Anda di halaman 1dari 13

“DAMPAK AKTIFITAS MANUSIA TERHADAP

EKOSISTEM PERAIRAN”
 
 

NAMA KELOMPOK

1.ENJEL LAREGA

2.FREDRIK TOHENI
A.MACAM MACAM ZAT RACUN / PENCEMARAN

Jaman sekarang ini manusia telah mengenal banyak sekali jenis-jenis zat kimia. Sebagian besar sisa
zat kimia tersebut dibuang ke badan air atau air tanah. Seperti pestisida yang digunakan di pertanian,
industri atau rumah tangga, deterjen yang digunakan di rumah tangga, atau PCBs yang biasa
digunakan dalam alat-alat elektronik. Secara umum jenis jenis bahan buangan dapat dikategorikan
sebagai berikut:
• 1. Bahan Buangan Padat

Bahan buangan padat adalah bahan buangan yang berbentuk padat, baik yang kasar maupun yang
halus, misalnya sampah. Buangan tersebut bila dibuang ke air menjadi pencemaran dan akan
menimbulkan pelarutan, pengendapan ataupun pembentukan koloidal.
• 2. Bahan buangan organik dan olahan bahan makanan

Bahan buangan organic umumnya berupa limbah yang dapat membusuk atau terdegradasi oleh
mikroorganisme, sehingga bila dibuang ke perairan akan menaikkan populasi mikroorganisme.
• 3. Bahan buangan anorganik

Bahan buangan anorganik sukar didegradasi oleh mikroorganisme, umumnya adalah logam. Apabila masuk ke
perairan, maka akan terjadi peningkatan jumlah ion logam dalam air. Bahan buangan anorganik ini biasanya berasal
dari limbah industri yang melimbatkan unsur-unsur logam seperti timbal (Pb), Arsen (As), Magnesium (Mg), dll.
• 4. Bahan buangan cairan berminyak

Bahan buangan berminyak yang dibuang ke air lingkungan akan mengapung


menutupi permukaan air. Jika bahan buangan minyak mengandung senyawa yang

volatile, maka akan terjadi penguapan dan luas permukaan minyak yang menutupi
permukaan air akan menyusut.
• 5. Bahan buangan berupa panas

Perubahan kecil pada temperatur air lingkungan bukan saja dapat menghalau ikan
atau spesies lainnya, namun juga akan mempercepat proses biologis pada tumbuhan dan hewan bahkan akan
menurunkan tingkat oksigen dalam air. Akibatnya akan terjadi kematian pada ikan atau akan terjadi kerusakan ekosistem.
• 6. Bahan buangan zat kimia

Bahan buangan zat kimia banyak ragamnya, tetapi dalam bahan pencemaran air ini
akan dikelompokkan menjadi:
a. Sabun (deterjen, sampo dan bahan pembersih lainnya),
b. Bahan pemberantas hama (insektisida).
B. TRANSPORT DAN BIOAKUMULASI ZAT RACUN DALAM PERAIRAN AIR TAWAR

Bioakumulasi adalah penimbunan substansi di dalam tubuh suatu organisme. Bioakumulasi terjadi ketika
suatu substansi diserap oleh tubuh organisme dengan laju yang lebih cepat daripada pengeluaran substansi
tersebut lewat proses katabolisme dan ekskresi. Semakin panjang waktu paruh biologis suatu substansi,
maka semakin besar risiko keracunan yang dihadapi, bahkan jika konsentrasi racun tersebut tidak terlalu
tinggi.
Proses bioakumulasi dapat diprediksi dengan menggunakan pemodelan ilmiah. Contohnya adalah
bioakumulasi raksa pada ikan: raksa dapat mengalami bioakumulasi dalam tubuh manusia yang memakan
ikan dengan jumlah yang besar.
Biotransformasi dapat membantu memodifikasi proses bioakumulasi bahan kimia di dalam tubuh suatu
organisme
C. EFEK SUBLETHAL TERHADAP ORGANISME PERAIRAN

