Anda di halaman 1dari 25

39.

PEMERIKSAAN RADIOGRAFI
ABDOMEN POLOS, OMD, USUS
HALUS DAN ENEMA BARIUM
PENDAHULUAN

• Sinar X ditemukan oleh Prof. W. C. Roentgen pada tahun 1895, yang kemudian berkembang
pesat dan diterima sebagai metode pencitraan untuk mendeteksi berbagai jenis penyakit.
• Saat ini ilmu radiologi berkembang lebih jauh, bukan hanya menggunakan sinar pengion dan
energi foton, tetapi juga menggunakan gelombang suara, energi magnetik, dan zat radioaktif.
• Walaupun terdapat perkembangan dan kemajuan yang sangat canggih dari alat alat radiologi,
pemeriksaan radiologi konvensional sederhana masih memegang peranan penting untuk
mengetahui dan menggambarkan struktur anatomi dan fungsi dari saluran cerna.
RADIOLOGI ABDOMEN POLOS

• Merupakan pemeriksaan awal yang sangat sederhana, namun sangat berperan untuk
pemeriksaan tractus digestivus atau tractus urinarius dengan kontras media
• Merupakan pemeriksaan yang sangat penting pada kasus kegawatdaruratan seperti kasus akut
abdomen.
• Pada beberapa kasus dapat memberikan gambaran spesifik yang dapat dipakai untuk
menegakan diagnosis, namun dapat juga memberikan gambaran yang tidak spesifik sehingga
diperlukan pemeriksaan radiologi dengan modalitas lain. Seperti : pemeriksaan dengan kontras
media, ultrasonografi (USG), computed tomography (CT-Scan), magnetic resonance imaging
(MRI), radiologi intervensi ataupun kedokteran nuklir
• Foto polos abdomen dapat memberikan informasi penting seperti :
1. Batu radiopak pada tractus urinarius, saluran empedu, dan pancreas
2. Benda asing radiopak pada saluran pencernaan atau intrabdomen
3. Masa tumor yang berdensitas jaringan lunak atau yang berkalsifikasi
4. Ileus
5. Meteorismus
6. Asites
7. Pneumoperitoneum dan lainnya.
TEKNIK PEMERIKSAAN FOTO POLOS ABDOMEN

• Sebagai foto standar, dapat dilakukan pada posisi tidur telentang (supine) dengan arah sinar
vertical dan dapat dilakukan pada posisi tegak (erect) dengan arah sinar horizontal.
• Pada kasus akut abdomen dewasa harus dilakukan pemeriksaan dalam 3 posisi :
1. Posisi pasien tidur telentang dengan arah sinar rontgen vertical dari anterior (AP)
2. Posisi pasien tegak, atau bila keadaan pasien tidak memungkinkan dapat dilakukan posisi
semirecumbent (setengah duduk) dengan arah sinar rontgen horizontal dari anterior (AP)
3. Posisi pasien tidur miring ke kiri (left lateral decubitus / LLD) dengan arah sinar rontgen
horizontal dari anterior (AP)

• Batas batas foto harus mencakup dinding lateral kanan-kiri, diafragma kanan-kiri, dan
simfisis pubis
EVALUASI FOTO POLOS ABDOMEN

Hal hal yang dinilai pada foto polos abdomen:


• Posisi telentang
1. Dinding abdomen: lemak preperitoneal kanan dan kiri, apakah baik atau menghilang
2. Garis psoas kanan dan kiri, apakah baik, menghilang, atau adanya perlembungan (bulging)
3. Batu radiopak, kalsifikasi, atau benda asing yang radiopak
4. Kontur ginjal kanan dan kiri
5. Gambaran udara usus, ada tidaknya pelebaran lambung, usus halus, kolon, keadaan dinding
usus, dan jarak antara 2 dinding usus yang berdampingan
6. Kesuraman yang dapat disebabkan oleh cairan di luar usus atau massa tumor
• Posisi duduk / setengah duduk (semirecumbent)
1. Gambaran udara – cairan (air-fluid level) di lumen usus atau di luar usus, misalnya abses\
2. Gambaran udara bebas di bawah diafragma
3. Gambaran cairan di rongga pelvis atau abdomen

• Posisi tidur miring ke kiri (LLD)


Hampir sama dengan posisi duduk, Udara bebas terletak diantara hati dan dinding abdomen
atau antara pelvis dengan dinding abdomen.
PEMERIKSAAN OMD

• Dilakukan pada saluran pencernaan atas yang meliputi esofagus, lambung, dan duodenum
• Pemeriksaan konvensional yang dilakukan berupa esofagografi (barium swallow) dan
maagduodenografi (barium meal) atau oesofagomaagduodenografi (OMD).
• Pemeriksaan ini sebaiknya menggunakan flouroskopi yaitu alat rontgen yang mengeluarkan
sinar x terus menerus dan real time, untuk dapat mengamati pergerakan organ dilayar monitor
• Pemeriksaan OMD umumnya menggunakan kontras positif seperti barium sulfat yang
dicampur dengan air sehingga membentuk suspensi
• Dapat dilakukan dengan Teknik kontras tunggal (single contrast) atau kontras ganda (double
contrast)
INDIKASI DAN KONTRA-INDIKASI PEMERIKSAAN OMD

• Pemeriksaan OMD dilakukan pada pasien dengan keluhan dan gejala seperti nyeri abdomen,
mual dan muntah, kesulitan menelan, refluks gastroesofagus, penurunan berat badan yang tidak
diketahui penyebabnya, dan hal lain yang berhubungan dengan saluran cerna atas.
• Pemeriksaan OMD dapat membantu adanya kelainan anatomi dan fungsi organ seperti :
1. Akalasia
2. Barrets esofagus
3. Refluks gastroesofageal (GERD)
4. Hypertrophyc Pyloric Stenosis (HPS)
5. Ulkus
6. Skar atau striktur yang menyebabkan penyempitan lumen
7. Hernia hiatal
8. Divertikula
LANJUTAN

9. Varises esofagus
10.Gastritis
11.Tumor jinak / ganas
12.Benda asing

Kontraindikasi pemeriksaan OMD : terdapat sensitivitas terhadap media kontras, adanya aspirasi
pulmonal, dan kerusakan integritas dinding saluran cerna
PERSIAPAN PEMERIKSAAN OMD

• Memberikan penjelasan singkat tentang tujuan pemeriksaan, prosedur pemeriksaan dan


lamanya waktu yang dibutuhkan untuk pemeriksaan OMD
• Melakukan puasa selama 8 jam, pasien dilarang untuk minum, merokok dan mengunyah
permen karet karena dapat meningkatkan sekresi asam lambung dan air liur, yang dapat
menghambat penempelan barium ke mukosa lambung.
• Apabila terdapat riwayat alergi terhadap obat obatan dan makanan tertentu, maka pasien harus
memberitahukan kepada dokter radiologi. Karena barium dapat menimbulkan alergi
• Pasein yang sedang hamil harus memberitahukan kepada dokter radiologi karena fetus dalam
perkembangannya sangat sensitive terhadap radiasi sinar x.
• Menyediakan obat obatan anti alergi dan alat alat untuk tindakan emergensi untuk mengatasi
apabila terjadi reaksi hipersensitivitas
TEKNIK PEMERIKSAAN OMD
• Pasien dalam posisi duduk atau berdiri di depan sebuah mesin sinar x
• Pasien meminum cairan warna putih yaitu suspensi barium, Barium ini akan melapisi
permukaan dalam (mukosa) saluran pencernaan bagian atas sehingga menyebabkan kelainan
yang ada dipermukaan saluran cerna terlihat lebih jelas pada sinar x.
• Fluoroskopi atau video sinar x digunakan untuk melihat pergerakan cairan barium melalui
esofagus, lambung, dan duodenum.
• Selanjutnya, posisi pasien dirubah menjadi posisi berbaring di atas meja sinar x
• Meminta pasien untuk mengubah posisi miring kanan atau kiri dan tengkurap. Agar seluruh
mukosa saluran cerna bagian atas dapat dilapisi oleh barium
• Mengambil beberapa gambar dalam posisi berbaring untuk mendapatkan gambar dari sudut
pandang yang berbeda. Karena sering lesi yang kecil yang saling tumpang tindih dengan organ
lain menjadi tidak terdeteksi
• Setelah pemeriksaan selesai, foto radiografi yang didapat akan dianalisis
LANJUTAN

• Teknik pemeriksaan OMD yaitu Teknik dengan menggunakan kontras tunggal dan Teknik
kontras ganda.
• Teknik kontras tunggal merupakan Teknik yang relative mudah dikerjakan, karena pasien hanya
minum suspense barium. Kemudian gambar gambar diambil saat saluran cerna sudah terisi oleh
barium
• Teknik kontras gamda adalah kombinasi antara cairan barium dan udara yang menyebabkan
mukosa terlihat lebih rinci. Teknik ini relatif lebih sulit dilakukan karena selain minum barium,
pasien juga diberikan udara melalui granul effervescent pembentuk gas. Kristal effervescent ini
diminum bersamaan cairan barium. Gas menyebabkan lambung distensi dan memperluas
permukaan lambung yang dilapisi barium sehingga akan memperlihatkan detil detil lapisan
lambung tersebut.
KOMPLIKASI PEMERIKSAAN OMD

