Anda di halaman 1dari 12

Sumber-Sumber Hukum Tata Negara &

Hukum Administrasi Negara

NAMA : ANISA AFRIANTI


NIM: 1120015
LOKAL : HK-A
MATA KULIAH : HTN & HAN
A. Sumber-Sumber Hukum Tata Negara

Sumber HTN Secara Umum


a. Sumber Hukum Materiil
Keputusan penguasa yang berwenang untuk membuat keputusan
tersebut (sebagaimana halnya hukum positif). Sumber hukum ini ditinjau
dari materi yang ada dalam sumber hukum ini harus dibuat oleh penguasa
yang berwenang untuk membuat hukum tersebut.
b. Sumber Hukum Formil
Bentuk-bentuk keputusan penguasa yang berwenang membuat
keputusan tersebut. Sumber hukum ini ditinjau dari bentuk keputusan dari
sumber hukum materiil.
Dalam pembuatan sumber hukum materiil dibedakan antara lapangan hukum privat dan
lapangan hukum publik.

1. Lapangan Hukum Privat


A. Bersifat Umum, yang berwenang membuat adalah penguasa/pemerintah/negara.
B. Bersifat Khusus, yang berwenang membuat adalah para pihak yang mengadakan hubungan hukum
tersebut
2. Lapangan Hukum Publik : Subyek yang berwenang membuat sumber hukum hanya pihak penguasa.
Kadangkala suatu peraturan formil yang belum dicabut, diganti atau diubah dengan yang
lain, tetapi belum mendapat pelaksanaannya dalam praktek disebut sebagai peraturan yang kehilangan
fungsinya sebagai hukum. Adapun faktor penyebabnya ada 4 yaitu :
1). Isinya tidak cocok dengan kebutuhan hukum dan masyarakatnya.
Contoh: Keppres tentang kenaikan BBM
2). Pada mulanya sudah cocok, tetapi dalam perkembangannya menjadi tidak cocok.
Contoh: UU No.22 Tahun 1999
3). Sebenarnya isi sudah cocok dengan kebutuhan hukum masyarakatnya, namun pelaksanaannya/aparat
yang tidak mampu/tidak bersedia melaksanakannya.
Contoh: UU Lalu Lintas
4). Sudah cocok dengan kebutuhan masyarakat tetapi situasi negara tidak memungkinkan.
Contoh: Perpu Gusdur
Adapun Sumber-sumber hukum yang berlaku secara
universal antara lain :

1. Konstitusi
Dilihat dari bentuknya ada yang tertulis (biasanya disebut UUD) ada
yang tidak tertulis (disebut Konvensi)
Konstitusi adalah kumpulan asas (peraturan hukum) yang didalamnya
diatur kekuasaan pemerintah, hak-hak yang diperintah, dan dibuat antara
keduanya (yang diperintah dan yang memerintah).

Adapun materi muatan yang harus terkandung didalam konstitusi minimal


ada tiga hal:
a. Adanya pengaturan tentang perlindungan HAM kepada warga negara
untuk membatasi penguasa dan negara
b. Susunan ketatanegaraan suatu negara yang bersifat fundamental
c. Adanya pembagian kekuasaan
Bukti Konstitusi UUD 1945 Memuat 3 Materi diatas adalah:

1) Adanya Pengaturan tentang Perlindungan HAM yaitu Pasca amandemen


UUD 1945 bisa dilihat dalam Pasal 27, Pasal 28, Pasal 29, Pasal 30,31,33,
dan Pasal 34
2) Susunan Ketatanegaraan yang Fundamental yaitu Hal ini berkaitan dengan
bentuk negara. Pasal 1 ayat (1) yang menyatakan negara Indonesia ialah
negara kesatuan. Ini berarti hanya ada 1 pemerintahan yang dijalankan
yaitu pemerintah pusat, sedangkan pemerintahan daerah adalah
konsekuensi adanya distribusi kewenangan yang diberikan oleh
pemerintah pusat ke daerah untuk membantu jalannya pemerintahan.
3) Adanya Pembagian Kekuasaan yaitu Sesuai dengan Trias Politika, di
Indonesia pun juga ada pembagian kekuasaan dalam UUD 1945
meskipun tidak dinyatakan secara eksplisit. Pasal 4 ayat (1) bahwa
presiden RI memegang kekuasaan pemerintahan menurut UUD. Ini
merupakan pengejewantahan bahwa Presiden adalah penyelenggara
pemerintahan atau sebagai pemegang kekuasaan eksekutif.
.