• Uji subletal merupakan bagian dari uji toksisitas kuantitatif yang dilakukan dengan pendedahan
larutan bahan kimia atau polutan dalam jangka waktu relatif lama dibandingkan uji toksisitas akut
(beberapa hari atau minggu) dan salah satu metode paling umum dilakukan untuk mengetahui
gejala awal yang ditimbulkan ikan
• kadar subletal phosphamidon terhadap gambar kerusakan jaringan yang telah dipelajari
pada ikan nila (Oreochromis niloticus Trew.) di Laboratorium Satwa Akuatik Fakultas Perikanan
dan Laboratorium Anatomi Fakultas Kedokteran Hewan Institut Pertanian Bogor.
Metode Pergantian air (renewal test) dengan penggantian 40% media uji yang diganti setiap hari
digunakan untuk uji toksisitas subletal. Jumlah ikan uji setiap kelompok percobaan adalah 30 ekor
dengan volume air 15 l. Kadar phosphamidon yang digunakan adalah 0 mg/l (kontrol), 3,7 mg/l, 7,4
mg/l, dan 11,0 mg/l dengan masing-masing mendapatkan tiga kali ulangan. Secara histopatologik
pada insang ditemukan kerusakan-kerusakan pada lamela sekunder, nekrosis, hipertrofi, fusi lamela
dan degenerasi jaringan penunjang kartilaginosa. Pada usus terlihat nekrosis mukosa, hipertrofi,
pendarahan pada lamina propia dan poliferasi jaringan ikat. Pada jaringan hepatopankreas terjadi
pendarahan, infiltrasi lekosit dan proliferasi jaringan ikat.
D. PENGERTIAN EROSI, EUTROPIKASI, SEDIMENTASI, DAN PENDANGKALAN

• Erosi

Erosi berasal dari bahasa Latin erosionem (berarti menggerogoti) adalah suatu peristiwa yang terjadi
secara alami oleh pengikisan padatan (sedimen, tanah, batuan, dan partikel lainnya) akibat transportasi
oleh angin, tanah dan material lain di bawah pengaruh gravitasi atau oleh makhluk hidup semisal
hewan yang membuat liang atau pertumbuhan akar tanaman yang mengakibatkan retakan tanah dalam
hal ini disebut bio-erosi.
• Eutrofikasi 

Eutrofikasi  adalah peniimbunan mineral di perairan. Contohnya : penimbunan pupuk perairan di


danau akibat terbawa air hujan. Akibatnya antara lain : blooming alga, permukaan perairan menjadi
miskin oksigen, dan terjadi pendangkalan perairan.
• Sedimentasi 

Sedimentasi merupakan proses pengendapan sedimen, termasuk semua aktivitas yang mempengaruhi
dan merubah sedimen menjadi batuan sedimen. Batuan sedimen merupakan batuan yang terbentuk
dari akumulasi material hasil rombakan batuan yang sudah ada sebelumnya atau hasil aktivitas kimia
maupun organisme, yang diendapkan pada cekungan sedimentasi yang kemudian mengalami
pembatuan Pengertian proses sedimentasi meliputi proses transportasi dan pengendapan sedimen,
• Pendangkalan

Pendangkalan sungai adalah proses pengendapan material-material padat di bagian dasar sungai.
Fenomena ini umumnya disebabkan oleh penumpukan beberapa material alami seperti tanah, pasir
atau lumpur, namun juga bisa disebabkan oleh hasil kegiatan manusia seperti pembuangan sampah ke
sungai. Pendangkalan sungai merupakan salah satu masalah lingkungan yang kurang diperhatikan,
sehingga berdampak kepada masyarakat yang kehidupannya bergantung pada sungai tersebut.
Fenomena pendangkalan sungai dapat terjadi secara alami.
SEKIAN DAN TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai