Anda di halaman 1dari 22

VALIDASI PEMBUATAN TABLET

KHALILA TRI SYAHBANI ZULER (1811011037)


WANDA SABILA AZUKHRUF (1811011039)
AYU WULANDARI (1811011041)
WINCE AGUSTINA (1811011043)

KELAS A
• Validasi produk tablet sangat penting untuk memberikan dorongan yang besar pada
penggunaan teknik optimasi dalam desain produk tablet. Data base dipersyaratkan untuk
memvalidasi produk yang cukup memadai jika pengembangan diteruskan dengan
menggunakan teknis optimasi
• Validasi produk tablet yang diformulasi baru atau diformulasi kembali mensyaratkan dua
fase. Dalam fase I, tim pengembangan memformulasi produk dan proses umum pembuatan.
Dalam fase II, penekanan ditujukan pada validasi proses produksi skala bets. Fase II
biasanya diselesaikan pada permulaan produksi suatu produk yang diformulasi baru atau
diformulasi Kembali

BPOM, 2012
Tujuan dalam fase I, mencakup:
• Memproduksi suatu formula dan proses optimal
• Mengidentifikasi karakteristik tablet yang paling kritis dan menetapkan spesifikasi untuk tablet
• Menguantifikasi hubungan antara karakteristik tablet yang kritis dan variabel proses/ formulasi
• Menetapkan spesifikasi untuk variabel proses/formulasi untuk memastikan spesifikasi tablet akan
terpenuhi
• Mengusulkan pengujian dalam proses (in-process) untuk variabel proses kritis dan spesifikasi bahan
baku
• untuk variabel formulasi kritis jika sesuai Mendokumentasi informasi di atas

BPOM, 2012
tujuan dalam fase II yaitu:
• Membuktikan bahwa semua peralatan pembuatan dan sistem yang terkait (POB, kalibrasi peralatan, prosedur,
pembersihan, analisis, penemasan, dan pelatihan personel) telah memenuhi syarat untuk penggunaan dalam
pembuatan dan pengujian produk ini
• Membuat naskah protocol validasi proses sebelum membuat lot produksi pertama yang menetapkan prosedur
yang akan divalidasi.. Protokol ini harus ditulis untuk menantang batas yang diusulkan pada variabel
proses/formulasi kritis
• Melaksanakan produksi/lot validasi;mengumpulkan dan menganalisis data
• Membuktikan bahwa semua spesifikasi produk telah terpenuhi, meskipun tantangan ditimbulkan pada proses
• Mendokumentasi informasi di atas. Biasanya beberapa lot produksi dipersyaratkan untuk menyelesaikan
validasi fase II
BPOM, 2012
PROSES EVALUASI DAN SELEKSI
DARI SEDIAAN TABLET
1. Penimbangan
Parameter kritis dalam proses penimbangan adalah kebersihan alat timbangan. Hal ini sangat
penting untuk menilai kontaminasi dari bahan- bahan yang akan ditimbang. Setiap melakukan
penimbangan, alat harus selalu dibersihkan agar tidak tercampur dengan bahan-bahan
selanjutnya yang akan ditimbang.

BPOM, 2013
2.Pengayakan
Parameter kritis dalam proses pengayakan antara lain
• Waktu atau lama pengayakan
Waktu atau lama pengayakan (waktu optimum), jika pengayakan terlalu lama akan
menyebabkan hancurnya serbuk sehingga serbuk yang seharusnya tidak terayak akan menjadi
terayak. Jika waktunya terlalu lama maka tidak terayak sempurna.
• Massa sampel
Jika sampel terlalu banyak maka sampel sulit terayak. Jika sampel sedikit maka akan lebih
mudah untuk turun dan terayak
BPOM, 2013
• Intensitas getaran.
Semakin tinggi intensitas getaran maka akan semakin banyak terjadi. tumbukan antar partikel
yang menyebabkan terkikisnya partikel. Dengan demikian partikel tidak terayak dengan
ukuran tertentu.
• Pengambilan sampel yang mewakili populasi.
Sampel yang baik mewakill semua unsur yang ada dalam populasi, populasi yang dimaksud
adalah keanekaragaman ukuran partikel, mula yang sangat halus sampai ke yang paling kasar

BPOM, 2013
3. Pencampuran
• Pencampuran awal (Sebelum dilubrikasi).
Parameter kritis dari tahapan proses ini yang perlu divalidasi adalah lama pencampuran
(mixing time). Hal ini sangat kritis untuk menjamin distribusi zat berkhasiat homogen dalam
campuran suatu sediaan yang divalidasi. Pengambilan sampel dilakukan sebanyak 10 titik
yang ditentukan dalam drum mixer. Pengujian parameter kritis yang dilakukan adalah LOD
dan uji homogenitas (penetapan kadar zat berkhasiat).