2. Konvensi adalah kebiasaan ketatanegaraan yang berlangsung dan dihormati dalam masyarakat
negara dan yang tidak dapat dipaksakan berlakunya apabila terjadi pelanggaran terhadapnya.
Konvensi yang berlaku di Indonesia, contohnya :
a. Pidato kenegaraan Presiden menjelang proklamasi setiap tanggal 16 Agustus (dibandingkan
dengan konvensi yang berlangsung pada masa Presiden Soekarno). Pada masa Soekarno,
pidato tanpa teks pada hari H yaitu tanggal 17 dihadapan rakyat. Sedangkan sekarang
dilaksanakan pada tanggal 16 dihadapan anggota DPR/MPR dengan membaca teks disiarkan
melalui media elektronik, sehingga diketahui oleh rakyat. Adanya penyimpangan ini, Presiden
tidak dikenai sanksi, karena ini hanya sebuah kebiasaan.
b. Pidato kenegaraan RAPBN, Presiden dihadapan sidang DPR
RAPBN dibuat oleh presiden karena presiden sebagai kepala negara dan kepala pemerintahan
yang mengetahui kondisi keuangan negara. Untuk menjadi APBN harus mendapatkan
persetujuan dari DPR, hal ini sesuai dengan Pasal 23 ayat (2). Yang merupakan konvensi
adalah pidato RAPBN Presiden dihadapan DPR.
3. Traktat / perjanjian (bilateral dengan multilateral)
Tahapan sebuah traktat bisa menjadi sumber hukum adalah
- Perundingan
- Penandatanganan Kesepakatan
- Penguatan/ratifikasi
- Pengumuman
4. Yurisprudensi adalah kumpulan putusan hakim yang dijadikan sebagai sumber hukum.
5. Pendapat Para Ahli/Doktrin
B. Sumber-Sumber Hukum Administrasi Negara

1. Sumber Hukum Material


Sumber hukum dalam arti material ialah sumber hukum sebagai
tempat asalnya hukum itu. Sumber hukum material adalah faktor-faktor
yang ikut mempengaruhi materi atau isi dari aturan-aturan hukum atau
faktor-faktor masyarakat yang mempengaruhi pembentukan hukum atau
tempat dimana materi hukum itu diambil. Faktor-faktor tersebut meliputi:
a. Sumber Hukum Historis, ada dua jenis sumber hukum historis yaitu:
1). Undang-undang dan sistem hukum tertulis yang berlaku pada
masa lampau disuatu tempat
2). Dokumen-dokumen dan surat-surat serta keterangan lain dari
masa lampau.
Sumber hukum dari sudut historis ini yang paling relevan adalah
undang-undang dan sistem hukum tertulis di masa lampau, sedangkan
dokumen dan surat-surat keterangan hanya bersifat mengenalkan hukum
yang berlaku dimasa lampau.
.

b. Sumber Hukum Sosiologis/Faktor Sosiologis/Antropologis


Dari sudut sosiologis, sumber hukum materil itu adalah seluruh
masyarakat. Sudut ini menyoroti lembaga-lembaga sosial sehingga dapat
diketahui apakah yang dirasakan sebagai hukum oleh lembaga-lembaga
itu. Dari pengetahuan tersebutlah dapat dibuat materi hukum yang sesuai
dengan kenyataan sosiologisnya. Bisa dikatakan bahwa faktor-faktor
sosial dalam masyarakat dapat mempengaruhi isi hukum positif, faktor
tersebut bisa meliputi pandangan ekonomis, pandangan agamais, dan
psikologis.
c. Sumber Hukum Filosofis/Faktor Filosofis
Dalam Sumber Hukum dalam arti filosofis terdapat dua hal yang
dapat menjadi sumber hukum, yaitu:
1). Sebagai ukuran atau sumber ntuk menentukan bahwa sesuatu bersifat
adil.
2). Sebagai faktor yang mendorong seseorang untuk menaati kewajiban
terhadap hukum.
.