• Komplikasi yang paling sering muncul adalah konstipasi ringan. Karena dalam beberapa jam
setelah pemeriksaan OMD, barium akan keluar lewat feses. Sehingga disarankan kepada pasien
untuk banyak minum.
• Merasa kembung, akibat pemberian gas yang terlalu banyak.
• Munculnya reaksi alergi yang dapat diobat dengan pemberian anti histamin.
• Resiko kerusakan jaringan yang rendah akibat paparan sinar x setelah pemberian OMD
PEMERIKSAAN RADIOLOGI USUS HALUS

1. Barium follow through : Pemeriksaan dilakukan dengan menelan suspensi barium sekitar 200
– 500 cc, kemudian pasien telentang diatas meja pemeriksaan, kemudian perjalanan barium
diawasi dengan pesawat fluoroskopi sampai kontras memasuki sekum. Radiografi dilakukan
secara serial untuk dokumentasi yaitu 5 menit setelah meminum barium, 10 menit, 20 menit,
dan seterusnya sampai barium mengisi sekum.
2. Enteroclysis : Sebelum melakukan pemeriksaan, maka terlebih dahulu dipasang NGT dari
hidung sampai dudonum distal. Selanjutnya kontras barium dimasukan melalui NGT untuk
mengisi usus halus. Untuk mengembangkan usus halus maka dipompakan udara dengan cairan
metil selulosa ke dalam usus sehingga tercapai distensi usus halus. Pemeriksaan ini juga
disebut enema usus halus kontras ganda. Gambaran mukosa usus lebih detil dan
memungkinkan untuk mendeteksi lesi lesi kecil.
PEMERIKSAAN RADIOLOGIC KOLON : ENEMA BARIUM

• Pemeriksaan enema barium dikenal juga dengan istilah colon in loop adalah pemeriksaan
radiografi dari usus besar (kolon dan rectum) menggunakan suspense barium sulfat sebagai
media kontras.
PERSIAPAN PASIEN

• Prinsipnya pemeriksaan ini sangat bergantung kepada kebersihan saluran cerna


• Lamanya persiapan berkisar natara 1 sampai 2 hari
• Pola makan pasien dirubah menjadi makanan dengan konsistensi lunak, rendah serat, dan
rendah lemak.
• Pasien diminta untuk minum sebanyak banyaknya agar tinja lembek
• Pencahar hanya sebagai pelengkap pada keadaan pasien lansia, tirah baring lama, dan sembelit
kronis
INDIKASI ENEMA BARIUM

• Identifikasi dan evaluasi inflamasi usus


• Mencari penyebab kelainan struktur kolon seperti daerah penyempitan atau kantongan pada
dinding usus
• Untuk terapi intusepsi ileokolik yang sering terjadi pada anak anak
• Evaluasi keluhan yang berhubungan dengan saluran cerna
• Evaluasi masalah anemia dan penurunan berat badan
• Adanya riwayat keganasan pada pasien
KONTRAINDIKASI

• Pemeriksaan tidak boleh dilakukan pada Wanita hamil


• Kecurigaan perforasi usus
• Megakolon toksik
• Pasca pemeriksaan kolonoskopi
• Setelah dilakukan biopsy kolon dalam waktu dekat
• Pasien diketahui alergi terhadap kontras barium
KOMPLIKASI

• Perforasi kolon atau rectum sehingga dapat terjadi infeksi local


• Konstipasi berat atau obstruksi akibat terjadinya barium stone
TEKNIK PEMERIKSAAN

• Pemeriksaan enema barium ada dua tipe:


1. Enema barium kontras tunggal yaitu menggunakan barium kontras sebagai kontras positif
2. Enema barium kontras ganda yaitu menggunakan barium dan gas sebagai kontras negatif
EVALUASI HASIL PEMERIKSAAN ENEMA BARIUM
• Hasil normal jika kontras barium mengisi kolon secara merata mulai dari rectum sampai sekum
dan menunjukan gambaran mukosa. bentuk serta posisi kolon yang normal, dan tidak ada
hambatan aliran kontras.

• Gambaran kolon yang abnormal dapat merupakan tanda-tanda penyakit seperti :


• Apendisitis akut
• Kolitis
• Karsinoma kolorektal
• Polip kolorektal
• Divertikulosis
• Volvulus
• Penyakit Hirschsprung

Anda mungkin juga menyukai