BPOM, 2013
• Pencampuran akhir (Setelah dilubrikasi).
Parameter kritis dari tahapan proses ini yang perlu divalidasi adalah waktu pencampuran akhir.
Hal ini sangat kritis untuk menjamin keseragaman kandungan suatu batch. Pengambilan
sampel dilakukan sebanyak 10 titik yang ditentukan dalam drum mixer Pengujian parameter
kritis yang dilakukan adalah LOD dan uji homogenitas (penetapan kadar zat berkhasiat). Hasil
yang diperoleh dari pencampuran awal dan akhir adalah tidak ada perbedaan bermakna dari
hasil pengujian parameter kritis, baik LOD maupun uji homogenitas Hal ini membuktikan
bahwa drum mixer yang digunakan dapat menjamin distribusi zat berkhasiat dengan homogen
terhadap lama pencampuran yang ditentukan.

BPOM, 2013
4. Granulasi
• Jumlah bahan pengikat.
Jumlah bahan pengikat yang ditambahkan sangat mempengaruhi konsistensi granul basah
yang terbentuk. Jika jumlah bahan pengikat yang ditambahkan terlalu banyak dapat
menyebabkan over wetting (granul terlalu basah). Granul yang terlalu basah menyebabkan
granul susah diayak dan butuh pengeringan yang lebih lama untuk memperoleh granu! kering
dengan kadar air yang diinginkan Untuk mengetahui jumlah bahan pengikat yang digunakan
dalam proses granulasi basah antara lain: snow ball consistency, banana breaking test, soil
humidity test.

BPOM, 2013
• Waktu pencampuran.
Waktu pencampuran sangat mempengaruhi keseragaman zat aktif yang terkandung dalam
granul basah atau pun pada granul kering Dengan waktu pencampuran yang tepat diharapkan
terjadi pencampuran yang efektif antara zat aktif dengan zat tambahan lainnya sehingga
terbentuk campuran yang homogen dan memiliki sifat alir yang baik
• Ukuran Penyaring.
Ukuran penyaring mempengaruhi ukuran dan granul yang dihasilkan. Ukuran granul yang
dihasilkan harus seragam, mempunyai bentuk dan ukuran yang sama.

BPOM, 2013
5. Pengeringan
Pada proses pengeringan selalu dinginkan kecepatan pengeringan yang maksimal Oleh karena
itu, perlu dilakukan usaha-usaha untuk mempercepat pindah panas dan pindah massa (pindah
massa dalam hal ini perpindahan air keluar dari bahan yang dikeringkan dalam proses
pengeringan tersebut). Ada beberapa faktor yang perlu diperhatikan untuk memperoleh
kecepatan pengeringan maksimum, yaitu:

BPOM, 2013
• Luas permukaan.
Semakin luas permukaan bahan yang dikeringkan, maka akan semakin cepat bahan menjadi
kering. Biasanya bahan yang akan dikeringkan dipotong-potong untuk mempercepat pengeringan.
• Suhu
Semakin besar perbedaan suhu (antara medium pemanas dengan bahan yang dikeringkan), maka
akan semakin cepat proses pindah panas berlangsung sehingga mengakibatkan proses penguapan
semakin cepat pula. Atau semakin tinggi suhu udara pengering, maka akan semakin besar energi
panas yang dibawa ke udara yang akan menyebabkan proses pindah panas semakin cepat
sehingga pindah massa akan berlangsung juga dengan cepat.

BPOM, 2013
• Kecepatan udara
Umumnya udara yang bergerak akan lebih banyak mengambil uap air dari bahan yang akan
dikeringkan. Udara yang bergerak adalah udara yang mempunyai kecepatan gerak yang tinggi
yang berguna untuk mengambil uap air dan menghilangkan uap air dari permukaan bahan
yang dikeringkan.
• Tekanan atm dan vakum.
100°C. Pada tekanan udara lebih rendah dari 1 atmoslir air akan mendidih pada suhu lebih
rendah dari 100°C.

BPOM, 2013
• Kelembaban udara.
Semakin lembab udara di dalam ruang pengering dan sekitarnya, maka akan semakin lama
proses pengeringan berlangsung kering, begitu juga sebaliknya. Karena udara kering dapat
mengabsorpsi dan menahan uap air. Setiap tap bahan khususnya bahan pangan mempunyai
keseimbangan kelembaban udara masing-masing, yaitu kelembaban pada suhu tertentu dimana
bahan tidak akan kehilangan air (pindah) ke atmosfir atau tidak akan mengambil uap air dari
atmoslir.