2. Sumber Hukum Formal


a. Undang-Undang
Undang-undang adalah peraturan negara yang dibentuk oleh alat
perlengkapan negara yang berwenang dan mengikat masyarakat umum.
Undang-Undang dalam hal ini dibedakan menjadi :
1). Undang-Undang dalam arti Formal, adalah undang-undang yang
dihasilkan oleh presiden bersama Dewan Perwakilan Rakyat yang berisi
aturan tingkah laku yang mengikat umum. Hal ini dipertegas dalam
rumusan Pasal 1 ayat (3) UU No. 10 Tahun 2004. yang dimaksud dengan
Undang-Undang adalah peraturan perundang-undangan yang dibentuk
oleh DPR dengan persetujuan bersama Presiden.
2). Undang-Undang dalam arti Material adalah peraturan perundang-
undangan, yaitu produk hukum tertulis yang dikeluarkan pejabat yang
berwenang yang isinya mempunyai sifat mengikat penduduk secara
langsung. Berdasarkan Pasal 7 ayat (1) UU No. 12 Tahun 2011 tentang
jenis dan hierarki Peraturan perundang-undangan
.

Berdasarkan Pasal 7 ayat (1) UU No. 12 Tahun 2011 tentang jenis dan
hierarki Peraturan perundang-undangan terdiri atas :
a). Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
b). Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat
c). Undang-Undang/ Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang
d). Peraturan Pemerintah
e). Peraturan Presiden
f). Peraturan Daerah Provinsi
g). Peraturan Daerah Kabupaten/Kota

Perbedaan dari kedua macam Undang-Undang tersebut terletak


pada sudut peninjauaannya.
Undang-Undang dalam arti Formal ditinjau dari segi pembuatan dan
bentuknya. Untuk memudahkan membedakannya, maka Undang-undang
dalam arti material biasanya diistilahkan dengan perundang-undangan,
sedangkan undang-undang dalam arti formal disebut dengan Undang-
Undang.
.

b. Yurisprudensi
Yurisprudensi adalah putusan hakim administrasi yang telah lalu
yang memutus perkara administrasi dan sudah mempunyai kekuatan
hukum yang tetap.
c. Traktat/Perjanjian
Traktat/Perjanjian adalah perjanjian internasional yang diadakan,
baik oleh dua negara (perjanjian bilateral) ataupun dilakukan oleh lebih
dari dua negara (perjanjian multilateral). Akibat perjanjian ini adalah
bahwa pihak-pihak yang bersangkutan terikat pada perjanjian yang merka
adakan itu (Pacta Sun Servanda).
d. Doktrin
Doktrin adalah pendapat para ahli. Dpktin dapat menjadi sumber
formal Hukum Administrasi Negara sebab pendapat para ahli itu dapat
melahirkan teori-teori dalam lapangan Hukum Administrasi Negara yang
kemudian dpat mendorong timbulnya kaidah-kaidah Hukum Administrasi
Negara. Doktrin baru menjadi sumber hukum bila diterima oleh
masyarakat tanpa proses perundangan.
.

e. Praktik Administrasi Negara/Konvensi/Hukum Tidak Tertulis


Konvensi adalah aturan-aturan yang timbul dan terpelihara
dalam praktik penyelenggaraan negara. Konvensi yang menjadi sumber
hukum Administrasi Negara adalah praktek dan keputusan-keputusan
hukum pejabat administrasi negara atau hukum tak tertulis, tetapi
dipraktekkan dalam kenyataan oleh pejabat administrasi negara.
Meskipun tidak tertulis, konvensi yang berupa praktik pejabat-pejabat
pemerintahan ini penting mengingat Hukum Administrasi Negara yang
selalu bergerak dan sering dituntut perubahannya oleh situasi. Tuntutan
situasi yang terjadi tiba-tiba itu sulit diimbangi dengan lahirnya hukum
tertulis, oleh sebab itu, perlu adanya konvensi sebagai hukum tidak
tertulis.

Anda mungkin juga menyukai