegaraan
yang meliputi kelembagaan Negara antara lain : legislatif, eksekutif, maupun yudikatif. Selain itu juga
meliputi bidang-bidang aktualisasi lainnya seperti politik, ekonomi, hukum terutama dalam penjabaran ke
dalam undang-undang, GBHN, pertahanan keamanan, pendidikan maupun bidang kenegaraan lainnya.

2. Aktualisasi Pancasila Subjektif

Aktualisasi pancasila subjektif adalah aktualisasi pancasila pada setiap individu terutama dalam aspek
moral dalam kaitannya dengan hidup Negara dan masyarakat. Aktualisasi yang subjektif tersebut tidak
terkecuali baik warga Negara biasa, aparat penyelenggara Negara, penguasa Negara, terutama kalangan elit
politik dalam kegiatan politik perlu mawas diri agar memiliki moral ketuhanan dan kemanusiaan
sebagaimana terkandung dalam pancasila
LOGO

Anda mungkin juga menyukai