BPOM, 2013
• Waktu
pengeringan berhubungan erat dengan kadar air yang terkandung dalam kador. Dengan Kadar air yang
tepat maka akan mempermudah pada proses pengempaan ataupun pencetakan. Jika granul yang
dihasilkan terlalu basah, maka dapat menyebabkan lengketnya granul pada proses pencetakan.
Sebaliknya jika granul yang dihasilkan terlalu kering, maka dapat menyebabkan capping pada proses
pencetakan Selama pengeringan dan lamanya waktu pengeringan dikontrol kedua faktor ini dapat
berpengaruh terhadap kandungan air dalam granul karena kering Kandungan air sisa dalam granul untuk
setiap bahan aktif tidak sama, air sisa ini berguna untuk mengaktifkan kembali sifatfungsi bahan pengikat
disamping untuk mencegah timbulnya muatan elektrostatik sewaktu pencetakan Semakin lama waktu
(balas tertentu) pengeringan, maka semakin cepat proses pengeringan selesai. Dalam pengeringan
diterapkan konsep HTST (High Temperature Short Time), Short time dapat menekan biaya pengeringan

BPOM, 2013
6. Pencetakan
Pencetakan Parameter kritis dari tahapan proses ini yang perlu divalidasi adalah tekanan dan
kecepatan pencetakan. Kekerasan ini dipakal sebagai ukuran dari tekanan pengempaan.
Semakin besar tekanan yang diberikan saat pengempaan akan meningkatkan kekerasan tablet.
Pada umumnya tablet yang keras memiliki waktu hancur yang lama (lebih sukar hancur) dan
disolusi yang rendah, namun tidak selamanya demikian.

BPOM, 2013
• Pada umumnya tablet yang baik dinyalakan mempunyai kekerasan antara 4-10 kg. Namun
hal ini tidak mutlak, artinya kekerasan table: dapat lebih kecil dari 4 atau lebih tinggi dari 8
kg. Kekerasan tablet kurang dari 4 kg masih dapat diterima dengan syarat kerapuhannya
tidak melebihi batas yang diterapkan. Tetapi biasanya tablet yang tidak keras akan memiliki
kerapuhan yang tinggi dan lebih sulit penanganannya pada saat pengemasan, dan
transportasi Kekerasan tablet lebih besar dan 10 kg masih dapat diterima, jika masih
memenuhi persyaratan waktu hancur disintegrasi dan disolusi yang dipersyaratkan.

BPOM, 2013
• Pengujian parameter kritis yang dilakukan adalah kekerasan, ketebalan, keseragaman bobot,
waktu hancur, friability, penetapan kadar zat berkhasiat dan disolusi. Kesimpulan yang
diperoleh dari pelaksanaan validasi proses tersebut adalah tidak ada perbedaan bermakna
dari hasil pengujian parameter kritis dari tiap tahapan proses ketiga batch berturut turut
Tekanan kompresi adalah aplikasi daya, tekanan, atau tenaga terhadap suatu objek yang
menyebabkan ia menjadi diperas, terjepit, atau dipadatkan

BPOM, 2013
• Tahap kompresi dari proses kompresi tablet membentuk tablet Tahap ini melibatkan
menyatukan pukulan atas dan bawah di bawah tekanan dalam die untuk membentuk tablet.
Sebagai pukulan memasuki tahap kompresi, pukulan atas dan bawah bergerak di antara dua
roda besar yang disebut tekanan gulungan. Tekanan ini gulungan mendorong pukulan
bersama untuk membentuk tablet. Jarak antara pukulan atas dan bawah menentukan
ketebalan dan kekerasan tablet. Ketika pukulannya berdekatan, dihasilkan tablet yang tipis
dan keras. Ketika pukulannya jauh dan terpisah, tablet yang dibuat lebih lembut dan lebih
tebal. Keseimbangan yang tepat dari ketebalan dan kekerasan menentukan roll jarak optimal
untuk setiap produk tertentu. Penyesuaian ini dilakukan sambil menjaga berat tablet tetap
konstan.

BPOM, 2013
7. Pengemasan Primer (Strip)
Bagian mesin strip yang kritis dalam pengemasan primer adalah bagian feeding guide, feeding
chute, dan sealing. Bagian feeding guide adalah bagian yang terdapat pada hopper mesin,
berbentuk seperti relijalur dan berfungsi untuk mengarahkan tablet atau kapsul satu persatu
secara berurutan ke dalam feeding chute. Bagian feeding chute adalah bagian saluran atau jalur
tablet sebelum masuksealing. Bagian sealing berfungsi untuk membungkus tablet kapsul
dengan cara menempelkan 2 sisi alufail dengan panas tinggi sehingga rapat.

BPOM, 2013
REFERENSI
• Badan POM, 2012, Pedoman Cara Pembuatan Obat yang Baik, Jakarta: BPOM RI.
• Badan POM RI, 2013, Petunjuk Operasional Penerapan Pedoman Caral Pembuatan Obat
yang Baik 2012 Jilid 1, Jakarta: Badan POM RI
• Badan POM RI, 2013, Petunjuk Operasional Penerapan Pedoman Cara Pembuatan Obat
yang Baik 2012 Jilid II, Jakarta: Badan POM RI

Anda mungkin juga menyukai